Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

“KETERAMPILAN MEMBACA PADA KELAS TINGGI (VI) di SD”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia SD 2

Dosen Pengampu :

Drs. H. Khairil Anwar, M.Pd

DISUSUN OLEH:

04 Norhidayah 1810125120028
14 M. Syarif Akbar Arridho 1810125210049
26 Melinda Fitria 1810125220054
30 Tasya Kamina 1810125220058

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kita sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Keterampilan Membaca Pada Kelas Tinggi (VI) di SD”.

Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu


Yayuk Hartini M.Pd. selaku dosen pengampu yang memberikan arahan dan
masukan terkait hal penyusunan masalah dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu menyumbangkan ide dan pemikirannya untuk terwujudnya makalah
ini. Kami sudah mengerjakan makalah dengan semaksimal mungkin, kami pun
dengan hati tebuka menerima segala kritik dan saran dari pembaca untuk
mencapai kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga dari
makalah ini, kita dapat menambah pengetahan dan bermanfaat bagi penyusun dan
pembaca dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Banjarmasin, 05 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................2

BAB II ISI

A. Pengertian Membaca...............................................................................3
B. Tujuan Dan Fungsi Membaca Untuk Siswa SD.....................................4
C. Teknik-Teknik Membaca Untuk Siswa SD............................................5
D. Keterampilan Membaca Yang Diinginkan Di Kelas Vi (6) SD..............6
E. Contoh Teks Bacaan Untuk Kelas Vi (6) SD..........................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................29
B. Saran........................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membaca pada siswa Sekolah Dasar (SD) berperan penting dalam


kesuksesan belajar. Membaca pada siswa SD perlu diajarkan dengan matang
karena terkait membaca pada tahapan yang lebih kompleks.Pentingnya
pembelajaran membaca juga terdapat dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional tahun 2003 pada Bab III pasal 4 ayat 4 tentang Prinsip-
prinsip Penyelenggaraan Pendidikan disebutkan bahwa pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat. Secara garis besar ayat tersebut
menjelaskan bahwa membaca bagi warga masyarakat sangat penting. Untuk
itu pembelajaran membaca juga harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip
penyelenggaraan pendidikan.

Pentingnya keterampilan membaca pemahaman patut disadari. Hal


inidikarenakan keterampilan tersebut masih terus akan dibutuhkan sebagai
alat untukmempelajari berbagai bidang ilmu, terutama bagi siswa. Ilmu yang
diperolehsiswa tidak hanya didapat dari proses pembelajaran di sekolah, tetapi
juga melaluikegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
bagi siswa,keterampilan membaca pemahaman menjadi bagian penting dalam
penguasaandan peningkatan ilmu pengetahuan.Keberhasilan belajar siswa
dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat di
tentukan oleh penguasaan kemampuan membaca. Siswa yang tidak mampu
membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan
dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai
buku pelajaran, buku-buku bacaan penunjang dan sumber-sumber belajar
tertulis yang lain. Siswa tersebut akan lamban sekali dalam menyerap
pelajaran. Maka permasalahan yang dihadapi oleh siswa kelas tinggi harus

1
dapat membaca secara intensif agar dapat menemukan ide pokok atau
permasalahan suatu kalimat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian membaca?
2. Apa saja tujuan dan fungsi membaca?
3. Apa saja teknik-teknik membaca untuk siswa SD?
4. Bagaimana keterampilan yang di inginkan di kelas VI?
5. Apa saja contoh teks bacaan untuk kelas VI ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian membaca.
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari membaca.
3. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan untuk membaca siswa
SD.
4. Untuk mengetahui bagaimana keterampilan yang di inginkan di kelas VI.
5. Untuk mengetahui contoh-contoh teks bacaan untuk siswa kelas VI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEMBACA
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7).
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain
dalam Rahim 2008:2). Membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan berbahasa
yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi 2007:4).
Secara linguistik, membaca merupakan proses pembacaan sandi (decoding
process). Artinya dalam kegiatan membaca ada upaya untuk menghubungkan
kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language
meaning). Dengan kata lain Anderson dalam Tarigan (1979:7) mengatakan
bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan mengubah tulisan/ cetakan
menjadi bunyi-bunyi yang bermakna.
Senada dengan pernyataan di atas, beberapa penulis beranggapan bahwa
‘membaca’ adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis
tersebut melalui fonik menjadi membaca lisan (oral reading) (Tarigan
1979:8). Dalam kegiatan membaca ternyata tidak cukup hanya dengan
memahami apa yang tertuang dalam tulisan saja, sehingga membaca dapat
juga dianggap sebagai suatu proses memahami sesuatu yang tersirat dalam
yang tersurat (tulisan). Artinya memahami pikiran yang terkandung dalam
kata-kata yang tertulis. Hubungan antara makna yang ingin disampaikan
penulis dan interpretasi pembaca sangat menentukan ketepatan pembaca.
Makna akan berubah berdasarkan pengalaman yang dipakai untuk
menginterpretasikan kata-kata atau kalimat yang dibaca (Anderson dalam
Tarigan 1979:8).

3
Jadi, membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan
didahului oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan
memahami merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan
atau informasi yang tertulis. Membutuhkan suatu proses yang menuntut
pemahaman terhadap makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu
kesatuan dalam pandangan sekilas.
B. TUJUAN MEMBACA
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi
dari sumber tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan
terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan. Secara lebih khusus membaca
sebagai suatu ketrampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda
baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur
linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk dengan
makna atau meaning (Broughton et al dalam Sue 2004:15). Dengan demikian,
kegiatan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan
harus sampai pada tahap pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca.
Makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau
keintensifan dalam membaca (Tarigan 1979:9).
Anderson dalam Tarigan (1979:9-10) mengemukakan beberapa tujuan
membaca antara lain:
 Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk
menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan telah dilakukan oleh
sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang
tokoh.
 Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
Membaca untuk mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk
menemukan ide pokok bacaan dengan membaca halamn demi halaman.
 Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan

4
untuk mengetahui bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-
bagian cerita.
 Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for
inference). Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan
penulis.
 Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for
classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang
tidak wajar mengenai sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).
 Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis
membaca tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan
ukuran-ukuran tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan
membandingkan dan mengujinya kembali.
 Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk
menemukan bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau
lebih.

FUNGSI MEMBACA

Membaca juga memiliki fungsi sebagai berikut.

 Fungsi intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas,
membina daya nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-
karya ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dll.
 Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk
berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata.
Contoh : buku ilmiah, bacaan sastra, dan lain-lain.
 Fungsi Praktis

5
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis
dalam kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele,
resep membuat minuman dan makanan, cara merawat tanaman, dll.
 Fungsi Religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan,
memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
 Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan.
Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai
informasi yang sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
 Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan
tamasya yang mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-
novel, cerita humor, fariabel karya sastra, dll.
 Fungsi Sosial
Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi manakala
dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan
membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain
mengarahkan sikap berucap, berbuat dan berpikir. Contoh: pembacaan
berita, karya sastra, pengumuman, dll.
 Fungsi Pembunuh Sepi
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-
rintang waktu, mengisi waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat
kabar, dll.
C. TEKNIK-TENIK MEMBACA UNTUK SISWA SD
1. Membaca Cepat
a.Pengertian Membaca Cepat

Menurut Nurhadi (2016:162) membaca cepat ialah membaca


dengan kecepatan tinggi untuk mendapatkan pemahaman yang tinggi pula

6
dengan memenuhi tujuan membaca dan keutuhan bahan bacaannya.
Sedangkan menurut Soedarso dalam speed reading (gramedia cetakan
II,2004) membaca cepat ialah semacam latihan untuk mengolah secara
cepat proses penerimaan informasi.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca


cepat ialah membaca dengan kecepatan tinggi untuk mendapatkan
pemahaman yang tinggi pula dan memproses penerimaan informasi secara
cepat.

