Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA
INDONESIA
Modul 04
MEMBACA UNTUK
MENULIS
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Teknik Ilmu Komputer 900008 Dra. Hj. Winarmi, M. Pd
Informatika

Abstract Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, (1) Menjelaskan pengertian karya
pembaca memiliki pengetahuan dan ilmiah
pemahaman yang benar mengenai (2) Menjelaskan ciri-ciri karya
konsep penulisan karya ilmiah. ilmiah
(3) Menjelaskan syarat-syarat karya
ilmiah
(4) Menggunakan bahasa yang benar
dalam karya ilmiah
(5) Menjelaskan jenis-jenis karya
ilmiah
(6) Menjelaskan tahapan-tahapan
penulisan karya ilmiah
(7) Membuat karya ilmiah popular

4.1 Pengertian Membaca

Menurut Anderson (1972-214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihatn pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang
tertulis. Adapun menurut Tarigan (1987: 7), membaca ialah suatu proses yang dilakukan dan
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu, Finocharo dan Bonomo (1973: 119),
mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukan oleh Lado  (1976: 132),
membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Sumber yang lain
juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan
kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir
Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah proses
memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh
penulis kepada pembacanya.

4.2 Tujuan Membaca

Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson (1972-214) antara lain:
a.       Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).
b.      Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang
dilami sang tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya. (Reading for main idea).
c.       Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk
mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or
organization).
d.      Membaca untuk menemukan serat mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh sang
pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang yang
membuat meraka berhasil atau gagal. (Reading for inference).

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
e.       Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar atau tidak benar. (Reading to classify).
f.       Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh
sang tokoh, atau bekerja seperti sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh
bekerja dalam cerita itu. (Reading to evaluate).
g.      Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,
bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca. (Reading to compare or contrast).
Sementara lain tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami
teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca
puisi (Depdiknas ; 2004 : 15). Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu:
1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung.
2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri.
3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-
gagasan utama ( Depdiknas ; 1994 : 18 ).

Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna
dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang
disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.

4.3 Manfaat Membaca

Kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:


1. Memperoleh banyak pengalaman hidup.
2. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat
berguna bagi kehidupan.
3. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu
bangsa.
4. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
5. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker, meningkatkan
taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
6. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang
menjadi cerdik dan pandai.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat menunjang
keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
8. Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll. (Amir,
1996: 6)
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson, seorang
filosof kenamaan yang mengharapkan setiap orang (termasuk pelajar) dapat membiasakan
diri sebagai pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai
pengalaman dan pengetahuan, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat sampai pada tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat
langsung dari pembacaan buku-buku besar. Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut'ang
seorang filosof terkenal Cina yang menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai
kebiasaan membaca yang baik, akan terpenjara dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan
ruang. Hal ini berarti ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi pada lingkungan
dekatnya dan hanya berhubungan dengan orang-orang tertentu saja. Dengan demikian
semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan yang didapatkan,
tidak terpenjara dalam dunianya.

4.4 Jenis Membaca

Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan
masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari
membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus
yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya
orang waktu membaca itu terbagi atas:
1)      Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
a)      Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk
guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti membaca
untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan
perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru,
penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain. Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama
dan membaca teks pidato.
Hal yang harus diperhatikan dalam membaca nyaring :

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Intonasi
Intonasi berarti ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat, bisa
mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda.
Contoh:
Tian salah paham kepada bapak.
Tian salah paham kepada bapak?
Tian salah paham kepada bapak!

Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh
beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat
tinggal mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan satuan
suara (fon).

Jeda
Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan dengan
intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang
tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan
ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi
kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami.
Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai
dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;],
tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi
pengertian
atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
    (yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
    (yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
    (yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ekspresi
Ekspresi adalah cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang bahagia
akan terlihat bahwa wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di bibirnya, terlihat raut
gairah hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa bikin awet muda katanya.
Sebaliknya orang yang sedang sedih bisa dilihat dari wajahnya yang kusut, bermuram,
seperti tidak ada aura kehidupan terpancar dari wajahnya.
Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka atau urat-urat muka dan tubuh yang
menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung kembang kempis.
Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering memegang kepalanya,
serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran, kadang menjambak sendiri
rambutnya.
Orang yang sedang malu-malu terlihat dari senyum yang setengah-setengah, wajah agak
memerah, senyam senyum sendiri!.

b)      Membaca Teknik


Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
 Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
 Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca
sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
 Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c)      Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam
apresiasi sastra.
2)      Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)
Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang
mencakupi:
a)      Membaca teliti.
b)      Membaca pemahaman.
c)      Membaca ide.
d)     Membaca kritis.
e)      Membaca telaah bahasa.
f)       Membaca skimming.
g)      Membaca cepat.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan
pendidikan yang menyeluruh. Contoh : (membaca paragraph dengan pengertian, membaca
pilihan yang lebih panjang, membuat catatan [mengenai bacaan, menandai buku], membaca
dalam kelas, menelaah tugas [survei, question, baca, mencerikatan kembali, meninjau
kembali] )
Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan
memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih
dalam lagi. Contoh : (standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi)
Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan
ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:
 Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah
memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. tujuannya untuk memerbesar
daya kata dan mengembangkan kosa kata. a) memerbesar daya kata, dengan mengetahui:
ragam bahasa, makna konteks, bagian-bagian kata, penggunaan kamus, aneka makna,
idiom, sinonim/antonym, konotasi/denotasi, derivasi. b) mengembangkan kosa kata,
dengan mengertahui: bahasa kritik sastra, memetik makna dari konteks, petunjuk-petunjuk
konteks  
 Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian
keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Dalam membaca sastra, beberapa hal yang
perlui diperhatikan: a) memahami bahasa ilmiyah dan bahasa sastra; b) gaya bahasa,
meliputi: perbandingan, hubungan dan pernyataan (majas)

Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide


pokok.
Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan
tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk
menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.

4.5  Hal Yang Harus Di Hindari Dalam Membaca


1.     Sub Vokalisasi
Kesalahan sub vokalisasi ini dimaksudkan adalah ketika membaca mulut dan hati sama-
sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika Anda terbiasa mengulangi
bacaan, mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar membaca
cepat, kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode yang kita

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
gunakan ketika pada masa kecil belajar membaca.
Misalnya metode Phonic yang memperkenalkan abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan
dengan mengulang kata-kata. Ada juga metode Lokk say, misalnya kata “Budi” langsung
disebut Budi. Biasanya guru bisa mengontrol dan mengoreksi pengucapan siswa.
Menurut para ahli bahwa hal ini merupakan salah satu kendala dalam membaca cepat
(speed reading), sehingga perlu dihindari.

2.   Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan
pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca tak
boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh banyak
pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.
Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam
membaca cepat yang disebut Finger panting.
Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru membolehkan teknik
membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan
penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi dan
mempercepat proses membaca, karena dapat langsung mengarahkan mata pada bahan
bacaaan. Jika Anda tak percaya, silahkan buktikan membaca menggunakan cara seperti
ini.
3. Regretio 
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan
bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti ini dapat
berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan bacaan (kalimat)
sehingga membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini disebut
hambatan regretio.

4. Back Skippin
Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan bacaan
(kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini merupakan
kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat mengakibatkan
penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban, sehingga sulit
melakukan speed reading.

5.  Menggerak Gerakan Kepala


Yang dimaksud dari menggerak gerakan kepala adalah saat membaca terkadang kepala
kita mengikuti arah bacaan yang sedang kita baca sehingga hal tersebut dapat
mengganggu dan mengurangi daya konsentrasi saat membaca. Hal tersebut seharusnya
juga dihindari disaat membaca.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.6 Pengertian Menulis

Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar

mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis

dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai

media penyampai. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis

berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam

Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu:

meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap

sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan

keterampilan yang sukar dan kompleks. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) writing is one of

the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu

lakukan di sekolah.

Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu

menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Pengertian menulis diungkapkan juga oleh Barli Bram

(2002: 7) in principle, to write means to try to produce or reproduce writen message. Barli Bram

mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada.

Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan writing is a creative act,

the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a

text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman

atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa.

M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses

kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273)

menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. Menulis

menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan

mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga

pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan

pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, menulis ialah proses menuangkan ide/gagasan dimana akan

menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.7 Tujuan Menulis

Adapun tujuan menulis yaitu:

a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan

pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan

pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.

b. Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap,

apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan

meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi

persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan

gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna.

c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan

wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya

akan menentukan perilaku seseorang.  Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung lebih

terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih

rasional.

d. Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio,

televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-

tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula

menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian  sibuk beraktifitas.

Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk

menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan

harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”.

Menurut Syafie’ie (1988:51-52),  tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Mengubah keyakinan pembaca;

2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;

3) Merangsang proses berpikir pembaca;

4) Menyenangkan atau menghibur pembaca;

5) Memberitahu pembaca; dan

6) Memotivasi pembaca.

Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25)  mengklasifikasikan tujuan penulisan, antara lain:

1. Tujuan penugasan (assingnment purpose)

2. Tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose)

3. Tujuan Persuasif  (Persuassive Purpose)

4. Tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan (self-expressive purpose)

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. Tujuan Pernyataan diri (Self expressive purpose)

6. Tujuan kreatif (creative purpose)

7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose).

4.8 Manfaat Menulis

Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis lanjutan yang

berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara lain:

1. Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.

2. Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.

3. Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.

4. Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan pengorganisasian.

5. Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa

mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.

Menurut Sabarti dkk, 1988:2 manfaat menulis ada delapan, diantaraya:

1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilihnya.

Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman

yang tersimpan dibawah sadar.

2. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan

serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.

3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang

ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun

mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat.

Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.

5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.

6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang

lebih konkret.

7. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah

masalah, bukan sekedar penyadap informasi.

8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.

Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-mengarang, yaitu:

1. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana untuk

mengungkapkan perasaan seseorang.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang seseorang

merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga

akhirnya ia dapat memperoleh pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang

ditulisnya itu.

3. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu

perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-worth),

artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan

sendiri untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.

4. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling

seseorang (a tool for increasing awareness and  perception of one’s environment), maksudnya dengan

sering mengarang seseorang meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya

serapnya pada tingkat kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan.

5. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a

tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat

mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.

6. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan

bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the language), artinya kegiatan

mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis.

Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi 1996:3-4, yaitu:

1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide

dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.

2. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.

3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep

atau ide yang kita milki.

4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.

5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah

sekaligus.

6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan

tidak hanya menjadi penerima informasi.

Hepi Andi Bastomi, MA menyebutkan ada 5 kekayaan yang akan dihasilkan oleh penulis, yaitu:

1. Kekayaan pahala

2. Kekayaan uang

3. Kekayaan sahabat

4. Kekayaan pengetahuan

5. Kekayaan nama

Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, diantaranya:

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Secara material

Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi sambilan untuk

memperoleh penghasilan.

2. Secara non material

Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena bisa mengekspresikan diri,

melontarkan gagasan-gagasan serta ide-ide, mengkriti kinerja pemerintah, dan dapat mencerdaskan

bangsa. Bahkan mendapatkan pahala dari Allah swt.

3. Popularitas

Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-mana, dikota, luar kota,

provinsi dan bahkan dapat mendunia.

Dalam sebuah buku karya Bernerd Percy yang berjudul The Power of Creative Writting mengungkapkan

sekurang-kurangnya ada enam manfaat karang mengarang, diantaranya:

1. Sarana pengungkapan diri

2. Sarana untuk memahami sesuatu

3. Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga diri

4. Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling

5. Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat

6. Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa

4.9 Jenis Menulis

Jenis-jenis Menulis

Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah: (1) deskripsi adalah

penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang bersifat imajinasi, (3) eksposisi

bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan (4) argumentasi bertujuan meyakinkan

pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi (Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan

untuk memberikan informasi tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada

pembaca.

Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa

yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006: 4.6). Jadi, menulis deskripsi adalah,

menulis dengan menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa

yang dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat,

dan rasa dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
seperti, bahagia, takut, sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi, pembaca dituntut untuk

menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus didasarkan pada pengamatan yang cermat dan

penyusunan kalimat yang tepat.

Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat

membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu sensasi atau emosi

(Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut

selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya dan saling berkaitan.

Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan deskripsi orang dan

karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih karangan deskripsi tempat, karena tema

yang dibahas adalah “Pengalaman” jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa akan mendeskripsikan

tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara jelas adalah mengenai

suasana hati, kelengkapan penggambaran, dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan

penilaian dalam mengarang deskripsi.

Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54). Karangan narasi

berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti pada

suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau

memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman

estetis kepada pembaca.

Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan

sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang dikomunikasikan adalah informasi yang

berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh seseorang.

Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu

kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau

menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat

alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat

tersebut.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


14 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
A.      Membaca untuk Menulis

Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan

diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan.

Menulis adalah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bahasa tulis untuk tujuan memberi informasi,

meyakinkan atau menghibur yang menghasilkan karangan atau tulisan

Istilah menulis sering melekat pada proses kreatif yang bersifat ilmiah

Istilah mengarang lebih melekat pada proses kreatif yang non ilmiah

Tulisan popular adalah rubrik iptek, yang memuat tulisan tulisan yang memaparkan aspek khusus iptek

dengan menggunakan bahasan umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.

Karakter tulisan popular:

1. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka

pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang lain

2. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta

kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer Menuliskan nama tanpa informasi lain,

kecuali ia adalah repoter.

3. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh

dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana

serta mudah dibaca.

4. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar materi

yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi

tersebut.

5. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer

seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi,  gambar, foto, dll

6. Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau dewan pakar sebagai

“referee”, maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah populer cukup diberikan oleh editor majalah.

Langkah-langkah membaca tulisan populer

1.      Mengenali persoalan utama/isu yang dibahas

2.      Menentukan relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan

3.      Memanfaatkan isu tulisan populer untuk bahan/inspirasi dalam menulis

4.      Membedakan isi tulisan populer dengan tulisan ilmiah atau buku ilmiah

B.       Tahapan Membaca dan Menulis

1)        Tahapan Membaca
a. Tahap I 
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin
telah diingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian, serangkaian kalimat tindakan
ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal yang telah dialami.Dalam tahap ini, perlu ada bimbingan untuk

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


15 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mengembangkan atau meningkatkan responsi-responsi visual yang otomatis terhadap gambaran-
gambaran huruf yang akan dilihat pada gambaran cetakan. Selain itu harus benar-benar memahami
bahwa kata-kata tertulis itu mewakili atau menggambarkan bunyi-bunyi.

b. Tahap II 
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui menjadi bahan
dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing dalam membaca bahan yang
baru disusun.

c. Tahap III 
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa.
Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami sedikit kesulitan bahkan
tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh
kata biasa. Pada tahap ini pembaca acap kali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf atau pilihan-
pilihan yang sesuai buat bacaan.

d. Tahap IV 
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-teks
sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan.

e. Tahap V 
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak dibatasi (Finocchiaro and
Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).

2)        Tahapan Menulis

Tahap Pertama - Pemilihan Topik/Tema

Topik atau tema itu berbeda dengan judul. Kita bisa memberikan judul dari karya tulis kita belakangan, tapi

tema harus ditentukan dulu sebelum kita menulis. Tema adalah pondasi awal dari pembahasan yang mau

kita tuliskan, seperti:

 Anak Kecil di Tepi Jalan - Temanya adalah seorang anak kecil yang menjadi korban dari

kekejaman hidup dijalanan.

 Diary Suamiku - Temanya adalah seorang istri muda yang mengalami penghianatan dan

akhirnya menemukan rahasia di buku catatan suaminya.

Untuk menentukan sebuah topik/tema, tentunya kita harus memiliki ide yang mau kita bahas atau tuliskan.

Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan bahan untuk menuliskan sesuatu. Jika kita sudah

merasa stag atau kehabisan ide, maka jangan pernah paksakan diri. Buatlah otak kita refresh barang

beberapa saat. Setelah itu kita bisa browsing di internet, jalan-jalan ke toko buku, datang ke perpustakaan

atau pergi ke suatu tempat untuk mencari sebuah ide yang akan kita jadikan tema tulisan.

Tahap Kedua - Membuat Kerangka Tulisan (Draft)

Jika kita sudah menemukan topik/tema, jangan terburu-buru untuk menuliskannya. Memang lain penulis

lain pula cara menulisnya. Ada beberapa penulis yang tidak pernah membuat kerangka tulisan, begitu

menemukan ide untuk tema langsung ditulis. Salah satunya adalah istri saya. Tapi untuk mempermudah

dalam kita menulis khususnya untuk penulis pemula, membuat kerangka tulisan sangat diperlukan. Ibarat

kita mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita ketahui, maka kita perlu tahu jalan yang harus kita

lewati. Kerangka tulisan itu bisa menjadi map dalam kita menjabarkan tulisan menjadi lebih dalam.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


16 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk membuat kerangka tulisan, bisa kita lakukan hal sebagai berikut:

 Tuliskan semua ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di sebuah catatan, entah itu di

sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah nanti yang akan kita jadikan sebagai draft tulisan.

 Mengembangkan ide yang ada. Jika mau menulis buku, kita bisa buat poin-poin apa saja yang

akan kita bahas. Jika mau menulis novel, kita bisa membuat alur, nama tokoh baik utama maupun

pembantu. Fungsi mengembangkan ide ini adalah untuk menambah daging dalam tulang dari tulisan yang

akan kita buat.

 Tulislah dengan gaya bebas. Namanya juga kerangka, jadi tidak perlu memikirkan aturan

penulisan dulu. Kita tulis semua ide yang muncul, untuk aturan dan tata bahasa bisa kita pikirkan

belakangan.

Tahap Ketiga - Menulis (Merangkai Kata)

Dari kerangka/draft yang kita buat, baru kita jabarkan dengan bentuk rangkaian tulisan. Poin-poin yang

sudah kita buat, kita jelaskan satu persatu. Alur cerita yang sudah kita rancang, mulai kita tuliskan dalam

sebuah cerita. Inilah fungsinya tadi kita membuat kerangka, karena kita bisa menulis tanpa ada hal-hal

yang terlewatkan.

Tips yang bisa dilakukan disaat menulis:

 Sediakan waktu khusus. Jika kita mau menulis, setidaknya sediakan waktu khusus 1-2 jam. Ini

akan membuat kita lebih konsentrasi dan bisa membuat sebuah karya tulis yang bagus.

 Jauhkan diri dari semua hal yang bisa menganggu. Menulis itu adalah sebuah karya,

bagaimana kita bisa membuat karya yang bagus jika kita mengerjakannya sambil chat, buka facebook atau

twitter, menelpon atau sambil ngobrol? Untuk itu jauhkan semua itu pada saat kita sedang menulis.

 Tuliskan semua yang muncul dari kepala kita. Menulislah dengan mengalir seperti kita sedang

bercerita. Bahkan bila tulisan yang kita buat sudah mulai melenceng dari kerangka dan topik, jangan

pernah menghentikannya dan tidak perlu di edit. Mulailah merangkai kata dengan gaya penulis bebas yang

sudah pernah saya ulas sebelumnya.

 Jangan memaksakan diri menulis selama ber jam-jam. Mungkin bagi mereka yang sudah pro

dan expert, menulis dalam waktu yang lama adalah biasa. Tapi bagi penulis pemula, jangan pernah

memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisan dalam waktu yang cepat. Untuk menghasilkan karya tulis

yang bermutu dan bagus, diperlukan pikiran yang fresh dan energi yang besar. Karena itu seorang penulis

membutuhkan istirahat dan makanan bergizi yang cukup.

Tahap Keempat - Merevisi (Mengedit)

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


17 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam tahap revisi (edit) ini, kita periksa kembali hasil tulisan kita. Mungkin saja ada ejaan yang salah, tata

bahasa yang kurang tepat, poin-poin yang terlewatkan, penyebutan tokoh yang salah, alur yang tiba-tiba

meloncat atau mau merubah susunan atau jalan ceritanya dan sebagainya. Meski kita menulis dengan

menggunakan microsoft office word terbaru, jangan terlalu mudah percaya dengan "spell check". Karena

bisa jadi kita mau menulis "bisa" jadinya malah "bias".

Telitilah semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini untuk dikomersilkan.

Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah cara agar kita bisa menghasilkan karya

tulis yang bermutu dan bagus. Jika menulis di blog sendiri dengan bentuk yang acak-acakan, itu sih hak

setiap pemilik blog. Paling pengunjung yang nyasar dan membaca tulisan yang tidak beraturan, akan

menutup blog kita dan tak pernah kembali lagi. Tapi jika tulisan komersil, pembaca itu membeli karya kita.

Jika banyak terjadi kesalahan, maka bersiaplah untuk menerima komplain dari mereka.

Tahap Kelima – Penerbitan

Tahap Penerbitan adalah langkah terakhir dari serangkaian tahapan penulisan. Seorang blogger bisa

meng-upload (mem-publish) artikel yang sudah ditulisnya di blog. Seorang mahasiswa bisa menyerahkan

skripsinya ke dosen pembimbing. Seorang jurnalis bisa menyerahkan "copy" tulisannya kepada editor. Dan

seorang penulis bisa menyerahkan naskahnya kepada penerbit untuk diterbitkan atau dicetak.

Inilah fungsinya kita merevisi/mengedit tulisan. Apalagi jika karya tulis kita bersifat komersil, tentunya ada

beberapa syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti agar naskah kita bisa diterima. Sama dengan kita

melamar pekerjaan, bagaimana sebuah perusahaan akan menerima kita sebagai karyawan jika tidak ada

kualifikasi dari kita yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut? Jika kita tidak mau ribet dengan mengikuti

prosedur yang ada, maka kita bisa mencetak dan menerbitkan naskah kita sendiri. Tapi tentunya

dibutuhkan modal dan kerja yang sangat keras, karena kita akan memasarkan karya kita sendiri tanpa

bantuan penerbit.

B.      Simpulan

Hakikat dari membaca ialah proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu

yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Sedangkan menulis adalah proses menuangkan

ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca. Manfaat dari

membaca ialah  Memperoleh banyak pengalaman hidup. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai

informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam

peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. Sedangkan manfaat menulis ialah Memperluas dan

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


18 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
meningkatkan pertumbuhan kosa kata. Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.

Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan. Dan jenis-jenis menulis ialah

deskriptif, eksposisi, argumentasi. 

Daftar Pustaka
Alek A dan Ahmad H.P.Bahasa Indonesia UntukPerguruan Tinggi.2010.Kencana: Jakarta.
        Pengertian, JenisdanTujuanMembaca_InfoToko Surya62.html
        PengertianMembaca_long life education.html
        Ismail,
Nanang.2009.PeningkatanKemampuanMembacaPuisidenganMetodeLatihanBerjenjangMeng
gunakan media Audio Visual Siswakelas VII SMP Islam Al-Irsyad Kota Semarang. Skripsi.
Semarang: JurusanBahasadanSastra Indonesia FBS Unnes. Hal 13-18
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakrta : Raja Grafindo Persada.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah.
Kusmayadi, Ismail. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bndung : Tinta Emas.

2019 Nama Mata Kuliah dari Modul


19 Dosen Penyusun
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai