MODUL PERKULIAHAN
(U002100009)
Bahasa Indonesia
Abstrak Sub-CPMK
Membaca untuk menulis bisa diajarkan dengan baik jika peran pengajar dapat
memahami secara mendalam tentang aspek-aspek dalam memahami bacaan
maupun menulis. Membaca dan menulis dapat dilakukan atau dituangkan dalam
berbagai media dan masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
B. Pengertian Membaca
Menurut Anderson dalam Alex dan Ahmad HP (2010:74), “Membaca ialah suatu
proses untuk memahami yang tersirat dan yang tersurat, melihat pikiran yang
terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.” Adapun menurut Tarigan (2008:7),
“Membaca ialah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis.”
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca ialah
proses memahami bahasa tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang
disampaikan oleh penulis kepada pembacanya.
C. Tujuan Membaca
Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson antara lain:
1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).
2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang
dilami sang tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya. (Reading for main idea).
3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk
mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or
organization).
4) Membaca untuk menemukan serat mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh
sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang
yang membuat meraka berhasil atau gagal. (Reading for inference).
5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah
cerita itu benar atau tidak benar. (Reading to classify).
6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh
Berbeda lagi dengan pendapat Henry Guntur Tarigan bahwa tujuan membaca tidak
lain sebagai langkah memperoleh fakta, ide, mengetahui ilmu/cerita, agar bisa
menyimpulkan apa yang dibaca, mampu mengelompokan atau mengklasifikasi,
mampu menilai/mengevaluasi, dan dapat melakukan perbandingan atau
mempertentangkan.
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap
makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa
ataupun puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
D. Manfaat Membaca
Kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:
1) Memperoleh banyak pengalaman hidup.
2) Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat
berguna bagi kehidupan.
3) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu
bangsa.
4) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di
dunia.
5) Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker,
meningkatkan taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa.
6) Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan
seseorang menjadi cerdik dan pandai.
7) Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat
menunjang keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
8) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll.
(Amir, 1996: 6)
Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut'ang seorang filosof terkenal Cina yang
menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai kebiasaan membaca yang baik,
akan terpenjara dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan ruang. Hal ini berarti ia
hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi pada lingkungan dekatnya dan hanya
berhubungan dengan orang-orang tertentu saja. Dengan demikian semakin aktif
seseorang membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan yang didapatkan, tidak
terpenjara dalam dunianya.
E. Jenis-Jenis Membaca
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks
dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan
umum dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam
ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca.
Ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas:
1) Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain.
Jenis membaca itu mencakup:
a) Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk
guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti
membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami
informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini
biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain.
Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama dan membaca teks pidato.
Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh
beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat
tinggal mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan
satuan suara (fon).
Jeda
Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan
dengan intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh
penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam
pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar
dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat
dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis
jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,],
tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga
dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat.
Perhatikan contoh di bawah ini:
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit.
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah.
Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)
b) Membaca Teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
• Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
• Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca
sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
• Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c) Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak
dalam apresiasi sastra.
b) Membaca pemahaman
Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada
keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan.
Contoh : (standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi)
c) Membaca ide
Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
d) Membaca kritis
Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang
hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
f) Membaca skimming
Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan
ide pokok.
2. Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan
pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca tak
boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh banyak
pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.
Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam
membaca cepat yang disebut Finger panting.
Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru membolehkan teknik
membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan
penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi dan
mempercepat proses membaca, karena dapat langsung mengarahkan mata pada
bahan bacaaan. Jika Anda tak percaya, silahkan buktikan membaca menggunakan
cara seperti ini.
3. Regretio
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak
memikirkan bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti
4. Back Skippin
Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan
bacaan (kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini
merupakan kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat
mengakibatkan penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban,
sehingga sulit melakukan speed reading.
5. Menggerak-gerakan Kepala
Yang dimaksud dari menggerak-gerakan kepala adalah saat membaca terkadang
kepala kita mengikuti arah bacaan yang sedang kita baca sehingga hal tersebut dapat
mengganggu dan mengurangi daya konsentrasi saat membaca. Hal tersebut
seharusnya juga dihindari disaat membaca.
G. Pengertian Menulis
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara
penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (2015:15)
menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan
ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Pengertian menulis menurut Hernowo (2002:116) adalah upaya melahirkan perasaan
dan pikiran lewat bahasa tulis. Secara garis besar, penulis pun juga menuangkan ide,
gagasan agar dibaca oleh orang lain.
Menurut The Liang Gie menulis merupakan kegiatan yang memasukan beberapa
unsur penting dalam menulis. Jadi tidak sekedar menuangkan gagasan saja, tetapi
juga harus mengikuti unsur lain seperti meninjau dari segi tuturan, wahana dan
tatanan. Adapun yang dimaksud dengan gagasan, yaitu pendapat, pengalaman dan
pengetahuan dari si penulis. Baik yang didapatkan di masa lalu dari pengalamannya
sendiri, atau di masa sekarang lewat kajian literatur.
