TEORI MEMBACA
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Bagas Priliyanto
Dede Karya
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dalam makalah ini dikaji mengenai hakikat membaca, pendekatan dalam teori
dan model membaca, serta proses dan model membaca. Hal ini dilakukan untuk
menampung berbagai keperluan membaca dan berbagai tingkat kemampuan baca
sehingga semua pembaca dapat memanfaatkan buku ini untuk dapat membaca secara
efektif dan efisien.
Saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan sebab
buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua
pihak yang telah berjasa atas penyusunan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................1
1.3 TUJUAN PEMBUATAN........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Membaca..............................................................................3
2.2 Tujuan Membaca....................................................................................3
2.3 Jenis-jenis Membaca...............................................................................5
2.4 Proses Membaca......................................................................................8
2.5 Periode Membaca....................................................................................9
2.6 Teknik-teknik Membaca Cepat...........................................................11
2.7 Langkah-langkah Membaca Cepat.....................................................12
2.8 Model membaca cepat...........................................................................13
2.9 Kecepatan Efektif Membaca................................................................14
2.10 Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat.....................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................19
3.1 KESIMPULAN......................................................................................19
3.2 SARAN...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Tujuan membaca menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010: 76)
adalah:
a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
dilakukan oleh sang tokoh.
b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan.
3
4
c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian
cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, dan untuk mengetahui urutan atau
susunan organisasi cerita.
d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal, Ini disebut membaca untuk menyimpulkan atau membaca
inferensi.
e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu
benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokan atau
membaca untuk mengklasifikasikan.
f) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh
sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh. Ini disebut membaca menilai
atau membaca mengevaluasi.
Membaca untuk menemukan bagaimana cara sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari hidup yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca
untuk membandingkan atau mempertentangkan.
Sedangkan Nurhadi (1987: 11) mengungkapkan bahwa secara umum, tujuan
membaca adalah mendapatkan informasi, memperoleh pemahaman, memperoleh
kesenangan. Secara khusus, tujuan membaca adalah memperoleh informasi faktual,
memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, memberikan
penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, memperoleh kenikmatan emosi, dan
mengisi waktu luang.
Lebih lanjut berikut pendapat Waples dalam Nurhadi, yang menyampaikan
bahwa tujuan membaca adalah:
(1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;
(2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih;
(3) bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;
(4) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;
(5) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;
(6) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
5
memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan
singkat.
Membaca Ekstensif dibagi menjadi:
1) Membaca Survey
Sebelum kita mulai membaca maka biasanya kita meneliti terlebih
dahulu apa-apa yang akan kita telaah atau apa yang akan kita baca
2) Membaca Sekilas
Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata kita
bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis
untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan
3) Membaca Dangkal
Membaca dangkal adalah salah satu jenis yang bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang
tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.
B. Membaca intensif
1) membaca telaah isi:
a) Membaca Teliti
Secara sederhna, membaca teliti dapat dikatakan sebagai
kegiatan membaca secara seksama yang bertujuan untuk
memahami secara detil gagasan- gagasan yang terdapat dalam
teks bacaan tersebut atau untuk melihat organisasi penulisan
atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.
b) Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman menurut H.G. Tarigan (1986:56)
merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami
standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary
standards), resensi kritis (critical review), drama tulis (printed
drama) serta pola-pola fiksi (pattrens of fiction).
c) Membaca Kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara
bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta
7
d) Membaca Ide-ide
Membaca ide atau reading for idea adalah sejenis kegiatan
membaca yang mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide
yang terdapat pada bacaan. Ada suatu prinsip yang harus selalu
diingat, yaitu suatu sumber yang kaya akan ide merupakan dasar
bagi komunikasi dan kita cenderung berbicara dan menulis dengan
baik kalau mereka penuh dengan ide-ide. Pada umumnya membaca
adalah untuk memcari informasi dan untuk menikmati apa yang
disajikan dalam bacaan tersebut.
Dalam menguasai kecepatan membaca, pembaca harus
mengetahui beberapa hal, antara lain:
1) Membaca sekilas untuk memproleh beberapa hal sebagai
gambaran,
2) Membaca cepat untuk mencari hal tertentu yang dia inginkan,
3) Membaca demi kesenangan,
4) Membaca secara serius bahan-bahan yang penting tanpa
menghilangkan satupun hal yang penting dari bacaan.
Pembaca yang baik juga harus mengenal media cetak, yaitu :
1) Paperbacks (buku saku, buku berjilid tipis dan kulit kertas)
2) Media grafika (komik,kartun, poto, penyajian statistik, grafis,
diagram dan peta)
3) Majalah
4) Surat kabar
Dalam bentuk-bentuk kontemporer media cetak tersebut
terpendam ide-ide kontemporer yang dapat kita manfaatkan demi
kemajuan hidup kita, merupakan sumber yang tidak kunjung
kering dengan bahan yang selalu segar.
8
b) Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya-karya
sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi
maupun dalam hubungannya denga kepentingan studi atau
kepentinga pengkajian.
1. Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami
keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan
aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama
prosedurnya. Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca,
sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.
10
1. Membaca Scanning
Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah
membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan
melampaui banyak kata. Menurut Mikulecky & Jeffries dalam Farida Rahim
(2005: 18) membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan
membaca. Teknik membaca ini berguna untuk mencari beberapa informasi
secepat mungkin. Biasanya kita membaca kata per kata dari setiap kalimat yang
dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai, seseorang bisa belajar
membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat. Tapi,
membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk keperluan
untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan sebagainya,
perlu lebih detil membacanya.
2. Membaca Skimming
Pengertian membaca-layap (skimming) Mikulecky & Jeffries dalam Rahim
(2005: 40) adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau
bagian suatu bacaan. Membaca layap dibutuhkan untuk mengetahui sudut
pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf, dan
menemukan gagasan umum dengan cepat. Pengertian lain dari membaca
skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat untuk mendapatkan suatu
informasi dari yang kita baca. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan
cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca
dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama
dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.
12
Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu memahami beberapa langkah membaca
cepat yaitu:
1. Langkah Pertama adalah Persiapan
Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita coba
menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah
kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan
pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul bahan bacaan yang akan
dibaca.
Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan
dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan.
Oleh karena itu simbol visual ini dapat membantu kita memahami isi bacaan.
Selanjutnya kita perlu memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang
dicetak berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan.
Langkah selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir. Alinea awal
mengantarkan pembaca pada isi bacaan, sedangkan aliena akhir biasanya berupa
pokok pikiran dari isi bacaan. Melalui aliena awal dan akhir ini dapat membantu
kita menafsirkan keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca juga
rangkuman bacaan.
c. Melatih Pernapasan
Melatih pernapasan dapat dilakukan dengan cara tarik napas panjang
keluarkan secara perlahan. Kemudian latihan konsentrasi yang berhubungan
dengan sikap duduk, tegak, libatkan asosiasi dan imajinasi. Di sini usahakan
seolah-olah sedang berkomunikasi dengan sang penulis.
Sebelum berlatih membaca cepat, kita harus paham beberapa model membaca cepat.
Ada tiga model yang biasa digunakan dalam membaca cepat, yaitu:
1. Model line by line
14
Model line by line atau sering disebut model garis per garis. Membaca model ini
kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan dari baris pertama
hingga baris terakhir secara beurutan. Model ini biasanya digunakan untuk
bacaan yang bersifat padat, materi bacaan yang relatif baru (masih asing), atau
banyak menggunakan kata-kata atau istilah asing.
2. Model Spiral
Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak membaca seluruh isi
bacaan, tetapi dibaca secara zigzag seperti spiral. Penggabungan kata/kalimat
dalam bacaan menggunakan rasio dan pemikiran kita, sehingga kita
menyimpulkan sendiri dari kata-kata kunci yang dibaca.
3. Model Melingkar
Model melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak membaca
semua kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata kunci (key word). Kata-kata
kunci ini menjadi acuan untuk memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui
logika dan pemikiran si pembaca. Model ini biasanya digunakan untuk membaca
informasi yang sifatnya ringan. Misalnya membaca Koran, majalah, dan lain-lain.
K B Keterangan:
× = .. . . Kpm
a. Wm SI K = Jumlah kata yang dibaca
1. Rendahnya Motivasi
Sering kali saat membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas
bahan bacaan. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat kita
membaca dengan lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami
apa yang kita baca.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah: selalu tanyakan pada diri kita
sendiri AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca satu bacaan. Pakailah
5W+1H untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan diselesaikan.
2. Sulit berkonsentrasi
Ketika kita tidak berkonsentrasi, informasi yang diterima oleh mata yang
diteruskan ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan
pemahaman atas bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali.
Pengulangan ini disebut sebagai regresi.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana yang
menyenangkan dan nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan
mempunyai cahaya penerangan yang cukup. Agar bisa menyerap informasi
dengan maksimal, posisi alfa (posisi duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan
kaki menyentuh lantai) saat membaca sangat dianjurkan.
b. Gerakan Bibir
Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan
membuat kecepatan baca menjadi melambat empat kali dibandingkan jika
membaca dengan diam/tanpa bersuara.
Tips Mengatasinya:
Rapatkan bibir kuat-kuat. Tekanlah lidah ke langit-langit atas.
Mengunyah permen karet
Bibir dalam posisi bersiul, tapi tanpa suara.
c. Gerakan Kepala
Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak memungkinkan
menguasai penampang bacaan (dari kiri hingga kanan). Karena itulah kita
menggerakkan kepala dari kiri dan kanan untuk membaca baris-baris bacaan
secara lengkap. Saat dewasa, jangkauan penglihatan kita telah mampu
menguasai penampang tersebut secara optimal, sehingga seharusnya mata
saja yang bergerak.
Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerak-
gerakkan kepala dengan menggesernya.
Tips Mengatasinya:
1) Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama
membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, itu berarti
Anda masih menggerakkan kepala dalam membaca. Usahakanlah untuk
menghentikannya.
2) Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila kepala Anda
bergerak, terasa dagu Anda juga bergeser. Usahakanlah untuk
menghentikan gerakan itu.
17
3) Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak, anda akan
menyadarinya. Berusahalah untuk menghentikannya.
e. Regresi
Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-
kata yang terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke
belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya.
Kebiasaan inilah yang disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan
karena merasa kurang yakin dalam memahami kata atau kalimat
sebelumnya.
Tips mengatasinya:
1) Menanamkan kepercayaan diri pada saat membaca. Jangan terpaku pada
detail.
2) Bila Anda merasa ada yang terlewati, biarkan saja.
3) Berkonsentrasilah dalam membaca, jangan sampai melamun.
f. Subvokalisasi
18
3.1 KESIMPULAN
Adapun tujuan dari membaca secara umum adalah pembaca akan dapat
mengarahkan sasaran daya pikir kritisnya dalam mengolah bahan bacaan sehingga
memperoleh kepuasan dalam membaca.
3.2 SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Alek A dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
http://supersuga.wordpress.com/2009/08/04/hambatan-membaca-cara-mengatasinya/ .
http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-membaca-ekstensif dan-
Penjelasan-Lengkap.html
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
20