BAB I
PENDAHULUAN
Bahan baku adalah merupakan bahan yang secara menyeluruh membentuk produk selesai dan
dapat diidentifikasikan secara langsung pada produk yang bersangkutan.
Pengertian bahan baku dapat meluas meliputi juga bahan-bahan yang digunakan untuk
memperlancar proses produksi. Bahan baku yang demikian termasuk dalam pengertian bahan
baku penolong atau bahan baku pembantu. Bahan baku dibedakan atas bahan baku langsung
dan bahan baku tidak langsung. Bila biaya bahan baku tersebut langsung dibebankan kepada
kelompok biaya bahan baku dinamakan bahan baku langsung, sedangkan bila biaya bahan baku
dimaksud dibebankan melalui rekening biaya overhead pabrik dinamakan biaya bahan baku
tidak langsung.
BAB II
PEMBAHASAN
Penanganan
Total 10,00%
1,25%
1,80%
4,25%
2,60%
5,20%
25,10%
Tambahan biaya pembelian, penanganan, & transportasi
Harga yang lebih tinggi karena jumlah pesanan yang lebih sedikit
Kehabisan persediaan sering kali terjadi sehingga mengganggu jadwal produksi, jadwal
lembur,dan waktu persiapan ekstra
Tambahan biaya klerikal karena memelihara catatan pesanan pelanggan yang belum dapat
dipenuhi (customer back order)
Peningkatan harga berkaitan dengan inflasi ketika pesanan pembelian ditunda
Penjualan yang hilang dan hilangnya kepercayaan pelanggan
Pengendalian bahan baku dicapai melalui pengaturan fungsional, pembebanan tanggung jawab,
dan bukti-bukti dokumenter. Hal tersebut dimulai dari persetujuan anggaran penjualan dan
produksi dan dengan penyelesaian produk yang siap untuk dijual dan dikirimkan ke gudang
atau pelanggan. Ada 2 tingkat pengendalian persediaan: pengendalian unit dan pengendalian
uang. Manajer pembelian dan manajer produksi paling berkepentingan pada pengendalian unit;
mereka berpikir, pesanan, dan permintaan dalam jumlah unit dan bukannya dalam nilai uang.
Manajemen eksekutif paling berkepentingan pada pengendalian finansial dari persediaan.
Eksekutif berpikir mengenai pembelian yang mencukupi atas modal yang digunakan, yaitu nilai
uang dan diinvestasikan dalam persediaan harus digunakan secara efisien dan efektif.
Pengendalian persediaan akan beroperasi dengan berhasi apabila peningkatan atau penurunan
dalam persediaan mengikuti pola yang telah ditentukan atau diperkirakan sebelumnya, di mana
pola tersebut berkaitan erat dengan jadwal penjualan dan produksi.
Pengendalian bahan baku harus memenuhi dua kebutuhan yang saling berlawanan yaitu: (1)
menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang mencukupi untuk operasi secara efisien dan
(2) menjaga tingkat persediaan yang menguntungkan secara finansial. Tujuan dasar dari
pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk melakukan pemesanan pada waktu yang
sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat pada harga dan kualitas
yang tepat. Pengendalian persediaan yang efektif sebaiknya:
1. menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukakan untuk operasi yang efisien dan tidak
terganggu
2. menyediakan cukup persediaan dalam periode di mana pasokan kecil (musiman, siklus, atau
pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.
3. menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum dan melindungi
bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca dan kerusakan karena
penanganan
4. meminimalkan item-item yang tidak aktif, kelebihan, atau usang dengan melaporkan
perubahan produk yang mempengaruhi bahan baku
5. memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan
6. menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada di tingkat yang
konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen
Metode Pengendalian Bahan Baku
Metode pengendalian bahan baku berbeda dalam hal pemeliharaan dan biaya yang dikeluarkan.
Item-item yang kritis dan memiliki nilai tinggi memerlukan perhatian yang lebih besar
dibandingkan dengan item-item yang nilainya rendah. Misalnya, untuk item-item dengan nilai
rendah, persediaan pengaman dan pesanan dalam jumlah besar sehingga mencukupi untuk 3-6
bulan adalah umum, karena biaya penyimpanan biasanya rendah dan risiko keusangan dapat
diabaikan. Beberapa metode pengendalian bahan baku:
Metode siklus pesanan (order cycling method) atau metode peninjauan siklus (cycle review
method) memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item
atau kelas. Perusahaan-perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda
(misalnya 30, 60, atau 90 hari) antar peninjauan dan dapat menggunakan siklus yang berbeda
untuk jenis bahan baku yang berbeda. Item kritis dengan nilai tinggi biasanya memerlukan
siklus peninjauan yang pendek. Untuk item nonkritis dengan nilai rendah, siklus peninjauan
yang lebih lama umum digunakan, karena jumlah pesanan besar dan kehabisan persediaan atas
item tersebut tidak terlalu mahal biayanya. Peda setiap periode peninjauan dalam sistem siklus
pesanan, pesanan dilakukan agar jumlah persediaan mencapai tingkat yang diinginkan, yang
dinyatakan sebagai besarnya pasokan untuk sekian hari atau minggu.
Metode minimum-maksumum (min-max method) didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah
dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran batas tertantu. Maksimum jumlah
untuk setiap item ditetapka. Tingkat minimum sudah memasukkan margin pengaman yang
diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali
tingkat minimum menjadi titik pemesanan, dan jumlah pesanan adalah selisih antara tingkat
maksimum dengan tingkat minimum. Metode ini dapat didasarkan pada obsevasi fisik, atau
dapat dimasukkan ke dalam sistem akuntansi.
Observasi fisik bahwa titik pemesanan telah dicapai diilustrasikan oleh metode dua tempat
(two-bin method). Dalam metode ini, setiap item persediaan disimpan dalam dua tempat,
tumpukan, atau kumpulan. Tempat pertama berisi persediaan yang mencukupi untuk
memenuhi penggunaan yang terjadi selama periode waktu antara penerimaan suatu pesanan
dengan penempatan pesanan berikutnya; tempat yang kedua berisi jumlah normal yang
digunakan dari tanggal pemesanan sampai dengan tanggal pengantaran plus persediaan
pengaman. Apabila persediaan di tempat kedua mulai digunakan, maka bukti permintaan
pembelian untuk pasokan baru dibuat. Metode minimum-maksimum juga dapat diterapkan
melalui sistem akuntansi. Ketika catatan bahan baku menunjukkan bahwa saldo persediaan
yang tersedia sudah turun sampai mencapai titik pemesanan, catatan tersebut memulai proses
pembelian. Hal ini bekerja dengan baik dalam sistem pemrosesan data elektronik.
Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah metode pengendalian bahan
baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika persediaan mencapai
jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan optimal jika digunakan komputer untuk
mengadministrasikan persediaan bahan baku
Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai persediaan bahan baku
dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda. Pengendalian bahan baku yang nilainya
tinggi berbeda dengan persediaan yang nilainya rendah. Dalam metode ABC, persediaan bahan
baku digolongkan menjadi tiga kelompok atas dasar nilainya, yaitu (1) kelompok A yang nilainya
tertinggi, (2) kelompok B yang nilainya sedang, dan (3) kelompok C yang nilainya terendah.
Kelompok A mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan
minimal kecil, (2) tingkat review tinggi, (3) tingkat pemesanan tinggi, (4) membutuhkan
pencatatan rinci, dan (5) tingkat pengawasan tinggi. Kelompok C mempunyai karakteristik
pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal besar, (2) tingkat review rendah,
(3) tingkat pemesanan rendah, (4) tidak membutuhkan pencatatan perpetual, dan (5) tingkat
pengawasan rendah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesalahan dalam perhitungan HPP dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu
perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena perhitungan HPP pun
menjadi satu hal penting untuk dilakukan bagi setiap perusahaan.
Pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut: daftar
bahan baku yang diperlukan, Anggaran produksi, Bukti permintaan pembelian, Pesanan
pembelian, Laporan penerimaan, Bukti permintaan bahan baku, dan Kartu catatan bahan baku.
Metode perhitungan biaya bahan baku yang digunakan yakni metode identifikasi khusus,
metode MPKP, metode rata-rata, dan metode MTKP. Adapun metode penilaian atas biaya
bahan baku yaitu metode fisik dan metode perpetual.
Perencanaan bahan baku berhubungan dengan dua faktor fundamental, yaitu jumlah dan waktu
pembelian. Penentuan berapa banyak yang akan dibeli dan kapan melibatkan dua jenis biaya
yang saling berlawanan, yaitu biaya penyimpanan persediaan (cost of carrying inventory) dan
biaya karena tidak menyimpan cukup persediaan. Ada beberapa metode pengendalian bahan
baku, yaitu Metode siklus pesanan (order cycling method), Metode minimum-maksumum (min-
max method), Metode dua tempat (two-bin method), Metode pemesanan otomatis (the
automatic order system), Metode ABC (the ABC plan).