H. Tujuan Menulis
Adapun tujuan menulis yaitu:
1) Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa
termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar
khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
2) Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat
menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang
dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca
dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi
persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu
menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan
mudah dicerna.
3) Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui
membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus
bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan
perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung
lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan
tentu saja cenderung lebih rasional.
4) Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan
“ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula
menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah
seharian sibuk beraktifitas.
I. Manfaat Menulis
Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis
lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara
lain:
1) Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
2) Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3) Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
4) Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan
pengorganisasian.
5) Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi
dan terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.
Menurut Sabarti dkk, 1988:2 manfaat menulis ada delapan, diantaraya:
Hepi Andi Bastomi, MA menyebutkan ada 5 kekayaan yang akan dihasilkan oleh penulis,
yaitu:
1) Kekayaan pahala
2) Kekayaan uang
3) Kekayaan sahabat
4) Kekayaan pengetahuan
5) Kekayaan nama
Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, diantaranya:
1) Secara material
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi
sambilan untuk memperoleh penghasilan.
Dalam sebuah buku karya Bernerd Percy yang berjudul The Power of Creative Writting
mengungkapkan sekurang-kurangnya ada enam manfaat karang mengarang,
diantaranya:
1) Sarana pengungkapan diri
2) Sarana untuk memahami sesuatu
3) Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga
diri
4) Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan
sekeliling
5) Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat
6) Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan
bahasa
J. Jenis-Jenis Menulis
Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah: (1) deskripsi
adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang bersifat
imajinasi, (3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan (4)
argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi
(Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan untuk memberikan informasi
tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada pembaca.
Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium,
dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006:
4.6). Jadi, menulis deskripsi adalah, menulis dengan menceritakan keadaan sesuai
dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.
Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa
Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar
dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami
suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi
jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan
lainnya dan saling berkaitan.
Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan
deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih
karangan deskripsi tempat, karena tema yang dibahas adalah “Pengalaman” jadi melalui
karangan deskripsi ini, siswa akan mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang
perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara jelas adalah mengenai suasana hati,
kelengkapan penggambaran, dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan
penilaian dalam mengarang deskripsi.
Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54).
Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya,
dengan maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada
dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas
pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada
pembaca.
Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk
membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan
alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap
b) Tahap Kedua
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui
menjadi bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu
dibimbing dalam membaca bahan yang baru disusun.
c) Tahap Ketiga
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum
biasa. Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami
sedikit kesulitan bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi sebuah
kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh kata biasa. Pada tahap ini pembaca
acap kali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf atau pilihan-pilihan yang
sesuai buat bacaan.
d) Tahap Keempat
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan
penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah
sebagai bahan bacaan.
e) Tahap Kelima
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak
dibatasi (Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).
Telitilah semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini untuk
dikomersilkan. Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah cara
agar kita bisa menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus. Jika menulis di blog
Inilah fungsinya kita merevisi/mengedit tulisan. Apalagi jika karya tulis kita bersifat
komersil, tentunya ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti agar
naskah kita bisa diterima. Sama dengan kita melamar pekerjaan, bagaimana sebuah
perusahaan akan menerima kita sebagai karyawan jika tidak ada kualifikasi dari kita
yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut? Jika kita tidak mau ribet dengan
mengikuti prosedur yang ada, maka kita bisa mencetak dan menerbitkan naskah kita
sendiri. Tapi tentunya dibutuhkan modal dan kerja yang sangat keras, karena kita
akan memasarkan karya kita sendiri tanpa bantuan penerbit.
M. Simpulan
Hakikat dari membaca ialah proses memahami proses tertulis yang menggunakan
bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Sedangkan menulis
adalah proses menuangkan ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang
dapat dipahami oleh pembaca. Manfaat dari membaca ialah Memperoleh banyak
pengalaman hidup. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu
yang sangat berguna bagi kehidupan. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam
peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. Sedangkan manfaat menulis ialah
Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata. Meningkatkan kelancaran tulis
menulis dan menyusun kalimat. Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa
dan kehidupan. Dan jenis-jenis menulis ialah deskriptif, eksposisi, argumentasi.
Alex dan Achmad HP. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Kusmayadi, Ismail. (2011). Guru Juga Bisa Menulis. Bandung : Tinta Emas.
Lasa HS. (2006). Menulis itu Segampang Ngomong. Yogyakarta: Pinus.Anang YB.
Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Satata, Sri; Dadi Waras Suhardjono, M. Rizki Sadikin. (2019). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah Wajib Universitas). Jakarta: Mitra
Wacana Media.
The Liang Gie. (2000). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.