Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
Kalimat Efektif
Fakultas
EKONOMI

Program
Studi

MANAJEMEN &
AKUTANSI

Tatap
Muka

Kode MK

DRS. SRI SATATA, MM

08

Abstract

Disusun Oleh

Kompetensi

Setelah mempelajari topik ini,


pembaca dapat memahami dan
menggunakan kalimat efektif dengan
baik
dan
benar
dalam
mengungkapkan gagasan, informasi,
pesan, baik lisan maupun tertulis.

(1) Menjelaskan pengertian


kalimat efektif
(2) Menjelaskan ciri-ciri kalimat
efektif
(3) Menjelaskan syarat-syarat
kalimat efektif
(4) Menjelaskan prinsip-prinsip
kalimat efektif

BAB VIII
KALIMAT EFEKTIF

8.1 Standar Kompetensi :


Setelah mempelajari topik ini, pembaca dapat memahami dan menggunakan kalimat
efektif dengan baik dan benar dalam mengungkapkan gagasan, informasi, pesan, baik lisan
maupun tertulis.
8.2 Kompetensi Dasar :
(5) Menjelaskan pengertian kalimat efektif
(6) Menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif
(7) Menjelaskan syarat-syarat kalimat efektif
(8) Menjelaskan prinsip-prinsip kalimat efektif
8.3 Indikator
(1) Mampu menjelaskan pengertian kalimat efektif
(2) Mampu menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif
(3) Mampu menjelaskan syarat-syarat kalimat efektif
(4) Mampu menjelaskan dan menerapkan prinsip-prinsip kalimat efektif

8.4 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif merupakan kalaimat yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan
gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada dalam pikran
penulis atau pembicara. Ramlan (1994:12) menyatakan kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar
atau pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau
pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa
yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Dalam berkomunikasi ,baik secara lisan maupun tertulis seseorang harus
memerhatikan kalimat yang digunakannya. Artinya, saat berkomunikasi harus memerhatikan
apakah kalimat yang digunakankan itu tidak menimbulkan salah tafsir, sudahkan kalimatkalimat kita memenuhi kaidah pemakaian bahasa yang baik.

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Penggunaan kaidah bahasa yang baik dalam berkomunikasi secara tertulis sangat
penting. Artinya, dalam menulis penulis harus memerhatikan kalimat-kalimat yang ditulisnya
sehingga orang yang membaca tulisan tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan
penulis. Dengan kata lain, kalimat yang ditulis atau diucapkan hendaknya merupakan kalimat
yang efektif. Pemakaian bahasa yang efektif terutama digunakan pada pemakaian bahasa
secara resmi (Razak, 1985:56).
Kata-kata yang dipergunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan
tepat. Dengan demikian, kalimat menjadi jelas maknannya (Akhadiah, 2003:116). Kalimat
yang jelas maknannya akan dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat
efektif. Pemakaian bahasa yang efektif terlihat dalam kalimat-kalimat yang efektif.
Perbincangan ihwal kalimat efektif menjadi sangat penting terutama karena tidak
banyak orang yang benar-benar mengerti dan memahami ciri-ciri efektivitas kalimat itu,
khususnya untuk kepentingan karang-mengarang atau tulis-menulis (Rahardi, 2010:92).
Keefektifan sebuah kalimat diukur dari sudut pandangan banyak sedikitnya kalimat itu
berhasil mencapai sasaran komunikasinya. Kalimat yang efektif dapat meyakinkan dan
menarik perhatian pendengar atau pembaca (Alek, 2010:248)
Kalimat tidak boleh dipahami hanya sekadar bangunan kebahasaan yang minimal
terdiri dari unsur subjek dan predikat. Juga kalimat tidak cukup dipahami hanya sebagai
satuan kebahasaan terkecil yang dapat digunakan untuk mengungkapkan ide atau gagasan
yang utuh. Akan tetapi, lebih dari semuanya itu, sebuah kalimat harus dapat dipahami sebagai
entitas kebahasaan yang mampu menimbulkan kembali gagasan atau ide yang ada dalam diri
penulis, persis dengan ide atau gagasan yang dimiliki pembacanya (Rahardi, 2010:93).
Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur
atau penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

secara tepat pula (Finoza, 2010: 172). Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang
mampu menjembatani timbulnya

pikiran yang sama antara penulis/penutur dan

pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara


pas dan jitu sehingga pendengar/pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
8.5 Ciri-ciri Kalimat Efektif
Soedjito (1999: 18) mengemukakan bahwa kalimat efektif itu memiliki ciri-ciri, yaitu ciri
gramatikal, pilihan kata, penalaran, dan keserasian.
8.5.1 Ciri Gramatikal
Kalimat efektif harus mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa. Contoh-contoh.
Tidak Gramatikal
1)
2)
3)
4)
5)

Meskipun orang asing, dia pandai bicara bahasa Indonesia.


Dia tidak nyuri uang saya.
Persoalan itu belum semuanya disadari oleh kita.
Dia tidak ambil kue adiknya.
Saya telah ketemu dia kemarin.

Gramatikal
1)
2)
3)
4)
5)

Meskipun orang asing, dia pandai berbicara bahasa Indonesia.


Dia tidak mencuri uang saya.
Persoalan itu belum semuanya kita sadari
Dia tidak mengambil kue adiknya.
Saya telah bertemu dengan dia kemarin.

8.5.2 Pilihan kata


Pilihan kata (diksi) turut mendukung kalimat efektif. Untuk menyusun kalimat efektif
harus dipilih kata-kata yang (a) tepat, (b) saksama (sesuai), dan (c) lazim. Perhatikan contohcontoh berikut ini.
201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

1) Dalam hal ini dapat (dibilang, dikatakan) bahwa matematika adalah pelajaran yang
2)
3)
4)
5)

sulit.
Adik sudah (dikasih, diberi) kue (sama, oleh) ibu.
Saya suka (menonton, memandang) layar tancap.
Idul Fitri adalah hari (raya, besar, agung) umat Islam.
Pelatihan-pelatihan itu sangat bermanfaat (untuk, bagi, guna, buat) para guru bahasa

Indonesia.
6) Dalam diri kita, jiwa (leadership, kepemimpinan) harus dilandasi nilai-nilai moral
pancasila.
8.5.2.1 Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama
dalam percakapan. Kata-kata seperti : bilang, bikin, dikasih tahu, jumpa, bicara, beli,
baca, dan sebaginya. Kata-kata tutur termasuk kata-kata yang tidak baku.
8.5.2.2 Pemakaian kata-kata bersinonim
Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada pula yang tidak.
Ada pula kata-kata yang bersinonim yang pemakainya dibatasi oleh persandingan
yang dilazimkan. Contoh ( melihat, menonton, memandang), (raya, besar, agung),
(meninggal, wafat, mati, gugur, mangkat, tewas). Dengan bentuk-bentuk kata
bersinonim ini, kita harus bisa memilih secara cermat kata yang mana yang cocok dan
tepat digunakan.
8.5.2.1 Pemakaian kata-kata yang bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya dipilih secara cermat agar keefektifan penutur
dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Salah pilih terhadap kata-kata yang bernilai rasa
dapat mengganggu pembaca.
8.5.3 Penalaran
Menguasai kaidah-kaidah bahasa dan pilihan kata (diksi) belum menentukan kalimat
itu efektif. Keefektifan kalimat didukung pula oleh jalan pikiran yang logis.
8.5.4 Keserasian
Keserasian turut pula menentukan keefektifan suatu kalimat, yaitu serasi dengan
pembicara atau penulis dan cocok dengan pendengar atau pembaca serta serasi
dengan situasi dan kondisi saat bahasa itu digunakan.

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

8.6 Prinsip-prinsip Kalimat efektif


Bagi seorang penutur atau pembicara, ada sejumlah prinsip yang harus mereka kuasai
ketika harus mengonstruksi tuturan efektif. Pada bagian berikut akan diuraikan prinispprinisp efektivitas kalimat itu akan disampaikan satu demi satu disertai contoh. Prinsip
pertama yang harus dikuasai oleh seseorang agar dapat mengosntruksi kalimat yang efektif
adalah bahwa kalimat itu harus disusun dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan
kesepadanan struktur (Rahardi, 2010:93).
Akhadiah (1999: 116117) mengemukakan bahwa untuk membuat kalimat efektif,
seorang penulis harus memerhatikan ciri-ciri kalimat efektif, antara lain kesepadanan,
kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan, dan kevariasian dalam struktur kalimat.
Menurut arifin (2008:97) sebuah kalimat tergolong efektif jika sedikitnya memenuhi tujuh
syarat kalimat efektif, 1) kesepadanan struktur, 2) kesejajaran atau keparalelan, 3) ketegasan,
4) kehematan, 5)

kecermatan, 6) kepaduan, dan 7) kelogisan.

Syarat-syarat

tersebut

diuraikan sebagai berikut .


1. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran atau
gagasan dengan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan
oleh kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki
kesepadanan struktur, yaitu
a. Kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek dan
predikat dalam kalimat dapat menjadikan kalimat itu tidak efektif. Kejelasan
subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan jalan menghindari
pemakaian preposisi (kata depan) seperti di, dalam, bagi, untuk, dan pada di
depan subjek.

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah

melunasi semua biaya perkuliahan.


Untuk semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.
Kedua kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat ketidak jelasan unsur

subjek yang didahului preposisi bagi dan untuk. Agar kalimat tersebut efektif unsur
preposisi di depan subjek dihilangkan.

Mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah melunasi semua

biaya perkuliahan.
Semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.
b. Kalimat tidak memiliki subjek yang ganda. Kalimat tunggal memiliki lebih dari
satu subjek, menjadikan kalimat itu tidak efektif.
Pembangunan jembatan itu kami dibantu oleh penduduk setempat.
Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat lebih dari satu subjek. Kalimat tersebut
dapat diperbaiki dengan mengubah nomina pembangunan yang kedudukannya sebagai subjek
menjadi verba dan didahului kata dalam sehingga berubah menjadi predikat dalam kalimat
majemuk. Kalimat tersebut menjadi efektif sebagai berikut
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh penduduk setempat.
Kami dibantu oleh penduduk setempat dalam membangun jembatan itu.
c. Predikat kalimat tunggal tidak didahului oleh kata yang. Kata yang biasanya
dipakai sebagai keterangan pewatas pada kalimat majemuk bertingkat.
Universits Mercu Buana yang beralamatkan Jalam Meruya Selatan, Jakarta

Barat.
Harga BBM yang sudah dinaikan.

Kedua kalimat di atas dapat diperbaiki dengan menanggalkan kata yang

201
2

Universitas Mercu Buana beralamatkan Jalan Meruya Selatan, Jakarta

Barat.
Harga BBM sudah dinaikkan

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

2. Keparalelan atau Kesejajaran


Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata
yang digunakan dalam sebuah kalimat. Jika bentuk pertama menggunakan nomina
bentuk selanjutnya menggunakan nomina. Jika bentuk pertama menggunakan verba
maka bentuk selanjutnya juga menggunakan verba. Perhatikan conto-contoh di bawah
ini

Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan pengamalan

Pancasila.
Sesudah memahami dan menghayati, Pancasila harus diamalkan.
Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah,
memperluas lapangan kerja, dan perbaikan tarf hidup rakyat.

Ketiga kalimat tersebut di atas menggunakan bentuk kata yang tidak sejajar.
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.

Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan mengamalkan

Pancasila.
Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah,

memperluas lapangan kerja, dan memperbaiki taraf hidup rakyat.


3. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan adalah memberi penekanan pada ide pokok kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang ide pokoknya menonjol. Untuk memberi
ketegasan dalam kalimat dapat dilakukan denagn cara-cara berikut ini.
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat
Buku itu sudah saya baca.
Saya sudah membaca buku itu.
Sudah saya baca buku itu.
b. Membuat urutan kata secara bertahap
Pertemuan itu dihadiri oleh camat, lurah, gubernur, dan bupati.
Keluarga itu terdiri dari ibu, dua anak, dan ayah.

201
2

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Kedua contoh kalimat tersebut sebaiknya sebagai berikut


Pertemuan itu dihadiri oleh gubernur, bupati, camat, dan lurah.
Keluarga itu terdisri dari ayah, ibu, dan dua anak.
c. Menggunakan partikel lah untuk memberi penekanan pada ide pokok.
Tolong keluarlah
Tolonglah keluar
Tolong bawalah
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, ungkapan, atau
frasa yang dipandang tidak perlu. Kehematan bukan berarti harus menghilangkan
kata-kata, ungkapan, atau frasa yang dapat memperjelas kalimat. Ada bebrapa cara
yang dapt dilakukan untuk memenuhi kehematan kalimat, yaitu sebagai berikut.
a. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Saya tidak suka makan roti dan saya tidak suka makan ubi.
Karena dia tidak diundangan, dia tidak datang.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan unsur kata yang sama.
Saya tidak suka makan roti dan ubi.
Karena tidak diundang, dia tidak datang.
b. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat
Dia hanya memiliki satu mobil saja.
Ayah berolah raga agar supaya sehat.
Adik sejak dari kemarin belum pulang.
Ketiga kalimat di atas tidak efektif

karena ada dua kata yang bersinonim.

Perbaikannya sebagai berikut.


Dia hanya memiliki satu mobil.
Dia memiliki satu mobil saja.
Ayah berolah raga agar sehat
Ayah berolah raga supaya sehat
Adik sejak kemarin belum pulang.
Adik dari kemarin belum pulang.
c. Menghindari penjamaan kata-kata yang bermakna jamak.
Beberapa pedagang-pedangang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban

201
2

kota.
Daftar nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Para hadirin sekalian dimohon berdiri.


Sekelompok mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.

Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena tiap-tiap kalimat ada bentuk
pengulangan pada kata-kata yang bermakna jamak, yaitu beberapa, daftar, para,
sekelompok. Perbaikan keempat kalimat di atas sebagai berikut.

Beberapa pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota.


Pedagang-pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota.
Daftar nama pesrta pelatihan segera dikumpulkan.
Nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
Sekelompok mahasiswa sedang berdiskusi.
Mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.

5. Kecermatan
Kecermatan kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga
kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda (ambigu). Lihat contohcontoh berikut ini.

Direktur baru pergi ke Bali.


Barang-barang lama disimpan di gudang itu.
Tiga dosen PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
Saya melihat anak itu bingung.

Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena bermakna ganda.


Direktur yang baru pergi ke Bali.
Barang-barang yang lama disimpan di gudang itu.
Tiga dosen dari PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
Tiga dosen yang terkenal dari PTS itu menerima penghargaan.
Saya melihat anak itu sedang bingung.
Saya bingung melihat anak itu.
6. Kepaduan
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam sebuah kalimat sehingga informasi
yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Masalah itu saya sudah selesaikan.
Mahasiswa mendiskusikan tentang masalah kemahasiswaan.
201
2

10

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Dia melanggar daripada tata tertib itu.

Ketiga kalimat di atas dapat diperbaiki sebagi berikut.


Masalah itu sudah saya selesaikan.
Mahasiswa mendiskusikan masalah kemahasiswaan.
Dia melanggar tata tertib itu.
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan dalam kalimat efektif adalah ide kalimat dapat
diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah proposal penelitian ini

tepat pada waktunya.


Acara berikutnya adalah sambutan Rektor UMB. Waktu dan tempat saya

persilahkan.
Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.
Semua warga Desa Cibodas memenuhi undangan kepala desa, kecuali Bejo,
Tarjo, dan Marno.

Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.

Puji syukur kepada Tuhan karena proposal penelitian ini selesai tepat pada

waktunya.
Acara berikutnya adalah sambutan Rektor Umb. Bapak Rektor, kami

persilahkan.
Mereka beriringan mengantar jenazah ke kuburan.
Semua warga Desa Cibodas memenui undangan kepala desa.

8.7 Ringkasan
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuanuntuk menciptakan gagasangagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada pada pikiran penulis atau

201
2

11

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

pembicara. Sebuah kalimat tergolong efektif jika memiliki prinsip-prinsip kalimat efektif,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kesepadanan
Keparalelan
Ketegasan
Kehematan
Kecermatan
Kepaduan
kelogisan

Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta:Gelora Aksara Pratama.
Alek A. dan Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kencana.
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta:Akademika Pressindo.
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta:Diksi Insan Mulia.
Kuntarto, Ninik. M. 2011. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta:Mitra
Wacana Media.
Markhamah dan Atiqa Sabardila. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa.
Surakarta:Muhamadiyah University Press.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Cetakan ke-4. Jakarta :
Erlangga.
Ramlan, M. dkk. 1994. Bahasa Indonesia yang Salah dan Yang Benar. Yogyakarta: Andi
Offset Yogyakarta.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif:Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta:Gramedia.
Soedjito. 1988. Kalimat Efektif. Bandung:Remadja Karya.
201
2

12

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

201
2

13

Nama Mata Kuliah dari Modul


Dosen Penyusun

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai