BAHASA
INDONESIA
Modul 04
MEMBACA UNTUK
MENULIS
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
04
Teknik Ilmu Komputer 900008 Dra. Hj. Winarmi, M. Pd
Informatika
Abstract Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, (1) Menjelaskan pengertian karya
pembaca memiliki pengetahuan dan ilmiah
pemahaman yang benar mengenai (2) Menjelaskan ciri-ciri karya
konsep penulisan karya ilmiah. ilmiah
(3) Menjelaskan syarat-syarat karya
ilmiah
(4) Menggunakan bahasa yang benar
dalam karya ilmiah
(5) Menjelaskan jenis-jenis karya
ilmiah
(6) Menjelaskan tahapan-tahapan
penulisan karya ilmiah
(7) Membuat karya ilmiah popular
Menurut Anderson (1972-214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihatn pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang
tertulis. Adapun menurut Tarigan (1987: 7), membaca ialah suatu proses yang dilakukan dan
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu, Finocharo dan Bonomo (1973: 119),
mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukan oleh Lado (1976: 132),
membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Sumber yang lain
juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan
kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir
Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah proses
memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh
penulis kepada pembacanya.
Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson (1972-214) antara lain:
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang
dilami sang tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya. (Reading for main idea).
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk
mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or
organization).
d. Membaca untuk menemukan serat mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh sang
pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang yang
membuat meraka berhasil atau gagal. (Reading for inference).
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna
dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang
disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan
masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari
membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus
yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya
orang waktu membaca itu terbagi atas:
1) Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
a) Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk
guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca
untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan
perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru,
penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain. Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama
dan membaca teks pidato.
Hal yang harus diperhatikan dalam membaca nyaring :
Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh
beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat
tinggal mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan satuan
suara (fon).
Jeda
Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan dengan
intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang
tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan
ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi
kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami.
Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai
dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;],
tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi
pengertian
atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)
2. Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan
pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca tak
boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh banyak
pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.
Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam
membaca cepat yang disebut Finger panting.
Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru membolehkan teknik
membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan
penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi dan
mempercepat proses membaca, karena dapat langsung mengarahkan mata pada bahan
bacaaan. Jika Anda tak percaya, silahkan buktikan membaca menggunakan cara seperti
ini.
3. Regretio
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan
bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti ini dapat
berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan bacaan (kalimat)
sehingga membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini disebut
hambatan regretio.
4. Back Skippin
Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan bacaan
(kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini merupakan
kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat mengakibatkan
penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban, sehingga sulit
melakukan speed reading.
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar
mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis
dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
media penyampai. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis
berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu:
meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap
sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan
keterampilan yang sukar dan kompleks. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) writing is one of
the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu
lakukan di sekolah.
Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu
menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Pengertian menulis diungkapkan juga oleh Barli Bram
(2002: 7) in principle, to write means to try to produce or reproduce writen message. Barli Bram
mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada.
Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan writing is a creative act,
the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a
text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses
kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273)
menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. Menulis
menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan
mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga
pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan
pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, menulis ialah proses menuangkan ide/gagasan dimana akan
a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan
pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan
pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
b. Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap,
apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan
meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi
persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan
wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya
akan menentukan perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih
terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih
rasional.
d. Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio,
televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-
tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula
menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas.
Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk
menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan
6) Memotivasi pembaca.
Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25) mengklasifikasikan tujuan penulisan, antara lain:
Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis lanjutan yang
5. Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa
1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilihnya.
Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman
serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.
3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang
ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun
4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat.
Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.
5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang
lebih konkret.
7. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
1. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana untuk
akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang
ditulisnya itu.
3. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu
perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth),
artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan
4. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling
seseorang (a tool for increasing awareness and perception of one’s environment), maksudnya dengan
5. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a
tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat
mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.
6. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan
bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the language), artinya kegiatan
mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis.
1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide
3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep
4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah
sekaligus.
6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan
Hepi Andi Bastomi, MA menyebutkan ada 5 kekayaan yang akan dihasilkan oleh penulis, yaitu:
1. Kekayaan pahala
2. Kekayaan uang
3. Kekayaan sahabat
4. Kekayaan pengetahuan
5. Kekayaan nama
Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, diantaranya:
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi sambilan untuk
memperoleh penghasilan.
Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena bisa mengekspresikan diri,
melontarkan gagasan-gagasan serta ide-ide, mengkriti kinerja pemerintah, dan dapat mencerdaskan
3. Popularitas
Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-mana, dikota, luar kota,
3. Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga diri
Jenis-jenis Menulis
penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang bersifat imajinasi, (3) eksposisi
bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan (4) argumentasi bertujuan meyakinkan
pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi (Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan
untuk memberikan informasi tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada
pembaca.
Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa
yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006: 4.6). Jadi, menulis deskripsi adalah,
menulis dengan menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat,
dan rasa dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis
menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus didasarkan pada pengamatan yang cermat dan
Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat
membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu sensasi atau emosi
(Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut
selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya dan saling berkaitan.
Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan deskripsi orang dan
karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih karangan deskripsi tempat, karena tema
yang dibahas adalah “Pengalaman” jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa akan mendeskripsikan
tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara jelas adalah mengenai
suasana hati, kelengkapan penggambaran, dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan
Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54). Karangan narasi
berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti pada
suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau
memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman
Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan
sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang dikomunikasikan adalah informasi yang
berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh seseorang.
Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu
kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat
alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat
tersebut.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan
Menulis adalah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bahasa tulis untuk tujuan memberi informasi,
Istilah menulis sering melekat pada proses kreatif yang bersifat ilmiah
Istilah mengarang lebih melekat pada proses kreatif yang non ilmiah
Tulisan popular adalah rubrik iptek, yang memuat tulisan tulisan yang memaparkan aspek khusus iptek
dengan menggunakan bahasan umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
1. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka
pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang lain
2. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta
kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer Menuliskan nama tanpa informasi lain,
3. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh
dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana
4. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar materi
yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi
tersebut.
5. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer
6. Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau dewan pakar sebagai
“referee”, maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah populer cukup diberikan oleh editor majalah.
4. Membedakan isi tulisan populer dengan tulisan ilmiah atau buku ilmiah
1) Tahapan Membaca
a. Tahap I
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin
telah diingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian, serangkaian kalimat tindakan
ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal yang telah dialami.Dalam tahap ini, perlu ada bimbingan untuk
b. Tahap II
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui menjadi bahan
dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing dalam membaca bahan yang
baru disusun.
c. Tahap III
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa.
Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami sedikit kesulitan bahkan
tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh
kata biasa. Pada tahap ini pembaca acap kali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf atau pilihan-
pilihan yang sesuai buat bacaan.
d. Tahap IV
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-teks
sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan.
e. Tahap V
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak dibatasi (Finocchiaro and
Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).
2) Tahapan Menulis
Topik atau tema itu berbeda dengan judul. Kita bisa memberikan judul dari karya tulis kita belakangan, tapi
tema harus ditentukan dulu sebelum kita menulis. Tema adalah pondasi awal dari pembahasan yang mau
Anak Kecil di Tepi Jalan - Temanya adalah seorang anak kecil yang menjadi korban dari
Diary Suamiku - Temanya adalah seorang istri muda yang mengalami penghianatan dan
Untuk menentukan sebuah topik/tema, tentunya kita harus memiliki ide yang mau kita bahas atau tuliskan.
Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan bahan untuk menuliskan sesuatu. Jika kita sudah
merasa stag atau kehabisan ide, maka jangan pernah paksakan diri. Buatlah otak kita refresh barang
beberapa saat. Setelah itu kita bisa browsing di internet, jalan-jalan ke toko buku, datang ke perpustakaan
atau pergi ke suatu tempat untuk mencari sebuah ide yang akan kita jadikan tema tulisan.
Jika kita sudah menemukan topik/tema, jangan terburu-buru untuk menuliskannya. Memang lain penulis
lain pula cara menulisnya. Ada beberapa penulis yang tidak pernah membuat kerangka tulisan, begitu
menemukan ide untuk tema langsung ditulis. Salah satunya adalah istri saya. Tapi untuk mempermudah
dalam kita menulis khususnya untuk penulis pemula, membuat kerangka tulisan sangat diperlukan. Ibarat
kita mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita ketahui, maka kita perlu tahu jalan yang harus kita
lewati. Kerangka tulisan itu bisa menjadi map dalam kita menjabarkan tulisan menjadi lebih dalam.
Tuliskan semua ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di sebuah catatan, entah itu di
sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah nanti yang akan kita jadikan sebagai draft tulisan.
Mengembangkan ide yang ada. Jika mau menulis buku, kita bisa buat poin-poin apa saja yang
akan kita bahas. Jika mau menulis novel, kita bisa membuat alur, nama tokoh baik utama maupun
pembantu. Fungsi mengembangkan ide ini adalah untuk menambah daging dalam tulang dari tulisan yang
Tulislah dengan gaya bebas. Namanya juga kerangka, jadi tidak perlu memikirkan aturan
penulisan dulu. Kita tulis semua ide yang muncul, untuk aturan dan tata bahasa bisa kita pikirkan
belakangan.
Dari kerangka/draft yang kita buat, baru kita jabarkan dengan bentuk rangkaian tulisan. Poin-poin yang
sudah kita buat, kita jelaskan satu persatu. Alur cerita yang sudah kita rancang, mulai kita tuliskan dalam
sebuah cerita. Inilah fungsinya tadi kita membuat kerangka, karena kita bisa menulis tanpa ada hal-hal
yang terlewatkan.
Sediakan waktu khusus. Jika kita mau menulis, setidaknya sediakan waktu khusus 1-2 jam. Ini
akan membuat kita lebih konsentrasi dan bisa membuat sebuah karya tulis yang bagus.
Jauhkan diri dari semua hal yang bisa menganggu. Menulis itu adalah sebuah karya,
bagaimana kita bisa membuat karya yang bagus jika kita mengerjakannya sambil chat, buka facebook atau
twitter, menelpon atau sambil ngobrol? Untuk itu jauhkan semua itu pada saat kita sedang menulis.
Tuliskan semua yang muncul dari kepala kita. Menulislah dengan mengalir seperti kita sedang
bercerita. Bahkan bila tulisan yang kita buat sudah mulai melenceng dari kerangka dan topik, jangan
pernah menghentikannya dan tidak perlu di edit. Mulailah merangkai kata dengan gaya penulis bebas yang
Jangan memaksakan diri menulis selama ber jam-jam. Mungkin bagi mereka yang sudah pro
dan expert, menulis dalam waktu yang lama adalah biasa. Tapi bagi penulis pemula, jangan pernah
memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisan dalam waktu yang cepat. Untuk menghasilkan karya tulis
yang bermutu dan bagus, diperlukan pikiran yang fresh dan energi yang besar. Karena itu seorang penulis
bahasa yang kurang tepat, poin-poin yang terlewatkan, penyebutan tokoh yang salah, alur yang tiba-tiba
meloncat atau mau merubah susunan atau jalan ceritanya dan sebagainya. Meski kita menulis dengan
menggunakan microsoft office word terbaru, jangan terlalu mudah percaya dengan "spell check". Karena
Telitilah semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini untuk dikomersilkan.
Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah cara agar kita bisa menghasilkan karya
tulis yang bermutu dan bagus. Jika menulis di blog sendiri dengan bentuk yang acak-acakan, itu sih hak
setiap pemilik blog. Paling pengunjung yang nyasar dan membaca tulisan yang tidak beraturan, akan
menutup blog kita dan tak pernah kembali lagi. Tapi jika tulisan komersil, pembaca itu membeli karya kita.
Jika banyak terjadi kesalahan, maka bersiaplah untuk menerima komplain dari mereka.
Tahap Penerbitan adalah langkah terakhir dari serangkaian tahapan penulisan. Seorang blogger bisa
meng-upload (mem-publish) artikel yang sudah ditulisnya di blog. Seorang mahasiswa bisa menyerahkan
skripsinya ke dosen pembimbing. Seorang jurnalis bisa menyerahkan "copy" tulisannya kepada editor. Dan
seorang penulis bisa menyerahkan naskahnya kepada penerbit untuk diterbitkan atau dicetak.
Inilah fungsinya kita merevisi/mengedit tulisan. Apalagi jika karya tulis kita bersifat komersil, tentunya ada
beberapa syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti agar naskah kita bisa diterima. Sama dengan kita
melamar pekerjaan, bagaimana sebuah perusahaan akan menerima kita sebagai karyawan jika tidak ada
kualifikasi dari kita yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut? Jika kita tidak mau ribet dengan mengikuti
prosedur yang ada, maka kita bisa mencetak dan menerbitkan naskah kita sendiri. Tapi tentunya
dibutuhkan modal dan kerja yang sangat keras, karena kita akan memasarkan karya kita sendiri tanpa
bantuan penerbit.
B. Simpulan
Hakikat dari membaca ialah proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu
yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Sedangkan menulis adalah proses menuangkan
ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca. Manfaat dari
membaca ialah Memperoleh banyak pengalaman hidup. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai
informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam
peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. Sedangkan manfaat menulis ialah Memperluas dan
Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan. Dan jenis-jenis menulis ialah
Daftar Pustaka
Alek A dan Ahmad H.P.Bahasa Indonesia UntukPerguruan Tinggi.2010.Kencana: Jakarta.
Pengertian, JenisdanTujuanMembaca_InfoToko Surya62.html
PengertianMembaca_long life education.html
Ismail,
Nanang.2009.PeningkatanKemampuanMembacaPuisidenganMetodeLatihanBerjenjangMeng
gunakan media Audio Visual Siswakelas VII SMP Islam Al-Irsyad Kota Semarang. Skripsi.
Semarang: JurusanBahasadanSastra Indonesia FBS Unnes. Hal 13-18
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakrta : Raja Grafindo Persada.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah.
Kusmayadi, Ismail. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bndung : Tinta Emas.