Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TEORI MEMBACA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen : Yudi prayitno, Lc., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Bagas Priliyanto

Dede Karya

Ilham Nur Alif

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BAGASSASI BANDUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Membaca merupakan salah satu aspek berbahasa yang sangat bermanfaat.


Ketermpilan berbahasa terdiri atas keterampilan, yaitu menyimak, berbicara dan menulis.
Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.
Keeempat keterampilan berbahasa tersebut saling mempengaruhi dan menjadi satu
kesatuan disebut catur tunggal. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang
bersifat aktif-reseptif, yaitu memperoleh informasi hingga mengendap menjadi sebuah
pengetahuan. Secara hakikat, ruang lingkup kajian membaca meliputi empat hal, yaitu
pengertian, tujuan, manfaat, dan aspek membaca.

Dalam makalah ini dikaji mengenai hakikat membaca, pendekatan dalam teori
dan model membaca, serta proses dan model membaca. Hal ini dilakukan untuk
menampung berbagai keperluan membaca dan berbagai tingkat kemampuan baca
sehingga semua pembaca dapat memanfaatkan buku ini untuk dapat membaca secara
efektif dan efisien.

Saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan sebab
buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua
pihak yang telah berjasa atas penyusunan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................1
1.3 TUJUAN PEMBUATAN........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Membaca..............................................................................3
2.2 Tujuan Membaca....................................................................................3
2.3 Jenis-jenis Membaca...............................................................................5
2.4 Proses Membaca......................................................................................8
2.5 Periode Membaca....................................................................................9
2.6 Teknik-teknik Membaca Cepat...........................................................11
2.7 Langkah-langkah Membaca Cepat.....................................................12
2.8 Model membaca cepat...........................................................................13
2.9 Kecepatan Efektif Membaca................................................................14
2.10 Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat.....................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................19
3.1 KESIMPULAN......................................................................................19
3.2 SARAN...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sekarang ini banyak orang memerlukan informasi sebanyak


mungkin dalam waktu yang singkat, sehingga segala perubahan yang
sangat cepat dapat diketahui segera. Sebagai contoh dapat dilihat dari
krisis ekonomi yang sedang dialami sekarang ini, dari permsalahan ini
harga selalu berubah dengan cepat informasi semacam itu dapat segera
diketahui baik dari media elektronik, seperti televisi, radio, internet, atau
media cetak seperti majalah, Koran, dan sebagainya. Secara tidak langsung
informasi tersebut dirasakan merupakan kebutuhan utama. Salah satu
penyampaian yang bertahan lama dan berjangkauan luas adalah melalui
bacaan. Oleh karena tu, kita dituntut untuk mempunyai kemampuan
membaca dan kemampuan-kemampuan penunjang lainnya, misalnya
kemampuan berbahasa.
Berbagai ungkapan yang dikemukakan oleh para ahli tentang
pentingnya membaca antara lain, seperti yang dikemukakan oleh
Tampubolon (1987 :34) yang dengan tegas mengatakan bahwa dunia kita
adalah dunia baca. Untuk mengetahui dari sebagian ilmu pengetahuan dan
informasi lainnya, maka diperlukan membaca. Karena membaca kita dapat
mengenal dunia baru disekitar kita, bangsa lain, dan sebagainya. Membaca
salah satu keterampilan dalam berbahasa yang perlu diperhatikan.
Terampil membaca menjadikan siswa memahami dengan baik semua
materi pelajaran yang diajarkan. hal ini menandakan bahwa pelajaran
membaca pada bidang studi bahasa Indonesia harus mendapatkan
perhatian yang lebih besar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1
2

Apakah metode Membaca dapat meningkatkan kemampuan membaca


di kalangan para pelajar?

1.3 TUJUAN PEMBUATAN

Makalah ini bertujuan agar para pelajar dapat memetik serta


memahami makna yang terkandung dalam bahan tertulis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Membaca

Menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010:74) membaca


adalah proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat
pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Berikutnya menurut
Tarigan (2008:7) membaca adalah suastu proses yang dilakukan dan
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata atau media tertulis. Membaca adalah
proses memahami pesan tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang
disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Sedangkan menurut Finochiaro
dan Bonomo dalam Alex dan Achmad H.P. (20010:74) membaca adalah
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahan
tertulis.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca
untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan.
Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan
dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.

2.2 Tujuan Membaca

Tujuan membaca menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010: 76)
adalah:
a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
dilakukan oleh sang tokoh.
b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan.

3
4

c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian
cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, dan untuk mengetahui urutan atau
susunan organisasi cerita.
d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang
kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal, Ini disebut membaca untuk menyimpulkan atau membaca
inferensi.
e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu
benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokan atau
membaca untuk mengklasifikasikan.
f) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh
sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh. Ini disebut membaca menilai
atau membaca mengevaluasi.
Membaca untuk menemukan bagaimana cara sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari hidup yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca
untuk membandingkan atau mempertentangkan.
Sedangkan Nurhadi (1987: 11) mengungkapkan bahwa secara umum, tujuan
membaca adalah mendapatkan informasi, memperoleh pemahaman, memperoleh
kesenangan. Secara khusus, tujuan membaca adalah memperoleh informasi faktual,
memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, memberikan
penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, memperoleh kenikmatan emosi, dan
mengisi waktu luang.
Lebih lanjut berikut pendapat Waples dalam Nurhadi, yang menyampaikan
bahwa tujuan membaca adalah:
(1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;
(2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih;
(3) bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;
(4) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;
(5) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;
(6) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
5

2.3 Jenis-jenis Membaca

Dari aspek kegiatannya, membaca dibagi menjadi lima macam, yakni:


1. Membaca Keras
Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan
bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca
seperti ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”.
2. Membaca dalam Hati
Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara
fisik membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca,
menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala.
3. Membaca Cepat
Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi
bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat
dilakukan dengan menggerakkan mata dengan pola-pola tertentu.
4. Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan
membaca; biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen dan novel.
5. Membaca Analitik
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan
tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik
kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.
Menurut Tarigan (2008: 11) jenis membaca adalah sebagai berikut:
1. Membaca nyaring
Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik.
Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat
membaca. 
2. Membaca dalam hati.
Membaca dalam hati, terdiri atas:
A. Membaca ekstensif
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas.
Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu
yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar
6

memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan
singkat.
Membaca Ekstensif dibagi menjadi:
1) Membaca Survey
Sebelum kita mulai membaca maka biasanya kita meneliti terlebih
dahulu apa-apa yang akan kita telaah atau apa yang akan kita baca
2) Membaca Sekilas
Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata kita
bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis
untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan
3) Membaca Dangkal
Membaca dangkal adalah salah satu jenis yang bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang
tidak mendalam dari suatu bahan bacaan.

B. Membaca intensif
1) membaca telaah isi:
a) Membaca Teliti
Secara sederhna, membaca teliti dapat dikatakan sebagai
kegiatan membaca secara seksama yang bertujuan untuk
memahami secara detil gagasan- gagasan yang terdapat dalam
teks bacaan tersebut atau untuk melihat organisasi penulisan
atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.
b) Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman menurut H.G. Tarigan (1986:56)
merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami
standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary
standards), resensi kritis (critical review), drama tulis (printed
drama) serta pola-pola fiksi (pattrens of fiction).
c) Membaca Kritis
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara
bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta
7

analisis. Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat


sebuah bacaan. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah
bahan bacaan secara kritis.

d) Membaca Ide-ide
Membaca ide atau reading for idea adalah sejenis kegiatan
membaca yang mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide
yang terdapat pada bacaan. Ada suatu prinsip yang harus selalu
diingat, yaitu suatu sumber yang kaya akan ide merupakan dasar
bagi komunikasi dan kita cenderung berbicara dan menulis dengan
baik kalau mereka penuh dengan ide-ide. Pada umumnya membaca
adalah untuk memcari informasi dan untuk menikmati apa yang
disajikan dalam bacaan tersebut.
Dalam menguasai kecepatan membaca, pembaca harus
mengetahui beberapa hal, antara lain:
1) Membaca sekilas untuk memproleh beberapa hal sebagai
gambaran,
2) Membaca cepat untuk mencari hal tertentu yang dia inginkan,
3) Membaca demi kesenangan,
4) Membaca secara serius bahan-bahan yang penting tanpa
menghilangkan satupun hal yang penting dari bacaan.
Pembaca yang baik juga harus mengenal media cetak, yaitu :
1) Paperbacks (buku saku, buku berjilid tipis dan kulit kertas)
2) Media grafika (komik,kartun, poto, penyajian statistik, grafis,
diagram dan peta)
3) Majalah
4) Surat kabar
Dalam bentuk-bentuk kontemporer media cetak tersebut
terpendam ide-ide kontemporer yang dapat kita manfaatkan demi
kemajuan hidup kita, merupakan sumber yang tidak kunjung
kering dengan bahan yang selalu segar.
8

2) Membaca Telaah Bahasa:


a) Membaca Bahasa
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah
umumnya bertujuan untuk memperbesar daya kata (increasing
word power) dan untuk mengembangkan kosakata (developing
vocabulary), sedangkan dalam tataran yang lebih tinggitentu
saja bertujuan untuk mencapai kefasihan (fluency).

b) Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya-karya
sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi
maupun dalam hubungannya denga kepentingan studi atau
kepentinga pengkajian.

2.4 Proses Membaca

Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di


antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up
menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu
menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu
menurut Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang
mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi
huruf-huruf tertentu. Begitu juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana,
1986:34) bahwa membaca sebagai kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-
kebiasaan merespon pada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis.
Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang oleh Goodman (dalam Cox, 1998: 270)
yang menyatakan bahwa membaca sebagai proses interaksi yang menyangkut sebuah
transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca yang sudah lancar pada umumnya
meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian menguatkan atau menolak
ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan, membaca seperti itu
disebut model top-down.
9

Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down


akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart
(dalam Harris dan Sipay, 1980: 8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa
proses belajar membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan
pengetahuan yang berada dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses
menyusun makna melalui interaksi dinamis di antara pengetahuan pembaca yang
telah ada dan informasi itu telah dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi
pembaca.
Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktivitas membaca terdiri atas dua
bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada
sembilan aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan
menghasilkan komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara
pembaca dan penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam
teks dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996:
8) mengemu-kakan sembilan proses membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbol-
simbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang
bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan
maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat
referensi dan evaluasi materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari
sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun
asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan
interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk
memahami materi yang dibaca.

2.5 Periode Membaca

1. Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami
keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan
aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama
prosedurnya. Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca,
sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.
10

Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk


membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns,
dkk. (1996: 224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun
pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar
pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang
dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994:5) mempertegas pendapat
Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurve judul bab supaya bisa
mengembangkan membaca secara efektif, dan bisa mengatur waktunya secara
fleksibel.
2. Saat-baca
Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca.
Kegiatan ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari kegiatan
membaca teks bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara
maksimal memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk.
(1996:229-236) mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat
digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan
aktivitas yang dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan
pertanyaan penuntun. Sedangkan Leo (1994:8) lebih menekankan pada kegiatan
membaca dengan cara menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau
membuat ikhtisar bacaan tersebut.
3. Pascabaca
Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996: 237)
digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke
dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman
yang lebih tinggi. Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa
pembelajaran pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca,
penceritaan kembali dan aplikasi.
11

2.6 Teknik-teknik Membaca Cepat

1. Membaca Scanning
Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah
membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan
melampaui banyak kata. Menurut Mikulecky & Jeffries dalam Farida Rahim
(2005: 18) membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan
membaca. Teknik membaca ini berguna untuk mencari beberapa informasi
secepat mungkin. Biasanya kita membaca kata per kata dari setiap kalimat yang
dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai, seseorang bisa belajar
membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat. Tapi,
membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk keperluan
untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan sebagainya,
perlu lebih detil membacanya.

2. Membaca Skimming
Pengertian membaca-layap (skimming) Mikulecky & Jeffries dalam Rahim
(2005: 40) adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau
bagian suatu bacaan. Membaca layap dibutuhkan untuk mengetahui sudut
pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf, dan
menemukan gagasan umum dengan cepat. Pengertian lain dari membaca
skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat untuk mendapatkan suatu
informasi dari yang kita baca. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan
cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca
dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama
dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya.
12

2.7 Langkah-langkah Membaca Cepat

Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu memahami beberapa langkah membaca
cepat yaitu:
1. Langkah Pertama adalah Persiapan
Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita coba
menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah
kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan
pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul bahan bacaan yang akan
dibaca.
Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan
dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan.
Oleh karena itu simbol visual ini dapat membantu kita memahami isi bacaan.
Selanjutnya kita perlu memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang
dicetak berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan.
Langkah selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir. Alinea awal
mengantarkan pembaca pada isi bacaan, sedangkan aliena akhir biasanya berupa
pokok pikiran dari isi bacaan. Melalui aliena awal dan akhir ini dapat membantu
kita menafsirkan keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca juga
rangkuman bacaan.

2. Langkah Kedua adalah Pelaksanaan


Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa membayangkan
gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca. Selanjutnya kita
dapat memulai membaca cepat dengan menggunakan dua teknik tadi yaitu
scaning dan skimming. Di sini kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada dalam
kalimat, selanjutnya dihubungkan melalui asosiasi dan imajinasi kita sehinga bisa
dengan cepat mengambil inti sari isi bacaan tampa harus membaca seluruh isi
buku.
13

3. Latihan Membaca Cepat


Untuk menguasai keterampilan membaca cepat, kita perlu latihan. Latihan ini
meliputi latihan otot mata, pheriperial mata, dan latihan pernapasan.
a. Melatih Otot Mata
Melatih otot mata dapat dilakukan dengan cara gerakan bola mata dalam
keadaan terpejam ke atas ke bawah, lalu samping kiri dan kanan. Latihan ini
harus dilakukan secara continue minimal selama 14 hari, masing-masing
selama lima menit tanpa harus putus. Apabila satu hari saja tidak latihan,
maka otot mata akan kembali ke keadaan sebelum latihan.

b. Melatih Pheriperal Mata


Melatih pheriperal mata dapat dilakukan dengan cara pandangan mata
mengikuti gerakan telunjuk di depan mata. Tujuannya agar mata kita dapat
menjangkau seluruh bacaan tanpa menggeleng-gelengkan kepala, karena
menggelengkan kepala itu menghambat membaca cepat.

c. Melatih Pernapasan
Melatih pernapasan dapat dilakukan dengan cara tarik napas panjang
keluarkan secara perlahan. Kemudian latihan konsentrasi yang berhubungan
dengan sikap duduk, tegak, libatkan asosiasi dan imajinasi. Di sini usahakan
seolah-olah sedang berkomunikasi dengan sang penulis.

2.8 Model membaca cepat

Sebelum berlatih membaca cepat, kita harus paham beberapa model membaca cepat.
Ada tiga model yang biasa digunakan dalam membaca cepat, yaitu:
1. Model line by line
14

Model line by line atau sering disebut model garis per garis. Membaca model ini
kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan dari baris pertama
hingga baris terakhir secara beurutan. Model ini biasanya digunakan untuk
bacaan yang bersifat padat, materi bacaan yang relatif baru (masih asing), atau
banyak menggunakan kata-kata atau istilah asing.

2. Model Spiral
Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak membaca seluruh isi
bacaan, tetapi dibaca secara zigzag seperti spiral. Penggabungan kata/kalimat
dalam bacaan menggunakan rasio dan pemikiran kita, sehingga kita
menyimpulkan sendiri dari kata-kata kunci yang dibaca.
3. Model Melingkar
Model melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak membaca
semua kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata kunci (key word). Kata-kata
kunci ini menjadi acuan untuk memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui
logika dan pemikiran si pembaca. Model ini biasanya digunakan untuk membaca
informasi yang sifatnya ringan. Misalnya membaca Koran, majalah, dan lain-lain.

2.9 Kecepatan Efektif Membaca

1. Pengertian Kecepatan Efektif Membaca


Kecepatan Efektif Membaca adalah perpaduan antara kecepatan mata
(kemampuan visual) dengan kecepatan pemahaman (kemampuan kognitif) dalam
merespon suatu bacaan. Kecepatan Efektif Membaca sangat dibutuhkan dalam
praktek lapangan. Maka siswa, dosen, manajer perusahaan dan ilmuwan lainnya
harus mampu menyerap isi sebuah bacaan secara cepat dan efektif. Kecepatan ini
harus dilatih sejak dini agar kita tidak terbiasa berperilaku membaca secara salah,
misalnya: membaca dengan mulut berkomat-kamit, membaca dengan suara
berdengung seperti bebek atau mendesis seperti ular, membaca dengan bantuan
tangan, penggaris atau alat tulis lainnya, dan sebagainya.

2. Rumus Kecepatan Efektif Membaca


15

K B Keterangan:
× = .. . . Kpm
a. Wm SI K = Jumlah kata yang dibaca

K B Wm = Waktu tempuh baca dalam satuan menit


× = ....Kpm Wd = waktu tempuh baca dalam satuan detik
b. Wd : 60 SI
B = Skor dari jawaban yang benar
K B
( 60 ) × = . .. .. Kpm SI = Skor ideal/skor maksimal
c. Wd SI
Kpm = Kata permenit

2.10 Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat

1. Rendahnya Motivasi
Sering kali saat  membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas
bahan bacaan. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat kita
membaca dengan lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami
apa yang kita baca.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah: selalu tanyakan pada diri kita
sendiri AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca satu bacaan. Pakailah
5W+1H untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan diselesaikan.

2. Sulit berkonsentrasi
Ketika kita  tidak berkonsentrasi,  informasi yang diterima oleh mata yang
diteruskan ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan
pemahaman atas bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali.
Pengulangan ini disebut sebagai regresi.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana yang
menyenangkan dan nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan
mempunyai cahaya penerangan yang cukup. Agar bisa menyerap informasi
dengan maksimal, posisi alfa  (posisi duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan
kaki menyentuh lantai) saat membaca sangat dianjurkan.

3. Hambatan dalam Membaca Cepat dan Cara Mengatasinya


a. Vokalisasi (membaca dengan bersuara)
Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan bersuara
lantang, ataupun dengan suara samar/tidak jelas (menggumam).
16

Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan


tangan di leher ketika membaca. Bila getaran terasa di jakun, itu berarti kita
membaca dengan bersuara.
Tips Mengatasinya:
Lakukan gerakan seperti meniup (bibir bersiul) pada saat membaca, dan
letakkan tangan di leher.

b. Gerakan Bibir
Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan
membuat kecepatan baca menjadi melambat empat kali dibandingkan jika
membaca dengan diam/tanpa bersuara.
Tips Mengatasinya:
Rapatkan bibir kuat-kuat. Tekanlah lidah ke langit-langit atas.
Mengunyah permen karet
Bibir dalam posisi bersiul, tapi tanpa suara.

c. Gerakan Kepala
Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak memungkinkan
menguasai penampang bacaan (dari kiri hingga kanan). Karena itulah kita
menggerakkan kepala dari kiri dan kanan untuk membaca baris-baris bacaan
secara lengkap. Saat dewasa, jangkauan penglihatan kita telah mampu
menguasai penampang tersebut secara optimal, sehingga seharusnya mata
saja yang bergerak.
Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerak-
gerakkan kepala dengan menggesernya.
Tips Mengatasinya:
1) Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama
membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, itu berarti
Anda masih menggerakkan kepala dalam membaca. Usahakanlah untuk
menghentikannya.
2) Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila kepala Anda
bergerak, terasa dagu Anda juga bergeser. Usahakanlah untuk
menghentikan gerakan itu.
17

3) Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak, anda akan
menyadarinya. Berusahalah untuk menghentikannya.

d. Menunjuk Dengan Jari


Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita selalu
menunjuk kata demi kata dengan jari, agar tak ada kata yang terlewati.
Kebiasaan ini sering dipertahankan hingga dewasa, padahal sangat
menghambat kecepatan baca, Karena gerakan tangan lebih lambat dari pada
gerakan mata.
Tips mengatasinya:
1) Memasukkan tangan ke saku ketika membaca
2) Memegang buku selama membaca.

e. Regresi
Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-
kata yang terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke
belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya.
Kebiasaan inilah yang disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan
karena merasa kurang  yakin dalam memahami kata atau kalimat
sebelumnya.
Tips mengatasinya:
1) Menanamkan kepercayaan diri pada saat membaca. Jangan terpaku pada
detail.
2) Bila Anda merasa ada yang terlewati, biarkan saja.
3) Berkonsentrasilah dalam membaca, jangan sampai melamun.

f. Subvokalisasi
18

Yakni melafalkan kata-kata  dalam batin/pikiran. Kebiasaan ini juga


menghambat karena konsentrasi akan lebih terfokus pada ‘bagaimana
melafalkan dengan benar’, dan bukannya ‘memahami ide’ yang terkandung
dalam kata-kata tersebut.
Tips mengatasinya:
Memperlebar jangkauan pandangan mata (fiksasi), sehingga mata dapat
menangkap beberapa kata sekaligus. Dengan cara ini, otak akan menyerap
informasi berdasarkan ide ‘garis besar’nya yang terdiri dari gabungan kata,
dan tak terpaku pada pelafalannya.

4. Kiat Meningkatkan Kecepatan Membaca


a. Membaca tanpa bersuara, gerak bibir, atau gelengan kepala
b. Jangan berhenti membaca pada satu kata atau bagian yang sulit
c. Jangan mengulang bacaan
d. Jangan membaca kata demi kata.
e. Jangan membaca bergumam
f. Jangan berhenti lama di awal baris
g. Membaca per satuan makna atau fungsi kalimat
h. Jangan menggunakan telunjuk tangan
i. Berlatih konsentarsi dengan mengatur pernafasan dan pemfokusan bacaan
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Membaca merupakan aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman


sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan. Membaca adalah kegiatan otak
untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol sehingga
merangsang otak untuk melakukan olah fikir  memahami makna yang  terkandung
dalam rangkaian simbol-simbol tersebut.

    Adapun tujuan dari membaca secara umum adalah pembaca akan dapat
mengarahkan sasaran daya pikir kritisnya dalam mengolah bahan bacaan sehingga
memperoleh kepuasan dalam membaca.

    Fungsi membaca diantaranya adalah menggali informasi,mempelajari ilmu


pengetahuan,memperkaya pengalaman, mengembangkan wawasan, dan
mempelajari segala sesuatu.

    Jenis-jenis membaca diantaranya membaca nyaring,membaca dalam


hati,membaca memindai,membaca intensif,membaca telaah isi,membaca
kritis,membaca cepat,membaca paragraf.

3.2 SARAN

Untuk lebih memahami semua tentang membaca, disarankan para pembaca


mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu,
diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alek A dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Harjasujana, Ahmad S. 1986. Keterampilan Membaca. Jakarta: Karunika

http://supersuga.wordpress.com/2009/08/04/hambatan-membaca-cara-mengatasinya/ .

http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-membaca-ekstensif dan-
Penjelasan-Lengkap.html

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

20

Anda mungkin juga menyukai