Anda di halaman 1dari 35

Modul

Ke: 1

01
Bahasa Indonesia
Karateristik Bahasa Indonesia

Supriyadi, S.Pd., M.Pd.


Fakultas : HP 0812 9479 4583
Program Studi:
Teknik E-Mail: supriyadi.mpd@undira.ac.id
Teknik Sipil
LATAR BELAKANG MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA

Agar para mahasiswa memiliki sifat bahasa yang positif


TUJUAN UMUM
terhadap bahasa Indonesia yang diwujudkan dengan;
kesetiaan bahasa kebanggaan bahasa kesadaran akan
adanya norma bahasa

Mahasiswa sebagai calon pemimpin terampil


TUJUAN KHUSUS
menggunakan bahasa untuk memotivasi, menggerakkan,
dan meyakinkan orang lain mengungkapkan gagasan
secara ilmiah dan logis
Alasan dua orang atau lebih terlibat dalam suatu komunikasi
a. Mereka ingin mengatakan sesuatu
b. Mereka memiliki tujuan
c. Mereka memiliki kode dari bahasa

PEMBICARA PENDENGAR

PENULIS PEMBACA
ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

Kerampilan Keterampilan Keterampilan Keterampilan


Berbicara Menyimak Membaca Menulis
FUNGSI BAHASA
SECARA UMUM

Alat untuk Berkomunikasi

Alat untuk
Mengekspresikan Diri
Alat untuk Berintegrasi
dan Beradaptasi Sosial
Alat untuk Melakukan
Kontrol Sosial
Keterampilan menyimak
merupakan kemampuan Dalam keterampilan ini yang
memahami pesan-pesan yang paling berfungsi adalah indera
diungkapkan pembicara melalui pendengaran dan konsentrasi.
lambang lambang bunyi.
Faktor-faktor penting dalam menyimak:

1. Membedakan antara bunyi fonemis


2. Mengingat kembali kata–kata
3. Mengindentifikasi tata bahasa dari kelompok kata
4. Mengindentifikasi bagian-bagian pragmatik, ekspresi dan
seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit
sementara mencari arti
5. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para
linguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang sesuai
dengan objek supaya terbangun makna),
6. Mengulang kata-kata penting
Keterampilan berbicara adalah
kemampuan mengekspresikan pikiran
Maka, untuk dapat berbicara di depan
atau gagasan melalui lambang-lambang
umum, seperti berpidato, diperlukan
bunyi. Seorang pembicara yang andal
wawasan, teknik, dan perencanaan
mampu memilih kata-kata yang efektif
dengan gaya yang tepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya
keterampilan berbicara antara lain :
1. Gaya bicara (gaya eksprensif, gaya perintah, gaya
pemecahan masalah)
2. Metode penyampaian (penyampaian mendadak,
penyampaian tanpa persiapan, penyampaian dari
naskah, penyampaian dari ingatan)
Keterampilan membaca adalah keterampilan memahami
lambang-lambang tulisan yang diungkapkan penulis
melalui sebuah bacaan
Keterampilan membaca mencakup tiga komponen;
(a) Mengenal aksara
(b) Mengenal tanda baca
(c) Hubungan lebih lanjut antara aksara dengan tanda
baca dan makna
Keterampilan ini relative sulit di
Keterampilan menulis merupakan antara ke-3 keterampilan berbahasa
kemampuan mengekspresikan lainnya karena melibatkan olah pikir
pikiran melalui lambang - lambang yang melibatkan pilihan kata,
tulisan. termasuk susunan bahasa agar tidak
terjadi kesalahpahaman.
Penulis harus memperhatikan:

Maksud dan
tujuan menulis

Pembaca atau
pemirsa

Waktu dan
kesempatan
BERBICARA & MENYIMAK

Hubungan antara berbicara dengan menyimak yaitu ujaran biasanya


dipelajari melalui menyimak dan meniru. Oleh karena itu, contoh atau
model yang disimak serta direkam sangat penting dalam penguasaan
kecakapan berbicara terutama pada diri seorang anak.
MENYIMAK DAN MEMBACA

Para pelajar yang sudah berada di posisi tinggi dalam


tingkatan/kelas mereka, korelasi antara kosa kata
membaca dengan menyimak dapat mencapai 80%.
BERBICARA & MEMBACA

Kalau pada tahun-tahun awal sekolah, ujaran membentuk


suatu pelajaran yaitu “membaca”, tetapi bagi para siswa di
kelas yang lebih tinggi turut membantu meningkatkan
penguasaan bahasa lisan mereka.
Keunggulan Bahasa Indonesia

Menggunakan huruf Tidak ada perubahan


Latin dengan kata kerja untuk
kekonsistenan antara menyatakan perbedaan
tulisan dan pengucapan waktu

Umumnya, tidak
Kata benda tidak mengenal perubahan
berjenis kelamin bentuk kata untuk
menyatakan jamak
Secara umum bahasa Indonesia mempunyai 5
(lima) karakteristik, yaitu:
▪ Arbitrer
▪ Produktif
▪ Dinamis
▪ Beragam
▪ Manusiawi

P2
Hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah
dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang
tersebut mengonsepi makna tertentu.

P3
Dengan sejumlah besar unsur yang terbatas,
namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang
hampir tidak terbatas.
Bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan
perubahan, sewaktu-waktu dapat terjadi.
Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa
saja, misalnya: fonologis, morfologis, sintaksis,
semantik dan leksikon.
Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata
baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata
lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

P5
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola
tertentu yang sama, namun karena bahasa itu
digunakan oleh penutur yang heterogen yang
mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan
yang berbeda, maka bahasa itu menjadi
beragam, baik dalam tataran fonologis,
morfologis, sintaksis maupun pada tataran
leksikon.

P6
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya
dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai
bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat
komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak
isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis.
Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah
secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara
belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari
bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa
bahasa itu bersifat manusiawi.

P7
Bahasa Indonesia merupakan salah satu
mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam
setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik
pada jenjang pendidikan dasar, menengah,
maupun tinggi. Salah satu alasannya,
kemampuan berbahasa (Indonesia)
merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh setiap peserta didik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mengingat sebagian besar iptek
itu “terdokumentasi” dalam bentuk referensi
yang bermedia bahasa Indonesia.

P8
Dengan memahami karakteristik
pembelajaran bahasa Indonesia, seorang
guru paling tidak akan mampu (1) memilih
bahan materi yang tepat, (2) memilih
metode dan strategi yang membuat proses
pembelajaran menjadi lebih hidup dan
menyenangkan, dan sebagainya, serta pada
muara akhirnya adalah (3) dapat
mengantarkan pada ketercapaian tujuan
pembelajaran yang diinginkan.

P9
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan
salah satu bahasa Indonesia yang di
gunakan dalam menulis karya ilmiah.
Sebagai bahasa yang di gunakan untuk
memaparkan fakta,konsep,prinsip,teori atau
gabungan dari keempatnya,bahasa
Indonesia diharapkan menjadi media efektif
untuk komunikasi ilmiah,baik secara
tertulis maupun lisan.

P10
Karakteristik bahasa Indonesia ilmiah
mempunyai syarat: (1) lugas dan jelas
(2) objektif, (3) cendekia, (4) ringkas dan padat,
(5) konsisten, (6) gagasan sebagai pangkal tolak.

P11
1. Lugas dan Jelas
• Lugas diartikan mengandung makna
apa adanya, gagasannya jelas, tidak
berbelit-belit, mudah di pahami, tidak
diungkapkan dalam bentuk kiasan, dan
tidak berbunga-bunga.
• Jelas berarti gemblang, tegas, dan tidak
meragukan.

P12
2. Objektif
Kalimat bahasa Indonesia ilmiah di katakan
objektif bila mengungkapkan sesuatu dalam
keadaan sebenarnya, artinya tidak dipengaruhi oleh
emosi pemakainya. Ciri objektif bermakna bahwa
bahasa Indonesia ilmiah tidak boleh bersifat
subjektif.

P13
3. Cendekia
Bahasa Indonesia ilmiah bersifat cendekia,
maksudnya bahasa itu mampu digunakan
untuk mengungkapkan hasil berpikir logis
secara tepat. Kalimat-kalimatnya
mencerminkan ketelitian yang objektif
sehingga suku-suku kalimatnya sejalan
dengan proposisi logika. Kecendekiaan juga
tampak pada ketepatan dan kesaksamaan
penggunaan kata.

P14
4. Ringkas dan Padat
Bahasa keilmuan berciri ringkas dan padat, artinya
pemakaian unsur bahasa didalamnya hemat. Unsur-
unsur yang tidak diperlukan karena tidak
fungsional dalam mengungkapkan gagasan
dibuang.

P15
• Jika penggunaan unsur bahasa sudah ringkas,
kandungan gagasan yang diungkapkan menjadi
padat. Dengan demikian, cirri padat berkenaan
dengan kepadaan gagasan yang terungkap.

P16
5. Konsisten
Bahasa Indonesia berciri ilmiah berciri konsisten,
artinya harus bersifat ajeg, taat asas, selaras, dan
tidak berubah-ubah. Unsur-unsur bahasa serupa
pembentukan kata dan tata tulis (pengunaan ejaan
dan tanda-tanda baca ) digunakan sesuai kaidah
yang berlaku konsisten.

P17
6. Gagasan sebagai Pangkal Tolak
• Gagasan menjadi pangkal tolak bahasa Indonesia
keilmuan. Oleh sebab itu kalimat-kalimat bahasa
keilmuan berorientasi pada kalimat pasif, bukan
kalimat aktif.

P18
DAFTAR PUSTAKA

Alek dan achmad, HP. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Arifin, E. Zaenal. 1990. Penggunaan Bahasa Indonedia dalam Karangan Ilmiah. Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.
Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Rambu-Rambu
Pelaksanaan Keelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta
Rahayu,Minto.(2009). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi:Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian.Jakarta.PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Satata, Sri, Devi S, dan Dadi W. 2012. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadianional. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Tarigan,Henry Guntur.(1986). Menyimak Sebagai Satu Keterampilan Berbahasa.
Bandung:Angkasa
--------.(1986).Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa.
--------.(1990).Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:angkasa.
--------.(1993).Membaca Sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa
TERIMA KASIH
Supriyadi, S.Pd., M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai