Anda di halaman 1dari 18

MENGUKUR KEMAMPUAN MEMBACA

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu: M. Fahrun Nadhif, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

1. David Maulana Malik (1803026067)


2. Khofidloturrofi’ah (1803026092)
3. Naila Shofuriya Nu’ma (1803026096)
4. Fina Chairul Maunah (1803026101)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat, serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan lancar dan
tepat waktu. Sholawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang berakhlak dan pintar
seperti saat ini.

Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Bahasa Arab dengan judul “MENGUKUR KEMAMPUAN
MEMBACA” dan diharapkan dapat menjadi wacana, penambahan ilmu, dan
informasi yang bermanfaat.

Selanjutnya kami ucapkan terimaksih kepada Dosen pengampuh dan teman


teman sekalian dan seluruh pihak yang berperan serta dalam pembuatan makalah ini,
sehingga dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan dan kesalahan, kami
selaku pembuat makalah, mohon maaf jika banyak salah dalam penulisan maupun
kaidah dalam berbahasa. Untuk itu kami harap kritik dan saran dari pembaca sekalian
agar dapat menjadi lebih baik.

i|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman modern seperti ini,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif
antara lain dilakukan memalui membaca. Membaca tidak hanya sekedar
mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa atau mencari arti kata-kata sulit dalam suatu teks
bacaan, tetapi juga melibatkan pemahaman apa yang dibacanya.
Jika peserta didik hanya mampu melafalkan kata-kata tanpa bisa mampu
memahami apa maksud dari kata-katanya, maka kurang berarti. Untuk itu diperlukan
adanya pengukuran terhadap kemampuan membaca peserta didik yang merupakan
bagian dari evaluasi. Dan dalam kesempatan ini, kami akan membahas mengenai
bagaimana cara mengukur kemampuan membaca.

B. Rumusan Masalah
Kami telah menyusun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas sekaligus
sebagai batasan dalam pembahasan bab ini. Beberapa rumusan masalah tersebut
adalah:
1. Apa pengertian dan macam-macam membaca?
2. Apa tujuan dari membaca?
3. Bagaimana sasaran pembelajaran membaca?
4. Apa masalah umum dalam membaca?
5. Apa saja bentuk-bentuk tes membaca?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam membaca.
2. Untuk mengetahui tujuan dari membaca.
3. Untuk mengetahui sasaran pembelajaran membaca.
4. Untuk mengetahui masalah umum dalam membaca.
5. Untuk mengetahui bentuk-bentuk tes membaca.

1|Page
BAB II

PEMBAHASA

A. Pengertian Membaca Dan Macam-Macamnya


1. Pengertian Membaca
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan
banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual
membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-
kata lisan. Suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Membaca merupakan proses yang kompleks. Proses ini melibatkan
sejumlah kegiatan fisik dan mental. Proses membaca dimulai dengan sensori
visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indra
penglihatan.
Membaca merupakan proses berfikir. Untuk dapat memahami
bacaan,pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang
dihadapinya melalui proses asosiasi dan eksperimental. Kemudian membuat
dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam bacaan. Untuk itu, dia
harus mampu berfikir secara sistematis, logis, dan kreatif. Bertitik tolak dari
kesimpulan itu, pembaca dapat menilai bacaaan. Kegiatan menilai, menuntut
kemampuan berfikir kritis. Kemampuan berfikir melalui membaca seharusnya
dimulai sejak dini. Seorang pengajar hendaknya dapat membimbing peserta
didiknya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan
mereka bias meningkatkan kemampuan berfikirnya. Pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada peserta didik hendaknya merangsang peserta didik agar berfikir,
seperti pertanyaan mengapa dan bagaimana.1
2. Macam-Macam Membaca
a. Membaca keras
Membaca keras adalah membaca dengan menggerakan organ suara, yaitu
tenggorokan, lidah, dan dua bibir untuk mengeluarkan suara dengan melihat
tulisan sebagai lambang bahasa.
1
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.12-13.
b. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati adalah aktivitas membaca dengan melihat,
membayangkan lafadznya, dan memahami arti tanpa mengeluarkan suara.
Membaca dalam hati bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-
pokok maupun rincian-rinciannya.
c. MembacaMembaca cepat
Tujuan utama membaca cepat ialah untuk menggalakkan siswa agar berani
membaca lebih cepat dari kebiasaannya. Kecepatan menjadi tujuan tetapi
tidak boleh mengorbankan pengertia. Dalam membaca cepat ini siswa tidak
diminta memahami rincian-rincian isi tetapi cukup dengan pokok-pokoknya
saja.
d. Membaca rekreatif
Tujuan membaca rekreatif adalah melatih peserta didik untuk membaca cepat
dan menikmati apa yang dibaca nya. Lebih jauh lagi adalah untuk membina
kecintaan dan minat baca. Karena itu, bahan bacaan untuk aktivitas ini
dipilihkan yang ringan dan populer, baik ditinjau dari segi isi maupun
susunan bahasanya.
e. Membaca analitis
Tujuan utama membaca analitis adalah untuk melatih siswa agar memiliki
kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis. Selain itu siswa dilatih
agar dapat menggali dan menunjukkan rincian informasi yang memperkuat
ide utama yang disajikan penulis. Siswa juga dilatih berpikir logis, mencari
hubungan antara suatu kejadian dengan kejadian yang lain, dan menarik
kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.2

B. Tujuan Membaca
Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks
pendek dengan lancar atau bersuara beberapa kalimat sederan (Depdiknas; 2004: 15).
Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu:
1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung.

2
Naifah, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm. 218-
220.
2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata
sendiri.
3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-
gagasan utama (Depdiknas; 1994: 18).
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan
menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi,
prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
Secara umum, tujuan membaca adalah:
1. Mendapatkan informasi.
2. Memperoleh pemahaman.
3. Memperoleh kesenangan.
Sedangkan secara khusus, tujuan membaca adalah:
1. Memperoleh informasi factual.
2. Memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis.
3. Memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang .
4. Memperoleh kenikmatan emosi.
5. Mengisi waktu luang.
Lebih lanjut Nurhadi (1987) yang mengutip pendapat Walpes (1967)
menuliskan bahwa tujuan membaca adalah:
1. Mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah.
2. Mendapat hasil yang berupa prastise yaitu agar mendapat rasa lebih bil
dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya.
3. Memperkuat nilai pribadi atau keyakinan.
4. Menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
Hal menarik diungkapkan oleh Nurhadi (1987) bahwa tujuan membaca akan
mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan. Artinya, semakin kuat tujuan
seorang dalam membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam
memahami bacaan.3

3
Dwi Cahyadi Wibowo, diakses dari https://dwicahyadiwibowo.blogsopt.com/2014/04/tujuan-
membaca-fungsi-membaca-dan.html?m=1. , pada hari Sabtu 11 April 2020, pukul 15.01 WIB).
C. Sasaran Pembelajaran Membaca
Sasaran tes kemampuan membaca pada dasarnya mengacu pada sasaran yang
sama dengan tes menyimak dalam memahami wacana yang diungkapkan secara lisan.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada mediumnya, yang satu diungkapkan
secara lisan, yang satu tertulis. Pada tes menyimak, wacana yang harus dipahami itu
adalah wacana lisan yang didengar langsung atau lewat rekaman, sedangkan pada tes
membaca wacana yang dihadapi berupa wacana yang disampaikan melalui media
tulis.
Kemampuan yang diharapkan dari kemampuan membaca sangat banyak,
diantaranya:
1. Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan.
2. Dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibacanya.
3. Mampu menelusuri tujuan bacaan dengan cepat.
4. Menghayati bacaan dengan tujuan agar dapat mengkritisi dan
menghubungkannya.
5. Pemahaman yang benar terhadap simbol penulisan, seperti tanda baca, tanda
kurung, dan cara pembentukan paragraf baru.
6. Mampu mengenali dan memahami maksud dan pesan penulis sebagai bagian dari
pemahaman tentang penulis.
7. Mengetahui metode dan gaya bahasa yang digunakan oleh penulis untuk
mengungkapkan pikirannya.
8. Memahami maksud yang terkandung dalam sebuah bacaan.
9. Membaca dengan teliti.
10. Membaca dengan cepat.4

D. Masalah Umum Dalam Membaca


Seperti pada umumnya, orang tidak sadar dengan masalah membacanya.
Kebanyakan orang telah puas dengan kondisi kemampuan membacanya, baik dalam
kecepatan maupun dalam tingkat pemahamannya. Padahal secara teoritis, kecepatan
dan pemahaman terhadap bacaan itu dapat ditingkatkan dua atau tiga kali lipat dari
kecepatan dan pemahaman semula. Itu bagi seseorang yang benar-benar mau

4
Djiwandono Soenardi, Tes Pegangan Bagi Pengajar Bahasa, (Jakarta: Indeks, 2008), hlm. 116.
meningkatkannya. Ada beberapa masalah dan hambatan yang umum terjadi pada
setiap orang, masalah tersebut antara lain:5
1. Rendahnya tingkat kecepatan membaca
Masalah kecepatan membaca ini menjadi hambatan karena pada umumnya
orang tidak ambil pusing dengan kebiasaan membacanya. Kemampuan membaca
yang buruk (dalam arti rendahnya kecepatan membaca) jelas sangat mengganggu
orang-orang yang sehari-harinya memang bergelut dengan buku. Misalnya pelajar
dan mahasiswa yang kekurangan waktu untuk membaca literatur-literatur yang
diwajibkan padanya. Bukan karena waktu yang dimiliki kurang, melainkan karena
banyaknya waktu yang tersita untuk membaca hanya satu judul buku saja.
2. Minimnya pemahaman yang diperoleh
Tingkat pemahaman terhadap bacaan juga salah satu indikator keefektifan
membaca seseorang. Minimnya tingkat pemahaman ini menjadi masalah karena
ada kecenderungan anggapan bahwa semakin lambat cara membaca seseorang,
semakin tinggi pula pemahamannya. Padahal, pada kasus latihan membaca cepat,
anggapan justru terbalik, yaitu peningkatan kecepatan membaca akan diikuti
dengan peningkatan pemahaman bacaan.
3. Kurangnya minat baca
Masalah yang menjadi hambatan membaca adalah kurangnya minat membaca.
Faktor yang melatar belakangi hal ini adalah kebiasaan, sarana, buku-buku yang
dibaca, atau kurang sesuainya bahan bacaan yang tersedia dengan minat yang
dimiliki. Ada indikator bahwa tingkat kemajuan suatu bangsa itu dapat diukur dari
berapa banyak waktu sehari-hari yang digunakan warganya untuk membaca.
Artinya, kita membaca buku itu sesuai dengan minat dan kebutuhan kita, bukan
karena terpaksa karena ada tuntutan dari pihak sekolah ketika mau ada ujian.
4. Minimnya pengetahuan tentang cara membaca yang cepat dan efektif.
Pengetahuan tentang cara membaca yang efektif tampaknya juga merupakan
faktor yang tak kalah pentingnya sebagai masalah dalam membaca. Secara teoritis,
seorang pembaca yang lambat pada hakikatnya bukanlah pembaca yang bodoh,
tetapi mungkin ia hanyalah seorang pembaca yang tidak efisien.

5
https://dapurtulisanblog.wordpress.com/2016/12/02/pos-blog-pertama/. (Diakses pada hari Ahad 12
April 2020 pukul 21.10 WIB).
E. Bentuk-Bentuk Tes Membaca
Berikut ini beberapa klasifikasi tes serta apa yang diukur dalam tes tersebut,
yaitu:6
1. Tes membaca mekanis
a. Membaca kata perkata.
Guru menyiapkan beberapa kata yang sudah dipelajari dan meminta peserta
didik untuk membacanya.

Contoh:
‫ ُْد‬.‫أ‬
‫ يذ ًْ ىل‬.‫ب‬

b. Membaca kalimat perkalimat.


Guru menyediakan beberapa kalimat yang sederhana maupun kalimat
kompleks, kemudian guru meminta peserta didik untuk membacanya.

Contoh: ‫ اَ\ ْن ًَ سج يكا ٌ سج ْى ِد‬.‫أ‬


‫نه‬ \‫ذ‬

‫ْ ص جش س ِش َْ ًؼا‬
‫ جشي اَ\ نذ‬.‫ب‬
‫ا ا‬

c. Membaca menyaring alinea dengan terputus.


Tes membaca ini ditujukan untuk mengetahui peserta didik dalam kelancaran
membaca.

Contoh:

/‫اًنشافك انؼايح‬
ٍ /‫تؼض اًنشافك انؼايح‬/ ‫طغ ٌأ َشاهذ‬
‫ي فىق‬ ُ ‫َسر‬/ ‫وف جاكشذا‬
ٍ
/‫ هزا يسجذ االسرمالل‬./‫أشاء كُثشج‬
ُ /‫ ٍف اًنُظاس‬/‫ َُظش‬./‫انثشج انمىٍي‬
/‫ وهِز شىاسع‬./‫يآَرها إًن انًساء‬/ ‫ انٍر ذشذفغ‬/‫ي اًنساجذ‬
ٍ ‫ش‬
ِ ُ‫و غ‬
./‫ش فىلها انُاس‬/ًَ ‫ وهِز جسىس‬/‫ذزددى تآالخ اًنىاصالخ‬
6
Naifah, Evaluasi Pembelajaran BAHASA ARAB, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm. 223-
232.
d. Membaca nyaring alinea tanpa terputus.

Contoh:

‫اًنشافك انؼايح‬
ٌ
ٍ ‫وف جاكشذا َسرطُغ أ َشاهذ تؼض انًشافك انؼا\يح‬
‫ي فىق انثشج‬ ٍ
‫ي‬ ُ ‫ هزا يسجذ االسرمالل‬.‫ َُظش ٍف اًُنظا\س أ ُشاء كُثشج‬.‫ي‬
ٍ ‫وغِش‬ ٍ ‫انمى‬
‫ وهِز شىاسع ذزددى تآالخ‬.‫اًنساجذ انٍر ذشذفغ يآَرها إًن انًساء‬
.‫هز جسىس ًَش فىلها انُّاس‬
ِ ‫اًنىاصالخ و‬

2. Pemahaman
a. Menentukan parafrase.

Contoh:

‫ُْ الَ ػ َُْذ ض س‬ ٍ ًَ ‫كاَ َ َا ْن ًَ شأ ا ْن‬


‫ض ا ل ذ خش‬
.‫ان ش ِج‬ ‫ِرها‬ ‫ج‬ ‫ا‬ ‫د ج‬
‫ْو‬ ‫ٍي‬ ٍ

.... ‫هزَِ ا ْن ِؼ ذَ\ ؼ أ\َ\ ٍ ا ْن ً شأ ك د‬


َ
‫ٌ ج ا‬ ُِ ُ‫َثا سج‬

‫ ال ذخشج‬.‫ج‬ ‫ ذخشج لهُال‬.‫أ‬

‫ خاسج انُثد‬.‫د‬ ‫ ذخشج كُثشا‬.‫ب‬

b. Memahami pertanyaan.
Seorang guru mengemukakan pertanyaan dalam bahasa arab, peserta didik
boleh memberi respon pertanyaan tersebut dengan bahasa sendiri. Karena pada
tes ini untuk mengetes pemahaman peserta didik.

Contoh:
‫ق؟‬ ْ ٌ ِ ‫يارَا س‬
‫ٍ ان ى‬ ‫ر ش‬
‫شَر‬
‫س‬
c. Memahami dan menjawab pertanyaan.
Peserta didik diberi naskah bacaan, kemudian disertai dengan pertanyaan-
pertanyaan yang sesuai dengan naskah tersebut.

Contoh:

‫تطالح شخصُح‬

‫ َأا طانة ٍي ط ّالب انص ف األ ّول‬, ٌ‫دذ سانى ػًثا‬


ً ‫خ َأا أ‬
‫ي‬
‫ وػُىا‬,‫ه يذسسح ًَىرجُح‬
ٍ 4, ‫اًنذسسح انثاََّىح اإلساليُّح انذكىيُّح‬
‫ ت ٍُر ت ُؼذ لهُال‬,‫ جاكشذا انجُىتُح‬96 ‫َ ًذ د د س‬ \َ‫ شاسع أ‬:‫اًنذسسح‬
‫د َال ْل‬
.‫ٍػانًذسسح‬
‫ُى‬
!‫اجة‬

‫ي طالب ان\ًذسسح األهُّهح؟‬


ٍ ‫دذ‬
ً ‫ هم ا‬.‫أ‬

‫ػا ٌ انًذسسح؟‬
‫ َاٍ\ٍَ ُى‬.‫ب‬

d. Tes klos.
Peserta didik diberikan sebuah bacaan berupa paragraph, kalimat pertama dan
terakhir disajikan secara lengkap, tetapi kalimat-kalimat yang lain tidak
lengkap, kemudian peserta didik disuruh untuk melengkapi.

Contoh:

‫ وتؼذ رنك‬,‫( ٍف انذ ًا و‬1) ‫أَ\لىو ٍي اُنىو صثا\دا يث كشا ث ّى‬


‫ ٍف ان ساػح انسادسح‬.‫صثخ ًجاػح‬ ‫( نصالج ان‬2) ً‫أرهة إن‬
‫( نهزّ\هاب إًن‬4) ‫( انفطىس و‬3) ‫وانُصف صثا\دا‬
.‫انًذسسح‬

e. Menentukan arti kata dalam konteks kalimat tertentu.


Guru menyajikan sebuah kalimat, kemudian menanyakan salah satu arti kata
yang terdapat dalam kalimat tersebut.

Contoh :

...‫ ي ًُؼ ا ْن ًَح ان ٍر ذذرها خظ‬.‫خ‬


ٍ \‫ه ِز كشج ج ُِّ َذ\ج ا أ‬
‫ك ِه‬ ِ

‫ أ‬. Pendapat bagus

‫ ب‬. Usulan bagus


‫ ج‬. Ide bagus

‫د‬. Kritikan bagus

f. Menentukan ide pokok dalam paragraf.


Tes diberikan dengan cara menyajikan satu atau beberapa paragraf dan
meminta siswa untuk menentukan ide pokok dalam paragraf tersebut karena
setiap paragraf suatu bacaan pasti terdapat ide.

Contoh:

‫ َاظش إًن هِز انذّ\ول َإّها دول‬.‫طش ااٌل فىق دول انًشال‬
ُ ‫ذ َر‬
ٍ َ
ُ ‫غ‬
‫ َإّهى أغُاء ٍف هِز ان\ \ذّ\ول َهثس \ٌى أًجم‬. ‫ َاظش إًن انُاس‬.‫ ًذهك انمىج وانؼهى وانًال‬.‫ُّح‬
‫ ي\ا اكثش اًنذاس\س وانجايؼ ـاخ واًنسرش\فُاخ‬.‫انُثا\ب وهى اصذاء وَ ُؼشىٌ ٍف ُتىخ ًجُهح‬
‫ها! َّإهى‬
ُ ‫وانًصاَغ واًنزاسع‬
.‫َؼُشٌى ٍف اٍي وسخاء‬

......‫انفكشج انشُئُّسح ٍي هِز انفمشج ٍه‬

‫ اًنصَاغ ٍف ان ًشال‬.‫ج‬ ‫ دول انًشال انغُّح‬.‫أ‬

‫ انًماَسح ٍُت انذّ\ول‬.‫د‬ ‫ انمىج وانؼهى وانًال‬.‫ب‬


‫‪g.‬‬ ‫‪Menemukan fakta tersurat dalam teks.‬‬

‫‪Guru menyediakan bacaan, kemudian siswa diberi tugas untuk menentukan‬‬


‫‪pesan tersurat dari bacaan tersebut.‬‬

‫‪Contoh:‬‬

‫ان ًَ شا ك ايحُ‬
‫ِ ف ا ْن‬

‫ََ ظش‬
‫ج ا ْنَم ْى‬
‫ْش ِ‬ ‫َف ْى‬ ‫ا ْن‬ ‫و ٍِف جاكشَذا س ط غ ٌشاهذَ ض شا‬
‫ْ ُْ ٍِ‪.‬‬ ‫ٍي‬ ‫ؼ ا ْن ًَ ِف َؼا\يح ك‬ ‫ر ُُْ\ْ أ\‬
‫ِي ق ا نُث‬
‫ها إًن ان ًَا‬ ‫ذَ ِ‬ ‫ِذ انَ‬ ‫يسجذ ا ْ ِال س ِر ْم وغ ش ا ْن ًَ‬
‫ا ْن ًِ ُْ ِ َُا ك شج ه ُ‬
‫ِء‪.‬‬ ‫ِر ساج ْشذَ\ ِفغ ٍ َُر‬ ‫ٍي‬ ‫ِ‬ ‫َالل‬ ‫س أ\ ء ِث ُْ ‪ .‬زَ\ا‬
‫س‬ ‫يآ‬ ‫ُ‬ ‫ظا ش‬
‫َف ْى ل ها ان َُّاس‪.‬‬ ‫جس‬ ‫زد ُ آال خ َ ص وه ِز‬‫وه ِز ِ ِسع ذَ\ ْ َ‬
‫ًش‬ ‫ْى س‬ ‫ا ْن ىا ً َال ِ خ‬ ‫ش َىا ى‬

‫د‬

‫َ\ َ س ط غ ٌشاهذ ض شا ك ايح؟‬


‫َ‬ ‫ٍيأ َْ‬
‫ؼ ا ْن ًَ ِف ا ْن‬ ‫َ ٍ ر ُُْ\ْ أ\‬

‫ح‬
‫ص َث ا ِ‬ ‫أ‪ٍ .‬ي ف ْى ق ا س ْى ِس‬
‫ج‪ٍ .‬ي َف ْى ا ْن ًِ‬
‫ق‬ ‫ْن ج‬

‫ج ا ْن مَ ْىٍِي‬
‫ْش ِ‬ ‫د‪ٍ .‬ي فَ ْى‬ ‫ب‪ٍ .‬ي ا ْن ًَآ ِر‬
‫ق ا ْنُث‬
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam
kata-kata lisan. Suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Macam-
macam membaca yaitu: membaca keras, membaca dalam hati, membaca cepat,
membaca rekreatif, membaca analitis.
Tujuan membaca secara umum adalah mampu membaca dan memhami teks
secara lancar. Tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan
menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi,
prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
Sasaran tes kemampuan membaca pada dasarnya sama/mengacu pada sasaran
tes menyimak. Perbedaannya hanya terletak pada mediumnya. Jika pada tes
menyimak, wacana yang harus dipahami adalah wacana lisan yang didengar langsung
atau lewat ekaman, sedangkan pasa tes membaca wacana yang dihadapi berupa
wacana yang disampaikan melalui media tulis.
Kebanyakan orang telah puas dengan kondisi kemampuan membacanya, baik
dalam kecepatan maupun dalam tingkat pemahamannya. Masalah-masalah dan
hambatan umum dalam membaca adalahh, rendahnya tingkat kecepatan membaca,
minimnya pemahaman yang diperoleh, kurangnya minat baca, inimnya pengetahuan
tentang cara membaca yang cepat dan efektif.
Bentuk-bentuk tes membaca sebagai berikut:
1. Tes membaca mekanis:
a. Membaca kata perkata.
b. Membaca kalimat perkalimat.
c. Membaca menyaring alenia dengan terputus.
d. Membaca menyaring tanpa alenia tanpa terputus.
2. Pemahaman:
a. Menentukan paraphrase.
b. Memahami pertanyaan.
c. Memahami dan menjawab pertanyaan.
d. Tes klos.
e. Menentukan arti kata dalam konteks kalimat tersebut.
f. Menentukan ide pokok dalam paragraf.
g. Menemukan fakta tersurat dalam teks.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar makalah yang
kami buat selanjutnya jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Naifah. 2015. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab. Semarang: CV. Karya Abadi
Jaya.
Rahim,Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Soenardi,Djiwandono. 2008. Tes Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.

Wibowo, Dwi Cahyadi. 2014. Tujuan Membaca, Fungsi Membaca, dan Manfaat Membaca .
https://dwicahyadiwibowo.blogsopt.com/2014/04/tujuan-membaca-fungsi-membaca-
dan.html?m=1 . (Diakses pada hari Sabtu 11 April 2020, pukul 15.01 WIB).

https://dapurtulisanblog.wordpress.com/2016/12/02/pos-blog-pertama/. (Diakses pada


hari Ahad 12 April 2020 pukul 21.10 WIB).

Anda mungkin juga menyukai