Anda di halaman 1dari 35

KARYA ILMIAH

ANALISIS PENGETAHUAN SISWA MENENGAH ATAS


TENTANG ISTILAH-ISTILAH UMUM BAHASA INDONESIA

Usulan penelitian diajukan untuk memenuhi tugas akhir tengah


semester genap pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas XI
Tahun Ajaran 2018/2019

DISUSUN OLEH :

1. KEISHA JOVENTA (22)

2.. SEKAR NABILA ANGGRIANA (34)

XI MIA 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 68

JAKARTA PUSAT

2010019
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Laporan yang berjudul : Analisis Pengetahuan Siswa Menengah Atas tentang Istilah-
Istilah Umum Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

 Keisha Joventa (22)


 Sekar Nabila Anggriana (34)

Kelas : XI

Jurusan : MIPA

Jenjang pendidikan : Sekolah Menengah Atas Negeri 68 Jakarta

Tahun ajaran : 2018/2019

Jakarta, 31 Maret 2019

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Guru pembimbing

Istianingsih Sentana, S.Pd.

2
ABSTRAK

ANALISIS PENGETAHUAN SISWA MENENGAH ATAS TENTANG


ISTILAH-ISTILAH UMUM BAHASA INDONESIA

Oleh :

Keisha Joventa. NIS : 14881, Sekar Nabila Anggriana NIS : 14896, XI MIA 1,
Sekolah Menengah Atas Negeri 68 Jakarta 2018/2019, 35 halaman

Karya ilmiah ini bertujuan untuk meneliti pengetahuan siswa sekolah menengah atas
kelas 11 dalam mengetahui istilah umum bahasa indonesia yang jarang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Istilah bahasa indonesia hanya terdapat pembelajaran
bahasa indonesia atau buku-buku yang mengandung sastra didalamnya. Penelitian ini
termasuk penelitian sastra karena permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan
unsur sastra yaitu istilah umum bahasa indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif karena penelitian ini memiliki tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu permasalahan tertentu secara objektif. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas 11 sekolah menengah atas di Jakarta. Sampel sejumlah 40 orang
siswa yang dipilih secara acak dari sekolah yang berbeda-beda. Instrumen pengambilan
data pada penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner yang kemudian dianalisis
menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Sehingga akhirnya memperoleh data
pengetahuan pelajar sekolah menengah atas akan istilah umum bahasa indonesia.

Kata Kunci : Istilah umum, Pengetahuan, Siswa, Sekolah menengah atas

3
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt. Karena
berkat rahmat-nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul
“Analisis Pengetahuan Siswa Menengah Atas tentang Istilah-Istilah Umum Bahasa
Indonesia”. Tak lupa, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Isti selaku
guru bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingannya dan membantu kami
dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah ini, juga teman-teman yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner, serta berbagai sumber yang telah kami
pakai sebagai data dan fakta.

Dalam proses penyusunan laporan ini, kami sebagai pemula melalukannya


dengan semaksimal mungkin. Kami pun menyadari masih terdapat banyak kekurangan
serta kesalahan di dalam laporan ini. Sehingga, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang diberikan oleh pembaca agar kami dapat mengetahui dan segera
memperbaikinya. Karena itu, kami berharap agar karya ilmiah ini dapat menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kita bersama.

Untuk mengakhiri kata pengantar ini, kami berharap semoga karya tulis ilmiah
yang kami buat ini dapat mencapai tujuannya, yakni agar masyarakat Indonesia lebih
memahami makna-makna istilah umum bahasa Indonesia dan menggunakannya dalam
percakapan sehari-hari. Sehingga, masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan
bahasanya sendiri.

Jakarta, 31 Maret 2019

Penulis

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………... 1

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………………………………… 2

ABSTRAK …………………………………………………………………………... 3

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. 4

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... 5

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………... 8

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………....... 9

A) Latar Belakang ……………………………………………………………… 9

B) Rumusan Masalah …………………………………………………………. 10

C) Tujuan ……………………………………………………………………... 10

D) Manfaat …………………………………………………………………..... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………………. 12

2.1 Istilah ……………………………………………………………………… 12

a) Pengertian Istilah ……………………………………………...……… 12

1. Macam-Macam istilah …………………………………………… 12

2. Persyaratan Istilah ……………………………………………….. 13

3. Nama dan Tata Nama …………………………………………… 13

b) Proses Pembentukan Istilah ………………………………………….. 13

5
1. Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya …………………. 14

2. Bahan Baku Istilah Indonesia ……………………………………. 14

3. Pemantapan Istilah Nusantara …………………………………… 14

4. Pemadanan Istilah ……………………………………………….. 15

5. Penerjemahan dengan Perekaan …………………………………. 15

c) Penyerapan Istilah …………………………………………………...... 15

d) Perkaciptaan Istilah …………………………………………………… 19

e) Pembakuan dan kondifikasi istilah …………………………………… 19

f) Aspek semantik peristilahan ………………………………………….. 19

2.2 Istilah Indonesia ……………………………………………………………. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..………………………………………… 21

3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………………. 21

3.2 Lokasi dan Tempat Penelitian ………………………………………….. 21

3.3 Subjek Penelitian ………………………………………………………. 21

3.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………...... 22

3.5 Metode Pengolahan Data …………………………………………......... 22

3.6 Analisis Data ………………………………………………………........ 23

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………….. 25

4.1 Data dan Kriteria Responden ………………………………...……........ 25

6
4.1.1 Data Responden ………………………………………………. 25

4.1.2 Karakteristik Responden………………………………………. 26

4.2 Hasil Responden ……………………………………………………….. 27

4.3 Hasil Penelitian ………………………………………………………… 29

BAB V PENUTUP…………………………………………………………………. 31

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………...... 31

5.2 Saran …………………………………………………………………… 32

5.3 Penutup ………………………………………………………………… 32

LAMPIRAN ……………………………………………………………………….. 33

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 35

7
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Data Responden ……………………………………………………….. 25

Tabel 4.2 : Karakteristik Responden ………………………………………………. 27

Tabel 4.3 : Hasil Responden ………………………………………………………. 28

8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan masyarakat
Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Sudah selayaknya, kita sebagai
bangsa Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia sebagai upaya
mewujudkan rasa cinta kepada tanah air. Namun, belakangan ini banyak
masyarakat Indonesia yang salah kaprah dalam menggunakan bahasanya sendiri.
Meskipun telah ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak serta
merta menjadi bahasa ibu bagi masyarakatnya. Tidak sedikit masyarakat yang
menyepelekan bahasa Indonesia dan lebih tertarik mempelajari bahasa asing lebih
dalam. Padahal, apabila ditelaah lebih lanjut banyak dari mereka yang belum
mengerti tentang istilah-istilah umum bahasa Indonesia.
Masyarakat Indonesia kebanyakan sering abai berbahasa Indonesia dengan
benar karena merasa sudah bisa dan terbiasa menggunakannya. Banyak dari
mereka yang malas membuka kamus bahasa Indonesia atau sekadar bertanya saat
menemukan kata yang maknanya belum mereka ketahui. Malah, kebanyakan dari
mereka hanya menduga saja dan merasa bahwa mereka telah mengerti.
Dengan mengabaikan makna dari istilah umum bahasa Indonesia ini,
merupakan titik awal kesalah kaprahan berbahasa. Efeknya, mereka akan
menggunakan istilah-istilah umum tersebut yang akan mempengaruhi arti dari
keseluruhan bahasa yang disampaikan menjadi salah. Kesalahan berbahasa ini
tidak hanya di level individu saja, namun di institusi pemerintah hingga dunia
jurnalistik.
Kita sebagai bangsa Indonesia yang terlahir dengan bahasa yang indah dan
hanya dimiliki oleh masyarakat Indonesia, Sudah sepatutnya mengerti serta
memahami bahasa kita sendiri. Sebagai siswa, saya merasa penggunaan istilah

9
umum bahasa Indonesia ini harus diterapkan dan dijadikan sebagai bahasa
keseharian yang digunakan terus menerus dan dijadikan suatu kebiasaan.
Berdasakan persoalan tersebut, kami merasa perlu untuk mengadakan
suatu penelitian tentang seberapa jauh masyarakat Indonesia memahami makna-
makna istilah umum bahasa Indonesia. Agar, apabila terdapat banyak kesalahan
dapat diperbaiki sedini mungkin. Untuk mewakili masyarakat Indonesia,
penelitian ini akan mengambil sampel dari siswa-siswi sekolah menengah atas
yang merupakan pendidikan akhir wajib belajar di indonesia. Dengan demikian,
kita dapat mengetahui secara jelas kemampuan berbahasa masyarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Seberapa jauh siswa-siswi sekolah menengah atas memahami makna istilah-
istilah umum bahasa indonesia?
2. Seberapa sering siswa-siswi sekolah menengah atas menggunakan istilah umum
bahasa indonesia dalam percakapan sehari-hari?
3. Solusi apa yang harus diupayakan agar siswa menengah atas lebih memahami
serta membiasakan penggunkan istilah umum bahasa indonesia?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan kami membuat laporan ini ialah ingin
agar masyarakat indonesia terutama dikalangan pelajar tidak asing dalam
penggunaan istilah umum bahasa indonesia dan menggunakannya dalam
percakapan sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat setelah diadakan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Pada penelitian ini, diharapkan agar penulis lebih memahami makna dari
istilah-istilah umum bahasa indonesia lebih luas serta menggunakannya
dalam bahasa sehari-hari.

10
2. Bagi siswa
Penelitian ini diharap dapat memberi informasi kepada siswa-siswi akan
pemahamannya tentang istilah umum bahasa indonesia serta
memudahkannya dalam mengisi soal-soal ujian yang berkaitan.
3. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian guru dalam materi
pembelajaran bahasa indonesia.
4. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang
istilah-istilah umum bahasa indonesia serta menggunakannya dalam
percakapan sehari-hari sehingga tidak merasa asing lagi terhadap
bahasanya sendiri

11
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Istilah

A. Pengertian Istilah

Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang
dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau
sifat yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata
istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan ketentuan pembentukan istilah
serta kumpulan istilah yang dihasilkannya. Kajian terminologi antara lain
mencakup pembentukannya serta kaitan istilah dengan suatu budaya. Ahli
dalam terminologi disebut dengan juru istilah "terminologist" dan kadang
merupakan bagian dari bidang penerjemahan.

Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada kosa kata umum bahasa
Indonesia, kosa kata bahasa serumpun, dan kosa kata bahasa asing. Misalnya:
demokrasi, pasar modal, pemerataan, perangkap elektron. Istilah dalam bahasa
Indonesia bersumber pada: kosa kata umum bahasa Indonesia, kosa kata
bahasa serumpun. dan kosa kata bahasa asing.

1. Macam-macam Istilah

a) Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu,


yang karena dipakai secara luas, menjadi unsur kosakata
umum. Misalnya: anggaran belanja, daya, nikah, penilaian,
takwa.

b) Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada


bidang tertentu saja. Misalnya: apendektomi, bipatride,
kurtosis, pleistosen.

12
2. Persyaratan Istilah yang Baik
Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan
dalam pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia yang berikut :

a) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat
untuk mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak
menyimpang dari makna itu,

b) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat
di antara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.

c) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa
(konotasi) baik.

d) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar
(eufonik).

e) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya


seturut kaidah bahasa Indonesia.

3. Nama dan Tata Nama


Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan
menjadi tanda pengenal benda, orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau
hal. Tata nama (nomenklatur) adalah perangkat peraturan penamaan
dalam bidang ilmu tertentu, seperti kimia dan biologi, beserta
kumpulan nama yang dihasilkannya. Misalnya: aldehida, natrium
klorida, primat, oryza sativa.

B. Proses Pembentukan Istilah

Proses pembentukan istilah dilakukan melalui pemadanan atau


penerjemahan, misalnya busway menjadi jalur bus, penyerapan kosa kata
asing, misalnya camera menjadi kamera dan gabungan penerjemahan dan
penyerapan, misalnya subdivision menjadi subbagian.

13
1. Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah
dan terus menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya
dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah yang sudah
mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep
ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan
sendirinya mempunyai istilah yang mapan.

Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern


yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan
sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada
kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan
mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.

2. Bahan Baku Istilah Indonesia


Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang
lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau
rekacipya yang baru. bahasa Inggris yang kini dianggap bahasa
internasional utama, misalnya, pernah menyerap kata dan ungkapan
dari bahasa Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang jumlahnya
hampir tiga perlima dari seluruh kosakatanya.

Sejalan dengan itu, bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai


sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni (1)
bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa Melayu, (2)
bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan
(3) bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab.

3. Pemantapan Istilah Nusantara

14
Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan
pandit Indonesia, seperti bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer,
gunungan, dan pamor, telah lama diterima secara luas sehingga dapat
dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.

4. Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika
perlu ke salah satu bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan,
penyerapan, atau gabungan penerjemahan dan penyerapan. Demi
keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris
yang pemakaiannya bersifat internasional karena sudah dilazimkan
oleh para ahli dalam bidangnya.

Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa


penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik, yakni hubungan
urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.

5. Penerjemahan dengan Perekaan


Adakalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan
dengan menciptakan istilah baru. Istilah factoring, misalnya, sulit
diterjemahkan atau diserap secara utuh. Dalam khazanah kosakata
bahasa Indonesia/Melayu terdapat bentuk anjak dan piutang yang
menggambarkan pengalihan hak menagih utang. Lalu, direka istilah
anjak piu-tang sebagai padanan istilah factoring. Begitu pula
pemadanan catering menjadi jasa boga dan invention menjadi
rekacipta diperoleh lewat perekaan.

C. Penyerapan Istilah
Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan
berdasarkan hal-hal berikut.

15
a) Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa
asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik
(intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.

b) Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks


asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.

c) Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan


dengan terjemahan Indonesianya.

d) Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan


antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak
sinonimnya.

e) Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk

Proses penyerapan istilah asing, dengan mengutamakan bentuk visualnya,


dilakukan dengan cara berikut :

1) Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal Misalnya:


Camera - kamera
Microphone - mikrofon
System – sistem

2) Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal


Misalnya:
Design - desain
File - fail
Science - sains
Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian
lafal Misalnya:
Bias - bias

16
Nasal - nasal
Radar (radio detecting and ranging) – radar

3) Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal


Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal
dilakukan jika ejaan dan lafal istilah asing itu tidak berubah
dalam banyak bahasa modern, istilah itu dicetak dengan huruf
miring. Misalnya:
Allegro moderato
Aufklarung
Status quo
Esprit de corps
divide et impera
dulce et utile
in vitro
vis-à-vis

4) Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan


jika istilah itu juga dipakai secara luas dalam kosakata umum,
istilah itu tidak ditulis dengan huruf miring (dicetak dengan huruf
tegak). Misalnya:
Golf - golf
Internet - internet
Lift - lift
Orbit - orbit
Sonar (sound navigation and ranging) - sonar

Penyerapan Afiks dan Bentuk Terikat Istilah Asing

a) Penyesuaian Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat


Prefiks asing yang bersumber pada bahasa Indo-Eropa dapat
dipertimbangkan pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia

17
setelah disesuaikan ejaannya. Prefiks asing itu, antara lain, ialah
sebagai berikut.
eco- 'lingkungan' menjadi eko-
ecology ecospecies - ekologi ekospesies
meta- 'sesudah', 'berubah', 'perubahan' tetap meta-
metamorphosis metanephros - metamorfosis metanefros
re- 'lagi', 'kembali' tetap re-
reflection rehabilitation - refleksi rehabilitasi
semi- 'separuhnya', 'sedikit banyak', 'sebagian' tetap semi-
semifinal semipermanent - semifinal semipermanen

b) Penyesuaian Ejaan Sufiks


Sufiks asing dalam bahasa Indonesia diserap sebagai bagian
kata berafiks yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi,
dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar,
implemen, dan objek. Berikut daftar kata bersufiks tersebut.
-iet (Belanda), -ite (Inggris) menjadi -it
Favorite, favorite Dolomite, dolomite Stalactite, stalactite -
favorit dolomit stalaktit
-isatie (Belanda), -ization (Inggris) menjadi -isasi
Naturalisatie, naturalization Socialisatie, socialization -
naturalisasi sosialisasi
-logie (Belanda), -logy (Inggris) menjadi -logi
Analogie, analogy Technologie, technology - analogi teknologi
-uur (Belanda), -ure (Inggris) menjadi -ur
Proceduur, procedure Structuur, structure - prosedur struktur

c) Gabungan Penerjemahan dan Penyerapan


Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan
menerjemahkan dan menyerap istilah asing sekaligus.
Misalnya:

18
Bound morpheme - morfem terikat
Clay colloid - koloid lempung
Subdivision – subbagian

D. Perekaciptaan Istilah
Kegiatan ilmuwan, budayawan dan seniman yang bergerak di baris
terdepan ilmu, teknologi, dan seni dapat mencetuskan konsep yang belum
ada selama ini. Istilah baru untuk mengungkapkan konsep itu dapat
direkacipta sesuai dengan lingkungan dan corak bidang kegiatannya.
Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu,
plasma inti rakyat, dan tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam
khazanah peristilahan.
Misalnya, rekacipta istilah fondasi cakar ayam, penyangga sosrobahu,
plasma inti rakyat, dan tebang pilih Indonesia telah masuk ke dalam
khazanah peristilahan.

E. Pembakuan dan Kodifikasi Istilah


Istilah yang diseleksi lewat pemantapan, penerjemahan, penyerapan,
dan perekaciptaan dibakukan lewat kodifikasi yang mengusahakan
keteraturan bentuk seturut kaidah dan adat pemakaian bahasa. Kodifikasi itu
tercapai dengan tersusunnya sistem ejaan, buku tata bahasa, dan kamus
yang merekam dan menetapkan bentuk bakunya.

F. Aspek Semantik Peristilahan

1) Pemberian Makna Baru


Artinya, kata itu dapat dikurangi atau ditambah jangkauan maknanya
sehingga penerapannya lebih sempit atau lebih luas. Contohnya pada
penyempitan makna dan perluasan makna.

2) Istilah Sinonim
Dua istilah atau lebih yang maknanya sama atau mirip, tetapi

19
bentuknya berlainan. Mikro- sebagai padanan micro-dalam hal
tertentu lebih baik daripada renik.

3) Istilah Homonim
Istilah homonim berupa dua istilah, atau lebih, yang sama ejaan dan
lafalnya, tetapi maknanya berbeda, karena asalnya berlainan. Istilah
homonym dapat dibedakan menjadi :

a) Homograf
Istilah homograf adalah istilah yang sama ejaannya, tetapi
berbeda lafalnya. Contohnya : teras-inti = teras-lantai datar
dimuka rumah

b) Homofon
Istilah homofon adalah istilah yang sama lafalnya, tetapi
berbeda ejaannya. Contohnya : bank dengan bang

4) Istilah Polisem
Istilah polisem adalah bentuk yang memiliki makna ganda yang
bertalian. Contohnya :
(cushion) head – topi (tiang pancang)

2.2 Istilah Indonesia

Kata atau istilah dalam bahasa indonesia dapat dijadikan sumber istilah jika
memenuhi salah satu atau lebih syarat-syarat bahwa istilah yang dipilih adalah kata
atau frasa: (1) paling tepat unruk mengungkapkan konsep yang dimaksudkan, (2)
paling singkat di antara pilihan yang tersedia, (3) berkonotasi baik, (4) sedap didengar,
dan (5) bentuknya seturut dengan kaidah bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional. Pedoman Pembentukan Istilah, 2005:2).

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu permasalahan
tertentu secara objektif (Soekidjo Notoadmojo 2005). Metode ini dilakukan
dengan tujuan mengetahui fakta-fakta secara apa adanya tanpa melakukan
eksperiman agar memperoleh gambaran nyata tentang pengetahuan istilah bahasa
indonesia dikalangan pelajar SMA sederajat.

3.2 Lokasi dan Tempat Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian kami disekitar lingkungan SMAN 68 Jakarta dan
beberapa sekolah lain di Jakarta. Alasan kami memilih lokasi yang berbeda-
beda dalam penelitian ini adalah karena :
a) Kami ingin mengetahui seluruh kemampuan siswa kelas 11 dalam
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan istilah bahasa
indonesia
b) Kami ingin mengetahui perbedaan pengetahuan setiap individu dari
sekolah yang tersebar di Jakarta dalam mengetahui pengertian kata
istilah bahasa indonesia

3.2.2 Waktu Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 13 Maret 2019
hingga 18 Maret 2019

3.3 Subjek Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian

21
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas subjek atau objek dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah
siswa SMA di Jakarta.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian kecil dari yang dimiliki oleh populasi. Dalam
penelitian ini sampel yang kami ambil adalah siswa SMA kelas 11 di Jakarta
yang berjumlah 40 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.
Dalam pengumpulan data penelitian, kami menggunakan metode angket dan
observasi. Cara ini dinilai lebih efisien dan tidak memerlukan banyak waktu dan
tenaga. Metode angket atau kuesioner adalah cara pengumpulan data berbentuk
pengajuan beberapa pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar yang sudah disiapkan
penulis kepada responden.
Bentuk angket yang kami gunakan berupa google form yang merupakan angket
berbasis online dalam bentuk multiple choice. Di dalam angket kami, berisi satu
kata ilmiah dengan tiga pilihan jawaban : jawaban yang benar, jawaban yang salah
dan tidak tahu. Alasan kami menggunakan tiga jawaban tersebut adalah untuk
mengetahui sampai mana pemahaman sampel kami dalam mengetahui arti dari kata
ilmiah yang kami sajikan.

3.5 Metode Pengolahan Data


Secara garis besar pengolahan data dilakukan setelah seluruh data yang
diperlukan telah terkumpul. Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan persiapan
data untuk memudahkan proses analisis data dan interpretasi hasilnya, yaitu :
1) Penyuntingan (editing)

22
Penyuntingan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian data yang
diperlukan terhadap data untuk memudahkan pemrosesan data dengan teknik
statistik. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan instrumen perlu disunting
dari kemungkinan terdapat kekeliruan dalam proses pencatatan yang dikumpul
oleh pengolah data, serta dari pengisian dari kuesioner yang tidak jelas atau
tidak konsisten. Tujuan penyuntingan untuk menjamin kelengkapan,
konsistensi dan kesiapan data dalam proses analisis.
2) Pemrosesan Data (Data Processing)
Setelah melakukan penyuntingan, analisis yang kami lakukan untuk
pemrosesan data adalah analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif
adalah proses transformasi data dalam bentuk tabulasi agar mudah dipahami
dan interpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau
penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Tabel numerik yang kami pakai
merupakan hasil jawaban dari seluruh responden kami dalam bentuk persen
(%).

3.6 Analisis data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
(Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244).
Definisi lain dari analisis data yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menubah
data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam
mengambil kesimpulan.
Peneliti melakukan langkah-langkah untuk menganalisis data sebagai berikut.
3.5.1 Peneliti menggolongkan data yang diperoleh berdasarkan tingkat kesulitan
istilah.
3.5.2 Peneliti menelaah satu per satu data dan mencocokan jawaban yang benar
berdasarkan KBBI serta teori-teori yang sudah didapatkan.

23
3.5.3 Peneliti membuat diagram benar dan salah dari hasil yang diperoleh dari
sampel untuk mempermudah proses mendeskripsikan data.
3.5.4 Peneliti mendeskripsikan data yang telah ditelaah dalam bab IV.

24
BAB IV

PEMBAHASAN

3.1 Data dan Karakteristik Responden

1. Data Responden

Setelah peneliti menyebarkan instrumen penelitan, peneliti akhirnya


memperoleh 40 siswa secara acak dari siswa kelas 11 dari sekolah yang
berbeda-beda yang bersedia dijadikan sampel penelitian dan responden. Data
responden yang telah bersedia menjawab kuesioner sebagai berikut :

No Nama Responden Umur Sekolah


1 Radhliyah Tazkia Syifa 16 tahun SMAN 35 Jakarta
2 Alya Fatihah 17 tahun SMAN 68 Jakarta
3 Mesya Azzahra 16 tahun SMAN 68 Jakarta
4 Tyne Thania Azkya 17 tahun SMAN 4 Jakarta
5 Angelina Dakosta 16 tahun SMAN 68 Jakarta
6 Evita Marsha 16 tahun SMAN 68 Jakarta
7 Diva Marchandra 17 tahun SMAN 68 Jakarta
8 Millatina Mahdiyah 17 tahun SMAN 77 Jakarta
9 Tania Putri Khairunnisa 16 tahun SMAN 68 Jakarta
10 Yasmin Azzahra 17 tahun SMAN 31 Jakarta
11 Nabiilah Deffi 17 tahun SMAN 68 Jakarta
12 Nur Anissah 17 tahun SMAN 68 Jakarta
13 Rizqa Aulia 16 tahun SMAN 1 Jakarta
14 Regina Hanna 16 tahun SMAN 68 Jakarta
15 Febrilia Putri 17 tahun SMAN 68 Jakarta
16 Fitri 'Aliyah 16 tahun SMAN 68 Jakarta
17 Errisa Dwiani 16 tahun SMAN 68 Jakarta
18 Raysha Fairuziah 16 tahun SMAN 68 Jakarta

25
19 Mutiara Cantikan 16 tahun SMAN 68 Jakarta
20 Luqyana Humaira 16 tahun SMAN 68 Jakarta
21 Anadina Nurauni 16 tahun SMAN 68 Jakarta
22 Dhiyaa Anisa 16 tahun SMAN 68 Jakarta
23 Irene Salsabila 16 tahun SMAN 68 Jakarta
24 Arfin Wiratama 17 tahun SMAN 68 Jakarta
25 Diky Restu Maulana 16 tahun SMAN 68 Jakarta
26 Adzradhia Arvianda 17 tahun SMAN 68 Jakarta
27 Daffa Satria 16 tahun SMAN 68 Jakarta
28 Fariidah Hanifah 16 tahun SMAN 68 Jakarta
29 Khotima Triana 17 tahun SMAN 68 Jakarta
30 Marchella Salsabila 16 tahun SMAN 68 Jakarta
31 Sarah Aisyah 16 tahun SMAN 8 Jakarta
32 Nicole Alexia 16 tahun Mahatma Gandhi School
33 Putri Revy 16 tahun SMAN 8 Jakarta
34 Fadhila Salsabila 16 tahun SMAN 61 Jakarta
35 Salsabila Zahra 16 tahun SMANU M.H Thamrin
36 Achmad Nur Komarudin 16 tahun SMAN 68 Jakarta
37 Azzahra Putri Diandra 17 tahun SMAN 68 Jakarta
38 Bintang Rajawali 16 tahun SMAN 68 Jakarta
39 Jeremy Richardo 16 tahun Mahatma Gandhi School
40 Della Nawa 16 tahun Mahatma Gandhi School
Tabel 4.1

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia dan asal sekolah
dijelaskan lebih rinci pada tabel berikut :

26
No Karakteristik Jumlah Presentase
Jenis Kelamin :
1 a) Laki-laki 6 15%
b) Perempuan 34 85%
Total 40 100%
Usia :
2 a) 16 tahun 28 70%
b) 17 tahun 12 30%
Total 40 100%
Sekolah :
a) SMAN 68 Jakarta 28 70%
b) Mahatma Gandhi 3 7.5%
c) SMAN 8 Jakarta 2 5%
d) SMAN 1 Jakarta 1 2.5%
3 e) SMAN 31 Jakarta 1 2.5%
f) SMAN 77 Jakarta 1 2.5%
g) SMAN 4 Jakarta 1 2.5%
h) SMAN 61 Jakarta 1 2.5%
i) SMAN 35 Jakarta 1 2.5%
j) SMANU M.H Thamrin 1 2.5%
Total 40 100%
Tabel 4.2

3.2 Hasil Responden

Hasil responden kami susun berdasarkan pertanyaan yang paling mudah ke


pertanyaan yang paling sukar berdasarkan tinjauan dari presentase jawaban
responden kami. Hasil responden ini terdiri atas pertanyaan, pilihan jawaban dan
presentase jawaban responden dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

27
No Pertanyaan Pilihan Jawaban Presentase
Dijamin 95.3%
1 Diprioritaskan Diutamakan 2.3%
Tidak tahu 2.3%
Total 100%
Penebangan 0%
2 Abrasi Pengikisan 95.3%
Tidak tahu 4.7%
Total 100%
Keraguan 7%
3 Ambigu Bermakna Ganda 90.7%
Tidak tahu 2.3%
Total 100%
Pandai 81.4%
4 Piawai Serasi 9.3%
Tidak tahu 9.3%
Total 100%
Langka 74.4%
5 Antik Kuno 20.9%
Tidak tahu 4.7%
Total 100%
Lengkap 60.5%
6 Paripurna Penuh 18.6%
Tidak Tahu 20.9%
Total 100%
Cacat suara dan nada 32.6%
7 Tuna Grahita
Cacat pikiran 32.6%

28
Tidak tahu 34.9%
Total 100%
Tabel 4.3

3.3 Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa sekolah


menengah atas yang telah diteliti memiliki kecenderungan memahami makna
istilah-istilah umum bahasa indonesia berdasarkan kata yang sering mereka temui
pada bahasa sehari-hari.

Hal ini dibuktikan dengan melihat contoh soal pertama, “diprioritaskan”,


dimana 93,5% sampel menjawab benar, 23% menjawab salah dan 23% menjawab
tidak tahu. Bila ditelaah, istilah tersebut sudah sangat umum digunakan dalam
percakapan formal maupun informal.

Kemudian, istilah “abrasi” dimana 95.3% sampel menjawab benar dan


14,7% menjawab tidak tahu. Pada istilah ini, banyak siswa yang cenderung sudah
memahami maknanya karena istilah ini banyak ditemukan pada buku atau
pembelajaran di sekolah.

Setelahnya, terdapat istilah “ambigu”, yang berarti bermakna ganda.


Sampel yang menjawab benar 90.7% dari 40 orang responden kami. Hal ini
membuktikan bahwa istilah ambigu masih sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga banyak orang yang mengerti arti dari istilah ini.

Istilah “piawai” mendapat jawaban benar sebesar 81.4% dan 9.3% untuk
jawaban salah dan tidak tahu. Dibuktikan bahwa kata istilah piawai tidak asing
bagi sebagian besar kalangan pelajar sekolah menengah atas. Kata piawai yang
memiliki pengertian pandai merupakan salah satu istilah yang masih sering kita
dengar dalam kehidupan sehari-hari.

29
Istilah “antik” masih sering kita dengar dan dipakai oleh masyarakat sekitar
kita. Sehingga hasil sampel kami yang menjawab angket dengan jawaban benar
sebesar 74.4% dan sampel kami yang terkecoh dengan jawaban salah sebanyak
20,9%. Istilah antik terkadang sering disalah artikan sebagai kuno. Padahal, antik
memilih arti sebagai langka.

Istilah “paripurna” sering kita dengar dalam sidang DPR. Paripurna


memiliki arti lengkap. Dari hasil penelitian yang kami lakukan, sampel kami
60,5% memilih jawaban yang benar. 18,6% memilih jawaban yang salah dan
20,9% menjawab tidak tahu. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak pelajar
sekolah menengah atas yang belum tahu arti dari paripurna yang sebenarnya.

Terakhir, istilah “tuna grahita” yang diajukan peneliti karena diketahui


merupakan istilah yang belum banyak dikenal oleh masyarakat umum, namun
hanya oleh kalangan tertentu. Pada istilah tersebut hanya terdapat 32.6% yang
menjawab benar, selebihnya menjawab salah dan tidak tahu.

Hal tersebut jelas membuktikan bahwa penelitian terhadap pengetahuan


istilah umum bahasa indonesia pada siswa didasari oleh seberapa sering bahasa
tersebut dikenalkan kepada para siswa baik melalui media maupun percakapan
sehari-hari. Semakin langka orang yang menggunakan kata ilmiah tersebut dalam
kehidupan sehari-hari, semakin sedikit yang mengetahui makna kata tersebut.

Pengetahuan merupakan hal utama bagi siswa untuk menjawab soal yang
berkaitan dengan istilah umum bahasa indonesia. Pengetahuan tentang kata ilmiah
dapat ditambah dengan sering membaca buku pelajaran bahasa indonesia atau
buku sastra yang terdapat kata ilmiah didalamnya. Penggunaan kamus besar
bahasa indonesia (KBBI) juga bisa membantu para siswa untuk mengetahui arti
dari kata ilmiah tersebut.

30
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa


sebagian besar siswa menengah atas sudah cukup memahami makna dari istilah-istilah
umum bahasa indonesia. Namun, masih ada juga siswa yang sama sekali belum
mengetahui makna dari beberapa istilah umum yang diberikan padahal ini merupakan
istilah yang umum dipakai dalam percakapan.

Dengan adanya media, seperti buku maupun internet yang digunakan siswa
dalam belajar sangat membantu mereka dalam menemukan istilah-istilah baru.
Sehingga, mereka dengan mudah mempelajari dan mencari maknanya yang terdapan
pada KBBI. Peran guru di sekolah pun sangatlah penting untuk menunjang kebutuhan
bahasa yang dimiliki oleh siswanya, serta lingkungan sebagai wadah penerapan ilmu
yang telah didapat.

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam bahasa tiap daerahnya


masing-masing. Untuk itu, bahasa indonesialah yang akan mempersatukan perbedaan
bahasa tersebut dan membantu dalam menyampaikan maksud yang ingin disampaikan
maupun diterima oleh masyarakat indonesia. Tentu tidaklah mudah berkomunikasi
dalam bahasa indonesia yang baik, benar, dan sopan, serta baku. Untuk mencapai itu
semua, harus melalui proses belajar. Karena bagaimanapun, penggunaan bahasa
indonesia yang baik daln benar secara tersirat akan mencerminkan latar belakang dan
kepribadian penuturnya. Sebagai pelajar terpelajar, sudah semestinya kita dapat
mengembangkan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam masyarakat
nasional maupun internasional.

31
5.2 Saran

Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus mempelajari istilah-istilah


umum bahasa indonesia dengan sungguh-sungguh untuk memperkaya kata-kata bahasa
indonesia yang kita miliki. Tidak ada ruginya bagi kita untuk mempelajari bahasa
indonesia lebih dalam lagi, justru dengan mempelajari bahasa indonesia kita akan
mendapatkan manfaat yang akan membantu kita untuk komunikasi dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam lingkup formal maupun informal.

Beberapa manfaat yang didapat apabila mempelajari bahasa indonesia dan


istilah-istilahnya, yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
rangka pelestarian dan pengembangan budaya, meraih dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, dapat berkomunikasi dengan bahasa indonesia yang
baik dan benar secara lisan maupun tulisan, dan membantu mengemukakan pendapat
yang baik dan sopan. Oleh karena itu, mempelajari bahasa indonesia sangatlah penting
bagi kita terutama para generasi penerus bangsa yang akan bertanggung jawab pada
negaranya.

5.3 Penutup

Demikian yang dapat peneliti paparkan mengenai hasil penelitian yang


berjudul “Analisis Pengetahuan Siswa Menengah Atas tentang Istilah-Istilah Umum
Bahasa Indonesia”. Tentunya terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan penelitian ini karena terbatasnya pengetahuan peneliti dan kurangnya
rujukan atau rujukan yang berhubungan dengan penelitian ini.

Peneliti berharap para pembaca memberi kritik dan saran yang bersifat
konstruktif terhadap penelitian ini yang nantinya akan peneliti sempurnakan pada
kesempatan berikutnya. Semoga penelitian ini memiliki manfaat yang begitu besar,
khususnya kepada siswa SMA agar bisa memahami istilah bahasa indonesia lebih
banyak lagi. Terutama bagi istilah yang jarang diketahui orang banyak.

32
LAMPIRAN

Kuesioner penelitian (google form)

33
34
DAFTAR PUSTAKA

Ridwanaz. 2012. Pengertian Istilah. https://www.ridwanaz.com/2012/02/pengertian-


istilah.html. (Diakses 13 Maret 2019, pukul 17.10 WIB)

PPG Spada Indonesia. 2018. Materi 3 : Kaidah Pembentukan Istilah.


http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/mod/page/view.php?id=5411. (Diakses 13 Maret
2019, pukul 17.14 WIB)

Dhiny Fhitriany. 2015. Pengertian Istilah.


https://plus.google.com/102716108687385306747/posts/Jpw38zvwZRQ. (Diakses 13
Maret 2019, pukul 17.17 WIB)

Dosen Bahasa. 2017. 10 Contoh Makna Istilah dalam Bahasa Indonesia.


https://dosenbahasa.com/contoh-makna-istilah. (Diakses 13 Maret 2019, puul 17.21
WIB)

35

Anda mungkin juga menyukai