Anda di halaman 1dari 21

1

MODUL PERKULIAHAN

(U002100009)
Bahasa Indonesia

Fungsi dan Kedudukan


Bahasa Indonesia

Abstrak Sub-CPMK

Bahasa Indonesia memiliki dua Setelah mempelajari bab ini diharapkan


fungsi utama, yakni sebagai mahasiswa mampu memahami fungsi dan
bahasa nasional dan bahasa kedudukan bahasa Indonesia serta isi
negara. Sebagai bahasa undang-undang bahasa serta politik
nasional, peristiwa yang tak bahasa nasional.
boleh dilupakan adalah Sumpah
Pemuda. Dari peristiwa tersebut
munculah kesadaran untuk
menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

02
SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN
Fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia

A. Pendahuluan
Secara umum bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu sebagai (1) alat untuk
mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, (2) alat komunikasi, (3) alat
berintegrasi dan beradaptasi sosial, serta (4) alat kontrol sosial.

Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri, bahasa


digunakan untuk mengungkapkan ide atau gagasan, gambaran, maksud, dan perasaan.
Dengan bahasa kita dapat menyatakan segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan
pikiran kita secara terbuka kepada orang lain. Yang mendorong kita untuk
mengekspresikan diri, yaitu: (a) supaya menarik perhatian orang lain terhadap diri kita,
dan (b) sebagai bentuk keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan
emosi.

Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud seseorang


kepada orang lain, yang memungkinkan masyarakat dapat saling bekerja sama.
Komunikasi timbul sebagai akibat dari keinginan ekspresi diri. Sebagai alat komunikasi,
bahasa digunakan dengan tujuan supaya para pembaca atau pendengar memahami
maksud dan perasaan penulis atau pembicara. Bahasa yang digunakan dikatakan efektif
untuk menyampaikan maksud dan tujuan jika apa yang dikehendaki oleh penulis atau
pembicara tersampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengar, tepat sasaran,
serta tidak menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa yang demikian disebut bahasa yang
komunikatif. Bahasa dalam fungsinya sebagai alat komunikasi menunjukkan hakikat
manusia sebagai makhluk sosial, serta ciri khas bahasa yang manusiawi. Hanya manusia
yang memiliki bahasa, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Manusia
menggunakan bahasa verbal untuk berkomunikasi secara lisan. Manusia kemudian
secara kreatif mengubah bahasa verbal itu dalam bentuk nonverbal, dengan
menggunakan berbagai media berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi.

Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, bahasa digunakan oleh manusia untuk
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Seseorang memilih bahasa yang akan
digunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Bahasa gaul digunakan
pada saat berbicara dengan teman-teman. Sementara pada saat berbicara dengan orang
tua atau yang dihormati, ia akan memilih bahasa standar. Penguasaan bahasa yang baik,

2021 BAHASA INDONESIA


2 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
akan memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan orang lain,
kelompok masyarakat, atau bahkan bangsa lain.

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata
seseorang. Dengan bahasa, seseorang dapat mengontrol atau dikontrol orang lain atau
masyarakatnya. Buku-buku, pidato, orasi, ceramah agama, tayangan televisi, tulisan di
koran, informasi di media sosial akan mempengaruhi pendengar atau pembacanya.
Bahasa bahkan lebih tajam dalam mempengaruhi sikap dan perilaku daripada senjata.
Dengan bahasa, sikap, pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang dapat terbawa tanpa
dipaksa dan tanpa merasakan sakit. Berbeda dengan senjata yang dapat mempengaruhi
sikap, pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang dengan terpaksa dan menyakitkan. Oleh
karena itu ada pepatah yang menyatakan “bahasa lebih tajam daripada pedang”, “lidahmu
adalah harimaumu”, dsb. Dengan bahasa pula seseorang akan dihormati, sebaliknya
karena bahasa pula seseorang dapat masuk penjara. Banyak contoh yang telah
membuktikannya. Fungsi umum bahasa ini berlaku bukan hanya pada Bahasa Indonesia.
Bahasa-bahasa lain di dunia juga memiliki fungsi-fungsi tersebut.

B. Asal Mula Bahasa Indonesia

Apabila ingin membicarakan perkembangan bahasa Indonesia, mau tidak mau, kita harus
membicarakan bahasa Melayu yang menjadi sumber atau akar bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, yang sejak dahulu
sudah dipakai sebagai bahasa perantara atau lingua franca, bukan saja di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Pertanyaan yang mungkin timbul adalah kapan sebenarnya bahasa Melayu mulai
digunakan sebagai alat komunkasi. Berbagai batu bertulis atau prasasti kuno ditemukan.
Batu bertulis itu adalah (1) Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683, (2) Prasasti
Talang Tuo di Palembang, tahun 684, (3) Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun
686, dan (4) Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688, yang
bertulis Pranagari dan bahasanya bahasa Melayu Kuno, memberi petunjuk bahwa bahasa
Melayu dalam bentuk bahasa Melayu Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada
zaman Sriwijaya (Halim, 1979:6–7). Prasasti-prasasti yang juga tertulis di dalam bahasa
Melayu Kuno terdapat di Jawa Tengah (Prasasti Gandasuli, tahun 832) dan di Bogor
(Prasasti Bogor, tahun 942). Kedua prasasti di Pulau Jawa itu memperkuat pula dugaan
bahwa bahasa Melayu Kuno pada waktu itu tidak saja dipakai di Sumatera, tetapi juga di
Pulau Jawa.

2021 BAHASA INDONESIA


3 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan petunjuk-petunjuk tersebut dapatl dikemukakan bahwa pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu berfungsi;

1. Sebagai bahasa kebudayaan, maksudnya bahwa buku-buku yang berisi aturan-aturan


kehidupan dan karya sastra ditulis dalam bahasa Melayu .
2. Sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) antarsuku di Indonesia.
3. Sebagai bahasa perdagangan, terutama di sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada
di Indonesia maupun bagi para pedagang yang datang dari luar Indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan

C. Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia, perlahan, tetapi pasti, berkembang terus. Bahkan, akhir-akhir ini,
perkembangannya semakin pesat, sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi bahasa
modern yang kaya akan kosakata dan mantap dalam struktur.

Pada 28 Oktober 1928, para pemuda dan pemudi mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Naskah putusan Kongres Pemuda Indonesia tahun 1928 itu berisi tiga butir kebulatan
tekad. Bunyi butir terakhir menyatakan bahwa para pemuda dan juga pemudi menjunjung
bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.

“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”

Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah bahasa Melayu, yang sudah dipakai
sejak pertengahan abad VII itu, menjadi bahasa Indonesia

Mengapa bahasa Melayu dijadikan bahasa nasional? Ada empat faktor yang menjadi
penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia:

1. Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, dan
bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak
dikenal tingkatan bahasa seperti yang terdapat di dalam bahasa daerah.
3. Suku-suku dengan jumlah penduduk mayoritas di Indonesia, seperti Jawa dan Sunda,
serta suku-suku lainnya, secara sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas.

2021 BAHASA INDONESIA


4 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Melayu yang
kemudian diangkat menjadi bahasa Indonesia
a) Tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Charles Adrian van
Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
b) Tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacan
yang diberi nama Taman Bacaan Rakyat, yang kemudian pada 1917 diubah
menjadi Balai Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Sitti
Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun
memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu
di kalangan masyarakat luas.
c) Tahun 1928 tanggal 28 Oktober merupakan saat-saat yang paling menentukan
dalam perkembangan bahasa Indonesia karena para pemuda dan pemudi
memancangkan tonggak yang kukuh yaitu Sumpah Pemuda.
d) Tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang
menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana
(STA) beserta kawan-kawannya.
e) Tahun 1938 tanggal 25–28 Juni dilangsungkan Kongres ke-1 Bahasa Indonesia di
Solo. Kongres tersebut menyimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan
dan budayawan.
f) Tahun 1945 tanggal 18 Agustus ditandatangani UUD 1945, yang pada salah satu
pasalnya (pasal 36) menetapkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara.
g) Tahun 1947 tanggal 19 Maret diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan
Soewandi) sebagai pengganti ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
h) Tahun 1954 tanggal 28 Oktober–2 November Kongres ke-2 Bahasa Indonesia di
Medan merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus
menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan
ditetapkan sebagai bahasa negara.
i) Tahun 1972 tanggal 16 Agustus Presiden RI, Bapak Soeharto, meresmikan
penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di
depan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden (Keppres)
No. 57 tahun 1972.
j) Tahun 1972 tanggal 31 Agustus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan/Mendikbud
menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.

2021 BAHASA INDONESIA


5 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
k) Tahun 1978 tanggal 28 Oktober–2 November diselenggarakan Kongres ke-3
Bahasa Indonesia yang merupakan peristiwa penting bagi kehidupan bangsa
Indonesia. Kongres yang diadakan dalam rangka peringatan hari Sumpah
Pemuda kelima puluh ini, selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan
perkembangan bahasa Indonesia sejak 1928, juga berusaha mematapkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia (Badudu, 1975: 8 – 10).
l) Tahun 1983 tanggal 21–26 November diselenggarakan Kongres ke-4 Bahasa
Indonesia di Jakarta. Kongres ini deselenggarakan dalam rangka memperingati
hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan
sehingga amanat yang tercantum di GBHN, yang mewajibkan kepada semua
warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar dapat mencapai maksimal.
m) Tahun 1988 tanggal 28 Oktober–3 November diselenggarakan Kongres ke-5
Bahasa Indonesia di Jakarta. Kongres ini dihadiri tujuh ratus pakar bahasa
Indonesia dari seluruh Nusantara dan peserta tamu dari beberapa negara, seperti
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Belanda , Jerman, dan Australia.
Kongres ini ditandai dengan dipersembahkannya Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
n) Tahun 1993 tanggal 28 Oktober–2 November diselenggarakan Kongres ke-6
Bahasa Indonesia di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari
Indonesia dan 53 peserta dari mancanegara, yaitu Rusia, Amerika Serikat,
Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Singapura,
dan Korea Selatan. Kongres ini mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa dirtingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa
Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
o) Tahun 1998 tanggal 26–30 Oktober diselenggarakan Kongres ke-7 Bahasa
Indonesia di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres ini mengusulkan dibentuknya
Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut:
 Keanggotaannya terdiri atas tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai
kepedulian terhadap bahasa dan sastra
 Tugasnya ialah memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status kelembagaan
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
p) Kongres ke-8 Bahasa Indonesia diselenggarakan di Jakarta pada 14–17 Oktober
2003.

2021 BAHASA INDONESIA


6 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
q) Kongres ke-9 Bahasa Indonesia diselenggarakan di Jakarta, pada 28 Oktober–1
November 2008. Kongres membahas tiga persoalan utama: (1) bahasa Indonesia,
(2) bahasa daerah, dan (3) penggunaan bahasa asing. Secara umum kongres IX
Bahasa Indonesia ini bertujuan meningkatkan peran bahasa dan sastra Indonesia
dalam mewujudkan insan Indonesia menuju Indonesia yang bermartabat,
berkepribadian, dan peradaban unggul.
r) Kongres ke-10 Bahasa Indonesia pada 28–31 Oktober 2013 di Jakarta.
Setelah mendengar dan memperhatikan sambutan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, para peserta kongres merekomendasikan hal-hal yang perlu
dilakukan oleh pemerintah terkait dengan perngutamaan bahasa Indonsia sebagai
bahasa negara dan nasional. Ada 32 rekomendasi yang di antaranya adalah
kewajiban warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia di
ranah publik, media informasi untuk layanan umum, meningkatkan literasi siswa
melalui bacaan sastra terutama pada anak, dan peningkatan pengawasan
penggunaan bahasa yang dilakukan oleh Badan Bahasa.

D. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada
ikrar ketiga Sumpah Pemuda tahun 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Selain itu di dalam UUD 1945 bab XV
pasal 36 yang berbunyi “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia”.

Fungsi Bahasa Indonesia

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional merupakan hasil perumusan


Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada 25–28 Februari
1975. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat
perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang
memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya
dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia. Keempat hal
tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Pertama adalah Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Nasional. Tidak


semua bangsa di dunia mempunyai bahasa nasional yang bisa dipakai secara luas dan

2021 BAHASA INDONESIA


7 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dijunjung tinggi. Adanya sebuah bahasa yang dapat menyatukan berbagai suku bangsa
yang berbeda merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia sanggup mengatasi perbedaan yang ada. Fungsi bahasa
Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional mencerminkan nilai-nilai sosial budaya
yang mendasari rasa kebanggaan. Seluruh suku bangsa di Indonesia harus memiliki rasa
kebanggaan berbahasa nasional. Atas dasar kebanggaan inilah bahasa Indonesia harus
dipelihara dan dikembangkan. Bangsa Indonesia sebagai pemilik bahasa Indonesia harus
merasa bangga menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Kedua, yaitu Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Nasional. Indonesia terdiri
dari berbagai suku, budaya dan bahasa. Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat,
sebuah bangsa memerlukan identitas. Identitas sebuah bangsa dapat diwujudkan di
antaranya melalui bahasa. Adanya bahasa yang dijadikan sebagai lambang identitas
nasional dapat mengatasi berbagai bahasa yang berbeda yang berasal dari suku-suku
berbeda, sehingga dapat mengidentifikasikan diri sebagai satu bangsa melalui bahasa
tersebut. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia harus dijunjung tinggi di
samping bendera dan lagu kebangsaan. Dalam pelaksanaan fungsi ini, bahasa Indonesia
harus memiliki identitas tersendiri untuk membedakannya dengan bahasa lain.

Ketiga, Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Berbagai Suku Bangsa. Sebuah
bangsa yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan bahasa yang berbeda dapat
mengalami masalah besar dalam melangsungkan kehidupannya. Keanekaragaman
tersebut berpotensi memecah belah bangsa. Dengan adanya bahasa Indonesia yang
diakui sebagai bahasa nasional, perpecahan tersebut dapat dihindari karena semua suku
merasa dirinya menjadi satu. Kalau tidak ada bahasa Indonesia, perpecahan bangsa
akan terjadi. Dengan demikian, bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu bangsa.

Keempat, Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan Antardaerah dan Antarbudaya.


Masalah yang dihadapi oleh bangsa yang terdiri dari berbagai suku, budaya serta bahasa
yang berbeda-beda adalah komunikasi. Diperlukan sebuah bahasa yang dapat dimengerti
sekaligus digunakan oleh suku-suku yang berbeda bahasanya, sehingga dapat saling
berhubungan. Bahasa Indonesia sudah lama mampu untuk memenuhi kebutuhan ini.
Sudah berabad-abad bahasa Indonesia menjadi sarana penghubung atau lingua franca di
wilayah Indonesia. Bahasa Indonesia perlu dibina dan dikembangkan untuk menunjukkan
kepada bangsa lain tentang kekayaan nasional berupa pemilikan bahasa nasional, yaitu
bahasa Indonesia. Bahasa inilah yang telah berhasil menyatukan cita-cita dan semangat

2021 BAHASA INDONESIA


8 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
masyarakat Indonesia yang majemuk ini, sehingga dapat saling berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1)
bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan, dan (4) sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (5) sarana pengembangan kebudayaan nasional, (6) transaksi dan
dokumentasi niaga, (7) bahasa media massa. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara harus betul-betul dilaksanakan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap pejabat negara harus memperhatikan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara.

Pertama adalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan berarti bahasa
Indonesia harus dipakai di semua kegiatan kenegaraan, termasuk upacara, baik secara
lisan maupun tulisan. Pidato-pidato resmi, dokumen-dokumen, keputusan-keputusan,
serta surat-surat resmi harus ditulis dalam bahasa Indonesia. Upacara-upacara
kenegaraan juga dilangsungkan dengan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia
dalam acara-acara kenegaraan mutlak dilaksanakan karena itu tersebut sejalan dengan
UUD 1945. Tidak dipakainya bahasa Indonesia dapat mengurangi kewibawaan negara
karena hal tersebut melanggar UUD 1945. Pelaksanaan fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi kenegaraan perlu untuk terus dibina dan dikembangkan termasuk dalam
melaksanakan administrasi kenegaraan atau pemerintahan. Penguasaan bahasa
Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor penentu di dalam pengembangan tugas
pemerintah, seperti pada penerimaan pegawai baru dan kenaikan pangkat, baik sipil
maupun militer, serta pemberian tugas khusus di dalam dan di luar negeri. Di samping itu,
mutu kebahasaan yang dipakai pada siaran radio, televisi, dan surat kabar perlu
ditingkatkan dan dikembangkan lebih baik lagi.

Kedua, yaitu Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Dunia Pendidikan.
Dunia pendidikan di sebuah negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam sehingga
kelangsungan pendidikan tidak terganggu. Pemakaian lebih dari satu bahasa dalam dunia
pendidikan akan mengganggu keefektifan pendidikan. Biaya pendidikan menjadi lebih
hemat. Peserta didik dari tempat yang berbeda dapat saling berhubungan. Bahasa
Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan
bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Bahasa Indonesia telah
berkembang pesat dan pemakaiannya sudah tersebar luas. Pemakaian bahasa Indonesia

2021 BAHASA INDONESIA


9 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dalam dunia pendidikan tidak hanya terbatas sebagai bahasa pengantar, tetapi juga
digunakan di bahan ajar. Oleh karena itu, fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di dalam dunia pendidikan harus dilaksanakan mulai dari tingkat taman kanak-
kanak sampai ke perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Ketiga, Bahasa Indonesia sebagai Alat Perhubungan di Tingkat Nasional untuk


Kepentingan Pembangunan dan Pemerintahan. Kepentingan pembangunan dan
pemerintahan di tingkat nasional memerlukan sebuah bahasa sebagai alat perhubungan,
sehingga komunikasi tidak terhambat. Bila ada lebih dari satu bahasa yang dipakai
sebagai alat perhubungan, keefektifan pembangunan, dan pemerintahan akan terganggu
karena akan diperlukan waktu yang lebih lama untuk berkomunikasi dan bahasa
Indonesia dapat mengatasi hambatan tersebut. Pada mulanya ada yang meragukan
kemampuan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dan interaksi manusia
Indonesia, tetapi ternyata bahasa Indonesia mampu mengungkapkan pikiran-pikiran yang
cukup rumit melalui kreativitas pengguna bahasa yang bersangkutan terutama dalam hal
kepentingan pembangunan dan pemerintahan.

Keempat, Bahasa Indonesia sebagai Alat Pengembangan dan Pemanfaatan Ilmu


Pengetahuan, Teknologi, dan Seni. Pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi memerlukan bahasa. Hal ini dimaksudkan agar keperluan dalam
pengembangan tersebut dapat dimengerti oleh masyarakat luas. Tanpa bahasa Inonesia,
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni di Indonesia akan mengalami
hambatan karena proses untuk memahami keduanya terutama kelimuan akan
memerlukan waktu yang cukup lama dan hasilnya pun tidak akan dapat tersebar secara
luas dan optimal. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa di Indonesia yang
memenuhi syarat sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
dan bahasa Indonesia telah dikembangkan untuk keperluan tersebut karena bahasa ini
dimengerti oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Kelima, Bahasa Indonesia sebagai sarana pengembangan kebudayaan nasional. Dalam


kaitan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia adalah alat yang memungkinkan untuk
membina dan mengembangkan kebudayaan Indonesia yang berasal dari seluruh daerah
di Indonesia yang membedakannya dengan kebudayaan asing. Dengan bahasa
Indonesia, kebudayaan nasional yang sangat beragam dapat disebarluaskan dan
dinikmati masyarakat Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia memiliki peran
penting sebagai pengembang kebudayaan nasional.

2021 BAHASA INDONESIA


10 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Keenam dan ketujuh adalah bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa di media
massa serta transaksi dan dokumentasi niaga. Media massa sering menjadi rujukan
dalam pembinaan bahasa Indonesia yang benar. Bahkan media massa lebih dipercaya
daripada guru dalam mengajarkan atau mengedukasi masyarakat tentang bahasa
Indonesia yang benar. Media massa dapat menjadi salah satu corong bagi masyarakat
untuk mengajarkan penggunaan bahasa yang benar yang sesuai dengan kaidah.
Dokumentasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam dunia bisnis, karena
dengan dokumentasi maka perusahaan bisa melakukan strategi dan analisis berdasarkan
data yang otentik. Selain itu, dokumentasi juga memiliki peran yang penting untuk
mengukur kondisi perusahaan.

E. Penting atau Tidaknya Bahasa Indonesia

Sebuah bahasa penting atau tidaknya dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah penutur,
luas daerah penggunaannya, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu
dalam sarana ilmu pengetahuan, kesusastraan, dan budaya.

Dipandang dari Jumlah Penutur

Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa
Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga negara Indonesia.
Yang pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah atau yang sering
disebut sebagai bahasa ibu. Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka
sampai pada usia sekolah, apakah di Taman Kanak-kanak/TK atau di kelas 1 Sekolah
Dasar.

Berdasarkan keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan


bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu tidak besar jumlahnya. Mereka hanya terbatas
pada orang-orang yang lahir di kota-kota besar, dan orang yang mempunyai latar
belakang bahasa Melayu. Dengan demikian, kalau kita memandang bahasa Indonesia
sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak
tertuju pada masalah bahasa ibu. Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur
yang memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Data ini akan
membuktikan bahwa penutur bahasa Indonesia adalah lebih dari 270 juta orang ditambah
dengan penutur-penutur yang berada di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.

Dipandang dari Luas Penyebarannya

2021 BAHASA INDONESIA


11 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh
sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur.

Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah lebih dari 270 juta orang ini tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Selain di Indonesia, bahasa Indonesia yang notabene berasal
dari bahasa Melayu juga dituturkan di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand
bagian selatan & Filipina bagian Selatan, termasuk Timor Leste. Luas penyebaran ini
dapat dilihat pula pada beberapa universitas di luar negeri yang membuka jurusan bahasa
Indonesia sebagai salah satu jurusan, seperti Rusia, Jepang, Australia, Belanda, dan
Amerika Serikat. Keadaan daerah penyebaran membuktikan bahwa bahasa Indonesia
amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa yang ada di dunia.

Dipandang dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu Pengetahuan, Budaya, dan


Kesusastraan

Selain jumlah penutur dan luas penyebarannya, pemakaian suatu bahasa sebagai sarana
penyampaian ilmu pengetahuan, seni, dan budaya dapat menjadi barometer penting atau
tidaknya bahasa tersebut, sebagai contoh bahasa Bugis yang merupakan salah satu
bahasa daerah di Indonesia. Kita dapat menelusuri seberapa jauh bahasa itu dapat
dipakai sebagai sarana sastra, budaya, dan ilmu. Tentang sastra, bahasa Bugis kaya
dengan berbagai macam dan jenis kesusastraan walaupun mayoritas berupa hanya
sastra lisan. Sastra Bugis telah memasyarakat ke segenap pelosok daerah Sulawesi
Selatan. Dengan demikian, bahasa Bugis telah dipakai sebagai sarana dalam
menyampaikan kesusastraan. Tentang budaya, bahasa Bugis juga telah dipakai
walaupun hanya dalam bentuk lisan, seperti bertutur adat, bernyanyi, dan berpantun.

Tentang ilmu pengetahuan, bahasa Bugis belum mampu memecahkannya. Jika hendak
menulis surat, orang-orang Bugis memakai bahasa Indonesia, bukan bahasa Bugis. Hal
ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting. Jadi, fungsi
bahasa yang utama adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang
yang kita beri informasi tersebut mengerti dan paham. Oleh karena itu, peranan bahasa
Indonesia pada zaman sekarang sangatlah penting. Akan tetapi, pada zaman sekarang
ini, stasiun-stasiun televisi menayangkan sinetron yang belum tentu menggunakan
bahasa Indonesia yang benar seperti pemakaian kata kamu menjadi lu, saya menjadi
gue. Padahal, kata lu dan gue lebih mengacu kepada penggunaan bahasa daerah, yaitu
Betawi. Pada saat seperti inilah peranan bahasa Indonesia sangat menonjol karena
bahasa Indonesia dapat menumbuhkan kembali cinta akan negeri sendiri di dalam tubuh

2021 BAHASA INDONESIA


12 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
warga negara Indonesia. Jadi, marilah kita belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai dengan arti kata baik dan benar tersebut.

Pentingkah bahasa Indonesia dalam tatanan kehidupan bermasyarakat?


Warga Indonesia tidak dapat lepas dari bahasa Indonesia. Terbukti dari penggunaannya
untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain
dapat berkomunikasi dan saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam bentuk lisan,
tentu saja bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan.

Dengan demikian, peranan bahasa Indonesia dalam tatanan kehidupan bermasyarakat


sangat penting, karena selain sebagai bahasa resmi, juga dapat menjadi penghubung
komunikasi antarwarga Indonesia. Jadi, mulai saat ini, kita harus memakai bahasa
Indonesia yang baik dan benar agar bahasa Indonesia tetap terjaga dan lestari.

F. Pentingnya Pelestarian Bahasa


Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini, keberadannya perlu dijaga, bahkan dilestarikan.
Hal ini perlu dilakukan karena bahasa merupakan identitas sebuah bangsa dan negara.
Tanpa adanya bahasa, tidak mungkin antara individu satu dengan lainnya, atau antara
suku dan bangsa lainnya dapat saling bercakap atau berkomunikasi. Untuk itu,
pelestarian sebuah bahasa sangatlah penting.

G. Ancaman Punahnya Banyak Bahasa di Dunia


Pada awal abad ke-22, bahasa-bahasa di dunia yang saat ini berjumlah 6.912
diperkirakan hanya tinggal sepuluh persen, yaitu 700-an bahasa. Sementara itu,
Indonesia yang merupakan negara yang kaya akan bahasa, dari 746 bahasa daerah, juga
tinggal sepuluh persen, yaitu 75 bahasa daerah. Punahnya sebuah bahasa disebabkan
empat faktor; peperangan, bencana alam, urbanisasi, pernikahan antarsuku dan
antarbangsa. Selain fator-faktor tersebut, juga karena tidak adanya budaya menulis di
kalangan penutur asli. Akibat hal itu, banyak bahasa daerah tidak dapat diwariskan. Hal
ini disebabkan kaum muda tidak dapat lagi mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan
oleh para penutur asli bahasa daerah yang jumlahnya sudah semakin sedikit. Belum lagi
ditambah dengan maraknya penggunaan kosakata bahasa internasional, yaitu bahasa
Inggris ke banyak negara di dunia ini, sehingga tentunya turut mengancam keberadaan
bahasa-bahasa yang ada di tiap-tiap negara, termasuk bahasa Indonesia.

H. Undang-Undang Bahasa

2021 BAHASA INDONESIA


13 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan Undang-Undang Bahasa No. 24 Tahun 2009 pada pasal 44 ayat 1 dan
disebutkan bahwa pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa
internasional secara bertahap, sistematis, serta berkelanjutan dan peningkatan fungsi
bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan.
Lembaga kebahasaan yang dimaksud tentunya adalah Badan Bahasa. Hal ini
dikarenakan Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa) yang
dahulu bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Pusat Bahasa)
merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan yang sah karena di bawah
naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI)
untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang-orang yang berbahasa ibu yang
bukan bahasa Indonesia.

I. Bahasa Indonesia di Dunia Internasional


Di dalam sebuah negara, tidak jarang terdapat banyak suku yang memiliki bahasa-
bahasa yang berbeda. Untuk itu, diperlukan bahasa persatuan yang dapat
menghubungkan antarsuku. Salah satu bahasa persatuan yang ada di dunia ini adalah
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia termasuk sepuluh besar bahasa yang paling banyak
dipakai dari 6.912 jumlah bahasa yang ada di dunia dengan jumlah penutur terbanyak
setelah Mandarin (1,5 milyar), Inggris (500 juta), Hindi (497 juta), Spanyol (400 juta), Arab
(300 juta), dan Rusia (278 juta). Penutur bahasa Indonesia saat ini diperkirakan hampir
mencapai 280 juta orang. Penutur bahasa Indonesia selain terdapat di Indonesia dan
negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan Timor Leste, juga di
negara-negara yang mempelajari bahasa Indonesia. Di dunia ini, tidak kurang dari 52
negara yang mempelajari bahasa Indonesia, di antaranya Rusia, Jerman, Polandia,
Maroko, Kanada, Mesir, Italia, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

J. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)


Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau orang-orang
luar negeri. Hal ini dapat dilihat dengan banyak dibukanya lembaga-lembaga yang
mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing baik di Indonesia maupun di luar
negeri. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing ini dimaksudkan guna
memperkenalkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing untuk berbagai
kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi praktis. Selain itu, pembelajaran
bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, sebagaimana pula bahasa lain sebagai bahasa
asing, ditujukan guna memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar.
Hal ini mengandung maksud bahwa mereka diharapkan mampu mempergunakan bahasa

2021 BAHASA INDONESIA


14 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang
diujarkan penutur aslinya.

Melihat antusiasme yang begitu tinggi terhadap negara-negara yang berminat


mempelajari bahasa Indonesia, dibentuklah sebuah lembaga di bawah naungan Badan
Bahasa, Kemdikbud RI, yang diberi nama BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).
Saat ini, tidak kurang dari 76 lembaga BIPA yang tersebar di seluruh Indonesia,
sedangkan di luar negeri terdapat sedikitnya 180 lembaga BIPA yang tersebar di 37
negara. Rincian persebaran tersebut sebagai berikut; Amerika Utara 7, Amerika Selatan
3, Afrika 4, Eropa 26, Asia 43, Australia dan negara-negara di Pasifik Selatan 97. Jenis
lembaga BIPA yang ada di negara-negara tersebut bervariasi, ada yang melalui
perwakilan RI, seperti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), sekolah-sekolah
Indonesia yang ada di negara-negara itu, perguruan tinggi, serta sekolah-sekolah dasar
dan menengah, lembaga kursus/diklat, serta organisasi profesi.

Pembelajaran BIPA, baik di dalam maupun di luar negeri, tentu tidak terlepas dari peran
orang-orang Indonesia sebagai pembicara asli/native speaker bahasa Indonesia,
terutama Kemdikbud RI yang menaungi Badan Bahasa. Badan Bahasa harus terus
menciptakan inovasi dan kreasi dalam pembelajaran BIPA. Penciptaan inovasi dan kreasi
tersebut harus dapat diwujudkan dalam kurikulum dan silabus BIPA, pembakuan bahan
ajar BIPA, kompetensi pengajar BIPA, sampai dengan pemeringkatan tingkat pembelajar
BIPA, termasuk bagaimana cara mengevaluasi pengajaran BIPA.

Patut diakui bahwa hingga saat ini, lembaga BIPA belum memiliki acuan baku untuk
standar kurikulum dan silabus, bahan ajar BIPA, termasuk pemeringkatan dan cara
mengevaluasinya. Namun, itu bukan menjadi penghalang untuk terus menggaungkan
bahasa Indonesia agar dapat menjadi salah satu bahasa yang bisa diperhitungkan,
setidaknya di tingkat regional, terutama di wilayah Asia Tenggara hingga dapat meluas ke
negara-negara di luar Asia Tenggara. Tak dapat dipungkiri, karena belum adanya
pembakuan untuk hal-hal tersebut di atas, pengajaran BIPA masih belum seragam.
Kendatipun demikian, salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh Kemendikbud RI
melalui Badan Bahasa adalah menerbitkan buku Lentera Indonesia jilid satu hingga tiga.
Jilid pertama untuk pemula, jilid kedua untuk madya, dan jilid ketiga untuk tingkat lanjut.
Ketiga buku tersebut diterbitkan pada tahun 2008 oleh Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional yang saat ini sudah bernama Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI (Kemdikbud RI).

2021 BAHASA INDONESIA


15 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Namun, dengan adanya keterbatasan tersebut tidak membuat surut para orang
asing/negara di luar Indonesia untuk tetap mempelajari bahasa dan budaya Indonesia.
Hal ini terbukti di salah satu negara di benua Afrika yang intens mempelajari Indonesia,
baik budaya maupun bahasanya, tetap terus melakukan kajian tersebut. Bahkan, ada di
beberapa negara yang memiliki jurusan/program studi bahasa Indonesia. Kendatipun
demikian, pemerintah dalam hal ini tentunya Kemdikbud perlu terus mengembangkan
inovasi pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur/orang asing (BIPA) agar mereka
yang studi bahasa Indonesia tetap dapat mengikuti perkembangan serta menyerap
pembelajaran bahasa Indonesia dengan lebih baik dan lebih cepat.

K. Pusat Studi (Bahasa) Indonesia di Afrika


Salah satu negara di benua Afrika yang tercatat sebagai negara yang paling utama
mengembangkan bahasa Indonesia adalah Mesir. Negara piramid dan sphinx ini sudah
membangun Pusat Studi Indonesia (PSI). Pusat Studi Indonesia berada di Universitas
Suez-Canal. Hal ini merupakan langkah awal untuk lebih mendalami Indonesia dari
semua aspek mencakup ideologi, politik, sosial dan budaya, ekonomi dan pertahanan
keamanan.

L. Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Jerman dan Polandia


BIPA berkembang di Jerman sejak 1970-an. Saat ini terdapat sembilan universitas yang
menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah resmi. Sementara itu, pada 2011,
BIPA berkembang di Polandia. Di beberapa universitas di negara tersebut, program ini
sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah pilihan dengan bobot 4 SKS.

M. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia


Di Australia tidak kurang dari lima ratus institusi pendidikan mengajarkan bahasa
Indonesia, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini juga
ditunjang dengan koleksi buku tentang Indonesia yang tersimpan di Perpustakaan
Nasional Australia di Canberra yang berjumlah tidak kurang dari 250 ribu judul buku,
termasuk manuskrip-manuskrip kuno asli buatan orang-orang Indonesia. Perpustakaan
Nasional Australia merupakan perpustakaan terbesar di dunia yang menyimpan koleksi
tentang Indonesia.

N. Program Studi Bahasa Indonesia di Luar Negeri

2021 BAHASA INDONESIA


16 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Di Indonesia, di beberapa perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, membuka
program studi bahasa-bahasa asing, seperti di Universitas Indonesia terdapat program
studi bahasa Inggris, Prancis, Korea, Belanda, Rusia, dan Jepang. Di Universitas Kristen
Indonesia (UKI) terdapat program studi bahasa Inggris dan Cina. Di luar negeri,
beberapa perguruan tinggi juga ada yang membuka program studi bahasa Indonesia.

O. Jurusan/Program Studi Bahasa Indonesia di Rusia


Di Rusia, lima pusat studi bahasa Indonesia ada di tiga universitas, yaitu Universitas Saint
Petersburg, Universitas Vladivostok, dan Universitas Moskwa. Jumlah mahasiswa Rusia
yang belajar bahasa Indonesia relatif stabil. Setiap tahun tidak kurang dari sepuluh orang
mahasiswa yang belajar bahasa Indonesia di setiap program studi bahasa Indonesia di
Rusia.

Rusia merupakan negara yang terkadang kekurangan penutur asli bahasa Indonesia.
Untuk mengatasi hal itu, para mahasiswa program studi bahasa Indonesia diajar oleh
orang Rusia yang lancar berbahasa Indonesia. Kekurangan tersebut dikarenakan
pengajar bahasa Indonesia di negara itu adalah para mantan mahasiswa Indonesia ikatan
dinas yang dikirim oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno, ke Rusia.
Namun, kini hampir semua dari mereka telah meninggal dunia.

”Tentu akan lebih tepat kalau para mahasiswa tersebut diajar oleh para penutur asli dari
Indonesia,” kata Elizaveta Blezhova, lulusan pascasarjana program studi bahasa
Indonesia dari Universitas Moskwa yang kini menjadi anggota staf Kedutaan Besar
Republik Indonesia (KBRI) di Rusia.

P. Jurusan/Program Studi Bahasa Indonesia di Jepang


Di negara matahari terbit ini sudah lama didirikan pusat-pusat studi Indonesia. Salah
satunya yang didirikan oleh Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji
Indonesia Seluruh Jepang pada 1969. Anggota organisasi ini terdiri dari kalangan
akademisi Jepang yang mengajar bahasa dan berbagai aspek/hal tentang Indonesia di
berbagai universitas di Jepang.

Sejak 1992, organisasi ini mulai menyelenggarakan ujian kemampuan berbahasa


Indonesia. Sampai sekarang tercatat lebih dari 12.500 peserta yang telah mengikuti tes
kemampuan berbahasa Indonesia dalam berbagai tingkatan.

2021 BAHASA INDONESIA


17 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Saat ini, ada lima universitas di Jepang yang membuka jurusan/program studi bahasa
Indonesia yaitu Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian
Asing Osaka, Universitas Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan. Sementara itu, lebih
dari dua puluh perguruan tinggi di Jepang yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai
mata kuliah pilihan.

Q. Keunikan Bahasa Indonesia


Setiap bahasa di dunia tentu memiliki karakteristik, tak terkecuali bahasa Indonesia.
Walaupun bahasa bersifat universal karena digunakan oleh semua orang di dunia, juga
memiliki ciri-ciri dan keunikan yang bisa jadi tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa lainnya. Hal
ini dapat saja disebabkan perbedaan budaya dari para pendukung/pengguna bahasa
tersebut.

Beberapa keunikan bahasa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bahasa-bahasa lain di
dunia, terutama bila dibandingkan dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Rusia, yaitu
a. Penggunaan huruf Latin yang konsisten antara tulisan dengan ucapan, tidak seperti
bahasa Inggris dan Prancis. Kekonsistenan tersebut ditunjukkan pada sebuah kalimat
yang bila dibaca secara bolak balik, dari kiri ke kanan dan juga dari kanan ke kiri, akan
berbunyi sama:
KASUR INI RUSAK.
b. Tidak mengenal perubahan bentuk kata kerja untuk menyatakan kala/waktu, seperti:
Sekarang, Antoni sedang belajar bahasa Indonesia.
Kemarin, Antoni sudah belajar bahasa Indonesia.
Besok, Antoni akan belajar bahasa Indonesia.
c. Kata benda tidak berjenis kelamin. Banyak bahasa di dunia yang kata bendanya
memiliki jenis kelamin. Yang hanya dua jenis kelamin; maskulin dan feminin, seperti
bahasa Arab dan Prancis. Namun, ada juga yang tiga jenis kelamin; maskulin,
feminin, dan netral, seperti bahasa Rusia, Jerman, dan Latin.
d. Tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan jamak, seperti:
Riska memiliki sebuah buku.
Riska memiliki beberapa buku/buku-buku.
Riska melihat pepohonan/banyak pohon/pohon-pohon.
Jadi, bentuk jamak dalam bahasa Indonesia hanya mengulang kata yang sama,
seperti buku menjadi buku-buku. Walaupun ada kata tetamu dan pepohonan, tetap
dapat dikatakan tamu-tamu/para tamu dan pohon-pohon/banyak pohon.

2021 BAHASA INDONESIA


18 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
e. Ternyata, setiap bilangan dalam bahasa Indonesia mempunyai saudara yang
ditandai dengan huruf awal yang sama. Bila kedua saudara ini dijumlahkan
angkanya, maka hasilnya pasti sepuluh. Contohnya Satu dan Sembilan
mempunyai huruf awal sama, yaitu S, dan bila dijumlahkan satu dan sembilan
hasilnya adalah sepuluh. Begitu juga dengan Dua dan Delapan, Tiga dan Tujuh
kemudian Empat dan Enam. Berturut-turut sampai dengan angka Lima. Lima
dijumlahkan dengan dirinya sendiri juga hasilnya sepuluh.

R. Kunggulan Bahasa Indonesia


Beberapa hal berikut merupakan bukti keunggulan bahasa Indonesia di dunia
internasional yang barangkali belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia sebagai
pemakai/pengguna bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan bahasa
Indonesia sudah diakui di dunia, sehingga akan berpotensi menjadi bahasa internasional
yang sejajar dengan bahasa-bahasa internasional lainnya.
a. Bahasa Indonesia mendunia di dunia maya karena wikipedia berbahasa Indonesia
menduduki peringkat ke-25 dari 250 wikipedia berbahasa asing di dunia dan peringkat
ke-3 di Asia setelah bahasa Jepang dan Mandarin.
b. Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-3 yang paling banyak digunakan dalam
postingan blog di wordpress dan ke-5 di facebook.
c. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi kedua di Vietnam sejak 2007.
d. Bahasa Indonesia masuk sepuluh besar bahasa yang paling diminati di seluruh dunia.
e. Sejumlah klub sepakbola asal Italia meluncurkan situs resmi mereka dalam bahasa
Indonesia. Ada tiga klub Italia yang memiliki situs dalam bahasa Indonesia; Juventus,
Intermilan, dan AC Milan
g. Salah satu yang dikirim ke luar angkasa oleh Satelit Voyager adalah bahasa dan musik
Indonesia. Voyager merupakan sebuah wahana luar angkasa tanpa awak yang
diluncurkan Amerika Serikat pada 1977. Dalam wahana tersebut terdapat piringan
yang diisi dengan musik dari berbagai budaya dan era yang berbeda, serta ucapan
salam dalam 55 bahasa termasuk di antaranya bahasa dan musik Indonesia.
h. Para produsen mobil mulai melirik bahasa Indonesia untuk dijadikan nama mobil
mereka. Kata Macan diambil Porsche untuk Sport Utility Vehicle (SUV). Nama Madura
di mobil bermerek Lamborghini. Nama tersebut digunakan untuk mempertahankan
tradisi Lamborghini, yaitu lomba banteng. Selain itu, mobil bermerek Suzuki juga
mengadopsi dari bahasa Indonesia, yakni Ertiga. “Nama Ertiga terinspirasi dari
Indonesia dan saya rasa nama ini adalah nama yang bagus, mudah diucapkan dan
mudah diingat,” jelas Nakanishi yang juga merupakan salah satu pelopor

2021 BAHASA INDONESIA


19 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pembangunan merek Suzuki di Indonesia ketika berbicara dengan detik Oto di New
Delhi.

2021 BAHASA INDONESIA


20 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. (2004). Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Badan Bahasa. (2012). “Cetak Biru BIPA”. Jakarta: Kemdikbud RI

----------. (2013). “Panduan Rapat Koordinasi Lembaga BIPA”. Jakarta: Kemdikbud RI.

Badudu, J.S. (1975). Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Cetakan IX. Bandung: Pustaka Prima.

__________. (1983). Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.

Finoza, Lamuddin. (2009). Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan


Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Halim, Amran. (Editor) 1976. Politik Bahasa Nasional 2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

Kapusbinmas. (2013). “Peran Badan Bahasa dalam Standardisasi Program BIPA”.


Jakarta: Kemdikbud RI.

----------. (2013). “Kebijakan Dukungan BIPA di Luar Negeri”. Presentasi Azis Nurwahyudi.
Jakarta: Kemdikbud RI.

Kusmana, Suherli, dkk. (2018). Cerdas Berbahasa: Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi.

Muliastuti, Liliana. (2013). “Rakornas BIPA”. Jakarta: Badan Bahasa, Kemdikbud RI.

Nurdjan, Sukirman, dkk.. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Makassar:
Aksara Timur.

Nababan, Putra. (2011). “Kunjungan Pembaca Berita RCTI ke Australia”. Jakarta: RCTI.

Pamungkas, Sri. (2012). Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Andi
Offset.

Satata, Sri, dkk. (2019). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Mata Kuliah Wajib
Universitas. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Suhardjono, Dadi Waras. (2013). “Penginternasionalan Bahasa Indonesia melalui BIPA”.


Pena Utama:Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Tama Jagakarsa. Nomor 02/VI/2003
Vol.2. Jakarta: LPPM Universitas Tama Jagakarsa.

Suyatno, dkk. (2017). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Membangun Karakter


Mahasiswa melalui Bahasa. Bogor: IN MEDIA.

2021 BAHASA INDONESIA


21 SRI RAHAYU HANDAYANI, S.Pd. MM
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai