Anda di halaman 1dari 22

1

MODUL PERKULIAHAN

(U002100009)
Bahasa Indonesia

Membaca untuk Menulis

Abstrak Sub-CPMK

Kemahiran membaca dan menulis Mahasiswa mampu memahami berbagai


atau yang lazim disebut literacy pengertian membaca, tujuan membaca,
memang telah dirasakan sebagai manfaat membaca, jenis-jenis membaca,
conditio sine quanon alias hambatan dalam membaca, pengertian
prasyarat mutlak agar seseorang
mahir berbahasa. menulis, tujuan menulis, manfaat menulis,
jenis-jenis menulis, dan membaca untuk
menulis.

Fakultas Program Studi Online Disusun Oleh

EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN


04 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
A. Latar Belakang
Membaca dan menulis merupakan suatu hal yang biasa dan pasti tidak asing lagi di
telinga kita, namun hal itu tidak menjamin bahwa setiap orang bisa melakukan dan
mengerti apa yang dimaksud dengan membaca dan menulis.

Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca mempunyai


peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia yang dipergunakan oleh
manusia untuk memperoleh pesan informasi yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Menulis dapat diartikan sebagai pengekspresian dan pengungkapan ide/gagasan


yang tertuang dalam sebuah tulisan sehingga menciptakan sesuatu yang dapat
ditanggapi oleh pembaca. Dalam kegiatan menulis ini, maka sang penulis harus
terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan
menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan
praktik yang banyak dan teratur.

Membaca untuk menulis bisa diajarkan dengan baik jika peran pengajar dapat
memahami secara mendalam tentang aspek-aspek dalam memahami bacaan
maupun menulis. Membaca dan menulis dapat dilakukan atau dituangkan dalam
berbagai media dan masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.

B. Pengertian Membaca
Menurut Anderson dalam Alex dan Ahmad HP (2010:74), “Membaca ialah suatu
proses untuk memahami yang tersirat dan yang tersurat, melihat pikiran yang
terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.” Adapun menurut Tarigan (2008:7),
“Membaca ialah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis.”

Sementara itu, Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali


informasi dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram
maupun dari kombinasi itu semua”. Pendapat lain dikemukakan Soedarso bahwa
“Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan
khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara
dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek
pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan
makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/
cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau
interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses
pembacaan sandi (decoding process).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca ialah
proses memahami bahasa tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang
disampaikan oleh penulis kepada pembacanya.

C. Tujuan Membaca
Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson antara lain:
1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).
2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang
dilami sang tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh
untuk mencapai tujuannya. (Reading for main idea).
3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk
mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or
organization).
4) Membaca untuk menemukan serat mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh
sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang
yang membuat meraka berhasil atau gagal. (Reading for inference).
5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah
cerita itu benar atau tidak benar. (Reading to classify).
6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sang tokoh, atau bekerja seperti sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang
tokoh bekerja dalam cerita itu. (Reading to evaluate).
7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah,
bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca. (Reading to compare or contrast).

Berbeda lagi dengan pendapat Henry Guntur Tarigan bahwa tujuan membaca tidak
lain sebagai langkah memperoleh fakta, ide, mengetahui ilmu/cerita, agar bisa
menyimpulkan apa yang dibaca, mampu mengelompokan atau mengklasifikasi,
mampu menilai/mengevaluasi, dan dapat melakukan perbandingan atau
mempertentangkan.

Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap
makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa
ataupun puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.

D. Manfaat Membaca
Kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:
1) Memperoleh banyak pengalaman hidup.
2) Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat
berguna bagi kehidupan.
3) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu
bangsa.
4) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di
dunia.
5) Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker,
meningkatkan taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa.
6) Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan
seseorang menjadi cerdik dan pandai.
7) Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat
menunjang keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
8) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll.
(Amir, 1996: 6)

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson,
seorang filosof kenamaan yang mengharapkan setiap orang (termasuk pelajar) dapat
membiasakan diri sebagai pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu seseorang
dapat menimba berbagai pengalaman dan pengetahuan, moral, peradaban,
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat sampai pada tingkat
perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari pembacaan
buku-buku besar.

Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut'ang seorang filosof terkenal Cina yang
menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai kebiasaan membaca yang baik,
akan terpenjara dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan ruang. Hal ini berarti ia
hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi pada lingkungan dekatnya dan hanya
berhubungan dengan orang-orang tertentu saja. Dengan demikian semakin aktif
seseorang membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan yang didapatkan, tidak
terpenjara dalam dunianya.

E. Jenis-Jenis Membaca
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks
dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan
umum dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam
ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca.
Ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas:
1) Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun
pembaca bersama-sama orang lain.
Jenis membaca itu mencakup:
a) Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk
guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan. Membacakan berarti
membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami
informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini
biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain.
Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama dan membaca teks pidato.

Hal yang harus diperhatikan dalam membaca nyaring :


Intonasi

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Intonasi berarti ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat,
bisa mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda.
Contoh:
Tian salah paham kepada bapak.
Tian salah paham kepada bapak?
Tian salah paham kepada bapak!

Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh
beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat
tinggal mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan
satuan suara (fon).

Jeda
Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan
dengan intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh
penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam
pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar
dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat
dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis
jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,],
tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga
dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat.
Perhatikan contoh di bawah ini:
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit.
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah.
Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Ekspresi
Ekspresi adalah cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang
bahagia akan terlihat bahwa wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di bibirnya,
terlihat raut gairah hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa bikin awet
muda katanya. Sebaliknya orang yang sedang sedih bisa dilihat dari wajahnya yang
kusut, bermuram, seperti tidak ada aura kehidupan terpancar dari wajahnya.
Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka atau urat-urat muka dan tubuh yang
menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung kembang kempis.
Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering memegang
kepalanya, serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran, kadang
menjambak sendiri rambutnya.
Orang yang sedang malu-malu terlihat dari senyum yang setengah-setengah, wajah
agak memerah, senyam senyum sendiri!.

b) Membaca Teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
• Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi.
• Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda baca
sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
• Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.

c) Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak
dalam apresiasi sastra.

2) Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)


Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati,
yang mencakupi:
a) Membaca teliti
Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan
pendidikan yang menyeluruh.
Contoh : (membaca paragraf dengan pengertian, membaca pilihan yang lebih
panjang, membuat catatan [mengenai bacaan, menandai buku], membaca dalam

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kelas, menelaah tugas [survei, question, baca, mencerikatan kembali, meninjau
kembali] )

b) Membaca pemahaman
Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada
keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan.
Contoh : (standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi)

c) Membaca ide
Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

d) Membaca kritis
Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang
hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.

e) Membaca telaah bahasa


Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:
• Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya
adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. Tujuannya untuk
memerbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. a) memerbesar daya
kata, dengan mengetahui: ragam bahasa, makna konteks, bagian-bagian kata,
penggunaan kamus, aneka makna, idiom, sinonim/antonim, konotasi/denotasi,
derivasi. b) mengembangkan kosa kata, dengan mengertahui: bahasa kritik sastra,
memetik makna dari konteks, petunjuk-petunjuk konteks.
• Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari
keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Dalam membaca
sastra, beberapa hal yang perlui diperhatikan: a) memahami bahasa ilmiah dan
bahasa sastra; b) gaya bahasa, meliputi: perbandingan, hubungan dan pernyataan
(majas)

f) Membaca skimming
Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan
ide pokok.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
g) Membaca cepat
Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai
dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang
waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.

F. Hal yang Harus Dihindari dalam Membaca


1. SubVokalisasi
Kesalahan subvokalisasi ini dimaksudkan adalah ketika membaca mulut dan hati
sama-sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika Anda terbiasa
mengulangi bacaan, mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar
membaca cepat, kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode
yang kita gunakan ketika pada masa kecil belajar membaca.
Misalnya metode Phonic yang memperkenalkan abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan
dengan mengulang kata-kata. Ada juga metode Lokk say, misalnya kata “Budi”
langsung disebut Budi. Biasanya guru bisa mengontrol dan mengoreksi pengucapan
siswa. Menurut para ahli bahwa hal ini merupakan salah satu kendala dalam
membaca cepat (speed reading), sehingga perlu dihindari.

2. Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan
pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca tak
boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh banyak
pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.
Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam
membaca cepat yang disebut Finger panting.
Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru membolehkan teknik
membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan
penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi dan
mempercepat proses membaca, karena dapat langsung mengarahkan mata pada
bahan bacaaan. Jika Anda tak percaya, silahkan buktikan membaca menggunakan
cara seperti ini.

3. Regretio
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak
memikirkan bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ini dapat berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan bacaan
(kalimat) sehingga membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini
disebut hambatan regretio.

4. Back Skippin
Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan
bacaan (kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini
merupakan kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat
mengakibatkan penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban,
sehingga sulit melakukan speed reading.

5. Menggerak-gerakan Kepala
Yang dimaksud dari menggerak-gerakan kepala adalah saat membaca terkadang
kepala kita mengikuti arah bacaan yang sedang kita baca sehingga hal tersebut dapat
mengganggu dan mengurangi daya konsentrasi saat membaca. Hal tersebut
seharusnya juga dihindari disaat membaca.

G. Pengertian Menulis
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara
penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (2015:15)
menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan
ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Pengertian menulis menurut Hernowo (2002:116) adalah upaya melahirkan perasaan
dan pikiran lewat bahasa tulis. Secara garis besar, penulis pun juga menuangkan ide,
gagasan agar dibaca oleh orang lain.

Menurut The Liang Gie menulis merupakan kegiatan yang memasukan beberapa
unsur penting dalam menulis. Jadi tidak sekedar menuangkan gagasan saja, tetapi
juga harus mengikuti unsur lain seperti meninjau dari segi tuturan, wahana dan
tatanan. Adapun yang dimaksud dengan gagasan, yaitu pendapat, pengalaman dan
pengetahuan dari si penulis. Baik yang didapatkan di masa lalu dari pengalamannya
sendiri, atau di masa sekarang lewat kajian literatur.

Pengertian menulis menurut Lasa HS dalam bukunya Menulis itu segampang


ngomong. Secara garis besar ia pun menjelaskan bahwa menulis itu sederhana dan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
simpel. Sesimpel ketika kita ngomong sehari-hari. Ngomong cas cis cus tanpa harus
kesulitan menuangkannya.
Lasa Hs pun menekankan bahwa menulis itu bukanlah dunia yang menakutkan. Ia
pun membagikan tips agar penulis itu mudah dan lancar dalam menuangkan ide.
Penulis harus memiliki daya analisis, kualitas dan kuantitas bacaan dan penghayatan
agar apa yang ingin disampaikan lebih mudah dituangkan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, menulis ialah proses menuangkan


ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipahami oleh
pembaca.

H. Tujuan Menulis
Adapun tujuan menulis yaitu:
1) Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa
termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar
khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yang dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
2) Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat
menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang
dikemukakannya. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca
dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi
persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu
menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan
mudah dicerna.
3) Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui
membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan terus
bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan
perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya, cenderung
lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan
tentu saja cenderung lebih rasional.
4) Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan
“ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula
menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah
seharian sibuk beraktifitas.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di
sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-
tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa
dengan baik”.

Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


1) Mengubah keyakinan pembaca
2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca
3) Merangsang proses berpikir pembaca
4) Menyenangkan atau menghibur pembaca
5) Memberitahu pembaca
6) Memotivasi pembaca

Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25) mengklasifikasikan tujuan penulisan,


antara lain:
1) Tujuan penugasan (assingnment purpose)
2) Tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose)
3) Tujuan Persuasif (Persuassive Purpose)
4) Tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan (self-expressive
purpose)
5) Tujuan Pernyataan diri (Self expressive purpose)
6) Tujuan kreatif (creative purpose)
7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose).

I. Manfaat Menulis
Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis
lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara
lain:
1) Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
2) Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3) Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
4) Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan
pengorganisasian.
5) Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi
dan terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.
Menurut Sabarti dkk, 1988:2 manfaat menulis ada delapan, diantaraya:

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1) Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik
yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali
pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.
2) Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-
hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita
lakukan kalau kita tidak menulis.
3) Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan
topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik
secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4) Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan
secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar
menjadi lebih jelas.
5) Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara
objektif.
6) Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat
dalam konteks yang lebih konkret.
7) Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus
pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.
8) Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa
secara tertib.

Bernard (dalam Gie 2002:21-22) mengemukakan enam manfaat kegiatan karang-


mengarang, yaitu:
1) Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu
sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang.
2) Suatu sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu
mengarang seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan
penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga akhirnya ia dapat memperoleh
pemahaman yang baru atau yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya itu.
3) Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan,
dan suatu perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction,
pride, and feeling of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat
membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan
karya-karya tulis lainnya.
4) Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan
sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception of one’s

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang meninggikan
kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya serapnya pada tingkat
kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan.
5) Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan
yang pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya
dengan mengarang, seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan
suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan ciptaannya.
6) Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan
menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use
the language), artinya kegiatan mengarang bermanfat membantu tercapainya
kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis.

Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi 1996:3-4, yaitu:


1) Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat
mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
2) Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
3) Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan
berbagai konsep atau ide yang kita milki.
4) Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5) Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa
masalah sekaligus.
6) Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk
menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi.

Hepi Andi Bastomi, MA menyebutkan ada 5 kekayaan yang akan dihasilkan oleh penulis,
yaitu:
1) Kekayaan pahala
2) Kekayaan uang
3) Kekayaan sahabat
4) Kekayaan pengetahuan
5) Kekayaan nama

Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, diantaranya:
1) Secara material
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi
sambilan untuk memperoleh penghasilan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


14 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2) Secara non material
Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena bisa
mengekspresikan diri, melontarkan gagasan-gagasan serta ide-ide, mengkriti
kinerja pemerintah, dan dapat mencerdaskan bangsa. Bahkan mendapatkan
pahala dari Allah swt.
3) Popularitas
Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-
mana, dikota, luar kota, provinsi dan bahkan dapat mendunia.

Dalam sebuah buku karya Bernerd Percy yang berjudul The Power of Creative Writting
mengungkapkan sekurang-kurangnya ada enam manfaat karang mengarang,
diantaranya:
1) Sarana pengungkapan diri
2) Sarana untuk memahami sesuatu
3) Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga
diri
4) Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan
sekeliling
5) Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat
6) Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan
bahasa

J. Jenis-Jenis Menulis
Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah: (1) deskripsi
adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang bersifat
imajinasi, (3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan (4)
argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi
(Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan untuk memberikan informasi
tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada pembaca.

Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium,
dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006:
4.6). Jadi, menulis deskripsi adalah, menulis dengan menceritakan keadaan sesuai
dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.
Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


15 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan
penulis seperti, bahagia, takut, sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi,
pembaca dituntut untuk menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus
didasarkan pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat.

Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar
dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami
suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi
jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan
lainnya dan saling berkaitan.

Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan
deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih
karangan deskripsi tempat, karena tema yang dibahas adalah “Pengalaman” jadi melalui
karangan deskripsi ini, siswa akan mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang
perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara jelas adalah mengenai suasana hati,
kelengkapan penggambaran, dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan
penilaian dalam mengarang deskripsi.

Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54).
Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya,
dengan maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada
dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas
pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan pengalaman estetis kepada
pembaca.

Eksposisi adalah tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan,


atau menerangkan sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang
dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga
berupa fakta dari pendirian teguh seseorang.

Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk
membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan
alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


16 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap
suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.

K. Membaca untuk Menulis


Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang
relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan.
Menulis adalah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bahasa tulis untuk tujuan
memberi informasi, meyakinkan atau menghibur yang menghasilkan karangan atau
tulisan
Istilah menulis sering melekat pada proses kreatif yang bersifat ilmiah
Istilah mengarang lebih melekat pada proses kreatif yang non ilmiah
Tulisan popular adalah rubrik iptek, yang memuat tulisan tulisan yang memaparkan aspek
khusus iptek dengan menggunakan bahasan umum sehingga mudah dipahami oleh
masyarakat awam.
Karakter tulisan popular:
1) Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu
disiplin ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum,
awam atau profesional dalam bidang lain.
2) Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat
ia bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer
Menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.
3) Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif
panjang serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis
dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
4) Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar
pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer
umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
5) Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan
ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.
6) Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau
dewan pakar sebagai “referee”, maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah
populer cukup diberikan oleh editor majalah.

Langkah-langkah membaca tulisan populer


1) Mengenali persoalan utama/isu yang dibahas
2) Menentukan relevansi isu dengan tulisan yang akan dihasilkan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


17 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3) Memanfaatkan isu tulisan populer untuk bahan/inspirasi dalam menulis
4) Membedakan isi tulisan populer dengan tulisan ilmiah atau buku ilmiah

L. Tahapan Membaca dan Menulis


1) Tahapan Membaca
a) Tahap Pertama
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan
yang mungkin telah diingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa percakapan,
nyanyian, serangkaian kalimat tindakan ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal
yang telah dialami. Dalam tahap ini, perlu ada bimbingan untuk mengembangkan atau
meningkatkan responsi-responsi visual yang otomatis terhadap gambaran-gambaran
huruf yang akan dilihat pada gambaran cetakan. Selain itu harus benar-benar
memahami bahwa kata-kata tertulis itu mewakili atau menggambarkan bunyi-bunyi.

b) Tahap Kedua
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui
menjadi bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu
dibimbing dalam membaca bahan yang baru disusun.

c) Tahap Ketiga
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum
biasa. Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami
sedikit kesulitan bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi sebuah
kata baru yang diselipkan di antara tiga puluh kata biasa. Pada tahap ini pembaca
acap kali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf atau pilihan-pilihan yang
sesuai buat bacaan.

d) Tahap Keempat
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan
penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah
sebagai bahan bacaan.

e) Tahap Kelima
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak
dibatasi (Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


18 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2) Tahapan Menulis
a) Tahap Pertama - Pemilihan Topik/Tema
Topik atau tema itu berbeda dengan judul. Kita bisa memberikan judul dari karya tulis
kita belakangan, tapi tema harus ditentukan dulu sebelum kita menulis.
Tema adalah pondasi awal dari pembahasan yang mau kita tuliskan, seperti:
• Anak Kecil di Tepi Jalan - Temanya adalah seorang anak kecil yang menjadi
korban dari kekejaman hidup dijalanan.
• Diary Suamiku - Temanya adalah seorang istri muda yang mengalami
penghianatan dan akhirnya menemukan rahasia di buku catatan suaminya.
Untuk menentukan sebuah topik/tema, tentunya kita harus memiliki ide yang mau kita
bahas atau tuliskan. Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan bahan untuk
menuliskan sesuatu. Jika kita sudah merasa stag atau kehabisan ide, maka jangan
pernah paksakan diri. Buatlah otak kita refresh barang beberapa saat. Setelah itu kita
bisa browsing di internet, jalan-jalan ke toko buku, datang ke perpustakaan atau pergi
ke suatu tempat untuk mencari sebuah ide yang akan kita jadikan tema tulisan.

b) Tahap Kedua - Membuat Kerangka Tulisan (Draft)


Jika kita sudah menemukan topik/tema, jangan terburu-buru untuk menuliskannya.
Memang lain penulis lain pula cara menulisnya. Ada beberapa penulis yang tidak
pernah membuat kerangka tulisan, begitu menemukan ide untuk tema langsung
ditulis. Salah satunya adalah istri saya. Tapi untuk mempermudah dalam kita menulis
khususnya untuk penulis pemula, membuat kerangka tulisan sangat diperlukan. Ibarat
kita mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita ketahui, maka kita perlu tahu
jalan yang harus kita lewati. Kerangka tulisan itu bisa menjadi map dalam kita
menjabarkan tulisan menjadi lebih dalam.
Untuk membuat kerangka tulisan, bisa kita lakukan hal sebagai berikut:
• Tuliskan semua ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di sebuah catatan,
entah itu di sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah nanti yang akan kita
jadikan sebagai draft tulisan.
• Mengembangkan ide yang ada. Jika mau menulis buku, kita bisa buat poin-poin
apa saja yang akan kita bahas. Jika mau menulis novel, kita bisa membuat alur, nama
tokoh baik utama maupun pembantu. Fungsi mengembangkan ide ini adalah untuk
menambah daging dalam tulang dari tulisan yang akan kita buat.
• Tulislah dengan gaya bebas. Namanya juga kerangka, jadi tidak perlu memikirkan
aturan penulisan dulu. Kita tulis semua ide yang muncul, untuk aturan dan tata bahasa
bisa kita pikirkan belakangan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


19 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c) Tahap Ketiga - Menulis (Merangkai Kata)
Dari kerangka/draft yang kita buat, baru kita jabarkan dengan bentuk rangkaian
tulisan. Poin-poin yang sudah kita buat, kita jelaskan satu persatu. Alur cerita yang
sudah kita rancang, mulai kita tuliskan dalam sebuah cerita. Inilah fungsinya tadi kita
membuat kerangka, karena kita bisa menulis tanpa ada hal-hal yang terlewatkan.
Tips yang bisa dilakukan disaat menulis:
• Sediakan waktu khusus. Jika kita mau menulis, setidaknya sediakan waktu khusus
1-2 jam. Ini akan membuat kita lebih konsentrasi dan bisa membuat sebuah karya tulis
yang bagus.
• Jauhkan diri dari semua hal yang bisa menganggu. Menulis itu adalah sebuah
karya, bagaimana kita bisa membuat karya yang bagus jika kita mengerjakannya
sambil chat, buka facebook atau twitter, menelpon atau sambil ngobrol? Untuk itu
jauhkan semua itu pada saat kita sedang menulis.
• Tuliskan semua yang muncul dari kepala kita. Menulislah dengan mengalir seperti
kita sedang bercerita. Bahkan bila tulisan yang kita buat sudah mulai melenceng dari
kerangka dan topik, jangan pernah menghentikannya dan tidak perlu di edit. Mulailah
merangkai kata dengan gaya penulis bebas yang sudah pernah saya ulas
sebelumnya.
• Jangan memaksakan diri menulis selama ber jam-jam. Mungkin bagi mereka yang
sudah pro dan expert, menulis dalam waktu yang lama adalah biasa. Tapi bagi penulis
pemula, jangan pernah memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisan dalam waktu
yang cepat. Untuk menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus, diperlukan
pikiran yang fresh dan energi yang besar. Karena itu seorang penulis membutuhkan
istirahat dan makanan bergizi yang cukup.

d) Tahap Keempat - Merevisi (Mengedit)


Dalam tahap revisi (edit) ini, kita periksa kembali hasil tulisan kita. Mungkin saja ada
ejaan yang salah, tata bahasa yang kurang tepat, poin-poin yang terlewatkan,
penyebutan tokoh yang salah, alur yang tiba-tiba meloncat atau mau merubah
susunan atau jalan ceritanya dan sebagainya. Meski kita menulis dengan
menggunakan microsoft office word terbaru, jangan terlalu mudah percaya dengan
"spell check". Karena bisa jadi kita mau menulis "bisa" jadinya malah "bias".

Telitilah semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini untuk
dikomersilkan. Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah cara
agar kita bisa menghasilkan karya tulis yang bermutu dan bagus. Jika menulis di blog

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


20 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sendiri dengan bentuk yang acak-acakan, itu sih hak setiap pemilik blog. Paling
pengunjung yang nyasar dan membaca tulisan yang tidak beraturan, akan menutup
blog kita dan tak pernah kembali lagi. Tapi jika tulisan komersil, pembaca itu membeli
karya kita. Jika banyak terjadi kesalahan, maka bersiaplah untuk menerima komplain
dari mereka.

Inilah fungsinya kita merevisi/mengedit tulisan. Apalagi jika karya tulis kita bersifat
komersil, tentunya ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti agar
naskah kita bisa diterima. Sama dengan kita melamar pekerjaan, bagaimana sebuah
perusahaan akan menerima kita sebagai karyawan jika tidak ada kualifikasi dari kita
yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut? Jika kita tidak mau ribet dengan
mengikuti prosedur yang ada, maka kita bisa mencetak dan menerbitkan naskah kita
sendiri. Tapi tentunya dibutuhkan modal dan kerja yang sangat keras, karena kita
akan memasarkan karya kita sendiri tanpa bantuan penerbit.

e) Tahap Kelima – Penerbitan


Tahap Penerbitan adalah langkah terakhir dari serangkaian tahapan penulisan.
Seorang blogger bisa meng-upload (mem-publish) artikel yang sudah ditulisnya di
blog. Seorang mahasiswa bisa menyerahkan skripsinya ke dosen pembimbing.
Seorang jurnalis bisa menyerahkan "copy" tulisannya kepada editor. Dan seorang
penulis bisa menyerahkan naskahnya kepada penerbit untuk diterbitkan atau dicetak.

M. Simpulan
Hakikat dari membaca ialah proses memahami proses tertulis yang menggunakan
bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Sedangkan menulis
adalah proses menuangkan ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang
dapat dipahami oleh pembaca. Manfaat dari membaca ialah Memperoleh banyak
pengalaman hidup. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu
yang sangat berguna bagi kehidupan. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam
peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. Sedangkan manfaat menulis ialah
Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata. Meningkatkan kelancaran tulis
menulis dan menyusun kalimat. Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa
dan kehidupan. Dan jenis-jenis menulis ialah deskriptif, eksposisi, argumentasi.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


21 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA

Alex dan Achmad HP. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Dalman. (2012). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hernowo. (2002). Mengikat Makna. Bandung: Kaifa.

Ismail, Nanang. (2009). Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode


Latihan Berjenjang Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas VII SMP Islam
Al-Irsyad Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia FBS Unnes.

Keraf, Gorys. (1993). Komposisi. Flores : Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. (2000). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Kusmayadi, Ismail. (2011). Guru Juga Bisa Menulis. Bandung : Tinta Emas.

Lasa HS. (2006). Menulis itu Segampang Ngomong. Yogyakarta: Pinus.Anang YB.

Nurhadi. (1987). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Satata, Sri; Dadi Waras Suhardjono, M. Rizki Sadikin. (2019). Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (Mata Kuliah Wajib Universitas). Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Tarigan, Henry Guntur. (1993). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa .


Bandung: Angkasa.

----------. (2015). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

----------. (2015). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

The Liang Gie. (2000). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


22 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai