Anda di halaman 1dari 16

“Penyebab Rendahnya Literasi Membaca di Indonesia”

Karya Tulis Ilmiah

Penulis:
Yuyun Anggi Pratiwi
VIII-1

MTs Negeri 1 Kendari


Jl. Antero Hamra No.2, Bende, Kec. Kacdia, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara 93461
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Yusnawati, S.Ag. selaku guru mata
pelajaran riset saya yang memberikan dorongan masukan kepada saya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penelitian........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
A. Pengertian Membaca..................................................................................2
B. Jenis-Jenis Membaca..................................................................................2
C. Penyebab Kurangnya Minat Baca.............................................................4
D. Akibat Kurangnya Membaca....................................................................5
E. Upaya Meningkatkan Minat Baca.............................................................5
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................8
BAB V PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
ABSTRAK

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Penyebab Rendahnya Literasi Membaca


di Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab
rendahnya peminat baca buku di Indonesia, serta mengetahui faktor yang
menyebabkan penurunan minat baca tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kota
Depok, dengan melakukan pengamatan langsung. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif, hal ini bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan
fenomena minat baca buku remaja di Indonesia Dengan fenomena pada saat ini
ternyata penyebab rendahnya tingkat literasi membaca remaja di Indonesia adalah
didominasi oleh pengaruh budaya barat, media sosial, dan malas. Upaya yang
harus kita lakukan sebagai pengingat kepada para generasi muda/milenial saat ini
adalah dengan mengajak mereka yang malas membaca ke perpustkaan,
menghabiskan waktu luang dengan aktivitas yang bermanfaat, dengan bantuan
dari sekolah/pemerintah untuk membuat perpustakaan yang sarana dan
prasarananya membuat para pembaca buku nyaman ketika sedang membaca buku.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
(dengan melisankan atau hanya dalam hati. Buku adalah kumpulan kertas atau
bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi
tulisan atau gambar. Membaca buku adalah menelusuri dan memahami isi bacaan
yang ada didalam buku. Membaca buku itu sangat penting, karena buku itu adalah
jendela dunia dan gudangnya ilmu. Manfaat dari membaca itu sangat banyak,
diantaranya dapat menambah wawasan, memperkaya khazanah kosa kata,
memperluas ilmu pengetahuan, membantu mengembangkan pemikiran dan
menjernihkan cara berpikir serta dapat menyalurkan hobi membaca.
Akan tetapi, pada zaman milenial ini tidak sedikit remaja yang berminat
atau suka membaca buku. Sehingga berdampak pada berkurangnya pengetahuan
remaja-siswi akan suatu hal. Kenyataan itu harus dirubah dengan cara membuat
buku itu lebih menarik untuk dibaca, agar dapat menumbuhkembangkan minat
baca buku khususnya bagi para remaja di Indonesia. Salah satu caranya adalah
dengan membuat perpustakaan menjadi tempat yang nyaman serta dengan
menambahkan buku-buku yang menarik agar remaja-siswi tidak merasa bosan
dengan buku-buku yang ada diperpustakaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyebab rendahnya tingkat literasi baca di indonesia?
2. Bagaimana upaya untuk mingkatkan literasi baca di indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat literasi baca di
indonesia
2. Untuk mengetahui upaya untuk mingkatkan literasi baca di indonesia

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Membaca
Menurut Burn, Roe danRoss (1984) membaca merupakan proses
penerimaan simbol oleh sensori, kemudian mengintererpretasikan simbol, atau
kata yang dilihat atau mempersepsikan, mengikuti logika dan pola tatabahasa dari
kata-kata yang ditulis penulis, mengenali hubungan antara simbol dan suara antara
kata-kata dan apa yang ingin ditampilkan, menghubungkan kata-kata kembali
kepada pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan
mengingat apa yang merela pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan
fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.
Membaca menurut Tarigan (1985) adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode yang
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang
lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambang-lambang tertulis. Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo(Tarigan,
1985) mendefinisikan secarasingkat, membaca adalah memetik sertamemahamai
arti makna yang terkandungdi dalam bahan tertulis.
Pengertian membaca menurut Juel (Sandjaja, 2005) mengartikan bahwa
membaca adalah proses untuk mengenal kata danmemadukan arti kata dalam
kalimat danstruktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah
seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.
B. Jenis-Jenis Membaca
a. Membaca Nyaring dan Membaca dalam Hati
Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan
(dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan
isi bacaan, maka si pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan
dengan suara nyaring lambing-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga
dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau
muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang bunyi bahasa tersebut

2
dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang mendengarnya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa proses membaca nyaring sesungguhnya
bukanlah hal yang mudah. Soedarso (1998:18) mengatakan bahwa saya membaca
nyaring lebih sulit dibandingkan dengan membaca dalam hati.
b. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Pada
remaja diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis
maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ini
sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas
kepada para remaja yang mengikutinya. Membaca ekstensif meliputi tiga jenis
membaca yakni:
1. Membaca Survey
2. Membaca Sekilas
3. Membaca Dangkal
c. Membaca Intensif
Membaca intensif, merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan
secara saksama. Dalam membaca ini, para remaja hanya membaca satu atau
beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif
merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan
membaca secara kritis.
Jenis membaca intensif antara lain:
1. Membaca Teliti
2. Membaca Pemahaman
Menurut Tarigan (1986:56) membaca pemahaman merupakan sejenis
membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma
kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.
a. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah sejemis membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya
mencari kesalahan.
b. Membaca Ide

3
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk
mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan.
Menurut Tarigan (1986:56) membaca idemerupakan kegitan membaca yang
bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan: (a)
mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik; (b) masalah apa saja yang
dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut; (c) hal-hal apa yang dipelajari
dan yang dilakukan oleh sang tokoh.
c. Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam
hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan
kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.
C. Penyebab Kurangnya Minat Baca
Banyak penyebab dari kurangnya minat baca remaja atau generasi muda
pada saat sekarang ini, diantaranya disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Budaya Bercerita
Budaya mendengarkan, menonton, dan berbicara ditengarai menjadi sebab
kurangnya minat masyarakat untuk mau mengunjungi perpustakaan. Masyarakat
Indonesia lebih suka bercerita dibandingkan dengan membaca, gejala ini tidak
lepas dari kebiasaan masa lalu di mana tradisi lisan masih menguasai Indonesia.
2. Banyaknya Jenis Hiburan
Permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-
anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun yang terakhir ini
masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang dapat
dilihat di internet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang
kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
3. Banyaknya Tempat Hiburan
Banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman
rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket.
4. Malas

4
Sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak maupun dewasa untuk
membaca dan belajar demi kemajuan diri masing-masing untuk menambah ilmu
pengetahuan.

D. Akibat Kurangnya Membaca


1. Tidak Mampu Berkembang dan Memanfaatkan Potensi.
Akibat dari kurangnya membaca pada remaja tentunya akan menimbulkan
masalah kekeringan idea dan ketandusan daya cipta. Sehingga, ia tidak mampu
mengembangkan dan memanfaatkan potensinya dengan maksimal.
2. Lemahnya daya pikir
Kurangnya membaca mengakibatkan lemahnya daya pikir yang
disebabkan oleh pengetahuan yang sempit.
3. Mudah Meniru dan Menjiplak
Hal tersebut disebabkan karena ketiadaan ilmu sehingga untuk
menumbuhkan ide-ide baru pun menjadi sulit.
4. Kurangnya Kepercayaan Diri
Akibat dari kurangnya membaca adalah kurangnya kepercayaan diri, hal
tersebut diakibatkan olehpengetahuan yang sempit, dan ketidaktahuan akan suatu
hal.
5. Tidak Tahu Akan Perkembangan Dunia dan Teknologi
Seperti yang kita tahu, membaca merupakan jendela dunia, maka jika kita
tidak membaca kita akan tertinggal dan akan menjadi pemilik masa lalu.
E. Upaya Meningkatkan Minat Baca
1. Bangunlah Motivasi Minat Membaca
Meningkatkan minat baca harus dimulai dengan motivasi diri dalam
membaca. Bagi saya pribadi pandangan selintas di atas sudah cukup untuk
memicu akan pentingnya membaca bagi masyarakat, sebab itu adalah sebuah
keharusan bila kita ingin menguasai dunia. Dengan membaca, pandangan kita
menjadi terbuka terhadap hal-hal baru yang tidak kita ketahui sebelumnya.
2. Mulailah Membaca Sesuatu yang Kita Disukai.

5
Salah satu kesalahan terbesar dari seseorang yang ingin mulai
membiasakan diri untuk membaca adalah image buku dan bacaan yang
sebenarnya ia buat sendiri: berat dan membosankan. Padahal banyak sekali jenis
buku dengan karakteristik yang beragam. Saya dulu memulainya dengan
membaca cerita fiksi seperti cerpen dan novel, berlanjut ke buku-buku praktis
(yang pake kata kunci: cara, langkah, tips, kiat, dll), lalu berlanjut lagi ke buku
motivasi dan pengembangan diri, hingga sekarang saya sudah mulai baca buku-
buku politik dan sejarah. Satu hal yang pasti: sesuaikanlah dengan minat anda.
Agar niat untuk membaca tidak hanya berasal dari pikiran, tetapi juga dari hati.
3. Menyisihkan waktu yang tepat dan nyaman untuk Membaca.
Bila anggapan penting membaca itu sudah melekat, maka tidak semuanya
yang baca berhasil memindahkan semua informasi yang didapat dari bacaannya
itu pada memori otaknya, disebabkan momentum waktunya yang kurang tepat.
Atau seringkali malas baca disebabkan waktunya kurang tepat. Beragam orang
yang punya momentum baca yang tepat: ada yang suka membaca saat jam
pelajaran kosong saat sekolah, atau lagi istirahat di sekolah, ada juga yang
nyaman membacanya membaca saat perjalanan, beberapa saat sebelum tidur, dan
saat di perpustakaan. Pakailah waktu-waktu yang biasa kita habiskan untuk
bengong dan menunggu dengan membaca!
4. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu
Minat baca harus dipicu dari diri kita untuk menumbuhkan rasa ingin tahu.
Kita harus membuat pertanyaan setiap hal yang ada di sekitar kita dan carilah
jawabannya di buku. Atau bisa juga melihat-lihat buku di toko atau perpustakaan
dan cobalah pertanyakan, “Apasih isi buku ini?” Biasanya rasa ingin tahu dan
penasaran sangat efektif untuk menggerakkan diri ini untuk melakukan sesuatu.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang penulis menggunakan pendekatan metode


deskriptif. Hal itu didasarkan pada asumsi bahwa permasalahan yang dipecahkan
bersifat aktual, terjadi pada masa sekarang dan berdasarkan kesimpulan yang
ditarik untuk memprediksi kemas yang akan datang.
Senada dengan hal tersebut di atas, Wina Sanjaya (2015: 59) menjelaskan
bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan secara
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, dan
diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul pada situasi
sekarang.
Sedangkan menurut Nana Sudjana (2001: 64) penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil
masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana
adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Dampak Kurangnya Membaca pada Remaja di Indonesia


Berdasarkan data yang kami dapatkan, tampak jalas bahwa pelajar SMA
Negeri 2 Painan kurang menyadari apa dampakdari kurangnya membaca. Hal
tersebut dapat dilihat dari bagaimana persentase pengunjung yang datang ke
perpustakaan yang berada di SMA Negeri 2 Painan. Grafik datanya dapat dilihat
sebagai berikut:
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja SMA N 2 Painan
kurang menyadari bagaimana dampak dari kurangnya membaca tersebut
sebenarnya. Dengan menyadari akibat dari kurangnya membaca tersebut sudah
pasti siwa SMA N 2 Painan akan lebih giat lagi dalam berkunjung keperpustakaan
untuk sekedar mencari-cari ilmu baru.
Ketika kami tanya apakah mereka mengetahui akan dampak dari kurang
membaca, mereka menjawab “tentu kami tahu” disana mereka juga
mengungkapkan apa alasan mereka kurang minat dalam kegitan membaca. Hal
tersebut disebabkan oleh berbagai macam hal seperti mereka lebih disibukkan
dengan perkembagan teknologi yang semakin maju, dan pula mereka lebih suka
bercerita dengan teman-teman dari pada membaca.
Akan tetapi, mereka juga mengatakan bahwa dampak dari kurangnya
membaca tersebut sangat berdampak bagi dirinya, yang bisa kehabisan topik
apabila berbicara karena kurangnya pengetahuan yang mereka punya, serta
lemahnya daya pikir mereka dalam menanggapi suatu hal. Hal tersebut tentunya
disebabkan kerena mereka kurang membaca. Dan tentu pula mereka merasa
dangkal ilmu kerena pengetahuan yang sempit.
B. Penyebab Remaja di Indonesia Kurang Minat Membaca
Tidak sedikit penyebab dari kurangnya minat membaca Remaja di
Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh bermacam hal baik itu yang berasal dari
faktor internal (dalam) dan eksternal (luar). Penyebabnya diantaranya:
a. Faktor Internal

8
Rasa malas yang kerap muncul, ketidakinginan mengetahui suatu hal yang
baru, sudah merasa puas akan hal yang sudah ada, serta rasa bosan untuk
membaca buku.
b. Faktor Eksternal
Budaya berbicara yang sudah lama muncul, terpengaruh oleh teman,
kemajuan IPTEK yang terus diemban dan dimanfaatkan setiap waktunya,
banyaknya jenis hiburan yang tersedia. Dan kebanyakan remaja zaman sekarang
semakin candu akan hal itu. Apalagi pada media sosial, seperti TikTok, Instagram
dsb.
Berbagai penyebab yang menyebabkan Remaja di Indonesia kurang
menaruh minat dalam membaca sangat disayangkan, karena membaca adalah
suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap orang terutama para
pelajar dan dengan membaca wawasan akan terbuka luas, berfikir dari perspektif
yang berbeda. Dengan membaca mereka akan mengetahui apa yang sebelumnya
belum pernah diketahuinya. Dan juga dengan membaca pengetahuan seseoarang
akan menjadi luas tentunya.
Dari penyebab diatas, sebenarnya itu adalah masalah yang benar-benar
sedang dialami oleh generasi milenial pada saat ini. Tapi setidaknya kita sebagai
generasi milenial bisa mengantisipasi hal tersebut sehingga, para generasi milenial
akan menjadi generasi yang mempunyai wawasan yang luas, berintelektual dan
menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa dan negaranya, terutama untuk para
Remaja di Indonesia.
C. Upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan Minat Baca
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan minat baca remaja,
diantaranya menyediakan tempat-tempat yang nyaman untuk membaca seperti
halnya perpustakaan yang berada di sekolah, di kota atau bisa juga membuat
perpustakaan di rumah. Dengan tentunya perpustakaan tersebut menyediakan
buku-buku yang nantinya bisa dibaca oleh remaja-remaja tersebut di
kotanya/sekolahnya. Karena biasanya di setiap kota, dibangun perpustakaan
umum oleh pemerintah untuk masyarakat setempat dan sekitarnya. Dan juga

9
sediakan fasilitas yang membuat para remaja nyaman, damai, dan tentram ketika
membaca buku.
Untuk memanfaatkan buku yang ada pun tidak sulit, para remaja diberi
kemudahan untuk meminjam berbagi jenis buku yang disediakan. Tetapi, nantinya
yang meminjam buku harus mengembalikan buku yang telah dipinjam kepada
perpustakaan itu kembali sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Dengan
tersedianya perpustakaan tersebut diharapkan para remaja bisa lebih giat lagi
membaca buku-buku yang tersedia yang berguna menambah ilmu dan
pengetahuan mereka.

10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarigan (1985) Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode yang
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang
lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambang-lambang tertulis. Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo (Tarigan,
1985) mendefinisikan secarasingkat, membaca adalah memetik serta memahamai
arti makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.
Penyebab rendahnya literasi membaca pada remaja di Indonesia ada 2
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Dampak Kurangnya Membaca pada Remaja di Indonesia adalah,
sempitnya akan ilmu pengetahuan, mudah terpengaruh hoax, berfikir hanya satu
perspektif saja.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa
1. Menyediakan perpustakaan, di rumah, di sekolah, di pusat kota.
2. Menyediakan buku-buku yang menarik dan bermanfaat bagi para
pembaca.
3. Menyedikan fasilitas yang memadai untuk kenyamanan para remaja yang
ingin/sedang membaca buku.
B. Saran
Untuk para remaja yang memiliki waktu luang, minat membaca maka
segeralah untuk datang ke perpustakaan, meskipun dengan sarana dan prasarana
yang kurang memadai. Pergunakanlah waktu luang kita dengan aktivitas yang
bermanfaat yaitu dengan salah satu caranya adalah membaca buku/artikel/bacaan
apapun yang bermanfaat bagi wawasan kita kedepannya.
Oleh sebab itu, penulis mengajak para remaja di Indonesia untuk selalu
dapat berkunjung ke perpustakaan setempat demi meningkatkan minat baca
sehingga dapat memberi banyak manfaat bagi diri sendiri dan orang lain

11
DAFTAR PUSTAKA

As-sirjani, Raghib. 2007. Spritual Reading; Hidup Lebih Bermakna dengan

Membaca. Solo: AQWAM.

Cahyono, Roby.2003. Peranan Buku Dalam Perkembangan Anak.Jakarta:Visi

Pustaka.

Hardjoprakoso, Mastini.2002. Meningkatkan Minat Baca Bagi Remaja.Jakarta:

Visi Pustaka.

Masri Sareb Putra. R. 2008, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta:Indeks

http://google.com/upaya.meningkatkan.minat.baca

http://google.com//akibat.kurang.membaca

12

Anda mungkin juga menyukai