aspek Ekonomi
Bahasa Indonesia yang memiliki peranan dalam perkembangan ekonomi. Yaitu sebagai
alat untuk membantu kelancaran komunikasi dalam bidang ekonomi. Dan membantu cara
berfikir yang lebih modern dalam memberikan gagasan atau memecahkan masalah dalam
bidang ekonomi . Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan Bahasa Indonesia, kita
akan cermat pula dalam berpikir karena Bahasa Indonesia merupakan cermin dari daya
nalar (pikiran). Bahasa Indonesia merupakan alat yang digunakan sebagai bahasa media
massa untuk menunjang perkembangan ekonomi.
DI dalam sektor ekonomi, berbahasa sangat diperlukan karena dalam perekonomian
terjadi interaksi antar orang, sekelompok,atau negara yang menjadikan proses transaksi
berjalan dengan lancar.namun bahasa dalam ekonomi global menyulitkan kita dalam
menanggapi hal yang ingin di bicarakan antar individu,bedahalnya jika individu tersebut
memang sudah memahami,dan mencoba mempelajari dari awal.
Aspek Budaya
Bahasa Indonesia mempelopori tumbuhnya budaya dalam bangsa. Salah satu media agar
pertumbuhan budaya menjadi lebih baik adalah dengan cara mengikuti perkembangan
IPTEK di dunia, karena dengan bangsa mengikuti perkembangan IPTEK maka
perkembangan budaya pun akan ikut berkembang. Seiring dengan berkembang nya IPTEK
maka pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
budayapun akan berkembang sehingga aspek budayapun akan ikut berkembang.
Namun perkembangan IPTEK yang dipengaruhi oleh perkembangan bahasa ini ikut
memberikan dampak buruk terhadap budaya.Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan
tradisional. Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis online
daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari sering membuat anak lupa
waktu dan tidak tertarik pada pelajaran sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan
mengawasi anak supaya tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif.
Fungsi Bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa
Pernyataan sikap "bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa
Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia" dalam Kongres Pemuda
28 Oktober 1928 merupakan perwujudan politik bangsa Indonesia yang menempatkan
dan
fungsi
bahasa
Indonesia
sebagai
bahasa
negara
telah
menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks). Ipteks berkembang terus sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Perkembangan ipteks yang didukung oleh
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (seperti internet, e-mail, e-business,
e-commerce, TV-edukasi, dan lain-lain) melaju dengan pesat terutama memasuki abad
ke-21 sekarang.
Di sisi lain, perkembangan bahasa Indonesia terasa belum seimbang dengan
perkembangan ipteks dan zamannya. Pengalihan konsep-konsep ipteks dari bahasa asing
terutama bahasa Inggris belum seluruhnya dapat dicarikan padanannya dalam bahasa
Indonesia. Sebagai akibatnya, kosakata dan istilah asing itu mengalir deras ke dalam
khasanah kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian, peran strategis bahasa
Indonesia sebagai bahasa peradaban modern masih memerlukan pengembangan yang
lebih serasi dan serius sesuai dengan perkembangan ipteks.
1.
Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut
berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun
komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah
bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang
pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,
termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana
berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa
Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di
dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu
sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan
bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya
nalar (pikiran).