BAHASA
INDONESIA
Kalimat Efektif
Fakultas
EKONOMI
Program
Studi
MANAJEMEN &
AKUTANSI
Tatap
Muka
Kode MK
08
Abstract
Disusun Oleh
Kompetensi
BAB VIII
KALIMAT EFEKTIF
201
2
Penggunaan kaidah bahasa yang baik dalam berkomunikasi secara tertulis sangat
penting. Artinya, dalam menulis penulis harus memerhatikan kalimat-kalimat yang ditulisnya
sehingga orang yang membaca tulisan tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan
penulis. Dengan kata lain, kalimat yang ditulis atau diucapkan hendaknya merupakan kalimat
yang efektif. Pemakaian bahasa yang efektif terutama digunakan pada pemakaian bahasa
secara resmi (Razak, 1985:56).
Kata-kata yang dipergunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan
tepat. Dengan demikian, kalimat menjadi jelas maknannya (Akhadiah, 2003:116). Kalimat
yang jelas maknannya akan dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat
efektif. Pemakaian bahasa yang efektif terlihat dalam kalimat-kalimat yang efektif.
Perbincangan ihwal kalimat efektif menjadi sangat penting terutama karena tidak
banyak orang yang benar-benar mengerti dan memahami ciri-ciri efektivitas kalimat itu,
khususnya untuk kepentingan karang-mengarang atau tulis-menulis (Rahardi, 2010:92).
Keefektifan sebuah kalimat diukur dari sudut pandangan banyak sedikitnya kalimat itu
berhasil mencapai sasaran komunikasinya. Kalimat yang efektif dapat meyakinkan dan
menarik perhatian pendengar atau pembaca (Alek, 2010:248)
Kalimat tidak boleh dipahami hanya sekadar bangunan kebahasaan yang minimal
terdiri dari unsur subjek dan predikat. Juga kalimat tidak cukup dipahami hanya sebagai
satuan kebahasaan terkecil yang dapat digunakan untuk mengungkapkan ide atau gagasan
yang utuh. Akan tetapi, lebih dari semuanya itu, sebuah kalimat harus dapat dipahami sebagai
entitas kebahasaan yang mampu menimbulkan kembali gagasan atau ide yang ada dalam diri
penulis, persis dengan ide atau gagasan yang dimiliki pembacanya (Rahardi, 2010:93).
Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur
atau penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca
201
2
secara tepat pula (Finoza, 2010: 172). Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang
mampu menjembatani timbulnya
Gramatikal
1)
2)
3)
4)
5)
1) Dalam hal ini dapat (dibilang, dikatakan) bahwa matematika adalah pelajaran yang
2)
3)
4)
5)
sulit.
Adik sudah (dikasih, diberi) kue (sama, oleh) ibu.
Saya suka (menonton, memandang) layar tancap.
Idul Fitri adalah hari (raya, besar, agung) umat Islam.
Pelatihan-pelatihan itu sangat bermanfaat (untuk, bagi, guna, buat) para guru bahasa
Indonesia.
6) Dalam diri kita, jiwa (leadership, kepemimpinan) harus dilandasi nilai-nilai moral
pancasila.
8.5.2.1 Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama
dalam percakapan. Kata-kata seperti : bilang, bikin, dikasih tahu, jumpa, bicara, beli,
baca, dan sebaginya. Kata-kata tutur termasuk kata-kata yang tidak baku.
8.5.2.2 Pemakaian kata-kata bersinonim
Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada pula yang tidak.
Ada pula kata-kata yang bersinonim yang pemakainya dibatasi oleh persandingan
yang dilazimkan. Contoh ( melihat, menonton, memandang), (raya, besar, agung),
(meninggal, wafat, mati, gugur, mangkat, tewas). Dengan bentuk-bentuk kata
bersinonim ini, kita harus bisa memilih secara cermat kata yang mana yang cocok dan
tepat digunakan.
8.5.2.1 Pemakaian kata-kata yang bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya dipilih secara cermat agar keefektifan penutur
dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Salah pilih terhadap kata-kata yang bernilai rasa
dapat mengganggu pembaca.
8.5.3 Penalaran
Menguasai kaidah-kaidah bahasa dan pilihan kata (diksi) belum menentukan kalimat
itu efektif. Keefektifan kalimat didukung pula oleh jalan pikiran yang logis.
8.5.4 Keserasian
Keserasian turut pula menentukan keefektifan suatu kalimat, yaitu serasi dengan
pembicara atau penulis dan cocok dengan pendengar atau pembaca serta serasi
dengan situasi dan kondisi saat bahasa itu digunakan.
201
2
Syarat-syarat
tersebut
201
2
subjek yang didahului preposisi bagi dan untuk. Agar kalimat tersebut efektif unsur
preposisi di depan subjek dihilangkan.
Mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah melunasi semua
biaya perkuliahan.
Semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.
b. Kalimat tidak memiliki subjek yang ganda. Kalimat tunggal memiliki lebih dari
satu subjek, menjadikan kalimat itu tidak efektif.
Pembangunan jembatan itu kami dibantu oleh penduduk setempat.
Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat lebih dari satu subjek. Kalimat tersebut
dapat diperbaiki dengan mengubah nomina pembangunan yang kedudukannya sebagai subjek
menjadi verba dan didahului kata dalam sehingga berubah menjadi predikat dalam kalimat
majemuk. Kalimat tersebut menjadi efektif sebagai berikut
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh penduduk setempat.
Kami dibantu oleh penduduk setempat dalam membangun jembatan itu.
c. Predikat kalimat tunggal tidak didahului oleh kata yang. Kata yang biasanya
dipakai sebagai keterangan pewatas pada kalimat majemuk bertingkat.
Universits Mercu Buana yang beralamatkan Jalam Meruya Selatan, Jakarta
Barat.
Harga BBM yang sudah dinaikan.
201
2
Barat.
Harga BBM sudah dinaikkan
Pancasila.
Sesudah memahami dan menghayati, Pancasila harus diamalkan.
Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah,
memperluas lapangan kerja, dan perbaikan tarf hidup rakyat.
Ketiga kalimat tersebut di atas menggunakan bentuk kata yang tidak sejajar.
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.
Pancasila.
Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah,
201
2
201
2
kota.
Daftar nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena tiap-tiap kalimat ada bentuk
pengulangan pada kata-kata yang bermakna jamak, yaitu beberapa, daftar, para,
sekelompok. Perbaikan keempat kalimat di atas sebagai berikut.
5. Kecermatan
Kecermatan kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga
kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda (ambigu). Lihat contohcontoh berikut ini.
10
persilahkan.
Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.
Semua warga Desa Cibodas memenuhi undangan kepala desa, kecuali Bejo,
Tarjo, dan Marno.
Puji syukur kepada Tuhan karena proposal penelitian ini selesai tepat pada
waktunya.
Acara berikutnya adalah sambutan Rektor Umb. Bapak Rektor, kami
persilahkan.
Mereka beriringan mengantar jenazah ke kuburan.
Semua warga Desa Cibodas memenui undangan kepala desa.
8.7 Ringkasan
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuanuntuk menciptakan gagasangagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti apa yang ada pada pikiran penulis atau
201
2
11
pembicara. Sebuah kalimat tergolong efektif jika memiliki prinsip-prinsip kalimat efektif,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kesepadanan
Keparalelan
Ketegasan
Kehematan
Kecermatan
Kepaduan
kelogisan
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta:Gelora Aksara Pratama.
Alek A. dan Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kencana.
Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta:Akademika Pressindo.
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta:Diksi Insan Mulia.
Kuntarto, Ninik. M. 2011. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta:Mitra
Wacana Media.
Markhamah dan Atiqa Sabardila. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa.
Surakarta:Muhamadiyah University Press.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Cetakan ke-4. Jakarta :
Erlangga.
Ramlan, M. dkk. 1994. Bahasa Indonesia yang Salah dan Yang Benar. Yogyakarta: Andi
Offset Yogyakarta.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif:Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta:Gramedia.
Soedjito. 1988. Kalimat Efektif. Bandung:Remadja Karya.
201
2
12
201
2
13