Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Baca dan Membaca

2.1.1 Pengertian Baca

Arti kata baca di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), baca memiliki

arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga baca dapat menyatakan suatu

tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya, (1) melihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam

hati); (2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; (3) mengucapkan; (4)

mengetahui; meramalkan; (5) memperhitungkan; memahami.1

Baca merupakan suatu proses tindakan dalam eja huruf, tulisan, dan

sebagainya. Kata baca mempunyai turunan kata seperti bacaan, keterbacaan,

membaca, membacai, membacakan, pembaca, pembacaan, terbaca.

2.1.2 Pengertian Membaca

Membaca merupakan kegiatan memperoleh makna, informasi,

pengetahuan dan pengalaman yang menyenangkan dari berbagai jenis media cetak

atau tulisan, seperti buku, majalah, dan tulisan-tulisan lainnya. Dengan membaca,

kita dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis, menggali

makna di balik kata-kata yang ditulis, dan memperoleh informasi tentang berbagai

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus versi online/daring (dalam jaringan),
https://kbbi.web.id
topik seperti sejarah, ilmu pengetahuan, atau kisah-kisah inspiratif. 2 Membaca

adalah kegiatan memperoleh dan memahami ide-ide serta menghayati teks

bacaan dengan penuh perasaan.3 Dengan demikian, membaca dapat dikatakan

sebagai proses memahami atau usaha memperoleh isi bacaan yang tersurat

maupun yang tersirat,.

2.1.3 Tujuan Membaca

Sebelum memulai membaca penting untuk kita ketahui tujuan membaca,

yaitu mengapa kegiatan membaca itu dilakukan. Mengetahui tujuan bisa

meningkatkan efektifitas membaca yang kita lakukan dalam mencari informasi.

Ada berbagai tujuan dalam membaca yang dapat dibedakan sebagai berikut:4

a) Membaca untuk mendapatkan informasi. Informasi yang dimaksud mencakup

fakta dan kejadian sehari-hari, teori-teori serta penemuan dan temuan ilmiah

yang canggih.

b) Membaca dengan tujuan agar citra dirinya meningkat. Seperti membaca karya

para calon peneliti sebagai motivasi untuk diri sendiri.

c) Membaca untuk melepas diri dari kenyataan, misalnya pada saat merasa

jenuh, sedih, bahkan putus asa. Dalam hal ini membaca merupakan

penyaluran yang positif.

d) Untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan. Bacaan yang dipilih untuk

tujuan ini ialah bacaan yang ringan atau jenis bacaan yang disukainya.

2
Septia Sugiarsih, 2017. Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Drop Everything
and Read (Dear) pada Peserta didik Sekolah Dasar (MI). Yogyakarta: Al-Bidayah. 1(2):158
3
Ria Kristia Fatmasari, Husniyatul Fitriyah. 2018. Keterampilan Membaca. Madura:
STKIP PGRI Bangkalan.
4
Hanum Hanifa Sukma, Lily Auliya Puspita. 2023. Keterampilan Membaca dan Menulis
(Teori dan Praktik). Yogyakarta: K-Media.
e) Membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai keindahan atau

pengalaman estetis, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Dalam hal ini bacaan

yang dipilih adalah karya yang bernilai sastra.

Dengan demikian tujuan membaca haruslah ada dalam setiap diri

pembaca, karena itu merupakan salah satu awal yang baik dalam memulai

kegiatan membaca.

2.2 Keterampilan Membaca

Keterampilan membaca melibatkan berbagai aktivitas pikiran dan

penalaran seperti kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan secara

menyeluruh.5 Keterampilan dalam konteks pembelajaran yaitu upaya untuk

mengembangkan kemampuan yang cepat, efektif, dan akurat dalam mengatasi

permasalahan belajar.6 Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan membaca

merupakan kemampuan peserta didik dalam membaca, memahami, dan

mengidentifikasi gagasan-gagasan uatama, mencerna pesan yang disampaikan, dan

memahami simbol atau suara bahasa yang terdapat dalam sebuah teks bacaan.

Kemampuan membaca ini merupakan hasil dari proses pembelajaran yang

dialami oleh peserta didik. Ketika peserta didik memiliki kemampuan membaca

yang baik, mereka akan menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap baru.

Seperti sebuah perusahaan yang menghasilkan produk melalui proses pengolahan,

kegiatan membaca bertujuan untuk mengolah bacaan guna mendapatkan informasi

yang dibutuhkan.
5

6
Kuncoro Adi Saputro dkk, 2021. Peningkatan Keterampilan Membaca Dengan Menggunakan
Media Audio Visual di Sekolah Dasar. Surakarta: Jurnal Ilmu Pendidikan. 3 (5): 1912-1913.
2.3 Pentingnya Keterampilan Membaca

Membaca merupakan aspek penting dalam kehidupan. Banyak manfaat

yang diperoleh dari membaca, seperti meningkatkan kinerja otak, menambah

pengetahuan dan wawasan, serta mengasah daya ingat.7 Bagi peserta didik sekolah

dasar, keterampilan membaca merupakan hal yang penting dan berpengaruh dalam

proses belajar di sekolah maupun di rumah. Dengan keterampilan membaca

peserta didik dapat menggali bakat mereka, melatih konsentrasi, dan meningkatkan

prestasi peserta didik tersebut di sekolah.

Jadi, dengan memiliki keterampilan membaca dengan baik peserta didik

mampu mengenal, mengingat, memahami isi teks/bacaan dengan cepat dan tepat,

dan serta dapat membaca dengan baik dan lancar.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca

Setiap anak memiliki perkembangan kemampuan membaca yang berbeda.

Ada anak yang cepat menguasai kemampuan membaca dan ada anak yang lambat
7
Kristina titawati, “Pentingnya kemampuan membaca bagi peserta didik SD”,
https://www.kompasiana.com/kristinatirawati3752/638e13fe08a8b53dcb6d3524/pentingnya-
kemampuan-membaca-bagi-peserta didik-sd, 5 Desember 2022
menguasai kemampuan membaca. Hal ini terjadi karena setiap anak mempunyai

kondisi yang berbeda yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam

membaca.

Menurut Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet banyak faktor yang

mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun

membaca lanjut (membaca pemahaman). Adapun factor-faktornya yang

mempengaruhi keterampilan membaca sebagai berikut:

a. Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro-logis

(misalnya berbagai cacat otak) dan kelamin.

b. Faktor intelektual

c. Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman peserta didik di

rumah, dan social ekonomi keluarga peserta didik.

d. Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan social, emosi, dan

penyesuaian diri.8

Seorang anak harus dapat mengontrol emosinya pada tingkat tertentu. Anak

yang sulit untuk mengontrol emosinya akan mendapatkan kesulitan dalam

pembelajaran membaca. Sebaliknya dengan anak yang dapat mengontrol

emosinya, akan lebih mudah fokus pada teks bacaan sehingga tidak kesulitan

dalam belajar.

Percaya diri sangatlah penting untuk anak-anak. Anak yang kurang percaya diri

akan kesulitan untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya walaupun

tugas tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Mereka sangat

8
Ibid, h. 16-19.
bergantung terhadap orang lain sehingga mereka akan kesulitan untuk mengikuti

kegiatan mandiri dan selalu meminta untuk diperhatikan oleh guru.

2.4 Membaca Pemahaman

2.5.1 Pengertian Membaca Pemahaman

Kegiatan membaca pemahaman adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk

memperoleh informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa yang

dibaca. Membaca pemahaman merupakan bagian dari jenis kegiatan membaca

dalam hati yang hanya mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta

ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluarkan suara atau

menggerakkan bibir dengan tujuan belajar serta memperoleh wawasan yang

lebih luas. Tarigan menyebut jenis kegiatan membaca ini dengan istilah

membaca teliti.9 Jadi, seseorang yang yang melakukan kegiatan membaca

pemahaman harus menguasai bahasa atau tulisan yang digunakan dalam

bacaan yang dibacanya dan dapat menangkap informasi atau isi bacaan

tersebut dengan baik.

Untuk dapat memahami isi sebuah bahan bacaan dengan baik diperlukan

adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula. Tarigan

mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam hati yang

dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu kegiatan

pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf rendah. Kedua,

membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan terperinci

9
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 110.
yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua

hingga empat halaman.10

Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu

bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi

pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan

pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya

membaca11

Menurut Kundharu Saddhono dan Slamet membaca intesif atau

pemahaman adalah “Membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap

apa yang seharusya dikuasai peserta didik/pembaca.”12 Tampubolon

mengatakan bahwa “Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang

melibatkan penalaran dan ingatan dalam upaya menemukan dan memahami

informasi yang dikomunikasikan pengarang.13

Dalam kegiatan membaca tentunya terdapat kesulitan-kesulitan peserta

didik dalam memahami suatu teks. Menurut hasil penelitian Byrnes, Ferrari &

Palladino, penyebab paling mendasar sehingga seseorang mengalami kesulitan

dalam memahami isi bacaan adalah kebiasaan baca yang salah, yaitu meliputi:

a. Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, bagian demi

bagian, kalimat demi kalimat, atau bahkan kata demi kata.

10
Ibid, h. 89.
11
Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi,(Bandung, UPI PRESS, 2007), Cet kesatu, h. 80
12
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 84.
13
Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Sq3r, jurnal
uneshttp://stkipsiliwangi.ac.id. h. 3
b. Pandangan yang terlalu kuat terhadap suatu topik sehingga dalam

menafsirkan isi wacana hanya berdasarkan satu sudut pandang saja.

c. Kebiasaan menyuarakan setiap bacaan, padahal kerja otak dan pikiran jauh

lebih cepat gerakan bibir.

d. Kebiasaan membaca mundur, mengulang-ulang kalimat yang sudah ibaca.

e. Kebiasaan membaca terlalu cepat14

Kemampuan membaca sangat kompleks dan tidak sekedar kemampuan

teknik membacanya saja tetapi juga kemampuan dalam pemahaman dan

interpretasi isi bacaan. Berdasarkan berbagai pengertian di atas, secara

sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca pemahaman merupakan

kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan, baik yang tersirat maupun

yang tersurat dalam bahan bacaan tersebut.

2.5.2 Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak faktor yang

empengaruhi keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin & Allen,

prinsipprinsip embaca yang didasarkan pada penelitian yang paling

mempengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut

ini

a. Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.


b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
c. Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar peserta
didik.

14
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet h. 85
d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
dalam proses membaca.
e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f. Peserta didik menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai
teks pada berbagai tingkat kelas.
g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman
membaca.
h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman.15

2.5 Pengertian model pembejaran

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola

prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori yang digunakan dalam

mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Model

pembelajaran terkait dengan pemilihan strategi dan pembuatan struktur metode,

keterampilan, dan aktivitas peserta didik.16

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan pola pilihan bagi pendidik untuk merancang

pembelajaran yang sesuai dan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapakan. Model pembelajaran merupakan suatu prosedur dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu. Berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan para

pendidik dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.


15
Farida Rahim, op.cit, h. 4
16
Agus Purnomo dkk, Pengantar Model Pmebelajaran, Lombok Tengah :Yayasan
Hamjah Diha: 2022, hal.1-3
2.6 Model Pembelajaran Quantum Learning

2.7.1 Pengertian Model Pembelajaran Quantum Learning

Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov. Seorang

pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang

disebutnya sebagai “suggestology”dan”suggestopedia”. Prinsipnya bahwa

suggesti dapat mempengaruhi hasil belajar, dan setiap detil pada proses

pembelajaran dapat memberikan sugesti positif ataupun negatif. Istilah lain dari

“suggestology” dan”suggestopedia” adalah “pemercepatan belajar” (accelerated

learning). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai ”memungkinkan peserta

didik untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang

normal, dan dibarengi kegembiraan”. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang

secara sekilas tampak tidak berhubungan dengan proses pembelajaran. Unsur-

unsur tersebut adalah : hiburan, permainan, warna, cara berfikir positif,

kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun menurutnya semua unsur itu

mampu disatukan untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.17

Selanjutnya DePorter dkk menyatakan bahwa Quantum Learning

merupakan gabungan antara sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan teori

NLP serta teori, keyakinan dan metode dari DePorter. Quantum Learning juga

menggunakan konsep-konsep kunci dari berbagi teori dan strategi belajar lain, 9

seperti : (1) Teori otak kanan/kiri, (2) Teori otak triune (3 in 1), (3) Pilihan

modalitas (visual, auditorial, dan kinetik), (4) Teori kecerdasan ganda, (5)

17
Bobbi Porter, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, h. 20
Belajar berdasarkan pengalaman, (6) Belajar dengan simbol (metaphoric

learning), (7) Simulasi permainan.18

2.7.2 Langkah-langkah model pembelajaran Quantum Learning

Menurut DePorter, Reardon dan Nurin (2000), terdapat enam langkah utama

dalam pelaksanaan model pembelajaran quantum learning yang dikenal

dengan istilah TANDUR, yaitu:

1. T = Tumbuhkan. Tumbuhkan minat belajar peserta didik dengan

memuaskan rasa ingin tahu peserta didik dalam bentuk Apakah

Manfaatnya BAgiku (AMBAK). Tumbuhkan suasana yang menyenangkan

di hati peserta didik, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan

peserta didik, masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam pikiran

mereka ke alam pikiran anda, yakinlah peserta didik mengapa harus

mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan peserta didik,

bukan suatu keharusan.

2. A = Alami. Unsur alami akan mendorong hasrat alami otak untuk

menjelajah. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat

dimengerti semua peserta didik. Jangan sampai anda menggunakan istilah

yang asing dan sulit untuk dimengerti, karena ini akan membuat peserta

didik merasa bosan dalam belajar.

3. N = Namai. Setelah peserta didik melalui pengamatan belajar pada

kompetensi dasar tertentu, mereka kita ajak untuk menulis di kertas,

menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu informasi, rumus,

pemikiran, tempat, dan sebagainya.


18
Bobbi Porter, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, h. 16
4. D = Demonstrasikan. Setelah peserta didik mengalami belajar akan

sesuatu, beri kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan

kemampuannya, karena peserta didik akan mampu mengingat 90% jika

peserta didik itu mendengar, melihat dan melakukannya. Melalui

pengalaman belajar peserta didik akan mengerti dan mengetahui bahwa dia

memiliki kemampuan dan informasi yang cukup.

5. U = Ulangi. Rekatkan keseluruhan materi pelajaran, tunjukan kepada para

peserta didik tentang cara-cara mengulangi materi dan menegaskan "aku

tahu bahwa aku memang tahu ini". Pengulangan sebaiknya di lakukan

dengan konsep Multi kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.

Misalkan jika tadi dicontohkan dengan belajar bersepeda dan kemudian

jatuh, maka setelah anda bisa menyeimbangkan diri maka anda akan

mampu menggunakannya. Anda benar-benar menguasai apa yang anda

lakukan.

6. R = Rayakan. Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang

telah berhasil mengerjakan suatu tugas atau kewajiban dengan baik. Maka

sudah selayaknya jika peserta didik sudah mengerjakan tugas dan

kewajibannya dengan baik untuk dirayakan dengan bertepuk tangan.

2.7.3 Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning

Setiap model pembelajaran umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran quantum learning.

Menurut Shoimin (2014), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

quantum learning adalah sebagai berikut:


a. Kelebihan

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran quantum learning adalah:

1. Dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama dalam satu

saluran pikiran yang sama.

2. Karena quantum learning lebih melibatkan peserta didik, saat proses

pembelajaran perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang

dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati

secara teliti.

3. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan

keterangan-keterangan yang banyak.

4. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

5. Peserta didik didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan dan dapat mencoba melakukannya sendiri.

6. Karena model pembelajaran quantum learning membutuhkan kreativitas dari

seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan peserta didik untuk

belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap

harinya.

7. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh

peserta didik.

b. Kekurangan

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran quantum learning adalah:


1. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping

memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil

waktu atau jam pelajaran lain.

2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu

tersedia dengan baik.

3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang

peserta didik, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian, dll dapat

mengganggu kelas lain.

4. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.

5. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa

ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.

6. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik

diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan

kesabaran itu diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai

sebagaimana mestinya.

2.8 Materi Bahasa Indonesia kelas IV di MI Al Ihsan

2.9

Anda mungkin juga menyukai