Anda di halaman 1dari 19

BAHASA

INDONESIA
Modul 4
MEMBACA UNTUK MENULIS

Fakultas : Teknik dan Informatika


Program studi : Teknik Sipil

Tatap Muka

04
Kode Matakuliah : 00212001
Disusun oleh : Supriyadi, S.Pd., M.Pd.

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca
Menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010:74) membaca adalah
proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang
terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Berikutnya menurut Tarigan (2008:7)
membaca adalah suastu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
media tertulis. Membaca adalah proses memahami pesan tertulis yang menggunakan
bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Sedangkan menurut
Finochiaro dan Bonomo dalam Alex dan Achmad H.P. (20010:74) membaca adalah
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahan tertulis.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca
pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun
makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut,
pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.

B. Tujuan Membaca
Tujuan membaca menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010: 76) adalah:
1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang dilakukan
oleh sang tokoh.
2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik,
masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh,
dan merangkum hal-hal yang dilakukan.
3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian
cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, dan untuk mengetahui urutan atau
susunan organisasi cerita.
4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada
para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal, Ini disebut membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi.
5. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokan atau membaca untuk
mengklasifikasikan.
6. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-
ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau
bekerja seperti cara sang tokoh. Ini disebut membaca menilai atau membaca
mengevaluasi.
Membaca untuk menemukan bagaimana cara sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari hidup yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk
membandingkan atau mempertentangkan.
Sedangkan Nurhadi (1987: 11) mengungkapkan bahwa secara umum, tujuan
membaca adalah (1) mendapatkan informasi, (2) memperoleh pemahaman, (3)
memperoleh kesenangan. Secara khusus, tujuan membaca adalah (1) memperoleh
informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan
problematis, (3) memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, (4)
memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang.

Lebih lanjut berikut pendapat Waples dalam Nurhadi, yang menyampaikan bahwa
tujuan membaca adalah:
(1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;
(2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih;
(3) bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;
(4) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;
(5) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;
(6) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.

C. Jenis-jenis Membaca
Dari aspek kegiatannya, membaca dibagi menjadi lima macam, yakni:
1. Membaca Keras

Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan


bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti
ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”.
2. Membaca dalam Hati
Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara fisik
membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca,
menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala.

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
3. Membaca Cepat
Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan,
akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan
menggerakkan mata dengan pola-pola tertentu.
4. Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan
membaca; biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen dan novel.
5. Membaca Analitik
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis;
menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang
tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.
Menurut Tarigan (2008: 11) jenis membaca adalah sebagai berikut:
1. Membaca nyaring
Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik.
Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat
membaca.
2. Membaca dalam hati.
Membaca dalam hati, terdiri atas:
a. Membaca ekstensif
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas.
Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang
digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar
memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan
singkat.
Membaca Ekstensif dibagi menjadi:
1) membaca survey
2) membaca sekilas
3) membaca dangkal
b. Membaca intensif
1) membaca telaah isi:
a) membaca teliti
b) membaca pemahaman
c) membaca kritis
d) membaca ide-ide
2) membaca telaah bahasa:
a) membaca bahasa
b) membaca sastra

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
Nurhadi (1987: 28) menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan
dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.
1. Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan
a. mengenali ide pokok paragraf;
b. mengenali tokoh cerita dan sifatnya;
c. menyatakan kembali ide pokok paragraf;
d. menyatakan kembali fakta bacaan;
e. menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter
tokoh, dll.
2. Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan:
a. menafsirkan ide pokok paragraf;
b. menafsirkan gagasan utama bacaan;
c. membedakan fakta/detail bacaan;
d. menafsirkan ide-ide penunjang;
e. memahami secara kritis hubungan sebab akibat;
f. memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.
3. Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandai dengan:
a. mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;
b. menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru
yang problematis;
c. menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang
dihadapi.
4. Kemampuan menganalisis ditandai dengan:
a. memeriksa gagasan utama bacaan;
b. memeriksa detail/fakta penunjang;
c. mengklasifikasikan fakta-fakta;
d. membandingkan antargagasan yang ada dalam bacaan;
e. membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
5. Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:
a. membuat simpulan bacaan;
b. mengorganisasikan gagasan utama bacaan;
c. menentukan tema bacaan;
d. menyusun kerangka bacaan;
e. menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan;
f. membuat ringkasan.
6. Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan:
2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
a. menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara
keseluruhan;
b. menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;
c. menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau
fantasi pengarang;
d. menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan;
e. menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan
yang dibuat; menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran
kata, frasa, atau penyusunan kalimatnya.

D. Proses Membaca
Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di
antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up
menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu
menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu menurut
Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang mengatakan bahwa
membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu. Begitu
juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana, 1986:34) bahwa membaca sebagai
kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola
yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang
oleh Goodman (dalam Cox, 1998: 270) yang menyatakan bahwa membaca sebagai
proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca
yang sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian
menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan,
membaca seperti itu disebut model top-down.
Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya
dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart (dalam Harris dan
Sipay, 1980: 8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar
membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada
dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi
dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah dinyatakan
oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca.
Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktivitas membaca terdiri atas dua bagian,
yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan
aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi
yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu
berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan
2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996: 8) mengemukakan sembilan
proses membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbol-simbol tulisan, (2)
menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang bersifat linier baris
kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan
pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat referensi dan evaluasi
materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan
gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun asosiasi, (8) menyikapi secara
personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya, (9) mengumpulkan serta
menata semua tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca.

E. Periode Membaca
1. Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan
materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca,
saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya. Tahap
prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca, sebab tahap-tahap itu
memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.
Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk
membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk.
(1996: 224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun
pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada
prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang
dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994:5) mempertegas pendapat
Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurve judul bab supaya bisa
mengembangkan membaca secara efektif, dan bisa mengatur waktunya secara
fleksibel.
2. Saat-baca
Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan
ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari kegiatan membaca teks
bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami
teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236) mengemukakan
beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-baca untuk
meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud meliputi
strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun. Sedangkan Leo
(1994:8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara menandai bagian-
bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan tersebut.

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
3. Pascabaca
Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996: 237) digunakan
untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata
yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran
pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca, penceritaan kembali
dan aplikasi.

F. Teknik-teknik Membaca Cepat


1. Membaca Scanning
Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah
membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampaui
banyak kata. Menurut Mikulecky & Jeffries dalam Farida Rahim (2005: 18) membaca
memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Teknik membaca ini
berguna untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin. Biasanya kita membaca
kata per kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca
memindai, seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan
cara yang lebih cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan.
Jika untuk keperluan untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum,
dan sebagainya, perlu lebih detil membacanya.
Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi spesifik secara
cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas halaman-halaman buku. Membaca
dengan teknik memindai artinya menyapu halaman buku untuk menemukan sesuatu
yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara cepat
keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu.
Teknik membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi dari
bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata,
kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata
bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata.
Langkah-langkah Scanning:
(1) Perhatikan penggunaan urutan seperti ‘angka’, ‘huruf’, ‘langkah’, ‘pertama’,
‘kedua’, atau ‘selanjutnya’.
(2) Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks
lainnya.
(3) Terkadang penulis menempatkan kata kunci di batas paragraf.
Langkah atau proses scanning yang lain yakni: Scanning dilakukan dengan cara:

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
(1) Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke bawah
menemukan informasi yang telah ditetapkan,
(2) Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap
dari informasi yang dicari, dan
(3) Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan karakteristik
yang dibaca (misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword di setiap
halaman bagian kanan atas, ensiklopedi disusun secara alfabetis dengan
pembalikan untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan sebagainya).
Adapun tujuan dari membaca scanning yaitu:
(1) Mencari informasi dalam buku secara cepat,
(2) Scanning merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang
telah ditentukan pembaca,
(3) Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning
dilakukan, pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang
dicari.
(4) Mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks. Biasanya, ini dilakukan jika Anda
telah mengetahui dengan pasti apa yang Anda cari sehingga berkonsentrasi
mencari jawaban yang spesifik.
Contoh Membaca scanning/memindai misalnya membaca mencari arti kata di kamus,
membaca acara siaran di telivisi, membaca daftar pejalanan, mencari nomor telepon
di buku telepon, membaca daftar menu makan di rumah makan, membaca jadwal
pelajaran, mencari pada papan pengumuman, mencari topik pada daftar isi sebuah
buku dll.
2. Membaca Skimming
Pengertian membaca-layap (skimming) Mikulecky & Jeffries dalam Rahim
(2005: 40) adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian
suatu bacaan. Membaca layap dibutuhkan untuk mengetahui sudut pandang penulis
tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf, dan menemukan gagasan
umum dengan cepat. Pengertian lain dari membaca skimming adalah membaca
sekilas atau membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca.
Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu
bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat
dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami
tema besarnya.
Selain untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk mengetahui
apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel tersebut,

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca
secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari membaca biasa.
Langkah-langkah Skimming:
(1) Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan
teks tersebut.
(2) Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih
jauh tentang topik tersebut.
(3) Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf.
(4) Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar
sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya.
(5) Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut.
Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekedar menyapu halaman, sedangkan
pengertian yang sebenarnya adalah suatu ketrampilan membaca yang diatur secara
sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk berbagai tujuan, seperti hal
berikut:
(1) Untuk mengenali topik bacaan. Apabila anda pergi ke toko buku atau perpustakaan
dan ingin mengetahui pembahasan apa dalam buku yang Anda pilih itu, Anda
melakukan skimming beberapa menit (atau browsing). Skimming untuk melihat
bahan yang akan dibaca, sekedar untuk mengetahui bahan tersebut, juga
dilakukan orang untuk memilih artikel di majalah dan surat kabar (kliping).
(2) Untuk mengetahui pendapat orang (opini). Di sini Anda sudah mengetahui topik
yang dibahas, yang Anda butuhkan adalah pendapat penulis itu terhadap masalah
tersebut. Misalnya, tulisan tajuk surat kabar; Anda mungkin cukup membaca
paragraf pertama atau akhir yang biasanya memuat kesimpulan yang dibuat oleh
penulisnya (redaksi).
(3) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca
seluruhnya. Anda perlu melihat semua bahan itu untuk memilih ide yang bagus,
tetapi tidak membaca secara lengkap
(a) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan cara semua itu
disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antarbagian bacaan
itu. Mungkin secara kronologi, membandingkan, atau bentuk lain. Skimming
berguna untuk memilih bahan yang perlu dipelajari dan diingat.
(b) Untuk penyegaran yang pernah dibaca, misalnya dalam mempersiapkan ujian
atau sebelum menyampaikan ceramah. Skimming ini juga disebut sebagai
review (tinjau balik).

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
Contoh
Skimming untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah halaman buku teks
sehingga dapat memutuskan apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih
pelan dan mendetail. apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan
mendetail. Scanning untuk menemukan nomor tertentu pada direktori telepon, kata
dalam kamus. Strategi langkah-langkah skimming: Baca judul, sub judul dan
subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut. Perhatikan
ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik
tersebut. Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf Jangan membaca kata per kata.
Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci
atau keyword-nya Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut.

G. Langkah-langkah Membaca Cepat


Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu memahami beberapa langkah membaca
cepat yaitu:
1. Langkah Pertama adalah Persiapan
Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita coba
menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah
kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan
pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul bahan bacaan yang akan dibaca.
Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan dibaca.
Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena
itu simbol visual ini dapat membantu kita memahami isi bacaan. Selanjutnya kita perlu
memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang dicetak berbeda ini
melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan.
Langkah selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir. Alinea awal
mengantarkan pembaca pada isi bacaan, sedangkan aliena akhir biasanya berupa
pokok pikiran dari isi bacaan. Melalui aliena awal dan akhir ini dapat membantu kita
menafsirkan keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca juga rangkuman
bacaan.
2. Langkah Kedua adalah Pelaksanaan
Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa membayangkan
gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca. Selanjutnya kita dapat
memulai membaca cepat dengan menggunakan dua teknik tadi yaitu scaning dan
skimming. Di sini kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada dalam kalimat,
selanjutnya dihubungkan melalui asosiasi dan imajinasi kita sehinga bisa dengan
cepat mengambil inti sari isi bacaan tampa harus membaca seluruh isi buku.

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
3. Latihan Membaca Cepat
Untuk menguasai keterampilan membaca cepat, kita perlu latihan. Latihan ini meliputi
latihan otot mata, pheriperial mata, dan latihan pernapasan.
a. Melatih Otot Mata
Melatih otot mata dapat dilakukan dengan cara gerakan bola mata dalam keadaan
terpejam ke atas ke bawah, lalu samping kiri dan kanan. Latihan ini harus dilakukan
secara continue minimal selama 14 hari, masing-masing selama lima menit tanpa
harus putus. Apabila satu hari saja tidak latihan, maka otot mata akan kembali ke
keadaan sebelum latihan.
b. Melatih Pheriperal Mata
Melatih pheriperal mata dapat dilakukan dengan cara pandangan mata mengikuti
gerakan telunjuk di depan mata. Tujuannya agar mata kita dapat menjangkau
seluruh bacaan tanpa menggeleng-gelengkan kepala, karena menggelengkan
kepala itu menghambat membaca cepat.
c. Melatih Pernapasan
Melatih pernapasan dapat dilakukan dengan cara tarik napas panjang keluarkan
secara perlahan. Kemudian latihan konsentrasi yang berhubungan dengan sikap
duduk, tegak, libatkan asosiasi dan imajinasi. Di sini usahakan seolah-olah sedang
berkomunikasi dengan sang penulis.
4. Penutup
Tentunya Anda sudah paham dengan penjelasan tadi. Hakekat membaca cepat
adalah memahami isi bacaan secara cepat. Ternyata memahami sebuah buku, tidak
harus membaca seluruh isi buku. Melalui teknik membaca cepat yang dijelaskan di
atas kita bisa memahami sebuah buku dengan relatif cepat tanpa harus membaca
seluruh isi buku. Untuk bisa membaca cepat ini kadang-kadang dihadapkan kepada
beberapa hambatan. Kunci utama mengatasi hambatan-hambatan ini adalah ada
keinginan untuk merubah kebiasaan membaca yang merugikan tadi. Selanjutnya kita
perlu memahami model membaca cepat, seperti model line by line, model spiral, dan
model melingkar. Yang lebih penting lagi kita perlu paham teknik membaca cepat, baik
skimming maupun scanning, serta langkah-langkah dalam membaca cepat.

H. Model membaca cepat


Sebelum berlatih membaca cepat, kita harus paham beberapa model membaca cepat.
Ada tiga model yang biasa digunakan dalam membaca cepat, yaitu:
1. Model line by line
Model line by line atau sering disebut model garis per garis. Membaca model ini kata-
kalimat dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan dari baris pertama hingga baris

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
terakhir secara beurutan. Model ini biasanya digunakan untuk bacaan yang bersifat
padat, materi bacaan yang relatif baru (masih asing), atau banyak menggunakan kata-
kata atau istilah asing.
2. Model Spiral
Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak membaca seluruh isi bacaan,
tetapi dibaca secara zigzag seperti spiral. Penggabungan kata/kalimat dalam bacaan
menggunakan rasio dan pemikiran kita, sehingga kita menyimpulkan sendiri dari kata-
kata kunci yang dibaca.
3. Model Melingkar
Model melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak membaca semua
kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata kunci (key word). Kata-kata kunci ini
menjadi acuan untuk memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui logika dan
pemikiran si pembaca. Model ini biasanya digunakan untuk membaca informasi yang
sifatnya ringan. Misalnya membaca Koran, majalah, dan lain-lain.

I. Kecepatan Efektif Membaca


1. Pengertian Kecepatan Efektif Membaca
Kecepatan Efektif Membaca adalah perpaduan antara kecepatan mata (kemampuan
visual) dengan kecepatan pemahaman (kemampuan kognitif) dalam merespon suatu
bacaan. Kecepatan Efektif Membaca sangat dibutuhkan dalam praktek lapangan.
Maka siswa, dosen, manajer perusahaan dan ilmuwan lainnya harus mampu
menyerap isi sebuah bacaan secara cepat dan efektif. Kecepatan ini harus dilatih sejak
dini agar kita tidak terbiasa berperilaku membaca secara salah, misalnya: membaca
dengan mulut berkomat-kamit, membaca dengan suara berdengung seperti bebek
atau mendesis seperti ular, membaca dengan bantuan tangan, penggaris atau alat
tulis lainnya, dan sebagainya.

2. Rumus Kecepatan Efektif Membaca


K B
a.  = ...Kpm
Wm SI
K B
b.  = ...Kpm
Wd : 60 SI

c.
K
(60)  B = ...Kpm
Wd SI
Keterangan:
K = Jumlah kata yang dibaca
Wm = Waktu tempuh baca dalam satuan menit

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
Wd = waktu tempuh baca dalam satuan detik
B = Skor dari jawaban yang benar
SI = Skor ideal/skor maksimal
Kpm = Kata permenit

J. KEM, Tujuan Membaca, dan Karakteristik Bacaan


Pembaca yang efisien mempunyai kecepatan baca yang fleksibel sesuai dengan
bahan bacaan yang dihadapinya serta tujuan membacanya. Berikut ini disajikan rincian
rata-rata kecepatan membaca yang disesuaikan dengan keperluan baca.
Kecepatan 100 kpm atau lebih digunakan pada saat membaca skimming atau
scanning, manakala pembaca hendak mengenal bahan bacaan yang akan dibaca,
mencari jawaban atas pertanyaan tertentu, mengetahui struktur organisasi bacaan,
mencari gagasan pokok, mendapatkan kesan umum suatu bacaan, dan lain-lain.
Kecepatan antara 500-800 kpm (tinggi) digunakan untuk membaca bahan bacaan
yang mudah/ringan atau yang sudah dikenal, antara lain membaca novel, cerpen untuk
mengetahui jalan ceritanya.
Kecepatan antara 350-500 kpm (cepat) digunakan untuk membaca bacaan yang
mudah yang bersifat deskriptif, informatif dan bacaan fiksi yang agak sulit untuk menikmati
keindahan sastranya, atau mengantisipasi akhir cerita.
Kecepatan antara 250-350 kpm (rata-rata) digunakan untuk membaca fiksi yang
kompleks guna menganalisis watak tokoh dan jalan cerita atau bahan-bahan nonfiksi yang
agak sulit untuk mendapatkan detil informasi, mencari hubungan atau membuat evaluasi
terhadap ide penulisnya.
Kecepatan antara 100-125 kpm (lambat) digunakan untuk mempelajari bacaan yang
sukar, bahan bacaan ilmiah yang bersifat teknis, analisis nilai sastra klasik, memecahkan
persoalan yang dirujuk oleh bacaan yang bersifat instruksional (petunjuk).
Kecepatan rata-rata di atas hendaknya disertai dengan minimal 70% pemahaman isi
bacaan. Karena kecepatan rata-rata tersebut masih merupakan kecepatan kasar yang
belum menyertakan pemahaman isi bacaan. Berdasarkan hasil studi para ahli membaca
di Amerika, kecepatan yang memadai untuk siswa tingkat akhir Sekolah Dasar, kurang
lebih 200 kpm, siswa tingkat sekolah lanjutan pertama 200-250 kpm, siswa tingkat sekolah
lanjutan atas antara 250-325 kpm. Sedangkan tingkat mahasiswa antara 325-400 kpm
dengan pemahaman isi minimal 70%.
Dengan demikian, bila dihitung KPM-nya masing-masing akan menjadi sebagai berikut:
1. Tingkat SD : 200 X 70% = 140 kpm
2. Tingkat SMTP : 200 X 70% s.d. 250 X 70% = 140 – 175 kpm
3. Tingkat SLTA : 250 X 70% s.d. 325 X 70% = 175 – 245 kpm

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
4. Tingkat PT : 325 X 70% s.d. 400 X 70% = 245 – 280 kpm
Tingkat Sekolah dan KEM yang Standar
1. SD = 80 s.d. 140 Kpm
2. SMP = 140 s.d. 175 Kpm
3. SMTA = 175 s.d. 245 Kpm
4. PT = 245 s.d. 280 Kpm

K. Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat


1. Rendahnya Motivasi
Sering kali saat membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan
bacaan. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat kita membaca dengan
lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang kita baca.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah: selalu tanyakan pada diri kita
sendiri AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca satu bacaan. Pakailah
5W+1H untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan diselesaikan.
2. Sulit berkonsentrasi
Ketika kita tidak berkonsentrasi, informasi yang diterima oleh mata yang
diteruskan ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan
pemahaman atas bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan
ini disebut sebagai regresi.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana yang
menyenangkan dan nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan
mempunyai cahaya penerangan yang cukup. Agar bisa menyerap informasi dengan
maksimal, posisi alfa (posisi duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan kaki
menyentuh lantai) saat membaca sangat dianjurkan.
3. Hambatan dalam Membaca Cepat dan Cara Mengatasinya
a. Vokalisasi (membaca dengan bersuara)
Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan bersuara
lantang, ataupun dengan suara samar/tidak jelas (menggumam).
Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan tangan
di leher ketika membaca. Bila getaran terasa di jakun, itu berarti kita membaca
dengan bersuara.
Tips Mengatasinya:
Lakukan gerakan seperti meniup (bibir bersiul) pada saat membaca, dan letakkan
tangan di leher.
b. Gerakan Bibir

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan
membuat kecepatan baca menjadi melambat empat kali dibandingkan jika
membaca dengan diam/tanpa bersuara.
Tips Mengatasinya:
Rapatkan bibir kuat-kuat. Tekanlah lidah ke langit-langit atas.
Mengunyah permen karet
Bibir dalam posisi bersiul, tapi tanpa suara.
c. Gerakan Kepala
Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak memungkinkan
menguasai penampang bacaan (dari kiri hingga kanan). Karena itulah kita
menggerakkan kepala dari kiri dan kanan untuk membaca baris-baris bacaan
secara lengkap. Saat dewasa, jangkauan penglihatan kita telah mampu
menguasai penampang tersebut secara optimal, sehingga seharusnya mata saja
yang bergerak.
Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerak-
gerakkan kepala dengan menggesernya.
Tips Mengatasinya:
1) Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama
membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, itu berarti
Anda masih menggerakkan kepala dalam membaca. Usahakanlah untuk
menghentikannya.
2) Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila kepala Anda
bergerak, terasa dagu Anda juga bergeser. Usahakanlah untuk menghentikan
gerakan itu.
3) Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak, anda akan
menyadarinya. Berusahalah untuk menghentikannya.
d. Menunjuk Dengan Jari
Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita selalu menunjuk
kata demi kata dengan jari, agar tak ada kata yang terlewati. Kebiasaan ini sering
dipertahankan hingga dewasa, padahal sangat menghambat kecepatan baca,
Karena gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata.
Tips mengatasinya:
1) Memasukkan tangan ke saku ketika membaca
2) Memegang buku selama membaca.
e. Regresi
Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-kata
yang terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke belakang untuk

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan inilah
yang disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan karena merasa
kurang yakin dalam memahami kata atau kalimat sebelumnya.
Tips mengatasinya:
1) Menanamkan kepercayaan diri pada saat membaca. Jangan terpaku pada
detail.
2) Bila Anda merasa ada yang terlewati, biarkan saja.
3) Berkonsentrasilah dalam membaca, jangan sampai melamun.
f. Subvokalisasi
Yakni melafalkan kata-kata dalam batin/pikiran. Kebiasaan ini juga menghambat
karena konsentrasi akan lebih terfokus pada ‘bagaimana melafalkan dengan
benar’, dan bukannya ‘memahami ide’ yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
Tips mengatasinya:
Memperlebar jangkauan pandangan mata (fiksasi), sehingga mata dapat
menangkap beberapa kata sekaligus. Dengan cara ini, otak akan menyerap
informasi berdasarkan ide ‘garis besar’nya yang terdiri dari gabungan kata, dan tak
terpaku pada pelafalannya.
4. Kiat Meningkatkan Kecepatan Membaca
a. Membaca tanpa bersuara, gerak bibir, atau gelengan kepala
b. Jangan berhenti membaca pada satu kata atau bagian yang sulit
c. Jangan mengulang bacaan
d. Jangan membaca kata demi kata.
e. Jangan membaca bergumam
f. Jangan berhenti lama di awal baris
g. Membaca per satuan makna atau fungsi kalimat
h. Jangan menggunakan telunjuk tangan
i. Berlatih konsentarsi dengan mengatur pernafasan dan pemfokusan bacaan

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Alek A dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.

_____. 2012. Berbahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Pengembang Kepribadian.


Tangerang: Pustaka Mandiri.

Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Cet. Ke-XVIII. Jakarta: Diksi Insan
Mulia.

Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.

Keraf. Gorys 1993. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Kuntarto, Niknik M. 2007. Cermat dalam Barbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra
Wahana Media.

Nasucha, Yakub dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa.

Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembang
Kepribadian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rahardi, R. Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id
2023 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
19 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai