Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
Membaca untuk Menulis

Fakultas

TEKNIK

Program
Studi

TEKNIK
SIPIL

Tatap
Muka

04

Abstract
Buku ini akan membahas tentang:
pengertian dan jenis-jenis membaca,
teknik-teknik membaca cepat, rumus
dan cara menghitung KEM, serta
berbagai hambatan dalam membaca
cepat.

Kode MK

Disusun Oleh

Drs. Sri Satata,


MM

Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada
bab ini, diharapkan mahasiswa
dapat memahami berbagai teknik
membaca cepat dan menerapkannya
dalam lingkungan akademik.

BAB IV
MEMBACA UNTUK MENULIS
4.1

Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami
berbagai teknik membaca cepat dan menerapkannya dalam lingkungan akademik.

4.2

Kompetensi Dasar :
(1) Mahasiswa mampu memahami pengertian dan jenis-jenis membaca.
(2) Mahasiswa mampu memahami tahapan-tahapan dan berbagai teknik membaca
cepat.
(3) Mahasiswa mampu memahami cara menghitung Kecepatan Efektif Membaca
(KEM).
(4) Mahasiswa mampu memahami berbagai hambatan dalam membaca cepat serta
mencari solusinya.

4.3

Indikator :
(1) Mampu menjelaskan pengertian membaca.
(2) Mampu menjelaskan jenis-jenis membaca.
(3) Mampu menjelaskan tahapan-tahapan dalam membaca.
(4) Mampu menjelaskan berbagai teknik membaca cepat.
(5) Mampu menjelaskan rumus menghitung Kecepatan Efektif Membaca.
(6) Mampu menghitung Kecepatan Efektif membaca (KEM) yang dicapainya.
(7) Mampu menjelaskan berbagai hambatan dalam membaca cepat.

4.4

Pengertian Membaca
Menurut Anderson dalam Alex dan ahmad HP, membaca ialah suatu proses
untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung
di dalam kata-kata yang tertulis.1
Adapun menurut Henry Guntur Tarigan, membaca adalah suatu proses yang
dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau media tertulis.2

1 Alex dan achmad HP, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010, 74.

2 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


Bandung: Angkasa, 2008, 7.

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo dalam Alex dan Achmad HP,
membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam
bahan tertulis.3
Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada
hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun
makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut,
pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.
4.5

Tujuan Membaca
Adapun tujuan membaca yang dikemukakan oleh Anderson dalam Alex dan Achmad
HP adalah:
(1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh perincian atau fakta-fakta.
(2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topic yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang
dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya.
(3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, dan untuk mengetahui urutan
atau susunan organisasi cerita.
(4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkann atau membaca
inferensi.
(5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan atau
membaca untuk mengklasifikasikan.
(6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh

3 Alex dan achmad HP, Bahasa Indonesia, 74.


201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh. Ini disebut membaca menilai
atau membaca mengevaluasi.
(7) Membaca untuk menemukan bagaimana cara sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita
mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini
disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan.4
Sedangkan Nurhadi mengungkapkan bahwa secara umum, tujuan membaca adalah (1)
mendapatkan informasi, (2) memperoleh pemahaman, (3) memperoleh kesenangan.
Secara khusus, tujuan membaca adalah (1) memperoleh informasi faktual, (2)
memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, (3)
memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh
kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang.5
Lebih lanjut berikut pendapat Waples dalam Nurhadi, yang menyampaikan bahwa
tujuan membaca adalah :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;


mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih;
bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;
memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;
mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;
menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.6

4.6

Jenis-jenis Membaca
Dari aspek kegiatannya, membaca dibagi menjadi lima macam, yakni:
1. Membaca Keras
Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan
bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti
ini

disebut

juga

sebagai

kegiatan

membaca

teknis.

2. Membaca dalam Hati


4 Alex dan achmad HP, Bahasa Indonesia, 76.
5 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1987,
11.

6 Nurhadi, Membaca Cepat, 18.


201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk


memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara fisik
membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca,
menggunakan

telunjuk/petunjuk

atau

gerakan

kepala.

3. Membaca Cepat
Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan,
akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan
menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu.
4. Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan
membaca;

biasanya

bahan

bacaan

diambil

dari

cerpen

dan

novel.

5. Membaca Analitik
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis;
menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang
tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.
Menurut Tarigan jenis membaca adalah sebagai berikut7:
(1) membaca nyaring
Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik.
Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat
membaca.
(2) membaca dalam hati.
Membaca dalam hati, terdiri atas :
a) membaca ekstensif
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas.
Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang
digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar
memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan
singkat.
Membaca Ekstensid dibagi menjadi:
membaca survey
membaca sekilas
7 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai, 11.
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

membaca dangkal
b) membaca intensif
membaca telaah isi:
membaca teliti
membaca pemahaman
membaca kritis
membaca ide-ide
membaca telaah bahasa:
membaca bahasa
membaca sastra
Nurhadi menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah
kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.8
(1) Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan
(a) mengenali ide pokok paragraf;
(b)mengenali tokoh cerita dan sifatnya;
(c) menyatakan kembali ide pokok paragraf;
(d)menyatakan kembali fakta bacaan;
(e) menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter
tokoh, dll.
(2) Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan:
(a) menafsirkan ide pokok paragraf;
(b) menafsirkan gagasan utama bacaan;
(c) membedakan fakta/detail bacaan;
(d)menafsirkan ide-ide penunjang;
(e) memahami secara kritis hubungan sebab akibat;
(f) memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.
(3) Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandati dengan:
(a) mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;
(b)menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang
problematis;
(c) menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.
(4) Kemampuan menganalisis ditandai dengan:
(a) memeriksa gagasan utama bacaan;
(b)memeriksa detail/fakta penunjang;
(c) mengklasifikasikan fakta-fakta;
(d)membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan;
(e) membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
(5) Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:
(a) membuat simpulan bacaan;
(b)mengorganisasikan gagasan utama bacaan;
(c) menentukan tema bacaan;
(d)menyusun kerangka bacaan;
(e) menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan;
(f) membuat ringkasan.
8 Nurhadi, Membaca Cepat, 28.
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

(6) Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan:

(a) menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara


keseluruhan;
(b)menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;
(c) menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau
fantasi pengarang;
(d)menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan;
(e) menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan
yang dibuat; menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran
kata, frasa, atau penyusunan kalimatnya.

4.7

Proses Membaca
Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di
antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up
menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu
menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu
menurut Harjasujana9 sama dengan pendapat Flesch yang mengatakan bahwa
membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu.
Begitu juga menurut pendapat Fries dalam Harjasujana bahwa membaca sebagai
kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola
yang terdiri atas lambang-lambang grafis.10
Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktifitas membaca terdiri atas dua bagian,
yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan
aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan
komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan
penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996:8)
mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbolsimbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang
bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan
9 Ahmad S. Harjasujana, Keterampilan Membaca, Jakarta: Karunika, 1986, 34.

10 Ahmad S. Harjasujana, Keterampilan, 35.


201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat
referensi dan evaluasi materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari
sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun
asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan
interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk
memahami materi yang dibaca.
4.8

Periode Membaca
1. Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan
materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca,
saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya. Tahap
prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca sebab tahap-tahap itu
memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.
Aktivitas

pada

tahap

prabaca

sangat

berguna

bagi

mahasiswa

untuk

membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk.


(1996:224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun
pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar
pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang
dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994: 5) mempertegas pendapat
Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurvei judul bab supaya bisa
mengembangkan membaca secara efektif ,dan bisa mengatur waktunya secara
fleksibel.
2. Saat-baca
Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini
dilakukan siswa untuk memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks
bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal
memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236)
mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saatbaca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang
dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun.
Sedangkan Leo (1994: 8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara
menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan
tersebut.
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

3. Pasca-baca
Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996:237) digunakan untuk
membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata
yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran
pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca, penceritaan kembali
dan aplikasi.
4.9
Teknik-teknik Membaca Cepat
A. Membaca Scanning
Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah
membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampaui
banyak kata. Menurut Mikulecky & Jeffries dalam Farida Rahim, membaca memindai
penting untuk meningkatkan kemampuan membaca.11 Teknik membaca ini berguna
untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin. Biasanya kita membaca kata per
kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai,
seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih
cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk
keperluan untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan
sebagainya, perlu lebih detil membacanya.
Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi spesifik secara
cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas halaman-halaman buku. Membaca
dengan teknik memindai artinya menyapu halaman buku untuk menemukan sesuatu
yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara cepat
keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu.
Teknik membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi
dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata,
kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata
bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata.
Langkah-langkah Scanning :
(1) Perhatikan penggunaan urutan seperti angka, huruf, langkah, pertama,
kedua, atau selanjutnya.
11 Farida Rahim, Pengajaran membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,
2005, 18.
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

(2) Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks
lainnya.
(3) Terkadang penulis menempatkan kata kunci di batas paragraf
Langkah atau proses scanning yang lain yakni: Scanning dilakukan dengan
cara:
(1) Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke bawah menemukan
informasi yang telah ditetapkan,
(2) Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap
dari informasi yang dicari, dan
(3) Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan karakteristik
yang dibaca (misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword di setiap
halaman bagian kanan atas, ensiklopedi disusun secara alfabetis dengan
pembalikan untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan sebagainya).
Tujuan Adapun tujuan dari membaca scanning yaitu:
(1) Mencari informasi dalam buku secara cepat,
(2) Scanning merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang
telah ditentukan pembaca,
(3) Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning dilakukan,
pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari.
(4) Mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks. Biasanya, ini dilakukan jika
Anda telah mengetahui dengan pasti apa yang Anda cari sehingga berkonsentrasi
mencari jawaban yang spesifik.
Contoh Membaca scanning/memindai misalnya membaca mencari arti kta di kamus,
menbaca acara siaran di Telivisi, membaca daftar pejalanan, memcari nomor telepon
di buku telepon,membaca daftar menu makan di rumah makan, membaca jadwal
pelajaran,mencari pada papan pengumuman, mencari topik pada daftar isi sebuah
buku dll
B. Membaca Skimming
Pengertian Membaca-layap (skimming) adalah membaca dengan cepat untuk
mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. 12 Membaca layap dibutuhkan untuk
mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi

12 Farida Rahim, Pengajaran membaca, 37.

201
2

10

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

paragraf, dan menemukan gagasan umum dengan cepat Mikulecky & Jeffries dalam
Farida Rahim.13
Pengertian lain dari membaca skimming adalah membaca sekilas atau
membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca. Skimming
dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan
bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat
dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami
tema besarnya.
Selain untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk mengetahui
apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel tersebut,
apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca
secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari membaca biasa.
Langkah-langkah Skimming :
(1) Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan
teks tersebut.
(2) Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih
jauh tentang topik tersebut.
(3) Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraph.
(4) Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit
luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya.
(5) Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut.
Tujuan Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekedar menyapu halaman,
sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu ketrampilan membaca yang
diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk berbagai tujuan,
seperti hal berikut:
(1) Untuk mengenali topik bacaan. Apabila anda pergi ke toko buku atau
perpustakaan dan ingin mengetahui pembahasan apa dalam buku yang anda pilih
itu, anda melakukan skimming beberapa menit (atau browsing). Skimming untuk
melihat bahan yang akan dibaca, sekadar untuk mengetahui bahan tersebut, juga
dilakukan orang untuk memilih artikel di majalah dan surat kabar (kliping).
(2) Untuk mengetahui pendapat orang (opini). Disini anda sudah mengetahui topik
yang dibahas, yang anda butuhkan adalah pendapat penulis itu terhadap masalah
tersebut. Misalnya, tulisan tajuk surat kabar; anda mungkin cukup membaca

13 Farida Rahim, Pengajaran membaca, 40.


201
2

11

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

paragraf pertama atau akhir yang biasanya memuat kesimpulan yang dibuat oleh
penulisnya (redaksi).
(3) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca
seluruhnya. Anda perlu melihat semua bahan itu untuk memilih ide yang bagus,
tetapi tidak membaca secara lengkap
(a) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan cara semua itu
disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antarbagian bacaan itu.
Mungkin secara kronologi, membandingkan, atau bentuk lain. Skimming
berguna untuk memilih bahan yang perlu dipelajari dan didingat. Skimming
berguna untuk survei buku sebelum dibaca, seperti dapat dilihat pada uraian
SQ3R sebelum ini.
(b) Untuk penyegaran yang pernah dibaca, misalnya dalam mempersiapkan ujian
atau sebelum menyampaikan ceramah. Skimming ini juga disebut sebagai
review (tinjau balik).
Contoh
Skimming untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah halaman buku teks
sehingga dapat memutuskan apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih
pelan dan mendetail. apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan
mendetail. scanning untuk menemukan nomor tertentu pada direktori telepon, kata
dalam kamus. Strategi Langkah-langkahskimming: Baca judul, sub judul dan
subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut. Perhatikan
ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik
tersebut. Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf Jangan membaca kata per kata.
Biarkan mata Anda melakukan skimmingkulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci
atau keyword-nya Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut
4.10

Rumus Menghitung Kecepatan Efektif Membaca


K
B

...........Kpm
Wm SI

a.

K
B

................Kpm
Wd : 60 SI
b.

K
60 B ..............Kpm
Wd
SI
c.
201
2

12

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Keterangan :
a.

= Jumlah kata yang dibaca

b.

Wm

= Waktu tempuh baca dalam satuan menit

c.

Wd

= waktu tempuh baca dalam satuan detik

d.

= Skor dari jawaban yang benar

e.

SI

= Skor ideal/skor maksimal

f.

Kpm

= Kata permenit

4.11

Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat14

A. Rendahnya Motivasi
Sering kali saat membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan bacaan.
Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat kita membaca dengan lambat
dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang kita baca.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah : selalu tanyakan pada diri kita sendiri
AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca satu bacaan. Pakailah 5W1H
untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan diselesaikan.
B. Sulit berkonsentrasi
Ketika kita tidak berkonsentrasi, informasi yang diterima oleh mata yang diteruskan
ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan pemahaman
atas bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan ini disebut
sebagai regresi.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana yang menyenangkan dan
nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan mempunyai cahaya penerangan
yang cukup. Agar bisa menyerap informasi dengan maksimal, posisi alfa (posisi
duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan kaki menyentuh lantai) saat membaca
sangat dianjurkan.

14 http://supersuga.wordpress.com/2009/08/04/hambatan-membaca-caramengatasinya/, diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 13.20WIB

201
2

13

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

C. Hambatan dalam Membaca Cepat dan Cara Mengatasinya


1. Vokalisasi ( Membaca dengan bersuara)
Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan bersuara lantang,
ataupun dengan suara samar/tidak jelas (menggumam).
Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan tangan di
leher ketika membaca. Bila getaran terasa di jakun, itu berarti kita membaca dengan
bersuara.
Tips Mengatasinya :
Lakukan gerakan seperti meniup (bibir bersiul) pada saat membaca, dan letakkan
tangan di leher.
2. Gerakan Bibir
Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan
membuat kecepatan baca menjadi melambat 4 kali dibandingkan jika membaca
dengan diam/tanpa bersuara.
Tips Mengatasinya :
Rapatkan bibir kuat-kuat. Tekanlah lidah ke langit-langit atas.
Mengunyah permen karet
Bibir dalam posisi bersiul, tapi tanpa suara.
3. Gerakan Kepala
Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak memungkinkan menguasai
penampang bacaan (dari kiri hingga kanan). Karena itulah kita menggerakkan kepala
dari kiri dan kanan untuk membaca baris-baris bacaan secara lengkap. Saat dewasa,
jangkauan penglihatan kita telah mampu menguasai penampang tersebut secara
optimal, sehingga seharusnya mata saja yang bergerak.

201
2

14

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerakgerakkan kepala dengan menggesernya.
Tips Mengatasinya :
Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama
membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, itu berarti Anda
masih

menggerakkan

kepala

dalam

membaca.

Usahakanlah

untuk

menghentikannya.
Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila kepala Anda
bergerak, terasa dagu Anda juga bergeser. Usahakanlah untuk menghentikan
gerakan itu.
Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak, anda akan
menyadarinya. Berusahalah untuk menghentikannya.
4. Menunjuk Dengan Jari
Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita selalu menunjuk kata
demi kata dengan jari, agar tak ada kata yang terlewati. Kebiasaan ini sering
dipertahankan hingga dewasa, padahal sangat menghambat kecepatan baca, Karena
gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata.
Tips Mengatasinya :
Memasukkan tangan ke saku ketika membaca
Memegang buku selama membaca.
5. Regresi
Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-kata yang
terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke belakang untuk
membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan inilah yang
disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan karena merasa kurang yakin
dalam memahami kata atau kalimat sebelumnya.
201
2

15

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Tips Mengatasinya :
Menanamkan kepercayaan diri pada saat membaca. Jangan terpaku pada
detail.
Bila anda merasa ada yang terlewati, biarkan saja.
Berkonsentrasilah dalam membaca, jangan sampai melamun.
6. Subvokalisasi
Yakni melafalkan kata-kata dalam batin/pikiran. Kebiasaan ini juga menghambat
karena konsentrasi akan lebih terfokus pada bagaimana melafalkan dengan benar,
dan bukannya memahami ide yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
Tips Mengatasinya :
Memperlebar jangkauan pandangan mata (fiksasi), sehingga mata dapat
menangkap beberapa kata sekaligus. Dengan cara ini, otak akan menyerap
informasi berdasarkan ide garis besarnya yang terdiri dari gabungan kata,
dan tak terpaku pada pelafalannya.

4.12

Ringkasan
Membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca
untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam
proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan
dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.
Waples dalam Nurhadi, yang menyampaikan bahwa tujuan membaca adalah :

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;


mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih;
bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;
memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;
mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;
menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit

(1)

Jenis-jenis membaca:
membaca keras

15 Nurhadi, Membaca Cepat, 18.


201
2

16

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

tertentu.15

(2)
(3)
(4)
(5)

membaca dalam hati


membaca cepat
membaca rekreatif
membaca analitik
Burns, dkk. (1996:8) mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu:

(1)
(2)
(3)
(4)

mengamati simbol-simbol tulisan,


menginterprestasikan apa yang diamati,
mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis,
menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan

(5)
(6)

yang telah dipunyai,


membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca,
mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan

(7)
(8)
(9)

fakta-fakta baru,
membangun asosiasi,
menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya,
mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami materi yang
dibaca.
Periode membaca terdiri dari:

(1)
(2)
(3)

Pra-baca
Saat-baca
Pacsa-baca

DAFTAR PUSTAKA

Alex dan achmad HP. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Harjasujana,Ahmad S.1986. Keterampilan Membaca. Jakarta: Karunika.
http://supersuga.wordpress.com/2009/08/04/hambatan-membaca-cara-mengatasinya/,
diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 13.20WIB
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarigan,Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

201
2

17

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

201
2

18

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai