Anda di halaman 1dari 15

“BERFIKIR KRITIS, ANALISIS, DAN SINTESIS DALAM MENULIS

KARYA ILMIAH”

Makalah ini,
Diajukan sebagai tugas kelompok VI oleh :

Nama NIM
Hapsari Septiara 2016611006
M. Kapnun Ululazmi 2016611013
Yusro 2016611014
Dian Novia Putri 2016611029

Mata Kuliah :
Bahasa Indonesia Untuk Penyusunan Ilmiah
Dosen Pengampu:
Siti Zahrona, S.pd, M.Pd.

FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AZZAHRA, JAKARTA
TAHUN AJARAN 2019
PRAKATA

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah memberikan bimbingannya
kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah
ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu kami mengharapkan sumbangan pikiran, saran,
dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan kita semua dan memberikan
manfaat bagi pembaca, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan.

Terima kasih,

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover
PRAKATA.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1. Hakekat dan Contoh Proses menulis...........................................................................6
2.2. Berfikir Kritis Atau Reflektif Tentang Hakekat Proses Menulis................................9
2.3. Pelajaran Yang Dapat Diambil (Lesson Learned).....................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan................................................................................................................14
3.2. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses belajar
yang dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester
para mahasiswa harus menulis makalah atau tulisan lainnya, bahkan untuk sebagian besar
mata kuliah yang ditempuh. Dengan demikian, para mahasiswa diharapkan akan memiliki
wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai topik yang ditulisnya. Dalam menghadapi
tugas menulis di atas sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagi beban berat.
Anggapan tersebut muncul karena kegiatan menulis menyita banyak waktu, tenaga,
pemikiran, serta perhatian yang sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan menulis menuntut
keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh mahasiswa. Ada pula mahasiswa yang
meragukan kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang
bukan merupakan mata kuliah bidang studinya.
Untuk sampai pada modul ini tentu mahasiswa sudah melewati dan mengkaji modul-
modul sebelumnya yakni diantaranya, Karangan Ilmiah, Ragam Karya Ilmiah, Penalaran, dan
Kalimat Efektif. Dengan pandai menulis sendiri karya ilmiah, hal-hal lain yang berhubungan
dengan karya ilmiah itu nantinya akan menjadi bagian pengetahuan reflex atau tacit saudara,
pengetahuan yang secara otomatis diketahui dan dipraktekkan. Oleh karena itu, untuk
menulis suatu karya ilmiah, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis, baik dalam
menganalisis dan mengevaluasi sesuatu maupun ketika menyimpulkan dan merangkai atau
mensitesis hasil analisis dan evaluasi tersebut. Begitu juga mahasiswa harus berfikir kritis
ketika menuangkan ide ke dalam berbagai bentuk sajian: narasi, gambar, table, grafik,
diagram, dan seterusnya. Mahasiswa diharapkan memikirkan siapa atau pembaca mana yang
anda tuju dengan ide yang akan disampaikan tersebut. Kemudian, mahasiswa harus paham
siapa sebenarnya pembaca tersebut sehingga mahasiswa dapat menentukan sebenarnya
bentuk komunikasi karya ilmiah seperti apa yang cocok untuk pembaca yang dimaksud.
Hal lain atau bahkan mungkin implisit dalam berfikir kritis dan tehnik komunikasi yang
tepat adalah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika menulis karya
ilmiah. Dengan demikian, tujuan dari penulisan makalah ini adalah setelah ini mahasiswa
dapat menulis karya ilmiah.

4
1.2. Rumusan Masalah

Mengacu dari judul di atas maka rumusan masalah yang dapat kami bahas dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut:

 Apa yang dimaksud dengan berfikir kritis dalam menulis karya tulis ilmiah?
 Bagaimana analisis dan sintesis dalam menulis karya tulis ilmiah?
 Bagaimana menulis karya ilmiah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar?

1.3.Tujuan

 Mendeskripsikan cara berfikir kritis dalam menulis karya tulis ilmiah


 Mendeskripsikan analisis dan sintesis dalam menulis karya tulis ilmiah
 Menulis karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakekat dan Contoh Proses menulis

Menulis karya ilmiah umumnya kaya dengan narasi. Dengan kata lain, sebagian besar

tulisan itu didominasi oleh narasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar 1 ini, uraian

ditujukan sepenuhnya untuk mengkaji tulisan yang sifatnya sepenuhnya narasi. Adlam

kegiatan belajar berikutnya diasumsikan bahwa keterampilan menulis dengan paduan narasi

dan bentuk penyajian lainnya berupa table atau diagram merupakan pengembangan lebih

lanjut, namun sederhana, dari proses menulis yang semata-mata berupa tulisan narasi/naratif.

Untuk menulis karya ilmiah, baik yang sifatnya naratif atau panduan narasi dan penyajian

data lainnya, selain dituntut mempunyai keahlian atau pengetahuan secukupnya tentang

masalah yang akan ditulis, anda perluterus berlatih, berlatih, dan berlatih. Berlatih itu dimulai

dari sering berlatih mencari dasar keilmuan dan informasi tentang tulisan. Kemudian, setelah

itu, berlatih untuk terus menulis tanpa kenal bosan dan lelah. Sebagai motivator agar tetap

berlatih, berikut diurai sekelumit analogi historis bagaimana proses menulis di jaman

sekarang merupakan kegiatan yang (cukup) sentral bagi tingkat peradaban manusia modern.

Di zaman dulu, orang lebih peduli pada perluasan wilayh kekuasan yang diidentikan

dengan penyebarluasan tingkat kebudayaan atau peradaban tinggi. Di zaman sekarang, orang

tidak begitu peduli pada perluasan wilayah. Orang sekarang lebih peduli pada peningkatan

kenyamanan dan jika berbicara tentang kebudayaan atau peradaban, maka pokok

pembicaraannya lebih pada yang bersifat individual dan keilmuan (wawasan kehidupan).

Contoh orang berhasil dalam arti tertentu dijaman sekarang adalah Michele Foucault yang

kiprahnya diabadikan dengan slogan senada atau kontras dengan slogan untuk Julias Caesar,

adalah seorang tokoh yang berhasil dimasa lalu dengan slogan veni, vidi, vici (saya dating,

saya lihat, saya taklukkan) pada slogan Michele Foucault yaitu he reads, he writes, he

teaches (dia membaca, dia menulis, dia mengajar). Yang diuraikan, sehingga tergambarkan

6
bagaimana proses menulis dijaman sekarang merupakan kegiatan yang cukup sentral bagi

tingkat peradaban manusia modern.

 He reads
Keterampilan menulis erat kaitannya dengan keluasan dan kedalam kita

membaca tentang materi apa saja yang hendak kita tulis. Jika orang dulu

bertapa digunung-gunung atau tenpat-tempat sunyi, maka orang modern

bertapa di perpustakaan atau di situs-situs internet yang menyediakan lautan

ilmu dan informasi.

 He writes
Dari hasil tapa, orang jaman dulu mendapat kesaktian, kedigdayaan, atau

mungkin kejayaan. Tapa bagi orang jaman sekarang mestilah menghasilkan

tulisan. Tulisan bagi siapa saja sering tidak sekali jadi. Orang sering harus

terus menerus merevisi dan mengeditnya. Apalagii dijaman kita ini yang

kemanapun kita pergi selalu kita dapat membawa dan menemukan computer.

Dengan computer, proses merevisi dan mengedit menjadi sangat mudah

(dibandingkan jaman dulu ketika teknologi alat tulis masih sangat sederhana,

seperti pensil, ballpoint, atau mesin tik).

 He teaches
Dengan mengajar, pengetahuan yang kita peroleh lewat bacaan dan kita

kristalkan menjadi tulisan makin menjadi kaya. Interaksi tulisan dengan

pembaca saja sudah membuat pengetahuan makin terkaji, apalagi jika

komunikasi itu terjadi suatu proses pembelajaran yang sekarang sifatnya dapat

tatap muka atau dengan modus pembelajaran jarak jauh. Makna mengajar

(teach) itu bukan hanya meliput mengajar orang lain saja, tapi juga sering

yang utama dan terutama adalah mengajar diri sendiri, ‘mengajar dan

belajar…masing-masing dapat dideskripsikan sebagai seperangkat aktivitas…

tapi, juga ada makna penting dimana mengajar tanpa belajar sama saja dengan

tidak mengajar sama sekali (begitu juga sebaliknya). Dalam bahasa tertentu
7
(misalnya dalam bahas perancis)…”saya belajar” sama artinya dengan “saya

mengajar diri sendiri” (Hamilton, 1987:36). Akhirnya, dengan terlibat dalam

proses pembelajaran, anda diperkaya dengan refleksi, pengalaman atau data

empiris untk lebih mengkongkretkan, memperkuat, dan mengembangkan

gagasan serta argument yang telah anda peroleh lewat proses membaca dan

menulis.

Setelah secara sekilas mengurai hakikat proses menulis, seperti dituntut oleh judul

subbab ini, berikut disajikan bagaimana tulisan awal tentang “marsupilami” yang sifatnya

lebih banyak informative atau berupa extended outline (garis besar tulisan yang diurai lebih

lanjut) direvisi menjadi suatu bentuk tulisan naratif yang dapat memenuhi kriteria logos,

patos, etos.

Tulisan awal :

Marsupilami

Masupilami tinggal di hutan, dia mempunyai 3 anak dan mempunyai ekor yang

panjang. Ketika itu pemburu Marsupilami menemukan bayi di hutan dan dia tahu bayi itu

milik temannya. Dan dia menaruh bayi itu dikeranjang dan dia tertidur lelap dihutan itu.

Ketika marsupilami dan anaknya sedang bermain mereka menemukan bayi dan mereka

mengurusnya dengan baik. Ketika itu teman pemburu marsupilami bersama istrinya

kehilangan jejak karna mencari bayinya yang hilang. Mereka memasuki sebuah lorong yang

sangat panjang tiba-tiba mereka terjatuh ke sungai dan mereka meminta tolong. Tiba-tiba

datang marsupilami dan dia menolongnya. Dan dia meletakkan bayi mereka ke dalam

keranjang lagi. Mereka sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan bayinya (Rifa R. Adhania,

siswa kelas VI SD).

Tulisan Akhir :

Marsupilami. Binatang Penyayang

8
Konon si sebuah hutan terdapat Marsupilami, seekor binatang dengan ekor panjang

yang mempunyai 3 anak. Suatu ketika, dia dan anak-anaknya menemukan bayi anak manusia

yang terlantar dihutan. Bayi tersebut nantinya mereka ketahui sebagai anak teman pemburu

Marsupilami. Sekalipun tahu bahwa bayu itu anak dari ras manusia yang selama ini

cenderung selalu memburunya, Marsupilami dengan penuh kasih saying merawat bbayi

tersebut.

Orang tua si bayi setelah gagal mencari-cari bayinya menduga bayinya masuk ke

sebuah lorong. Oleh Karena itu, mereka dengan segera dan hati-hati memasuki lorong

tersebut. Namun saying, ternyata lorong tersebut panjang dan membuat mereka tercebut ke

sunga yang dalam dan berarus deras. Mereka berusaha menyelamatkan diri, namun arus

sungai yang deras membuat mereka pingsan dan hamper tenggelam.

Marsupilami dan anak-anaknya yang kebetulan sedang berada disekitar sungai

menolong kedua orang tua bayi tersebut dengan ekor-ekor mereka yang panjang. Mereka

juga menduga kedua orang yang hamper tenggelam itu adalah orang tua si bayi yang sedang

dirawatnya. Oleh karena itu, mereka meletakkan bayi kedalam keranjang didekat kedua orang

yang sedang pingsan tersebut.

Ketika terbangun, kedua orang tersebut senang karena telah selamat dari tenggelam

dan sekaligus menemukan bayinya. Marsupilami dan anak-anaknya yang mengamati mereka

dari tempat tersembunyi juga merasa senang.

2.2. Berfikir Kritis Atau Reflektif Tentang Hakekat Proses Menulis

Beberapa butir hasil pemikiran kritis atau reflektif atas tulisan tentang hakikat dan
contoh proses menulis adalah sebagai berikut.

Pertama, untuk memberi landasan keilmuan bagi refleksi yang kita lakukan harus
diperhatikan bahwa modul sebelumnya telah menyampaikan bahwa karakteristik karya
ilmiah itu ada tiga, yaitu : logos, patos, etos. Tabel 5.1 mengurai ketiga karakteristik tersebut
dari sisi cara berfikir adalah sebagai berikut :
9
Tabel 5.1
Cara berpikir, karakteristik tulisan yang dihasilkannya dan pengaruh yang diharapkan
dari Logos, Patos dan Etos.

Logos Patos Etos


Cara berfikir
Logis, sistematis, objektif Kritis, reflektif, komprehensif
Karakteristik tulisan
Bahasa teoritis, abstrak, Bahasa komunikaif, Bahasa yang dipahami pembaca,
faktual, data statistik hidup, kaya emosi dan sopan, terbuka, bendar dan baik
definitif, pandangan berbasis makna konotatif, (tata bahasa, tulisan, kosakata, dan
informasi dan wawasan luas figuratif (dapat ejaan).
analogi historis atau memberi makna luas
berbasis kutipan dari ahli dan mendalam),
atau otoritas relevan.
Pengaruh yang diharapkan
Menimbulkan respons Menimbulkan respons Memperlihatkan kompetensi dan
rasional dan kognitif, emosional, reabilitas penulis, menghargai
gagasan, dan nilai-nilai yang dianut
pembaca

Kedua, materi yang disajikan dalam kegiatan belajar ini pada dasarnya adalah sebuah
karya tulis ilmiah. Sebagai sebuah karya ilmiah , tulisan ini melewati beberapa draf/tulisan
awal. Sama seperti umumnya tulisan lainnya tulisan awal sering jauh berbeda dengan tulisan
akhir. Hal tersebut sejalan dengan proses berfikir dan pertambahan pengetahuan tentang
materi yang ditulis serta penambahan pengetahuan tentang calon pembaca tulisan. Anda
diberikan contoh bagaimana merevisi sebuah tulisan melalui karya ‘marsupilami’ diatas
dimana yang semula hanya tulisan seorang siswa SD kelas VI kemudian menjadi
mengandung dimensi logos, patos dan etos. Sekalipun tulisan awal sangat semrawut, prinsip
berlatih dalam menulis adalah anda perlu menuliskan dulu apa saja yang ada dalam pikiran
anda, tidak perlu berfikir tentang bentuk akhir tulisan dulu. Setelah semua tulisan yang
dipikirkan selesai dituliskan barulah kemudian melihatnya kembali dengan ‘kepala jernih’
atau bahkan dapat berperan sebagai orang lain yang melihat tuisan tersebut. Ditahap merevisi
itulah, anda mengkonsentrasikan pikiran untuk menyempurnakan tulisan dan memikirkan
bentuk akhir tulisan.

10
Ketiga, judul modul ini adalah Berfikir Kritis atau Reflektif Tentang Hakikat
Proses Menulis menyatakan bahwa bab ini mengurai atau merupakan refleksi/berpikir kritis
tentang bab-bab sebelumnya dalam proses penulisan Karya Ilmiah. Dengan ini kita pada
dasarnya akan mengkaji apakah karakteristik ilmiah seperti yang tersaji pada Table 5.1 sudah
terpenuhi oleh urain kegiatan belajar mengajar pada modul bab ini. Pendeknya berfikir kritis
adalah cara berfikir yang tidak hanya peduli pada kualitas keberadaan seutuhnya (lewat
proses refleksi). Lebih dari itu, pada tataran prakter pendidikan, kenaikan pangkat/jabatan
atau bahkan sertifikasi guru dikalangan guru pendidikan dasar dan menengah sekarang ini
(diantaranya) mempersyaratkan guru yang bersangkutan mampu melakukan kajian kritis
(critival review). Sampai saat ini, kajian kritis tidak atau belum didefinisikan secara definitive
baik pengertian maupun bentuk konkret karya ilmiahnya. Mengingat hal itu, penulis mengacu
pada ketiga kriteria karya ilmiah (logos, patos, dan etos) mengajukan pandangan bahwa
kajian kritis itu pada dasarnya adalah apa yang dimaksud dengan berpikir kritis atau reflektif
dan komprehensif seperti dibahas pada modul bab ini. Akhirnya dengan memperhatikan
uraian pada Tabel 5.1, judul modul ini yang menekankan berpikir kritis, reflektif, dan
komprehensif sebagai suatu karakteristik kriteria etos tidak serta-merta mengatakan bahwa
riteria etos itu satu-satunya kriteris karya tulis ilmiah. Karya ilmiah masih teteap perlu
ditandai dengan cara berfikir logis, sistematis, dan objektif sebagai suatu karakteristik kriteria
logos dan patos.

Keeempat, Melengkapi uraian dari ketiga butir uraian diatas adalah penjelasan
tentang makna yang dikandung dalam judul bab ini, yaitu : Berpikir, Analisis, Sintesis dalam
Menulis Karya Ilmiah. Khususnya, hal yang perlu dijelaskan adalah berpikir analisis dan
sintesis. Secara substantif berpikir analisis adalah cara berpikir logis, sistematis dan objektif
dan berpikir sintesis adalah cara berpikir kritis, reflektif dan komprehensif.

Kelima, Perlu untuk mampu mengidentifikasikan aspek-aspek logos, patos, dan etos
pada tulisan. Contohnya : Aspek logos pada tulisan di subbab pertama berupa analogi historis
atau data factual misalnya ditemukan pada perbandingan prestasi Julius Caesar dan Mechele
Foucault yang masing-masing diabadikan dengan slogan veni, vidi, vici dan he reads, he
writes he teaches. Aspek patos ditemukan misalnya pada kalimat “Dengan mengajar,
pengetahuan yang kita peroleh lewat bacaan dan kita kristalkan menjadi tulisan makin
menjadi kaya”. Kata ‘kristal’ dan ‘kaya’ merupakan bahas figurative yang dapat memberi
11
makna luas. Sementara itu Aspek etos ditemukan pada pemilihan contoh tulisan awal yang
merupakan hasil tulisan anak SD kelas VI. Pemilihan contoh ini, selain dengan tujuan yang
telah diuraikan sebelumnya diatas juta telah mempertimbangkan keberadaan pembaca modul
ini. Pembaca, tentunya, sudah lama melewati masa bersekolah di tingkat SD. Namun,
mestilah pengalaman menulis sperti itu masih hangat dalam ingatannyaatau sering terus
diingatkan oleh tulisan-tulisan siswanya ketika dia mengajar sekolah dasar atau menengah.

Keenam, Perlu diperhatikan bahwa tulisan di subbab pertama ini terdiri atas tiga
paragraf yang masing-masing terdiri dari beberapa kalimat. Begitu juga dilihat pada contoh
tulisan tentang ‘Marsupilami’. Tulisan awal yang dituangkan hanya dalam satu paragraph
perlu direvisi menjadi beberapa paragraf. Beberapa butir pertimbangan mengapa hal tersebut
perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Jarang sekali dalam tulisan karya ilmiah satu paragraph hanya berisi dua kalimat
apalagi satu kalimat, sebuah paragraf harus mempunyai suatu pokok pemikiran
tertentu yang umumnya didukung atau diuraikan dalam beberapa kalimat.
b. Melengkapi point a adalah suatu keharusan bahwa setiap kalimat dalam suatu
paragraf juga harus padu/logis satu dengan lainnya, sehingga membentuk
argument atau pokok pikiran yang hendak disampaikan oelh sebuah paragraf.

Berikut contoh format penulisan karya ilmiah :

Disertasi:
KAJIAN FILOSOFIS KURIKULUM PENDIDIKAN UMUM
(Studi Analisis Filosofi Philip Henry Phenix dalam Mata Kuliah Cakrawala Pendidikan
Umum)

Oleh:
Dodi Sukmayadi (2004).

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………....1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….….1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………………...3
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………….…..7
D. Manfaat Penelitian…...……………………………………………………………………..8
E. Lokasi dan Proses Penelitian…………………………………………………………….....9

12
BAB PHILIP HENRY PHENIX DAN PENDIDIKAN UMUM DILATAR KRISIS DUNIA
II MODERN……………………………………………………………………………10
A. Teori yang berhubungan dengan Judul, Perumusan Masalah, Penelitian Sebelumnya,
dan Teori yang Mengaitkan Judul dengan Pendidikan Umum………………………10
B. Philip Henry Phenix di Latar Peradaban dari Masa ke Masa………………………..14
C. Kehidupan dan Karya Philip Henry Phenix………………………………………….28

2.3. Pelajaran Yang Dapat Diambil (Lesson Learned)

Dalam kegiatan Belajar ini, mahasiswa perlu memahami hakikat dan proses menulis
karya ilmiah. Selain itu, yang lebih penting lagi adalah mahasiswa perlu mempraktekkan
pemahaman tersebut sehingga mahasiswa tidak berhenti untuk terus-menerus menulis karya
ilmiah. Hal yang perlu diingat ketika menulis karya ilmiah ialah mahasiswa harus
menyesuaikan format penulisan sesuai dengan format yang ditetapkan oleh penerbit.
Lebih dari itu, mahasiswa juga dapat mempraktekkan atau melakukan kajian kritis seperti
dicontohkan sebelumnya. Dalam melakukan kajian kritis, mahasiswa harus memperhatikan
konteks tulisan/’yang tersirat’ (termasuk teori atau pandangan yang digunakan penulis dan
jika perlu profil pribadi penulis dapat disampaikan) dan teks/’yang tersurat’ mulai dari yang
substansial (meliput aspek logos, patos, dan etos) sampai ke teknis detil seperti format
penulisan. Penggunaan format penulisan harus konsisten dari awal hingga akhir.

BAB III
PENUTUP

13
3.1. Kesimpulan

Kegiatan menulis karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang akrab dengan para
mahasiswa khususnya dalam hal tugas akhir mata kuliah. Selain untuk menyelesaikan tugas
akhir mata kuliah, kegiatan menulis karya tulis ilmiah banyak sekali manfaatnya bagi para
mahasiswa, diantaranya yaitu lebih mengenali kemampuan dan potensi diri, mengembangkan
berbagai gagasan, lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi, serta
membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.

Dengan mempelajari modul bahasan ini, mahasiswa diharapkan dapat sesuai seperti
diuraikan sebelumnya diatas mahasiswa harus dapat menulis kaya ilmiah. Menulis karya
lmiah tentu bagi sebaian dari mahasiswa adalah prasyarat untuk kenaikan pangkat/golongan.
Akan tetapi, yang lebih mendasar lagi, kiranya ucapan seorang pakar, walau cukup ekstrem,
sangat tepat disini : tidak berguna ilmu yng tidak dapat menuntun anda pada tindakan atau
dalam kasus ini pada menulis kaya ilmiah!

3.2. Saran

Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan. Semoga
bermanfaat bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

IG.A.K Wardani, 2013. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas Terbuka

15

Anda mungkin juga menyukai