Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REPORT

GENRE SASTRA DI SEKOLAH


DISUSUN OLEH:
MINATI S SIBURIAN
NIM: 217211016
KELAS :REGULER-E

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Critical Jurnal Report matakuliah
“Genre Sastra di Sekolah” tepat pada waktu yang telah ditentukan.Terimakasih penulis ucapkan
kepada Dosen pengampu Genre Sastra di Sekolah,Achmad Yudi ,S.Pd.,M.Pd. yang telah
dukungan serta memberikan kepercayaan kepada penulis.
Terimakasih kepada orang tua yang telah membantu kami menyelesaikan tugas ini
melalui materi yang kami butuhkan.Terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
memberikan masukan dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Penulis menyadari bahwa Critical Jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran
yang bersifat membangun kami penulis harapkan, untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga Tugas Akhir Critical Jurnal ini bermanfaat dan dapat diaplikasikan bagi pembaca .

Medan, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang...................................................................................................................
2. Tujuan................................................................................................................................
3. Manfaat..............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Identitas jurnal ....................................................................................................................
2. Identitas jurnal 2.................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A..................................................................................................................... Simpulan
........................................................................................................................................
B...........................................................................................................................Saran
........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam sebuah proses pembelajaran terutama seoerang mahasiswa sangat diperlukan
pengalaman yang sangat banyak tentang penguasaan materi jurnal penelitian dari beberapa ahli.
Ini sangat penting karena didalam sebuah jurnal terdapat sangat banyak pengetahuan suatu
materi pembelajaran. Mahasiswa biasanya sangat malas dan bahkan tidak mau jika disuru
membaca sebuah jurnal, maka dari itu dibuat tugas untuk para mahasiswa meriview jurnal agar
mahasiswa dapat mengupas isi jurnal dan tau bagaimana cara membuat jurnal nantinya.
.

B.Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan CJR ini adalah :
1. Melatih mahasiswa dalam mengkritik jurnal.
2. Agar mahasiswa jadi lebih kritis dalam memahami isi jurnal.
3. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis jurnal nantinya.

C. Manfaat Masalah
Adapun manfaat penulisan CJR ini ialah:
1. Untuk membiasakan mahasiswa membaca isi jurnal karena mahasiswa membedah
isi jurnal dan mengkritiknya.
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa karena banyak membaca isi jurnal.
3. Untuk melatih siswa dalam membuat jurnal.
BAB II
HASIL REVIEW JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL
JUDUL JURNAL : Sastra Anak Indonesia Sebagai Genre, Sebuah Utopia?

TAHUN :
VOLUME :,
ISSN :
PENULIS : Widyastuti Purbani
HALAMAN :8

DESKRIPSI ISI JURNAL

1 Judul SASTRA ANAK INDONESIA SEBAGAI GENRE, SEBUAH


UTOPIA?

2 TujuanPenelit Untuk mengetahuai genre sastra anak


ian
3 Subjek Anak- anak
Penelitian
4 Latar
Banyak hal membuat sastra anak sebuah teks yang unik, yang
belakang
memiliki karakter-karakter amat berbeda dengan sastra dewasa.
Pembaca target cerita atau sastra anak adalah makhluk yang spesifik,
yang memiliki kehidupan yang berada dalam taraf persiapan menuju
kedewasaan. Mereka bukan harus dipandang sebagai pembaca
inferior, karena merekapun memiliki kecerdasan dan kearifannya
sendiri. Namun bahwa pada masa ini kelengkapan berpikir untuk
menerima 'apa saja, dengan cara bagaimana saja' belum terbangun,
akan membuat teks yang ditujukan pada mereka memiliki
persyaratan-persyaratan tertentu: teks yang mampu membagi
pengetahuan tanpa harus menempatkan pembacanya pada posisi
subordinat baik secara sadar maupun tidak sadar. Pandangan-
pandangan bahwa anak-anak sebagai target audiences sastra anak
adalah spesifik, dan bahwa oleh karenanya sastra anak adalah teks
yang mesti dipelajari dan dikaji secara spesifik pula telah mendorong
pakar sastra di beberapa negara maju (Amerika, Inggris, Australia,
Jepang, Canada) mengelompokkan diri dan membangun genre
tersendiri dalam dunia sastra. Di sana ilmu sastra anak/ remaja sudah
merupakan disiplin ilmu yang cukup besar dan bergengsi,
demikianpun para pakar dan profesor-profesornya masih terus
menerus berjuang untuk merebut posisi yang lebih terhormat. Buku-
buku dan jurnal-jurnal khusus sastra anak, baik tentang ilmu sastra
anak sendiri, tentang kajian dan kritik sastra anak, maupun karya-
karya sastra anak berkembang dengan pesat, dan perpustakaan
mereka memiliki rak-rak yang sama panjang dan kayanya dengan rak
disiplin ilmu yang lain. Mahasiswa memilih jurusan sastra anak
dengan tujuan dan filosofi yang jelas.
5 Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian penelitian
6 Hasil Sastra Anak, dan Problematika Dongeng Umumnya orang
penelitian beranggapan bahwa sastra anak di Indonesia adalah dongeng. Maka
ketika orang tua atau sekolah tidak lagi mendongeng, kita
beranggapan anak-anak tidak lagi bersastra. Ketika dunia memasuki
abad informasi dan stasiun televisi bermunculan dengan beragam
acara yang memikat anak, sejumlah orang tua mulai gelisah.
Dongeng padat pitutur yang mengasyikkan bagi anak-anak menjelang
tidur, sebagaimana dulu dialami oleh orang-orang tua sekarang,
seperti tidak bisa lagi bersaing dengan film kartun, film robot dan
berbagai tontonan televisi yang sanggup memaku anak-anak duduk
berjam-jam di depan layar kaca. Romantisme dan sakralisasi
dongeng, seolah ia sumber utama nilai adiluhung yang bakal mampu
mendidik-anak-anak menjadi makhluk soleh, telah membuat berbagai
pihak menangisi hilangnya dongeng dari kehidupan anak-anak.
Orang tua dituding sebagai telah alpa mendisiplinkan diri
mendongengi anak-anak mereka, karena sibuk dengan urusan-urusan
mereka sendiri, sibuk berburu harta. Sekolah dituding telah malas
meluangkan waktu untuk kegiatan ritual ini. Komik-komik dan
science fiction dituding telah merampas pesona dongeng dari mata
anak-anak dengan tipuan-tipuan tak masuk akal. Film televisi paling
banyak menanggung 'dosa' dan hujatan, karena dianggap telah
menayangkan tontonan yang ngawur yang tak sesuai lagi dengan
nilai-nilai moral seperti yang dikandung dongeng. Alhasil, anak-anak
memang tak kenal dongeng-dongeng kita, selegendaris apapun itu
pada masa orang tua mereka. Mengapa dongeng ditingalkan? Masih
relevankah dongeng bagi kehidupan anak-anak sekarang? Perlukah
kita menangisi hilangnya dongeng dari kehidupan mereka?
Sastra Anak dalam Diskriminasi Erat terkait dengan hal di atas,
nampaknya lemahnya ketersediaan karya-karya sastra untuk anak dan
remaja banyak sedikit disebabkan karena tumbuhnya semacam
diskriminasi dalam dunia sastra Indonesia sendiri. Sastra anak tidak
atau belum (?) diperhitungkan sebagai Sastra karena mungkin
dianggap memiliki nilai susastra yang rendah. Akibatnya dalam
perbincangan dan dunia kritik sastra, karya-karya sastra anak nyaris
tidak tersentuh. Nampaknya ada pandangan bahwa menulis kajian
terhadap sastra anak adalah childish dan karenanya tidak
bergengsi.Arogansi serta kekurangpedulian semacam ini jelas tidak
mengakomodasi tumbuhnya karya-karya sastra anak yang baik.
Seperti kita ketahui, karya sastra tanpa kritik sastra adalah
kepincangan atau pembodohan, dan salah satu fungsi kritik adalah
membantu mendewasakan karya. Dan karena karya-karyanya tidak
atau jarang dipuji, dikritisi, dicela atau dikaji, dan terbiarkan hidup
tanpa apresiasi, para penulis karya-karya sastra anak seperti tidak
tahu arah mana yang akan dituju. Mereka terus saja menulis dan
berkspresi seperti sedia kala, menurut kata hati dan kepercayaan
mereka. Teks-teks yang mereka tulis berjuang sendiri untuk dicintai
anak-anak, di tengah lautan teks-teks non sastra yang lain. Mungkin
jurnal khusus sastra anak harus ditumbuhkembangkan secara gotong
royong oleh banyak pihak yang peduli akan pentingnya apresiasi dan
krtik terhadap sastra anak, dan koran atau majalah sastra mesti
memberi ruang yang lebih bagi menguatnya apresiasi sastra anak ini.
Partisipasi Akademik yang Rendah
Dunia akademik sekarang ini juga belum memiliki perhatian yang
besar dan serius terhadap sastra anak. Seminar dan diskusi tentang
sastra anak: urgensinya, peta politiknya, keterpinggirannya, belum
banyak dilakukan. Atau bila ada, biasanya semata hanya karena
besarnya rasa peduli beberapa gelintir orang saja, bukan karena
didorong sikap yang bangun secara lembagawi. Sebagai akibatnya,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh person-person ini pun kurang
mengkristal sebagai isu tajam dan menasional. Sementara
problematika sastra anak amat pelik dan besar, penelitian-penelitian
terhadap sastra anak/remaja relatif langka dan sproradis, hingga hasil
temuan-
7 Kelebihan Penelitian ini memiliki kelebihan di hasil dan pembahasan
penelitian
8 Kelemahan Penelitian ini memiliki banyak kekurangan dimana tidak memiliki
penelitian kelengkapan. Seperti tidak dicantumkannya tahun jurnal, issn,dan
volume.
9 Kesimpulan Bila kita menganggap penting anak-anak dan menyadari bahwa
dunianya begitu unik. Bila kita melihat bahwa membaca karya sastra
anak oleh anak-anak adalah salah satu cara penting untuk
menyemaikan benih-benih intelejensia emosional yang dibutuhkan
dalam babakan awal pendidikan, maka rupanya pekerjaan besar dan
meletihkan itu menghadang di hadapan mata. Yang jelas, televisi
akan selalu ada dan film robot atau teks-teks pop lainnya tidak
mungkin kita bendung kehadirannya. Karena mereka justeru akan
kian gencar dan dahsyat merebut perhatian anak-anak. Menghujat dan
menjadikan mereka kambing hitam ditinggalkannya dunia buku
tidaklah fair, manakala kita sendiri belum siap menawarkan pesona
sastra anak. Bagaimana mungkin kita mengajak mereka beranjak atau
beringsut dari depan kotak ajaib itu bila bacaan yang mereka
butuhkan, yang menghargai mereka sebagai anak, tidak memadai.
10 Saran

B. IDENTITAS JURNAL

NAMA JURNAL: Pembelajaran Sastra Di Sekolah Dasar Melalui Karya Sastra


Cerita Rakyat Sebagai Salah Satu Bentuk Pengenalan Budaya Nusantara

VOLUME :
ISSN :
PENULIS : Sri Yuniarti Tripungkasingtyas

HALAMAN :4 halaman

DESKRIPSI ISI JURNAL 2

1 Judul Pembelajaran Sastra Di Sekolah Dasar Melalui Karya


Sastra Cerita Rakyat Sebagai Salah Satu Bentuk Pengenalan Budaya
Nusantara

2 TujuanPenelitian Untuk mengetahu pembelajaran sastra anak di sekolah dasar


3 Subjek Penelitian Anak sekolah dasar
4 Latar belakang Pembelajaran sastra di sekolah terutama untuk Sekolah Dasar, dapat
dikatakan belum maksimal. Hal ini terlihat ketika siswa-siswa
Sekolah Dasar lebih menyukai hal-hal yang tidak ada hubungannya
pembelajaran sastra, misalnya saja siswa Sekolah Dasar lebih
menyukai pembelajaran menggambar, pramuka, Olahraga, dan
pembelajaran lainnya. Padahalsebenarnya pembelajaran sastra
sebenarnya tidak terlalu susah dan juga tidak terlalu mudah. Bila
diimplementasikan dalam dunia pendidikan, pembelajaran sastra erat
kaitannya dengan
lingkungan sekitar
5 Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik
observasi, studi pustaka.
6 Hasil penelitian Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan pemilihan pada
kategori dan fungsi cerita rakyat di berbagai nusantara dengan
mengenalkan budaya nusantara pada siswa Sekolah Dasar dengan
disertai pendidikan karakter. Fungsi sosial cerita rakyat juga melatih
siswa untuk lebih mengenal budaya nusantara serta mengembangkan
daya kreativitas siswa dalam mengenalkanbudayanya siswa itu
sendiri. Pemilihan cerita rakyat terbagi atas dua kategori yaitu
pengenalan budaya itu sendiri dan juga nilai pendidikan yang
terkandung di dalamnya. Indonesia terdiri dari berbagai banyak pulau
yang beraneka ragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Tiap-tiap daerah tentunya memiliki kekhasan sendiri, salah satunya
adalah cerita rakyat. Cerita rakyat dalam setiap daerah pasti memiliki
kebenaran dan benarbenarterjadi. Cerita rakyat yang tersebar di
seluruh nusantara memiliki kekhasan unik dan juga sekaligus kita
bisa mengetahui legenda atau cerita rakyat tersebut berasal dari
provinsi mana. Salah satu contohnya adalah cerita rakyat yang
berasal dari Sumatera Barat. Tentunyasiswa-siswa Sekolah Dasar
sudah mengetahui cerita tersebut yang berasal dari Sumatera Barat
dan juga sudah mengetahui cerita tersebut mengisahkan tentang
apa.Namun, tidak semua cerita rakyat diketahui oleh siswa Sekolah
Dasar. Misalnya saja cerita rakyat yang berasal dari Sumba yang
berjudul “watu Maladong”, yang mengisahkan tentang dua saudara
kembar yang memiliki kepribadian yang berbeda. Cerita tersebut
mengisahkan tentang dua saudara kembara bernama Rambu Kahu
dan rambu Yaki yang sejak kecil sudah ditinggalkan oleh kedua orang
tuanya. Kedua saudara kembar tersebut memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Akibat dari kepribadian dan watak yang berbeda-beda,
mereka akhirnya mempunyai nasib yang berbeda-beda. Di satu sisi
yang baik mendapatkan sesuai apa yang ditaburnya sedangkan yang
jahat mendapatkan apa yang ditaburnya juga. Dari cerita rakya
tersebut juga memberikan salah satu nilai pendidikan karakter yaitu
untuk selalu bersikap jujur. Dengan bersikap jujur, makakehidupan
kita akan bermanfaat bagi orang lain. Selain itu juga, ada cerita rakyat
yang berasal dari pulau Sabu tentang Rai Hawu, Selayang Pandang
Raijua yang mengisahkan tentang kerajaan Majapahit dengan
memberi penghormatan terhadap RajaMajapahit dan istrinya serta
masih banyak cerita rakyat lainnya. Selain mengenalkan budaya
nusantara kepada siswa Sekolah Dasar melalui cerita rakyat, siswa
juga bisa mengambil petuah atau manfaat dari cerita rakyat tersebut
yang merupakan salah satu implementasi dari pendidikan karakter.
Misalnya saja nilai moral yang terdapat pada cerita rakyat Legenda
Kawah Sikidang mengajarkan untuk selalu menepati janji kita kepada
sesama dan tidak boleh mengingkarinya yang akan merugikan orang
lain. Banyak cerita-cerita rakyat nusantara yang memberikan pesan-
pesan moral yang terkandung di dalamnya.
7 Kelebihan jurnal ini memiliki kelebihan di landasan teori yang lengkap.
penelitian
8 Kelemahan Penelitian ini memiliki banyak kekurangan dimana tidak memiliki
penelitian kelengkapan. Seperti tidak dicantumkannya tahun jurnal, issn,dan
volume.
9 Kesimpulan Pembelajaran sastra di Sekolah Dasar perlu diterapkan sejak dini.
Pembelajaran sastra harus selalu menciptakan sesuatu yang baru
sehingga dapat memancing daya tarik siswa terhadap pembelajaran
tersebut. Misalnya saja dalam menceritakan rakyat, guru harus
mengkreasi sedemikian mungkin untuk menarik perhatian siswa
terhadap cerita rakyat. Mungkin dengan menampilkan video atau
tayangan berupa cerita rakyat kepada siswa dan meminta siswa untuk
mengomentari terhadap hasil tayangan video tersebut.
10 Saran Siswa akan terpancing dan mempunyai minat terhadap pembelajaran
sastra apabila pembelajarannya inovatif dan menyenangkan. Tidak
berhenti sampai di situ saja, pembelajaransastra khususnya
pembelajaran melalui cerita rakyat bisa saja dilakukan di luar
sekolah, misalnya studi wisata mendatangi asal tempat cerita rakyat
tersebut sehingga pembelajaran sastra tidak berhenti di ruang kelas
saja tetapi juga bisa belajar di luar kelas seperti melakukan kunjungan
wisata tempat cerita rakyat tersebut berasal.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah saya meriview dua jurnal dapat disimpulkan karya tulis pasti memiliki
keunggulan dan kekurangannya masing-masing, serta memiliki ciri yang berbeda satu sama lain
baik dari dari sisi kepenulisannya, segi bahasanya, sudut pandangnya. Jurnal mengandung
informasi yang sudah dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang
terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dapat dipastika setiap jurnal akan membawa
keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan informasi lebih karena jurnal tidak
sembarangan ditulis melainkan perlu dilakukan penelitian untuk menullisnya.
B. SARAN
Saya sebagai penulis makalah ini menyaran kepada semua orang terlebih ke mahasiswa
jika ingin melakukan penelitian harus memperhatikan kelengkapan dari isi jurnal yang dibuat,
supaya kita bisa mengetahui kebenaran dari suatu jurnal tersebut.

DAFTAR PUSTAKAi
Purbani ,Widyastuti. Sastra Anak Indonesia Sebagai Genre, Sebuah Utopia?
Tripungkasingtyas ,Sri Yuniarti. Pembelajaran Sastra Di Sekolah Dasar Melalui Karya Sastra
Cerita Rakyat Sebagai Salah Satu Bentuk Pengenalan Budaya Nusantara

Anda mungkin juga menyukai