Disusun Oleh :
NAMA : FIRDA MONICA
NIM : 220302007
Firda Monica
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….…………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………..…………………..ii
Identitas Buku .......................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR .......................................................................................... 2
B. Tujuan CBR ....................................................................................................................... 2
C. Manfaat CBR ..................................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN
1. RINGKASAN BUKU UTAMA ........................................................................................ 3
2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING .......................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN
1. PEMBAHASAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING ................................ 24
2. ANALISIS BUKU UTAMA DAN PEMBANDING ....................................................... 24
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28
ii
Identitas Buku
Buku Utama
Buku Pembanding
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan CBR
Alasan dibuatnya Critical Book Report ini adalah untuk :
1. Penyelesaian tugas Mata kuliah Konsep Dasar IPA
2. Untuk memperluas wawasan tentang Konsep Dasar IPA
3. Mengetahui isi bacaan buku yang dikritik.
4. Membandingkan kan buku yang dikritik dengan teori teori yang ada maupun buku
yang sejenis.
C. Manfaat CBR
Manfaat dari Critical Book Report ini adalah :
1. Menambah pengetahuan Tentang Konsep Dasar IPA
2. Meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku, kemampuan membanding-
kan buku dengan buku lainnya dengan baik.
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
bab dari buku pertama dan buku kedua.
2
BAB II
RINGKASAN
3
5. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
6 Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK.
7. Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA.
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam cipta-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai salah
satu ciptaan tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
4
3. Keterampilan menafsirkan dan menarik kesimpulan
4. Mengkomunikasikan
C. Produk
IPA sebagai produk merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik
yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad. Bentuk IPA sebagai produk adalah
fakta-fakta, data-data, konsepkonsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Jika ditelaah lebih
jauh, maka fakta-fakta merupakan hasil kegiatan empirik dalam IPA, sedangkan konsep-
konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.
D. Aplikasi
Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Keempat unsur
itu merupakan ciri Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
5
3. Benda Gas Benda
Gas yang disebut udara. Benda gas Sementara kita tidak dapat melihat wujudnya kita dapat
merasakannya. Kita bisa menghirup dan memasak udara, contohnya, kompilasi kita
meggunakan kipas, badan kita terasa ada tiupan udara.
C. Energi dan Perubahannya, Meliputi Gaya, Bunyi, Panas, Listrik, Magnet, Cahaya,
dan Pesawat Sederhana
Energi yang paling besar adalah energi matahari. Energi panas dari sinar matahari
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan di muka bumi ini. Manfaat energi matahari dapat
dirasakan oleh manusia yaitu dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan pakaian, untuk
menghangatkan ruangan, sebagai penghangat tubuh, untuk mengeringkan hasil pertanian
seperti padi, kopi, cengkeh, untuk pembengkit tenaga listrik. Selain dapat bermanfaat bagi
manusia energi matahari juga bermanfaat bagi tumbuhan yang memiliki klorofil untuk dapat
melakukan proses pembuatanan makanan atau proses fotosintesis.
Selain energi matahari yang merupakan energi yang paling besar secara umum energi
dapat dibagi menjadi beberapa macam bentuk energi yaitu:
1. Energi Kimia
2. Energi Listrik
3. Energi Panas
4. Energi Bunyi
5. Energi Nuklir
6. Energi Mekanik
Energi Mekanik terdiri atas 2 buah energi yaitu energi potensial dan energi Kinetik.
D. Bumi dan Alam Semesta, Meliputi Tanah, Bumi, Tata Surya, Dan Benda-Benda Langit
Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang mikrokosmos dan makrokomos,
para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa
dan benda-benda langit yang ada di dalamnya.
6
5. Tumbuh
6. Berkembang Biak
7. Beradaptasi
8. Memerlukan Suhu
9. Sekresi
B. Pengukuran
Pengertian Pengukuran Pada ilmu fisika sendiri memiliki berbagai istilah yang
sangatlah familiar ketika terdengar di telinga, seperti pengukuran yang sedang kita bahas
sekarang ini, sebenarnya pengukuran sendiri memang suatu ilmu yang bisa dibilang sangatlah
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya untuk materi sekolah dan juga untuk para
ahli saja karena hampir setiap orang juga membutuhkan ilmu ini, andapun mungkin akan
melakukan sebuah pengukuran apabila anda ingin mengetahui panjang suatu benda yang ada
di sekitar anda.
C. Kinematika
Pengertian kinematika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana gerak dapat terjadi
tanpa memperdulikan penyebab terjadinya gerak tersebut. Contoh kinematika adalah
penghitungan kecepatan jatuh sebuah benda tanpa memperhitungkan perlambatan yang
disebabkan oleh tekanan udara.
D. Dinamika
Pengertian dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak dengan menganalisis seluruh
penyebab yang menyebabkan terjadinya gerak tersebut. Contoh dinamika adalah penghitungan
jatuh sebuah benda yang memperhatikan perlambatan yang disebabkan oleh tekanan udara.
Dinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari penyebab benda bergerak.
Ketika benda bergerak akan dilihat apa yang menyebabkan benda tersebut bisa bergerak.
E. Sifat Termal Zat
Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka
zat tersebut akan mengalami: Perubahan suhu/ temperatur/ derajat panas. Perubahan panjang
ataupun perubahan volume zat tersebut. Perubahan wujud.
Apabila suatu benda diberikan kalor, maka pada zat tersebut dapat terjadi perubahan
seperti :
a. Terjadi pemuaian
b. Terjadi perubahan wujud
c. Terjadi kenaikan suhu
F. Gelombang dan Bunyi
1. Gelombang
Gelombang adalah getaran, dan getaran itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan media tertentu atau bahkan gelombang bisa bergerak tanpa melalui
media seperti di ruang hampa, jadi bisa disimpulkan gelombang itu adalah getaran yang bisa
7
berulang dan bisa merambat melalui media tertentu atau bahkan tanpa media sekalipun, dan
gelombang juga terdapat pada medium karena adanya perubahan bentuk yang menimbulkan
gaya pegas dimana dapat berjalan dan juga dapat memindahkan energi dari suatu tempat ke
tempat yang lainnya tanpa membuat pertikel medium berpindah secara permanen.
2. Bunyi
Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal dari sumber bunyi yang
digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran tersebut oleh pengantar diantarkan atau
dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat
mendengarkannya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selau mendengarkan beranekaragam suara, mulai dari
suara musik, kicauan burung, tlakson kendaraan bermotor, suara rel kereta api dan suara orang
yang sedang berbicara. Semua suara itu dapat kita dengar karena ada sumber suara/bunyi.
Bunyi merupakan salah satu bentuk energi yang ada di dunia ini. Ia dapat diciptakan
dari berbagai benda dan hampir setiap makhuk hidup dapat menciptakan suatu bunyi.
G. Kelistrikan
Listrik merupakan pergerakan elektron di dalam penghantar atau konduktor.
Berdasarkan teori atom, atom terdiri dari inti atom bermuatan positif (proton) dan partikel tidak
bermuatan (neutron), dan dikelilingi oleh elektron yang berada diorbit yang mengelilingi inti.
Proton dan elektron mempunyai suatu hal yang mirip dengan muatan listrik. Muatan listrik
pada proton diberi tanda positif (+) dan elektron ditandai dengan muatan negatif (-).
8
akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial,
dan budaya.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas
kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang
lebih bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa
dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a). Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen. Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok.
C. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran Secara Tim
2. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
3. Kemauan untuk Bekerja Sama
4. Keterampilan Bekerja Sama
D. Kriteria Model Pembelajaran yang Relevan di SD
Dalam memilih model/metode pembelajaran perlu disesuaikan program outcomesnya
(kompetensi), misalnya kompetensi pengamatan, kompetensi penyusunan hipotesis,
kompetensi pembuatan grafik, penguasaan rumus dan lain sebagainya, maka model atau
metode tentu akan berbeda. Unsur-unsur lain selain kompetensi yang perlu diperhatikan dalam
memilih model pembelajaran, yaitu sarana/alat, materi ajar (bahan ajar), siswa. Sarana/alat bila
dihubungkan dengan bahan ajar, maka akan menjadikan bahan ajar menjadi efektif, bahan ajar
apabila dihubungkan dengan siswa, maka perlu meninjau tingkat kesukaran/tingkat
kemampuan, dan sarana/alat bila dihubungkan dengan siswa, maka hendaknya akan
mewujudkan efesiensi pembelajaran.
E. Menganalisis Kebutuhan Pengelolaan Kelas dengan Penerapan Model Pembelajaran
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua apek, yaitu proses dan produk.aspek
proses mengacuh apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk
mengach apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi) yaitu meningkatkan
kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam
hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan
berlangsung baik. Karena itu, seriap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan
belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang
fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf banyak konsep dan informasi-
informasi dari teks buku bacaan. Materi ajar siswa, disamping bahan kegiatan pengamatan
9
gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari
kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa.
Proses belajar-mengajar dalam kelas hakikatnya akan melibatkan semua unsur yang ada
dalam sekolah yang bersangkutan akan tetapi secara langsung akan terlibat hal-hal sebagai
berikut:
1. Guru sebagai pendidik
2. Murid sebagai yang dididik
3. Alat-alat yang dipakai
4. Situasi dalam dan lingkungan kelas
5. Kelas itu sendiri
6. Dan hal lainnya yang sewaktu-waktu terjadi.
F. Jenis Model Pembelajaran IPA di SD
1. Model Pembelajaran Saintifik
2. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
3. Model Pembelajaran Discovery Learning
4. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ( PJBL )
G. Model Pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) dalam Pembelajaran
IPA
1. Pengertian Model Pembelajaran AIR
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahap dalam model pembelajaran AIR :
a. Auditory
Auditory berarti belajar dengan melibatkan pendengaran. Mendengar merupakan salah
satu aktivitas belajar, karena tidak mungkin informasi yang disampaikan secara lisan oleh guru
dapat diterima dengan baik oleh siswa jika tidak melibatkan indera telinganya untuk
mendengar.
b. Intellectually
Belajar intelektual adalah bagian untuk merenung, menciptakan, memecahkan masalah
dan membangun makna. Menurut Meier (Huda, 2003:91) aspek intelektual dalam belajar akan
terlatih jika guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitas aktivitas intelektual, seperti:
(1) Memecahkan masalah;
(2) menganalisis pengalaman;
(3) mengerjakan perencanaan strategis;
(4) melahirkan gagasan kreatif;
(5) mencari dan menyaring informasi;
(6) merumuskan pertanyaan;
(7) menciptakan model mental;
(8) menerapkan gagasan baru pada pekerjaan;
(9) menciptakan makna pribadi dan
(10) meramalkan implikasi suatu gagasan.
10
c. Repetition
Repetition, yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan
siswa dengan cara memberinya tugas atau kuis. Bila guru menjelaskan suatu unit pelajaran, itu
perlu diulang-ulang. Karena ingatan siswa tidak selalu tetap dan mudah lupa, maka perlu
dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan.
11
BAB II ( HAKIKAT IPA DAN PEMBELAJARAN IPA SD )
a. Kompetensi dan Indikator Pencapaian
Pada Bab ini kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa adalah menjelaskan konsep
dasar IPA dan Pembelajaran IPA. Kompetensi tersebut terbagi menjadi beberapa indikator
sebagai berikut:
- Menjelaskan hakikat IPA
- Menjelaskan hakikat pembelajaran IPA
- Menjelaskan konsep pembelajaran IPA di SD
b. Gambaran Umum Materi
Bab ini mengkaji tentang definisi, hakikat dan unsur IPA, selain itu pada bab ini juga
membahas tentang konsep pembelajaran IPA secara luas dan juga konsep pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar baik pada kelas tinggi maupun kelas rendah.
c. Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa dan bidang kerja
Pengetahuan tentang hakikat dasar IPA menjabarkan tentang karakteristik IPA
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, sehingga dalam penyampaian pembelajarannya
juga disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran IPA yang akan diberikan pada jenjang
sekolah dasar. Diharapkan dari penjelasan tentang hakikat dan karakteristik pembelajaran IPA
SD dapat dijadikan acuan mahasiswa dalam melaksanakan dan mengembangkan pembelajaran
IPA saat nanti mahasiswa telah praktek menjadi guru SD.
d. Materi
1. Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta–
fakta, konsep–konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
IPA tidak mungkin dapat berdiri sendiri, karena gejala alam berhubungan satu dengan
yang lainnya yang tersusun dalam suatu sistem yang saling menjelaskan dan merupakan satu
kesatuan yang utuh. Powler (dalam Winaputra, 1992) menyatakan IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaaan yang sistematis yang tersusun secara teratur,
berlaku umum dan berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimenyang sistematis yang
tersusun dalam suatu sistem, yang memiliki satu kesatuan.
Pengetahuan dalam IPA didasarkan dari gejala yang terjadi di alam, dapat dicontohkan
kejadian Newton mengalami kejatuhan buah dari pohon. Gejala alam ini membuat Newton
merasa penasaran mengapa suatu benda (apel ) selalu jatuh ke bawah tidak keatas, ataupun
kesamping. Dari rasa penasaran ini, Newton melakukan percobaan atau eksperimen untuk
mengetahui alasan mengapa benda selalu jatuh ke bawah.
Merujuk pada pengertian IPA tersebut, hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu
(Puskur, 2006):
12
a. Sikap: sikap yang didasari seorang ilmuwan selama proses mendapatkan suatu
pengetahuan, sikap tersebut terdiri dari rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar bersifat open minded.
b. Proses: yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, yang terdiri dari
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan
penarikan kesimpulan.
c. Produk: yaitu berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Batang tubuh IPA berisi tiga dimensi
pengetahuan, yaitu pengetahuan faktual (fakta), pengetahuan konseptual (konsep),
pengetahuan prosedural (prinsip, hukum, hipotesis, teori dan model). Dan keempat adalah
dimensi pengetahuan metakognitif.
2. Pembelajaran IPA SD
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya
kecakapan dan kemampuannya, daya rekasinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang
ada pada individu (Sudjana, 2013). Jadi seseorang dikatakan telah belajar adalah jika seseorang
tersebut mengalami perubahan pada beberapa aspek yang ditentukan, selain itu dapat kita
ketahui bahwa belajar merupakan proses yang aktif yang mereaksi pada sekitar individu siswa.
Peran siswa bekerja seperti ilmuan mengandung arti bahwa dalam proses pembelajaran
IPA menggunakan pendekatan keterampilan proses dasar IPA. Keterampilan proses IPA
digolongkan menjadi dua bagian yaitu keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Pada
siswa sekolah dasar diharapkan minimal keterampilan proses dasar IPA siswa wajib
dikembangkan dalam proses pembelajaran IPA.Hal ini disebabkan kemampuan kognitif siswa
sekolah dasar yang tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan, sehingga siswa
perlu diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan – keterampilan proses IPA yang
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa SD.
Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari :
1. Mengamati
2. Mengklasifikasi
3. Mengukur
4. Menyimpulkan
5. Meramalkan
6. Mengkomunikasikan
Hasil belajar yang juga harus dikembangkan dalam pembelajaran IPA adalah sikap
ilmiah siswa. Seperti yang disebutkan sebelumnya sikap ilmiah yang dikembangkan
diantaranya adalah sikap yang senantiasa mendahulukan bukti, luwes, kritis, tekun, terbuka,
kreatif, teliti dan peka terhadap lingkungan. Sikap ini tidak hanya dikembangkan selama proses
13
pembelajaran IPA saja, namun lebih terpenting lagi, sikap ini dikembangkan tidak hanya
sampai pada tahap mengetahui namun sampai pada tahap menerapkan.
14
diluar, tetapi ada dalam diri seseorang yang membentuknya berdasarkan dari hasil pengalaman
yang didapatkannya. Lebih lanjut menurut teori ini proses membentuk pengetahuan
berlangsung secara bertahap dan akan selalu melengkapi atribut – atribut yang belum ada dalam
skema seseorang.
Teori belajar konstruktivisme dianggap mampu mengembangkan kemampuan berpikir
dan kemandirian siswa, sebab siswa akan berusaha mencari dan berpikir cara untuk
mendapatkan hal yang diinginkan , siswa tidak hanya sebagai penerima pesan satu arah dari
guru. Siswa dapat melakukan diskusi dan ekperimentasi.
15
mencapai kondisi dengan kualitas yang ideal. Dalam mendesain pembelajaran yang tidak dapat
dipisahkan adalah komunikasi terhadap siswa.
b. Fungsi Media
Secara garis besar menurut Levie & Lentz dalam Azhar (2013) mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran:
a. Fungsi atensi : yakni media dapat menarik dan mengerahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
materi pelajaran. Dapat dicontohkan saat diawal pembelajaran, siswa sebelumnya didalam
kelas merasa bosan, namun dengan kedatangan guru yang pada hari itu membawa kucing, maka
siswa akan perhatian dan penasaran terhadap media yang dibawa oeleh guru.
b. Fungsi afektif : media dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya saat guru
memberikan gambar tentang korban banjir, akan membuat siswa akan merasa iba (menggugah
emosi).
c. Fungsi kognitif : media pembelajaran dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung pada media, misalnya materi
tentang ciri khusus pada makhluk hidup, guru memberikan media gambar tentang cicak yang
memiliki ciri khusus untuk diamati. Melalui gambar tersebut mempermudah siswa untuk
mengingat setiap detail ciri khusus pada hewan cicak.
d. Fungsi kompensatoris: media dapat mengakomodasikan fungsi siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau verbal.
Lebih lanjut manfaat media dalam pembelajaran adalah Kempt & Dayton dalam Azhar
(2013):
- Penyampian pelajaran lebih baku
- Pembelajaran lebih menarik
- Pembelajaran menjadi lebih interaktif
- Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingka
- Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
- Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses pembelajaran
- Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif
c. Macam-Macam Media
Media pembelajaran berdasarkan indra yang terlibat, dikemukakan oleh Rudi Bretz.
Klasifikasi media berdasarkan indera ini lebih disebabkan pada pemahaman bahwa
pancaindera merupakan gerbang ilmu pengetahuan. Media dalam pembelajaran
dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yakni media audio, visual, audio visual dan
multimedia.
16
BAB V ( MODEL PEMBELAJARAN IPA DI SD )
a. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
- Mendeskripsikan ciri-ciri suatu model pembelajaran
- Mendeskripsikan macam-macam model pembelajaran
- Menerapkan model-model pembelajaran pada pembelajaran IPA
b. Gambaran Umum Materi
Bab V ini mengulas kembali tentang ciri –ciri suatu model pembelajaran dan macam –
macam model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA, misalnya model
pembelajaran kooperatif, model pembelajaran langsung dan berbasis masalah. Selain itu pada
bab ini akan diulas cara menerapkan model pembelajaran yang tepat pada materi IPA di SD.
c. Relevansi terhadap pengetahuan mahasiswa dan bidang kerja
Guru harus mengerti cara yang harus digunakan untuk menyampaikan materi agar
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai. Pengetahuan tentang model pembelajaran
dapat membantu guru untuk memilih model yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran,
selain itu melalui model pembelajaran dapat diperoleh variasi dalam pembelajaran.
d. Materi
Model pembelajaran adalah suatu pendekatan yang berisi cara dan langkah-langkah
seorang guru dalam menyampaikan suatu pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang
akan dicapai disertai pengembangan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan. Model
pembelajaran memiliki beberapa ciri-ciri( Enggen dan Kauchak, 2012) :
a. Fondasi : model pembelajaran didukung oleh teori dan penelitan tentang pembelajaran dan
motivasi. Dapat dicontohkan pada model pembelajaran inkuiri adalah salah satu bagian dari
model berbasis masalah. Pada model ini menyajikan permasalahan di awal pembelajaran.
Pembelajaran yang berbasis masalah erat kaitannya dengan teori belajar konstruktivisme.
b. Tujuan : model pembelajaran dirancang untuk membantu sswa mengembangkan
kemampuan dari berbagai aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) serta memperoleh
pemahaman mendalam tentang bentuk spesifik materi. Misalkan model pembelajaran langsung
yang digunakan untuk mengajarkan tentang kemampuan prosedural misalkan mengukur
menggunakan penggaris. Penggunaan model pembelajaran langsung dapat mempermudah
siswa memahami langkah – langkah yang harus dilakukan siswa jika ingin mengukur
menggunakan penggaris.
c. Fase: model pembelajaran mencakup serangkaian langkah-langkah atau fase yang bertujuan
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik. Dalam suatu model
pembelajaran, terdapat langkah – langah atau step yang akan dilakukan dalam sutu
pembelajaran, setiap model memiliki sintaks yang tidak sama dengan model yang lain yang
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Model pembelajaran tidak bersifat kaku, sehingga memungkinkan seorang guru untuk
memadukannya atau melakukan modifikasi sesuai dengan kreativitas guru namun tetap ber-
17
pegang pada tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Selain itu hal yang
diperhatikan lainnya adalah tingkat perkembangan kognitif siswa, sarana dan fasilitas yang
tersedia.
1. Model Pembelajaran Langsung
Pengajaran langsung adalah suatu model pembelajaran yang bersifat teacher center,
lebih lanjut Arends dalam Trianto (2012) menyatakan bahwa model pengajaran langsung
adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarakan dengan pola bertahap.
Pembelajaran langsung membutuhkan perencanaan dan pelaksanaan yang hati – hati
dari pihak guru (Trianto, 2012). Perencanaan pembelajaran pada model ini misalnya dari
perencanaan waktu, tugas dan aktifitas siswa. Melalui perencanaan pembelajaran yang matang
maka pembelajaran tidak hanya berbasis pada guru namun juga memungkinkan keterlibatan
siswa misalnya dalam hal memperhatikan, mendengarkan, menirukan serta kegiatan tanya
jawab. Keterlibatan siswa dapat membantu hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat didefinisikan (Dewey dalam Sudjana, 2001)
sebagai interaks antara stimulus dengan respons, yang merupakan hubungan antara dua arah
belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem saraf otak befungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif, sehingga
masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan
baik. Pegalaman yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi
guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajar.
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang berusaha menghadirkan
permasalahan- permasalahan yang autentik (nyata), sehingga siswa mampu memberikan solusi
dan penanganan yang terbaik pada permasalahan tertentu. Pembelajaran berbasis masalah
bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir, kepekaan sosial dan mampu mengaitkan
pengetahuan yang dimiliki dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari siswa serta
siswa menjadi individu yang mandiri. Pembelajaran berbasis masalah, lebih mengarahkan pada
teori konstruktivisme yang mana pembelajaran adalah hasil dari siswa membangun
pengetahuannya sendiri.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
Dapat definisikan pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama (Enggen dan Kauchak dalam Trianto, 2012). Pembelajaran kooperatif memiliki tujuan
untuk meningkatkan partiisipasi siswa, memfasilitasi siswa untuk melatih kepemimpinan dan
keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan berinteraksi dengan perbedaan latar
belakang siswa.
18
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe, berikut ini tipe pembelajaran kooperatif:
a. STAD (Student Team Achievment Division)
Gagasan adanya STAD adalah siswa dapat saling membantu dan mendukung temannya
yang lain, namun pembelajaran ini masih menekankan tanggung jawab individu yang
mengakibatkan semua siswa memiliki tanggung jawab untuk saling membantu.
b. TGT ( Teams Games Tournament )
Adapun Langkah – Langkah TGT sebagai berikut (Slavin, 2005):
• Penyampaian Materi
• Kelompok/Team
• Turnamen
• Evaluasi
c. Jigsaw
Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel (Slavin,
2005). Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning
yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman,
ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-
sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
4. Model Pembelajaran IPA
Ada beberapa model yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPA, berikut contoh model
pembelajaran dalam pembelajaran IPA:
a. Model pembelajaran CLIS (Children Learning In Science)
b. Model Pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology, Society)
c. Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning)
19
Dalam mempersiapkan metode ini perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut (Sudjana,
2013):
a. Tujuan yang hendak dicapai
b. Bahan termasuk sumber belajar yang akan diajarkan
c. Media, alat dan fasilitas yang akan digunakan
d. Jumlah murid dan taraf kemampuan siswa
e. Kemampuan guru dalam menguasai materi tersebut
f. Situasi pada waktu tersebut.
2. Metode diskusi- Presentasi
Metode ini merupakan metode dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran
IPAdengan komunikasi interaktif dalam menyampiakan ide atau pendapat dalam suatu forum
ilmiah untuk membahas suatu permasalahan IPA (wisudawati, 2015). Menurut Sudjana (2013)
Metode diskusi pada dasarnya merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat dan
unsur – unsur pengalaman secara teratur dengan maksud mendapatkan pengertian bersama
yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu.
Metode ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk bekerja secara kooperatif dimana
siswa saling bekerja sama dan saling menghargai. Selain itu mengembangkan kemampuan
berpikir kritis siswa serta siswa mampu mengembangkan dan berani memberikan ide secara
bebas.
3. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang sering digunakan guru IPA dalam
mendemontrasikan sesuatu hal. Metode ini dilakukan dengan memperagakan barang, kejadian
aturan atau suatu tahapan menggunakan media atau alat peraga yang ada yang disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran.
4. Metode simulasi
Metode simulasi merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA untuk
mengabstraksi kenyataan yang ada dengan pemeranan yang hadir dalam bentuk peran
(wisudawati, 2012). Metode ini merupakan metode yang menyenangkan yang membuat siswa
merasa IPA sebagai pembelajaran yang menyulitkan, karena siswa merasa memerankan sesuatu
hal. Tugas pemeranan ini membuat siswa merasa percaya diri, kreatif dan senang sehingga
dapat memotivasi siswa dalam belajar.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan pengembangan dari metode ilmiah yang terdapat dalam
IPA. Metode ini membantu siswa dalam memahami materi sesuai dengan fakta yang
sebenarnya, karena siswa dapat mengamati secara langsung fakta yang ada pada sesuatu benda
atau suatu proses. Pelaksanaan metode pembelajaran ini dapat dilakukan di dalam kelas atau
diluar (Laboratorium atau lingkungan sekolah). Pelaksanaan metode ini hampir sama dengan
pelaksanaan metode demonstrasi, namun siswa juga melaksanakan eksperimen. Selama
kegiatan eksperimen ini sebaiknya diberikan pertanyaan – pertanyaan yang nantinya akan
20
dijawab siswa melalui kegiatan eksperimen. Misalnya, apakah yang terjadi pada es jika
dilelehkan di ruangan terbuka.
6. Metode Karyawisata
Metode karyawisata dalam hal ini bukan hanya karyawisata kunjungan ke tempat yang
jauh atau ke tempat wisata, namun karyawisata disini dapat diartikan kunjungan atau belajar
diluar kelas, misalnya siswa diajak guru untuk melakukan pendataan ke dinas kesehatan
setempat untuk mengetahui jumlah pasien yang menderita penyakit peredaran darah seperti
serangan jantung, stroke, varises dan lain lain.
21
c. Penentuan Kompetensi Dasar
d. Penentuan Materi pokok
e. Penentuan Pengalaman Belajar
f. Penjabaran Kompetensi dasar menjadi Indikator
g. Penjabaran Indikator ke dalam instrumen penelitian
h. Penentuan Alokasi Waktu
i. Penentuan bahan ajar
2. RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) IPA
RPP merupakan penjabaran dari silabus pada tiap pertemuan atau lebih. Setiap guru
dalam satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP. RPP disusun setiap KD. RPP mencakup
beberapa unsur sebagai berikut:
a. Identitas mata pelajaran: (satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, alokasi
waktu)
b. SK
c. KD
d. Indikator
e. Tujuan Pembelajaran : menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik, pada penulisan tujuan pembelajaran dapat menggunakan kaidah ABCD.
A (Audience), B(Behaviour), C( Condition) , D (Degree). Contoh tujuan pembelajaran
yaitu: Siswa (A) dapat menyebutkan fungsi daun (B) melalui kegiatan eksperimen (C)
dengan benar (D).
f. Materi ajar : memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam
bentuk butir –butir sesuai dengan rumusan indikator kompetensi.
g. Metode / model pembelajaran yang digunakan oleh guru: merupakan cara yang digunakan
guru untuk mewujudkan susasana pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
h. Kegiatan pembelajaran
Langkah – langkah yang dilakukan selama proses pembelajaran dalam setiap pertemuan.
Setidaknya kegiatan pembelajaran terdiri dari:
o Kegiatan pendahuluan : Berisi kegiatan apresiasi (salam, doa, pengaitan antara materi
dengan konteks kehidupan siswa dan materi yang telah dijelaskan sebelumnya.
o Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi (kegiatan mengeksplorasi pengetahuan siswa melalui
beberapa pertanyaan yang mengarahkan pada materi yang akan dipelajari, elaborasi (kegiatan
dimana guru mengarahkan kegiatan siswa dapat berupa diskusi atau ceramah dan konfirmasi
(kegiatan ini dapat berupa kegiatan menyampaikan hasil diskusi, kesimpulan dan konfirmasi
beberapa hal yang belum dimengerti oleh siswa)
o Kegiatan penutup : merupakan kegiatan konfimasi ulang hasil pembelajaran yang telah
dilakukan dan dapat berupa kegiatan evaluasi.
22
i. Penilaian hasil belajar
Yaitu secara ringkas prosedur dan instrumen penilaian serta hasil dan proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator dan mengacau pada SK dan KD yang telah
ditentukan.
j. Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar ditentukan oleh SK dan KD yang ditetapkan, materi ajar,
kegiatan dan indikator pembelajaran.
3. Bahan ajar IPA
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara
sistematis untuk membantu siswa dan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
memungkinkan peserta didik untuk belajar (Kurniasih dan Sani, 2014). Menurut Widodo dan
Jasmadi dalam Lestari (2012) Menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau
alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan – batasan dan cara
mengevaluasi yang didesaian secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan. Pengertian ini menggambarkan bahwa bahan ajar hendaknya disusun sesuai
kebutuhan guru dalam mengajar.
Sebuah bahan ajar yang baik mencakup hal – hal sebagai berikut (Lestari, 2012):
a. Ada petunjuk belajar (Bagi guru dan siswa)
b. Kompetensi yang ingin dicapai
c. Informasi pendukung
d. Latihan – latihan
e. Petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja (LK)
f. Evaluasi
Bahan ajar memiliki beberapa bentuk, dalam buku ini akan dijabarkan dua bentuk
bahan ajar yaitu modul dan LKS.
a. Modul IPA
Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga
pembacanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang guru atau fasilitator. Modul dapat
dijadikan sebagai pengganti fungsi guru. Dalam pembelajaran IPA diharapkan modul mampu
mengakomodasi kegiatan siswa berupa kegiatan mencari dan mengamati suatu materi untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
b. LKS ( Lembar kerja siswa ) IPA
LKS merupakan lembaran yang berisi kegiatan – kegiatan siswa selama proses
pembelajaran. Lembar kerja yang berisi informasi /perintah dari guru kepada siswa untuk
melakukan sesuatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktik, atau bentuk penerapan hasil
belajar untuk mencapai suatu tujuan. LKS memiliki peranan dalam pembentukan sikap,
pengetahuan maupun keterampilan siswa. LKS yang baik akan mampu mengembangkan ketiga
ranah tersebut.
23
BAB III
PEMBAHASAN
24
2. Dari Aspek layout dan tata letak , serta tata tulis.
Dari aspek layout dan tata letak , serta tulis dan gaya penulisan nya adalah bahwa buku
ini cukup menarik karena tata penulisan yang rapi dan sistematis sehingga memudahkan
pembaca untuk memahami isi dari bacaan tersebut.
3. Dari Aspek Isi Buku
Dari aspek isi buku penulis menyusun kalimat demi kalimat dengan baik, serta
mengelompokkan kata-kata yang pentingnya dan menurut saya itu menarik perhatian pembaca
untuk mengetahui apa makna dari kalimat yangdikelompokkan itu. Hanya saja di dalam buku
ini terdapat gambar ilustrasi yang cuma beberapa saja sehingga membuat pembaca kurang
semangat dalam membacanya karena menurut saya kurang menarik dan sulit dipahami. Di
buku ini materi yang dibahas banyak mengenai teori atau konsep, pengertian, jenis-jenis materi
lainnya yang berhubungan dengan konsep dasar IPA di SD.
Pada akhir bab tidak dicantumkan rangkuman karna rangkuman sangat membantu
mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi dari materi yang ada.
25
pengetahuan yang kita bahas pada bab tersebut. Namun pada bab dibuku ini tidak memiliki
rangkuman mungkin karna materi yang dijelaskan juga sudah sangat singkat dan sudah jelas.
4. Dari Aspek Tata Bahasa
Penggunaan tata bahasa pada buku utama ini sangat baku. Jadi tidak banyak hal yang
mengganjal dalam memahami isi materinya. Meskipun terdapat juga kata-kata yang jarang
didengar oleh orang awam namun menurut saya itu tidak menjadi penghalang yang berarti.
Jadi, saya simpulkan dari aspek tata bahasa ini bahwa bahasa yang digunakan singkat , padat,
dan jelas.
26
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Buku yang ditulis oleh “ Satriawati, S.Pd., M.Pd. – Irman R, S.Pd., M.Pd ’’ dan “ Farida
Nur Kumala S.Si M.Pd ’’ memiliki persamaan didalam penjelasan materi tentang IPA di
Sekolah Dasar . Hanya saja dalam buku “ Farida Nur Kumala S.Si M.Pd ’’ penjelasan materinya
dijelaskan secara ringkas langsung pada poin-poinnya dan tidak dijelaskan secara detail seperti
pada buku “ Satriawati, S.Pd., M.Pd. – Irman R, S.Pd., M.Pd ’’
Jadi, dalam menganalisa kelebihan dan kekurangan pada buku utama dan buku pembanding
ini saya dapat menarik kesimpulan bahwasannya buku ini secara keseluruhan lebih banyak
keunggulan dari pada kelemahannya.
B. SARAN
Saran saya untuk kedua buku ini , menurut saya buku ini semuannya cocok untuk bahan
pengajaran dan media pembelajaran antar guru dengan siswa atau untuk belajar mandiri di
kalangan umum . Karena selain buku-buku ini mudah untuk dipahami , buku ini juga
membahas secara rinci tentang Konsep Dasar IPA di SD dan Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.
Buku-buku ini juga tidak semuanya lengkap, jadi saya sarankan untuk para pembaca , jangan
berpatok hanya pada satu atau dua buku saja. Sebab, sumber-sumber yang lain juga amatlah
penting, seperti media massa atau media elektronik ( internet ) .
Saran yang dapat diberikan yaitu agar Critical Book Report ini dapat menjadi referensi atau
rujukan bagi mahasiswa lainnya. Dan hasil analisa atau review buku ini dapat menjadi
penilaian untuk menciptakan buku yang lebih baik lagi agar memudahkan pembaca untuk
memahaminya. Saran dan kritik juga saya harapkan dari pembaca guna mencapai
kesempurnaan dalam makalah Critical Book Report ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
Satriawati, S.Pd., M.Pd. Irman R, S.Pd., M.Pd. ( 2019 ) . Konsep Dasar IPA di SD , Serang-
Banten : CV. AA. RIZKY
Farida Nur Kumala, S.Si, M.Pd ( 2016 ) . Pembelajaran IPA Sekolah Dasar , Malang : Penerbit
Ediide Infografika
28