Pendekatan Ilmiah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah penggunaan teori suatu bidang ilmu untuk mendekati suatu masalah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah pendekatan yang bersifat ilmiah, atau memiliki sifat ilmu. Adapun ilmu sendiri definisinya adalah sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Pendekatan saintifik sendiri merupakan suatu cara atau mekanisme
untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah (Atsnan & Rahmiati, 2013:3). Menurut KEMENDIKBUD (2013) dalam Abidin (2014: 133), proses pembelajaran pendekatan saintifik terdiri atas enam pengalaman belajar pokok, antara lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Untuk mendukung enam pengalaman belajar pokok tersebut diperlukan sebuah metode yang bisa membuat pembelajaran Fisika makin bersifat ilmiah, yaitu dengan menerapkan metode eksperimen. Metode eksperimen sendiri memiliki tujuan agar Siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan kegiatan eksperimen, serta dapat menggunakan serta melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah (Putra, 2013: 138). Penerapan pendekatan saintifik dan metode eksperimen didalam proses kegiatan belajar mengajar bukan hanya bisa membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains (KPS), akan tetapi juga membantu mengembangkan kemampuan kognitif siswa berupa hasil belajar. Sesuai dengan pendapat dari Daryanto (2014:53) yang mengatakan bahwa karakteristik mengenai pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu melibatkan proses- proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan pendapat Putra (2013: 138) mengatakan bahwa ketika proses eksperimen berjalan para siswa bisa memperoleh ilmu pengetahuan sekaligus menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat percobaan. Sesuai pendapat para ahli tersebut, kemampuan kognitif siswa akan bisa berkembang jika siswa belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah dan bereksperimen. Hasil belajar tidak bisa lepas dari keterampilan proses sains (KPS) karena dengan keterampilan proses sains (KPS) yang baik diharapkan bisa mendukung kemampuan kognitif siswa. Pembelajaran Fisika hendaknya lebih menekankan aplikasih fisika dalam kontek sahari-hari. Pembelajaran fisika pada tingkat MA atau SMA hendaknya didesain lebih inovatif, kreatif, lebih aplikatif dan mendorong siswa berfikir tingkat tinggi (higher order thinking). Oleh karena itu penulis mempunyai gagasa atau kajian bagaimana pendekatan pembelajaran sain (fisika) dikaitkan dengan linkungan, teknologi dan social atau yang dikenal dengan kata SETS (Science Environment Technology and Society. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat ( SETS) dalam pandangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, pada dasarnya memberikan pemahamantentang kaitan antara sains teknologi dan masyarakat, melatih kepekaan penilaian peserta didik terhadap dampak lingkungan sebagai akibat perkembangan sains dan teknologi (Poedjiadi, 2005). Menurut Raja (2009), keputusan yang dibuat oleh masyarakat biasanya memerlukan penggunaan teknologi untuk melaksanakannya. Bahkan, masyarakat dan ilmu pengetahuan menggunakan teknologi sebagai sarana untuk menyimpan informasi. Peranan penting yang dimiliki oleh teknologi dapat berfungsi sebagai sarana tindakan dan penyidikan dalam pendekatan SETS. Data juga menyiratkan sifat ilmu pengetahuan sebagai sebuah bidang di semua masyarakat. Menurut Rusmansyah (2003) dalam Aisyah (2007), pendekatan SETS dilandasi oleh tiga hal penting yaitu: 1. Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat 2. Proses belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa anak membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan 3. Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreativitas, dan ranah hubungan dan aplikasi. Anwar, M. (2012). Penerapan Pendekatan SETS (Science Environment Technology and Social) Pada Pembelajaran Fisika Pada Diklat Guru Mapel Fisika MA. dalam bentuk pdf) online tanggal, 8. Atsnan dan Rahmita. 2014. Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). Jurnal Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 2014.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava
Media
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia