Disusun Oleh:
Kelompok 2
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “HAM MENURUT UU NOMOR 39 TAHUN 1999” ini dengan baik dan
Adapun tujuan dari penulisan ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah
PANCASILA oleh Dosen Pengampu Ibu Serlina Boru Sinaga, M.Pd. Selain itu,
MENURUT UU NOMOR 39 TAHUN 1999 bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang Kami susun ini masih terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat Kami
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.2 Jenis dan Ketentuan Hak Asasi Manusia Menurut UU Nomor 39 tahun
1999...........................................................................................................5
3.1 Kesimpulan..............................................................................................26
Daftar Pustaka........................................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Yang Maha Esa. HAM bersifat universal dan keberadaannya patut dihormati
serta diakui oleh setiap negara di dunia karena mengandung nilai-nilai luhur
yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. (Sigit Dwi Nuridha :
2019)
HAM dilihat dari aspek historis telah ada semenjak ratusan tahun lalu di
Eropa Barat, khususnya di Inggris. Bukti dari adanya HAM adalah adanya
lahirnya Magna Charta. Menurut Sigit (2019), Magna Charta yang merupakan
pemberian jaminan beberapa hak oleh Raja Inggris kepada para bangsawan
1
sedunia tentang hak-hak asasi manusia ini mengikat negara-negara anggota
Keadaan ideal ini terjadi karena dalam keadaan naturalis, tidak ada hak-hak
melindungi hak milik, hak hidup, dan kebebasan. Konsep dari locke inilah
Indonesia adalah negara hukum sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) Undang
pemerintah wajib untuk tidak melanggar hak asasi seseorang karena hak asasi
adalah harkat dan martabat manusia yang harus dijunjung tinggi dan
2
1999 pada poin d, bahwa “Bangsa Indonesia sebagai anggota perserikatan
1999?
1.3 Tujuan
Tahun 1999.
1999.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Presiden Ketiga saat itu, Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie pada tanggal 23
September 1999, khususnya pada pasal 1 ayat (1) Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Dalam pasal 1 ayat (2) Hak Asasi Manusia tidak bisa terlaksana dan
disengaja atau kelalaian, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan
hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku,
4
2.2 Jenis dan Ketentuan Hak Asasi Manusia Menurut UU Nomor 39 tahun 1999
Pasal 9 ayat:
(2) Setiap orang berhak tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir
dan batin.
(3) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Pasal 10 ayat:
(2) Perkawinan yang sah hanya dapat berlangsung atas kehendak bebas
calon suami dan calon istri yang bersangkutan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5
dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang
Pasal 14 ayat:
sosialnya.
undangan.“
6
4) Hak Memperoleh Keadilan
diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai
hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan
benar.”
Pasal 18 ayat:
(1) Setiap orang yang ditangkap, ditahan, dan dituntut karena disangka
(2) Setiap orang tidak boleh dituntut untuk dihukum atau dijatuhi pidana,
7
(5) Setiap orang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara
Pasal 19 ayat:
Pasal 20 ayat:
dilarang.
Pasal 21 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas keutuhan pribadi, baik
rohani maupun jasmani, dan karena itu tidak boleh menjadi obyek
Pasal 22 ayat:
kepercayaannya itu.
8
Pasal 23 ayat:
pilitiknya.
keutuhan bangsa.
Pasal 24 ayat:
(1) Setiap orang berhak untuk berkumpul, berapat, dan berserikat untuk
maksud-maksud damai.
Pasal 26 ayat:
9
(2) Setiap orang bebas memilih kewarganegaraannya dan tanpa
undangan.
Pasal 27 ayat:
(1) Setiap warga negara Indonesia berhak untuk secara bebas bergerak,
Indonesia.
peraturan perundang-undangan.
Pasal 28 ayat:
(2) Hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi mereka
Pasal 29 ayat:
10
(2) Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia
Pasal 30 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas rasa aman dan
Pasal 31 ayat:
oleh undang-undang.
tidak boleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau kekuasaan lain
Pasal 33 ayat:
(1) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau
martabat kemanusiaannya.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penghilangan paksa dan
penghilangan nyawa.
11
Pasal 34 yang berbunyi “Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditahan,
wenang.“
Undnag-undang ini.”
Pasal 36 ayat:
(1) Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-
Pasal 37 ayat:
(1) Pencabutan hak milik atas suatu benda demi kepentingan umum,
undangan.
12
maupun untuk sementara waktu maka hal itu dilakukan dengan
Pasal 38 ayat:
(3) Setiap orang, baik pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan
yang sama, sebanding, setara atau serupa, berhak atas upah serta syarat-
(4) Setiap orang, baik pria maupun wanita, dalam melakukan pekerjaan
kehidupan keluarganya.
13
Pasal 41 ayat:
(1) Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan
(2) Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil,
Pasal 42 yang berbunyi “Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat
Pasal 43 ayat:
(1) Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam
yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan
(2) Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan
pemerintahan.
14
Pasal 44 yang berbunyi “Setiap orang berhak sendiri maupun bersama-
bersih, efektif, dan efisien, baik dengan lisan meupun dengan tulisan
9) Hak Wanita
ditentukan.”
kewarganegaraannya.”
15
Pasal 49 ayat:
undangan.
reproduksi wanita.
(3) Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi
Pasal 50 yang berbunyi “Wanita yang telah dewasa dan atau telah
Pasal 51 ayat:
(1) Seorang istri selama dalam ikatan perkawinan mempunyai hak dan
tanggung jawab yang sama dengan suaminya atas semua hal yang
tanggung jawab yang sama dengan mantan suaminya atas semua hal
16
(3) Setelah putusnya perkawinan, seorang wanita mempunyai hak yang
sama dengan mantan suaminya atas semua hal yang berkenaan dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 52 ayat:
(1) Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga,
(2) Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak
anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam
kandungan.
Pasal 53 ayat:
(2) Setiap anak sejak kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status
kewarganegaraan.
Pasal 54 yang berbunyi “Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental
17
Pasal 55 yang berbunyi “Setiap anak berhak untuk beribadah menurut
Pasal 56 ayat:
(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dibesarkan,
(2) Dalam hal orang tua anak tidak mampu membesarkan dan
maka anak tersebut boleh diasuh atau diangkat sebagai anak oleh orang
Pasal 57 ayat:
(2) Setiap anak berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau wali
dunia atau karena suatu sebab yang sah tidak dapat menjalankan
(3) Orang tua angkat atau wali sebagaimana dimaksud dalam ayat(2)
Pasal 58 ayat:
18
dan pelecehan seksual selama dalam pengasuhan orang tua atau walinya,
atau pihak lain maupun yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak
tersebut.
(2) Dalam hal orang tua, wali, atau pengasuh anak melakukan segala
pemberatan hukuman.
Pasal 59 ayat:
(1) Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tuanya secara
bertentangan dengan kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alasan dan
aturan hukum yang sah yang menunjukkan bahwa pemisahan itu demi
(2) Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hak anak
Pasal 60 ayat:
tingkat kecerdasannya.
19
Pasal 61 yang berbunyi “Setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul
dirinya.”
Pasal 66 ayat:
(2) Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhkan
20
(3) Setiap anak berhak untuk tidak dirampas kebebasannya secara
melawan hukum.
bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan
(7) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak untuk membela diri
Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas HAM adalah lembaga
21
Tujuan Komnas HAM sesuai BAB VII pasal 75, antara lain:
asasi manusia. Anggota Komnas HAM berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang
Kepala Negara. Komnas HAM dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua)
orang Wakil Ketua. Ketua dan Wakil Ketua Komnas HAM dipilih oleh dan
tahun dan setelah berakhir dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali
masa jabatan.
22
b. Berpartisipasi secara aktif dan sungguh sungguh untuk tercapainya
sebagai anggota.
Subkomisi;
dan Subkomisi;
Belanja Negara.
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian,
23
membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meruapakan
rendah, maupun sikap tidak toleran. Faktor eksternal merupakan faktor dari
24
Contoh kasus pelanggaran HAM berat masa lalu sebagai berikut.
No Kasus Deskripsi
.
1. Peristiwa Tanjung Priok Kasus ini terjadi tahun 1984 antara aparat
dengan warga sekitar. Peristiwa ini dipicu
oleh masalah SARA dan unsur politis.
Pada peristiwa ini terjadi represi terhadap
masssa yang berdemonstrasi menolak asas
tunggal Pancasila di Jakarta. Bentrokan
antara warga dengan polisi dan TNI tidak
terelakkan. Bentrokan tersebut
mengakibatkan ratusan korban meninggal
dunia.
2. Peristiwa Trisakti Penembakan aparat terhadap mahasiswa
Trisakti yang sedang berdemonstrasi
menuntut Presiden Soeharto mundur dari
jabatannya. Peristiwa yang terjadi pada 12
Mei 1998 ini merupakan titik tolak
peralihan kekuatan politik dan pemicu
kerusuhan sosial di jakarta dan kota besar
lainnya di Indonesia.
3. Timor Timur Pascajajak Saat masih menjadi bagian dari Indonesia,
Pendapat sering terjadi kasus pelanggaran HAM di
Timor Timur. Peristiwa ini dipicu oleh
adanya regresi TNI dan milisi yang
dibentuk setelah referendum menunjukan
mayoritas penduduk Timor Timur
menghendaki merdeka. Timor Timur
kemudian secara resmi berpisah dan
menjadi negara baru bernama Timor Leste
sejak tahun 1999.
4. Peristiwa di Abepura, Papua Penyisiran secara membabi buta dilakukan
dengan alasan penyerangan ke Mapolsek
Abepura pada Desember 2000. Peristiwa
ini dipicu oleh penyerangan Mapolsek
Abepura.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
Jenis-jenis HAM antara lain Hak Untuk Hidup, Hak Berkeluarga dan
Hak Atas Kebebasan Pribadi, Hak Atas Rasa Aman, Hak Atas Kesejahteraan, Hak
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja
atau kelalaian, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan,
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
26
Daftar Pustaka
27