19016046
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………...............4
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………..4
C. Batasan Masalah……………………………………………………........4
D. Rumusan Masalah……………………………………………………….7
E. Tujuan Penenlitian……………………………………………………….8
F. Manfaat Penenlitian……………………………………………………...8
G. Definisi Operasional……………………………………………………..8
A. Kajian Teori…………………………………………………………………….10
1. Pengertian Membaca
2. Membaca Pemahaman
b) Tujuan Membaca
1
e) Aspek-aspek membaca
3. Prestasi Belajar
B. Penelitian Relevan……………………………………………………………...19
C. Kerangka Konseptual………………………………………………………......20
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………………….....21
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………………22
1. Populasi ……………………………………………………………………..22
C. Variabel Penelitian……………………………………………………………..23
1. Variabel Bebas………………………………………………………………23
2. Variabel Terikat……………………………………………………………...24
E. Instrumen Penelitian……………………………………………………………25
2
1. Uji Validitas Instrument……………………………………………………..26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………29
3
BAB I
PENDAHULUAN
Membaca pemahaman adalah suatu proses yang bukan hanya memahami arti
harfiah saja, namun membaca pemahaman juga mengharuskan pembaca untuk
memahami gagasan yang ada di dalam bacaanya. Namun, dalam membaca pemahaman
pembaca masih mengalami kesulitan dalam memahami gagasan yang terdapat dalam
teks bacaanya (Somadyo, 2015). Yang dipelajari dalam membaca tidak hanya kata-
kata, melainkan membaca pemahaman juga mengharuskan pembacanya memahami teks
bacaanya tersebut. Membaca adalah suatu proses kognitif yang menghubungkan proses
berpikir (kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional)
dan kemampuan mengingat konsep, proses, metode, serta struktur. Kurangnya kempuan
membaca pemahaman sehingga banyak pembaca yang tidak dapat mengemukakan
informasi atau gagasan yang terdapat dalam bacaannya (Dalman, 2013). Secara
komunikatif membaca berfungsi untuk mencari, menemukan, dan memperoleh
informasi dari berbagai sumber sesuai dengan pemahaman masing-masing individu
yang diperolehnya. Keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan dalam
berbahasa yang harus di miliki siswa (peserta didik). Menurut Ortlieb (2013), membaca
pemahaman memiliki tahapan dalam pemerolehannya. Kemampuan membaca diperoleh
melalui beberapa tahap yang pertama, yaitu kemajuan pola piker sebelum akhirnya
mencapai tahap yang lebih tinggi dalam memperoleh atau mengola informasi. Proses
membaca pemahaman berjalan melalui tahan yang sistematis (Aliponga 2013) . Tahap
yang paling dasar atau awal membaca adalah pengenalan kata-kata dari pengakuan
sederhana terhadap huruf dan bagaimana membentuk kata-kata tertentu dengan arti
masing-masing.[1]
Individu yang terampil dalam membaca maka hal itu akan dapat membantunya
untuk memperoleh informasi dan juga akan memperluas pengetahuannya (Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006). Kesulitan dalam membaca
pemahaman di karenakan membaca pemahaman adalah suatu keterampilan (Mohamed
2015). Membaca pemahaman adalah kolaborasi antara pembaca dan teks. Selama proses
4
membaca, pembaca menyimpulkan makna dari teks dengan pemanfaatan pengetahuan
yang ia miliki sebelumnya dengan menggunakan strategi pemahaman bacaan yang
efektif. Proses pemahaman bacaan adalah kemampuan pembaca dalam memahami
maksud yang tersirat oleh penulis (Ersoy Ali dan Erdal, 2016). Keterampilan membaca
pemahaman tidak hanya berguna untuk kepentingan yang berhubungan dengan
kehidupan akademis saja, tetapi juga akan mempengaruhi seluruh kehidupan. Dalam
belajar bahasa Indonesia siswa sering merasa kesulitan karena kurang pahamnya
mengenai pentingnya membaca pemahaman. Hal ini terjadi karena siswa tidak terlalu
memiliki motivasi untuk membaca atau minat bacanya masih sangat rendah sehingga
mereka sedikit kesulitan untuk memahami sesuatu.
Membaca pemahaman adalah hal yang penting agar kita dapat memahami bacaan
dan dapat menjabarkannya. Membaca pemahaman bukan lah hal yang mudah untuk
dilakukan karena untuk dapat bisa memahami isi bacaan siswa harus sering membaca
atau membiasakan membaca. Membaca pemahaman juga dapat membantu siswa untuk
memahami buku yang sedang dibaca, mengidentifikasi isi buku, menemukan
pengetahuanbaru yang belum diketahi sebelumnya, dan, dapat memahami maksud dari
penulis buku tersebut. Menurut Nurhadi (1987), membaca pemahaman merupakan sutu
kemampuan yang di dapatkan setelah berproses yang dalam prosesnya terdapat berbagai
faktor penunjangnya. Namun, kemampuan membaca di dapatkan dari pembiasaan dan
latihan, sehingga di peroleh tahap yang lebih tinggi dan efektif. Pembelajaran bahasa
Indonesia yang masih kurang tepat berdampak pada kemampuan membaca siswa yang
rendah. Salah satu masalh mendasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah
membaca pemahaman. Dalam memahami bacaan atau wacana siswa masih merasa
kesulitan, hal ini karena motivasi membaca siswa yang masih rendah, sehingga tidak
terlatih atau terampil dalam membaca dan sulit memahami segala sesuatu yang terdapat
dalam bacaan.
5
terbagi menjadi perpustkaan umum dan perpustakaan universitas. Selain 738
perpustakaan ini Negara Filandia masih memiliki sekitar 140 perpustakaan keliling yang
menjadi fasilitas pendukung bagi masyarakatnya dari segala pelosok daerah untuk
membaca. Jumlah perpustakaan di Finlandia bisa di katakana banyak karena penduduk
Negara Filandia pada 2019 tercatat sebanyak 5,518 juta jiwa. Kegiatan membaca di
Finlandia bisa menjadi budaya karena di wariskan turun temurun melalui dongeng
sebelum tidur. Adanya upaya dari pemerintah dalam dunia pendidikan pun sangat
memabantu budaya membaca. Hal ini dapat dilihat dari pemberian tugas membaca buku
dalam waktu satu minggu. Kemuadian dalam dunia pertelevisian di Filandia tidak ada
dubbing dalam bahasa asing, sehingga adanya kata-kata traslet untuk meningkatkan
kemampuan membaca cepat masyarakat Finlandia, terutama anak-anak.
"Most Littered Nation In the World" melakukan penelitian yang dilaksanakan oleh
(Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016) Indonesia berada di peringkat
ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia berada tepat di antara Negara
Thailand (59) dan Negara Bostwana (61). Yang mana jika dilihat dari segi infrastuktur
dalam membantu para pembaca untuk membaca Indonesia berada di peringkat yang
setara dengan Negara-negara Eropa. Peneliti akan mengidentifikasi sebab dan akibat
mengenai keterampilan membaca untuk mengetahui permasalahan pembelajaran bahasa
Indonesia dengan cara mengidentifikasi hubungan membaca pemahaman dengan
prestasi belajar bahasa Indonesia siswa, sehingga di harapkan dapat memperbaiki proses
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam aspek keterampilan membaca
pemahaman. Namun, kegemaran membaca masyarakat Indonesia meningkat signifikan.
Indonesia menempati urutan ke-17 dari 30 negara dalam hal membaca. Masyarakat
Indonesia menghabiskan enam jam / minggu dalam hal membaca, lebih unggul dari
Negara Argentina, Turki, Spanyol, Kanada, Jerman, Amerika Serikat, italia, Mexico,
Inggris, Brazil, Taiwan, Jepang dengan masing-masing tiga jam/minggu.
6
wawasan pengetahuan suatu bangsa erat kaitannya dengan kemajuan yang di capai
bangsa itu. Korelasi ini tercermin dari minat dan budaya membaca yang kuat dari warga
negara-negara dengan indeks literasi tertinggi di dunia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas,
maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,
rendahnya prestasi siswa di sebabkan oleh kurangnya minat membaca, untuk itu
perlukan di lakukan penelitian mengenai hubungan prestosi dengan kegemaran
membaca. Kedua, siswa belum memahami pemahaman dalam membaca. Ketiga, siswa
belum mampu memahami buku bacaannya.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, berapa
gemarkah tingkat membaca siswa kelas VII SMP Negeri 1 Solok Selatan ? Kedua,
bagaimana konsep membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Solok Selatan ?
Ketiga, apakah terdapat hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan prestasi
belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII di SMPN 1 Solok Selatan ?
7
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Pertama, mendeskripsikan kegemaran membaca siswa kelas VII SMP Negeri 1 Solok
Selatan. Kedua, mendeskripsikan konsep membaca pemahaman siswa kelas VII SMP 1
Solok Selatan. Ketiga, mendeskripsikan hubungan kemampuan membaca pemahaman
dengan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Solok
Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu menfaat teoretis dan manfaat praktis.
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memperkaya
teori ilmu pengetahuan dalam bidang membaca pemahaman. Secara praktis, hasil
penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak berikut.
Pertama, bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Solok Selatan,
yaitu sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kegemaran membaca siswa. Kedua,
bagi siswa SMP 1 Solok Selatan, yaitu sebagai umpan balik yang berguna untuk
memotivasi diri dan selalu meningkatkan kemampuan dalam pelajaran bahasa
Indonesia. Ketiga, bagi pembaca, hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah
konsep maupun teori tentang kamampuan membaca pemahaman.
G. Definisi Operasional
1. Hubungan
Hubungan merupakan kesinambungan antara dua hal atau lebih yang memudahkan
suatu proses. Hubungan penelitian ini, yaitu seberapa besar keterkaitan kemampuan
membaca pemahaman dengan prestasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Solok Selatan.
Hubungan kemampuan membaca pemahaman terhadap prestasi siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Solok Selatan.
8
2. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kurangnya kegemaran dalam memabaca bagi siswa adalah salah satu alasan
mengapa prestasi siswa tidak terlalu bagus. Hal ini di karenakan membaca adalah dasar
dalam mengetahui segala sesuatu. Kemampuan membaca pemahaman siswa dapat
diukur dengan menggunakan tes objektif. Indikator yang akan diukur adalah meminta
siswa untuk membaca dan nantinya akan ditarik kesimpulan dari bacaannya.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Membaca
10
d. Keterampilan Menulis (writing skills)
2. Membaca Pemahaman
Teori yang akan diuraikan dalam membaca pemahaman, yaitu (a) pengertian
membaca pemahaman, (b) tujuan membaca, (c) kemampuan membaca pemahaman, (d)
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, (e) aspek-aspek membaca , (f)
tahap-tahap kemampuan membaca pemahaman, dan (g) pengukuran kemampuan
membaca pemahaman
11
Menurut Abdul Razak (2009:9), membaca pemahaman adalah kemampuan
membaca yang tingkatnya lebih tinggi, dimana pembaca sanggup kembagi
menyampaikan segala Sesutu hal yang terkandung dalam teks bacaanya. Nurhadi
(1987:53), menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah suatu kemampuan yang
ada karena hasil latihan yang berkelanjutan dan tentu perlu didukung oleh faktor
lainnya. Dalman (2013:85), menyatakan bahwa membaca memiliki dua tahapan, yaitu
membaca permulaan (mekanik) dan membaca pemahaman (lanjutan). Membaca
permulaan adalah tingkat dasar dalam membaca dimana seseorang tersebut barus bisa
membaca, sedangkan membaca pemahaman adalah suatu keterampilan yang
membutuhkan proses berkelanjutan. Membaca pemahaman adalah membaca untuk
memahami isi bacaan.
b. Tujuan Membaca
12
diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks; (9)
menjawab pertanyaanpertanyaan yang spesifik.
Menurut Oka (1983:67), kemampuan membaca yang baik dapat dibagi atas tiga,
yaitu: (1) kemampuan memberikan respon komunikatif terhadap kata-kata dan urutan
kalimat yang diamati pada permukaan bacaan; (2) kemampuan memberikan respon
interpretatif terhadap hal-hal yang tersimpan di sela-sela di balik permukaan bacaan;
dan (3) kemampuan memberikan respon evaluatif imajinatif terhadap keseluruhan
bacaan.
13
e. Aspek-aspek membaca
Dalam membaca terdapat empat aspek yang harus di pahami, yaitu: (1)
memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (2) memahami
signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang relevansi/ keadaan
kebudayaan, reaksi pembaca), (3) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (4) kecepatan
membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
14
3) Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi materi teks.
Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Somadayo (2011:
23) mengungkapkan keterampilan yang perlu diajarkan dalam membaca kritis yaitu: (1)
menemukan informasi faktual (detail bacaan); (2) menemukan ide pokok yang tersirat;
(3) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab-akibat yang tersirat; (4) menemukan
suasana (mood); (5) membuat kesimpulan; (6) menemukan tujuan pengarang; (7)
memprediksi (menduga) dampak; (8) membedakan opini dan fakta; (9) membedakan
realitas dan fantasi; (10) mengikuti petunjuk; (11) menemukan unsur propaganda; (l)
menilai keutuhan dan keruntutan gagasan; (12) menilai kelengkapan dan kesesuaian
antar gagasan; (12) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan; (13) membuat
kerangka bahan bacaan; dan (14) menemukan tema karya sastra.
Menurut Nurhadi, 2016:4, ada tiga kempok tahap dalam membaca, yaitu:
1. Tahap prabaca
Tahap prabaca adalah tahap awal dimana kegiatan prabaca di lakukan untuk
menumbuhkan motivasi dan mengaktifkan skemata yang dimiliki pembaca. Ada
beberapa aktivitas yang termasuk dalam tahap prabaca, yaitu (1) menentukan tujuan
bacaan, (2) mendapatkan bacaan atau buku yang sesuai, (3) melakukan survey awal
untuk mengenali isi bacaan dan buku, dan (4) membuat keputusan untuk membaca.
15
2. Tahap saat baca
Tahap saat baca adalah tahap yang mengharuskan seorang pembaca untuk
mampu mengelola bacaanya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ada beberapa aktivitas
yang termasuk tahap saat baca, yaitu: (1) membaca dengan teliti bacaan atau buku; (2)
membuat analisis dan kesimpulan secara kritis; (3) menyimpan informasi pengetahuan
yang diperoleh; dan (4) membuat catatan, komentar, atau ringkasan penting, mengecek
menjadi bentuk lain, menghubungkan dengan penulis lain.
Tahap pasca baca adalah tahap terakhir dalam membaca. Tahap ini merupakan
tahap yang memperlihatkan sutu hasil dari bacaan, dimana seseorang biasa akan
mengubah sikap atau cara pandangnya secara perlahan setelah membaca suatu bacaan.
Ada beberapa aktivitas yang termasuk dalam tahap pascabaca, yaitu: (1) menentukan
sikap menerima atau menolak gagasan/isi bacaan; (2) mendiskusikan dengan orang lain;
(3) membuat komentar balikan; (4) menerapkan dalam kehidupan sehari-hari; (5)
mengubah menjadi bentuk lain, dan (6) memunculkan ide baru.
16
Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi peserta
didik memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Menurut Nurgiyantoro
(2016:394-396) teks bacaan yang diujukan hendaklah yang mengandung informasi yang
menuntut untuk dipahami. Pemilihan wacana hendaknya dipertimbangkan dari segi
tingkat kesulitan, panjang pendek, isi, dan jenis atau bentuk wacana.
3. Prestasi Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mana dapat di lakukan
dimana pun (baik di sekolah maupun di lingkungan) kapan pun dan dengan siapapun.
Yang mana belajar memiliki tujuan untuk mengubah sikap menjadi lebih baik akibat
dari proses pembelajaran tersebut. Dakir (1993:125), mendefinisikan belajar adalah
sebuah bentuk modifikasi pada seseorang sebagai akibat dari sebuah pengalaman
belajar. Belajar merupakan proses oleh karenanya dalam belajar akan terdapat beberapa
tahap yang nantinya juga akan dapat sebuah evaluasi untuk mengetahui seberapa paham
seseorang terhapat pembelajaran tersebut. Dari hasil evaluasi belajar akan di dapatkan
nilai yang mana ini dapat menentukan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah bentuk
penelian dalam bentuk dunia pendidikan untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses
pembelajaran.
Menurut Nyanyu (2006:50), suatu proses perubahan baru dapat dikatakan sebagai
hasil belajar jika memiliki ciri-ciri yakni: (1) terjadi secara sadar, (2) bersifat
fungsional, (3) bersifat aktif dan positif, (4) bukan bersifat sementara,(5) bertujuan dan
terarah, dan (6) mencakup seluruh aspek tingkah laku.
17
c. Faktor-faktor Prestasi Belajar
Jadi dapat disimpulkan bahwa, faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar
siswa di sekolah, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.
Adapun faktor dari dalam diri siswa itu meliputi keadaan kondisi jasmani (fisiologi) dan
kondisi rohani (psikologi), sedangkan faktor dari luar meliputi lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah.
Menurut Tarigan (2008: 7), ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia
mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Aktivitas dan tugas membaca
dalam dunia pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawartawar
(Nurgiyantoro, 2013: 368). Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan peserta didik
melalui aktivitas membaca. Menurut Suryabrata (2006:297) prestasi belajar sebagai
nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan
kemajuan prestasi belajar siswa selama waktu tertentu.
18
Menurut Muhibbin (2010:102), prestasi belajar merupakan realisasi atau pemekaran
dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Tarigan
(1987:7), menyatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui
media kata-kata/bahasa tulis. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk
memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam
kata-kata yang tertulis.
Hasil penelitian skripsi yang ditulis oleh Sheilla (2012) pendidikan Bahasa dan
Seni universitas Jember dengan judul “ Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dengan
Membaca Pemahaman Siswa KelasVII di SMP Negeri 1 Mangaran Situbondo”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kebiasaan
membaca siswa dengan kemampuan membaca pemahaman soal ujian akhir semester.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, di mana peneliti
mengumpulkan data dengan teknik angket kebiasaan membaca siswa dan tes
kemampuan membaca pemahaman ujian akhir semester. Analisis data menggunakan
statistik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kedua variabel tersebut. Hasil
analisis menunjukkan kebiasaan membaca tergolong cukup baik, rata-rata kebiasaan
membaca siswa sudah mencapai 73,72%. Kemampuan membaca pemahaman siswa
tergolong cukup baik. Rata-rata persentasi pada kemampuan ini mencapai 73,5%.
Diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,402 dilihat dalam tabel
interpretasi koefisien menunjukkan hubungan yang rendah antara kebiasaan membaca
19
dengan kemampuan membaca pemahaman soal ujian semester di SMP Negeri 1
Mangaran Situbondo.
C. Kerangka Konseptual
20
sedangkan prestasi belajar bahasa Indonesia adalah variabel terikat (Y). Untuk lebih
jelasnya digambarkan dalam kerangka konseptual berikut.
X Y
Keterangan:
= Korelasi
D. Hipotesis Penelitian
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
22
memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Maka, peneliti menggunakan kelas
VIII.3 SMP Negeri 1 Solok Selatan sebagai 32 siswa sebagai sampel.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
23
2. Variabel terikat
Menurut Sugiyono (2015:61), variabel terikat ada karena akibat dari variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar bahasa Indonesia.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik mampu meningkatkan
kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, serta menumbuhkan minat baca peserta didik terhadap karya sastra
Indonesia. Penelitian ini di fokuskan pada membaca pemahaman karya baik berupa
sastra, maupun non sastra. Penilaian dalam membaca pemahaman ini menjadi tolak
ukur bagi peneliti untuk mengetahui kesanggupan siswa dalam menangkap
ide/informasi yang terdapat dalam buku atau teks bacaanya. Peneliti membatasi tolak
ukur prestasi belajar bahasa Indonesia melalui aspek kognitif untuk memahami isi
bacaan sastra maupun non sastra yang bersifat objektif.
Penelitian membutuhkan data yang akurat sebagai sebuah bukti yang dapat di
pertangung jawabkan. Dalam pengumbulan data alat yang digunakan dalam penelitian
ini mengambil informasi yang beragam dari berbagai sumber. Menurut Arifin
(2016:118) tes adalah teknik yang digunakan dalam pengambilan data pengukuran yang
di dalamnya terdapat pertanyaan ataupun perintah yang harus diijawab atau dikerjakan
24
oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Menurut Nurgiyantoro
(2010:129), tes pilihan ganda adalah tes yang paling sering digunakan. Tes pilihan
ganda terdiri dari beberapa pertanyaan yang sudah dilengkapi dengan beberapa
jawaban, sehingga siswa harus memilih jawaban yang paling tepat dalam menjawab
pertanyaan tersebut. Tes pilihan ganda juga dapat berupa pernyataan yang belum
lengkap yang kemudian diikuti sejumlah pernyataan atau bentuk yang tepat dapat
melengkapinya dari sejumlah pelengkap tersebut hanya satu yang benar sedangkan yang
lainnya merupakan pengecoh.
Dalam penelitian ini menggunakan satu macam teknik pengumpulan data, yaitu :
tes objektif (pilihan ganda). Walaupun hanya menggunakan satu teknik dalam
pengumpulan data, tapi bentuk soal yang akan dijabarkan akan dibedakan dalam tingkat
kesulitannya, dimana. Tes objektif yang digunakan dalam mengukur kemampuan
membaca pemahaman siswa kelasVII SMP Negeri 1 Negeri Solok Selatan indikator
soalnya tidak terlalu susah, namun tes objektif yang digunakan untuk mengetahui
prestasi belajar siswa lebih sulit karena sudah menggunakan soal-soal yang mengacu
pada kompetensi dasar dan penguasaan kaidah kebahasaan (ejaan tata bahasa) yang
tetap sesuai dengan isi bacaan mereka.
E. Instrumen Penelitian
25
dan apakah itu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Solok Selatan.
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 −
𝑟𝑝𝑏𝑠𝑖 = 𝑝
𝑆𝑡
𝑞
26
Keterangan :
Q :1–p
2. 𝑟𝑏
𝑟11 =
1 + 𝑟𝑏
27
Keterangan :
28
Daftar Pustaka
Aliponga, Jonathan. (2013). Reading Journal: Its Benefits for Extensive Reading.
International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 3, No. 12.
(Online).(http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.bacaindonesia.
da i.urutan.ke-60.dunia, diakses pada 6 November 2021).
Rahim, Farida. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
29
Razak, Abdul. (2005). Membaca Pemahaman teori dan Aplikasi Pengajaran
Pekanbaru : Autobiografi.
30