b. Teknik Membaca Cepat


Menurut Nurhadi (2008:114-122), terdapat beberapa teknik dalam
membaca cepat, yaitu :
1) Teknik Scanning
Teknik membaca scanning adalah membaca suatu informasi
dimana bacaan tersebut dibaca secara loncat-loncat dengan melibatkan
imajinasi, sehingga dalam memahami bacaan tersebut seseorang dapat
menghubungkan kalimat yang satu dengan kata-kata sendiri. Jadi,
dalam teknik ini tidak seluruh kata/kalimat dibaca, melainkan langsung
ke kata kunci.
2) Teknik Skimming
Teknik membaca skimming adalah membaca secara garis
besat(sekilas) untuk mendapatkan gambaran umum isi buku. Setelah
itu, melacak informasi yang ingin diketahui secara mendalam. Untuk
memperlancarkan proses teknik skimming maka dapat dilakukan
terlebih dahulu membaca daftar isi,kata pengantar, pendahuluan, judul
serta kesimpulan.
2. Membaca Dalam Hati
a. Pengertian Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati ialah cara atau teknik membaca tanpa suara.
Dengan membaca dalam hati siswa akan lebih berkonsentrasi sehingga
lebih cepat memahami isi bacaan. Membaca dalam hati dapat

7
diperkenalkan sejak kita berada di kelas II sekolah dasar, tapi secara
intensif diberikan pada saat kelas III dengan tujuan membaca dalam hati
ialah melatih kemampuan dalam memahami isi wacana /bacaan.

D. Keterampilan Membaca yang Diinginkan Di Kelas VI

Sesuai dengan karakteristik siswa kelas SD dimana Konsentrasinya


mulai bertambah, mulai memperhatikan waktu dalam mengerjakan sesuatu,
mulai membaca hal-hal yang bersifat fakta, dan bersifat kritis. Perlu sekali
pembelajaran yang membangun pola pikir siswa. Ditambah siswa kelas VI
yang akan melanjutkan lagi tingkat pendidikan lebih lanjut. Sehingga perlu
sekali siswa memiliki keterampilan yang mendukung kemampuan berpikirnya.
Seperti bahasa yang merupakan faktor utama seseorang bisa berkomunikasi
dan mendapat informasi. Salah satu kemampuan berbahasa yang siswa kelas
VI sangat perlukan ialah keterampilan membaca.

Keterampilan membaca adalah aktifitas yang kompleks yang


melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan factor
luar. Selain itu, keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis
kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan
kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh
karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh seorang yang dapat membaca
merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan
modal tertentu.

Membaca juga merupakan proses mengkodifikasi symbol menjadi


bunyi bahasa serta memahami pesan tertulis yang ada pada sebuah teks
bacaan. Wujud keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Indonesia
kelas tinggi, pada dasarnya pada setiap kelas tinggi muncul membaca
pemahaman, teknis, dan estetis namun intensitas kemunculan serta panjang
bacaannya berbeda sesuai dengan karakteristik siswa tersebut.

8
Menurut Abidin (2014), Pembelajaran membaca yang dilakukan di
sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran
membaca. Tiga tujuan utama pembelajaran membaca di sekolah adalah:
a. Memungkinkan siswa agar mampu menikmati kegiatan membaca.
b. Mampu membaca dalam hati dalam kecepatan bacaan yang flexible
c. Serta memperoleh tingkat pemahaman yang cukup atas isi bacaan.

Sehingga dalam pembelajaran membaca di sekolah saat ini harus dilaksanakan


untuk mendorong siswa agar memiliki kecepatan dan gaya membaca yang tepat
bukan hanya ditujukan untuk kepentingan praktis belaka yakni siswa mampu
menjawab pertanyaan bacaan. Sehingga tidak berdampak kepada siswa yang
hanya memiliki kecepatan membaca yang rendah bahkan diikuti pula oleh tingkat
pemahaman yang rendah pula. Apalagi siswa kelas VI SD perlu sekali
keterampilan membaca tersebut demi meningkatkan kemampuan pemahaman
membaca, menangkapa informasi, dan keterampilan membacanya.
Keterampilan membaca yang diharapkan pada kelas VI SD ialah :
a. Mengerti serta memahami bahan bacaan.
Dimana siswa tidak hanya bisa membaca namun paham apa yang
dimaksud oleh bacaannya sehingga siwa dapat mengambil informasi yang
ingin disampaikan oleh bacaanya.
b. Membaca cepat.
Siswa kelas VI diperlukan sekali keterampilan membaca cepat dimana
siswa dituntut nanti dalam evaluasi akhirnya untuk membaca dan
menangkap informasi dengan cepat untuk memaksimalkan waktu mereka.
c. Membaca mandiri.
Membaca Mandiri adalah kegiatan membaca sendiri-sendiri. Guru tidak
lagi membacakan isi buku kepada anak-anak sebagaimana yang
dilakukan terhadap kelas rendah. Guru memberikan kebebasan terhadap
anak untuk memilih buku sesuai kegemaran dan kemampuan
membacanya. Guru akan membimbing dan mengobservasi kemampuan
membaca anak. Guru memperhatikan, sekiranya dalam membaca anak

9
mengalami lebih dari 5 kesalahan, maka dapat disimpulkan bahwa buku
tersebut belum sesuai dengan kemampuannya, langkah selanjutnya guru
akan membantu anak untuk menemukan buku mana yang sesuai dengan
kemampuannya, begitu pula sebaliknya jika dalam membaca buku, anak
tidak menemukan kesulitan sama sekali, maka guru akan mengarahkan
anak pada buku yang lebih tinggi lagi tingkatannya. Sehingga anak-anak
akan membaca buku sesuai pada tatarannya dan terpacu untuk
meningkatkan kemampaun membaca.
E. Contoh Teks Bacaan Kelas VI SD
1.   Menentukan isi bacaan

Untuk mengetahui pengetahuan seseorang tehadap isi bacaan yang


dibacanya, perlu adanya pertanyaan yang berhubungan dengan topik
bacaan dan jawaban dari pembaca teks mengenai topik dari bacaan itu.

Perhatikan ketentuan berikut!

a. Dalam membuat pertanyaan dari suatu bacaan kata yang umum digunakan
adalah apa (menanyakan benda), siapa (menanyakan orang), mengapa
(menanyakan sebab), dimana (menanyakan waktu), dan bagaimana
(menanyakan cara, hal, keadaan, dan sebagainya).
b. Dalam hal menjawab, suatu pertayaan, pembaca harus menggunakan
kaliamat yang sempurna, singkat, padat, jelas, dan berhubungan dengan isi
atau hal yang ditanyakan.
Berikut adalah contok teks bacaan mengenai informasi.

Hari Tari Dunia 2007


Seribu seratus penari meramaikan pergelaran tari Gambyong 1.000 penari
yang diadakan Paguyuban Guru Tari Indonesia (Pagutri) Surakarta dan
Mataya Art and Heritage kemarin. Sajian itu merupakan bentuk perayaan
Hari Tari Dunia 2007. Di tempat terpisah, perayaan serupa juga
diselenggarakan kalangan sivitas akademika Institut Seni Indonesia (ISI)
Solo dengan acara menari 24 jam di kampus Kentingan. Kegiatan

10
berlangsung di Jalan Mayor Kusmanto, Gladag dan halaman Gedung DHC
45 yang menjadi monumen peninggalan warisan budaya. Sejak pukul 7.00
para penari yang sebagian besar anak-anak sekolah dari lima kecamatan
itu sudah mulai berkumpul dan membentuk semacam barisan di jalan
maupun halaman gedung tua yang kondisinya memprihatinkan itu. Dan
ternyata antusias juga terlihat dari penari. Kalau sebelumnya sudah
dipatok 1.000 orang penari yang hadir, ternyata yang datang ikut menari
sebanyak 1.100 orang penari. Disadur oleh Sri dari Suara Merdeka, Senin,
30 April 2007.

Kalian telah membaca sebuah informasi. Selanjutnya, kalian


dapat menyampaikan kembali informasi tersebut kepada orang lain.
Namun, sebelumnya, jawablah pertanyaan-pertanyaan panduan
menyampaikan informasi berikut ini!

a. Informasi apakah yang disampaikan koran Suara Merdeka


tersebut?\
b. Siapa sajakah yang terlibat dalam kegiatan tersebut?
c. Di manakah tempat kegiatan tersebut?
d. Kapan kegiatan itu dilaksanakan?
e. Bagaimana cara mereka melakukan kegiatan tersebut?
f. Mengapa mereka melakukan kegiatan tersebut?

2. Menentukan unsur intrinsik dongeng

Prosa (cerpen,cernak, dongeng, novel) dibangun oleh dua unsur


penting yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
merupakan unsur dalam yang yang membangun cerita(tokoh, penokohan,
alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan tema), sedang unsur ekstrinsik
merupakan unsur yang berada di luar prosa yang ikut mempengaruhi
kehadiran karya tersebut (faktor sosial ekonomi, sosial budaya, politik,
agama, tata nilai yang dianut masyarakat).

11
Unsur intrinsik

a. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam


cerita. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaaan citra
tokoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh, dikenal tokoh utama dan
tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada dalam
setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak
terlibat dengan tema cerita. Adapun tokoh bawahan adalah tokoh yang
menjadi pelengkap dalam cerita

b. Latar

Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana,


bagaimana, dan kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu belangsung.
Latar  ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan latar sosial.
Latar geografis adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian
dalam cerita. Latar waktu adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah-
masalah historis, sedangkan latar sosial adalah latar yang berhubungan
dengan kehidupan kemasyarakatan.

c. Alur

Alur adalah unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang


memperlihatkan kepaduan   (koherensi) tertentu yang diwujudkan oleh
hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atau ketiganya.

d. Sudut Pandang

Sudut pandang dapat diartikan sebagai posisi pengarang terhadap


peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Ada empat tipe sudut pandang, yaitu:
sudut pandang orang pertama sentral, sudut pandang orang pertama
sebagai pembantu, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut
pandang  orang ketiga terbatas.

12
Cerita dikategorikan menggunakan sudut pandang orang pertama
sentral apabila dalam tokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung
terlibat di dalam cerita. Dalam mengantarkan tokohnya pengarang menggunakan
kata ganti aku, saya (orang pertama).

Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu adalah sudut pandang


yang menampilkan “aku” hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain
yang lebih penting.

Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar
cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung
dengan pembacanya. Di sini seolah-olah pengarang bisa melukiskan ciri fisik dan
perasaan tokoh secara mendalam. Pengarang menggunakan kata ganti ia, dia,
menyebut nama orang (orang ketiga).

Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita


yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang menjadi ciri fisik
tokoh yang menjadi tumpuan cerita tanpa melukiskan perasaannya.

e. Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran atau


perasaan melalui bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan.

f. Tema

Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan


sebagai dasar dalam menuliskan cerita.

g. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada


pembaca melalui cerita yang dibuatnya.

13
Semangka Emas

    Pada zaman dahulu kala di Sambas Kalimantan


Barat tinggalah seorang saudagar. Ia mempunyai dua orang
putra yang bernama Muzakir dan Dermawan. Muzakir
sangat loba dan kikr sebaliknya Dermawan adalah orang
yang sangat peduli dan selalu bersedekah kepada fakir
miskin. Dermawan tidak rakus dengan harta dan uang.
Sebelum meninggal saudagar tersebut membagi hartanya
secara rata. Uang bagian Muzakir disimpan di peti bila ada
orang-orang orang miskin datang ia tidak mau memberi
sedekah tetapi justru menghina orang miskin tersebut.
Berbeda dengan Dermawan yang selalu menyambut orang-
orang miskin tersebut dengan senang hati dan ramah. Lama
kelamaan harta Dermawan habis untuk menyedekahi orang-
orang miskin tersebut yang hampir setiap hari datang ke
rumah Dermawan.

Suatu hari Dermawan menolong seekor burung yang


sayapnya patah. Dermawan merawat burung pipit tersebut
hingga burung itu dapat terbang kembali. Beberapa hari
kemudian burung tersebut kembali dan memberi sebutir biji
kepada Dermawan walaupun biji tersebut hanya kecil
Dermawan tetap menanamnya. Pada waktu panen tiba
Dermawan memetik buah semangka yang sudah tumuh
besar tersebut kemudian ia membelahnya. Saat ia
membelah semangka besar tersebut tak disangka
semangka tersebut berisi pasir kuning yang tak lain adalah

14
emas murni. Dermawan pun mengucapkan terima kasih
kepada burung pipit itu. Kini Dermawan hidup dengan
berkecukupan ia memiliki rumah yang besar dan hartanya
melimpah tetapi ia tetap memberi sedekah kepada orang
yang membutuhkan. Harta Dermawan kini tidak akan habis
karena uangnya amat banyak dan hasil kebunnya melimpah.

Mendengar bahwa Dermawan kini kaya raya, Muzakir


meniru tindakan Dermawan. Muzakir menolong burung yang
sengaja ia patahkan sayapnya dengan sumpit. Ia juga
merawat burung tersebut hingga burung tersebut dapat
kembali terbang. Burung itu juga memberi biji kepada
Muzakir. Ketika sudah dipanen Muzakir membelah
semangka yang jauh lebih besar dibanding semangka milik
Dermawan. Bukan emas yang ia dapatkan namun semburan
lumpur hitam bercampur kotoran yang baunya busuk.

Unsur-Unsur Intrinsik Dari Dongeng Tersebut:

1. Tema : Sosial
2. Tokoh dan watak:Dermawan:Peduli,dermawan,suka menolong, tidak
sombong,tidak rakus. Muzakir: kikir, sombong, suka mengejek,tidak suka
menolong,tidak peduli ,rakus harta. Saudagar : adil. Burung pipit : suka
menolong
3. Alur : maju
4. Latar:1.Tempat : Sambas,Kalimantan Barat
2.Waktu : Siang hari
3.Suasana : Senang,Sedih

15
5. Amanat: Bersikaplah baik kepada siapa pun karena kelak akan mendapatkan
balasan yang  baik pula dan sebaliknya janganlah bersikap buruk kepada
siapapun karena balasan yang diterima juga akan berupa balasan buruk.

3. Menentukan isi laporan

Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau


suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang dibebankan
kepadanya. Membaca laporan berarti membaca pemberitahuan hasil dari
suatu pengamatan. Laporan dibuat setelah mengadakan observasi atau
pengamatan. Topik laporan adalah pokok yang dibicaran dalam laporan.

a. Fungsi laporan
1) memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan, kebijakan,
keputusan atau pemecahan masalah.
2) memberitahukan atau menjelaskan pertanggungjawaban tugas dan
kegiatan.
3) merupakan bahan untuk pendokumentasian.
4) merupakan sumber informasi.
b. Tujuan laporan
1) mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
2) mengadakan pengawasan dan perbaikan.
3) mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
c. Syarat pembuatan laporan
1) menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan benar.
2) mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan sistematis.
3) Didasari oleh fakta yang benar dan meyakinkan
4) Menarik dan enak dibaca
d. Kerangka Laporan
1) Pendahuluan

Berisi latar belakang kegiatan yang dilaksanakan

16
2) Isi laporan

Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya. Kegiatan yang


dilaporkan lengkap dengan nama, tempat, waktu, dan orang yang
terlibat dalam kegiatan

3) Penutup laporan

Berisi kesimpulan

4) Laporan diakhiri dengan identitas pembuat laporan

Berikut adalah contoh teks bacaan laporan pengamatan

Membaca Laporan Pengamatan Ayo kita baca laporan berikut.

Menggali Potensi Kebun Binatang Ragunan

Kebun Binatang Kebun Binatang Ragunan (KBR) Jakarta merupakan


tempat penangkaran kurang lebih 4.348 ekor satwa dari 418 jenis di dunia. Saat
ini merupakan kebun binatang terlengkap bertaraf internasional. Satwa tersebut
dipelihara di lingkungan yang dibuat sealami mungkin. Pembangunan "outer ring
road" atau jalan lingkar luar di sekeliling Kota Jakarta semakin mempermudah
wisatawan untuk pergi berkunjung ke KBR. Dewasa ini, karena keterbatasan
wilayah, potensi KBR dikembangkan sesuai fungsinya, yaitu sebagai sarana
pendidikan dan pelatihan. Saat ini badak sumatra sedang menantikan kelahiran
anaknya. Peristiwa ini baru pertama kali terjadi di dunia sehingga belum ada data
akurat penunjangnya. Penelitian atas peristiwa ini merupakan pengalaman langka
yang sangat berharga. Komodo merupakan binatang langka di dunia dan
merupakan binatang asli Indonesia. Di KBR dijumpai 10 ekor komodo yang
menjadi "maskot" satwa kebun binatang. Di samping itu, fungsi yang paling
penting dari KBR sebenarnya adalah keberadaannya sebagai area hijau penyedia

17
oksigen dan serapan air ke dalam tanah pada daerah penyangga, khususnya
wilayah selatan kota Jakarta.

Disadur oleh Djoni dari Asri, No. 111, 30 Juni 1992.

Carilah jawaban atas pertanyaan berikut! Jawaban kalian merupakan pokokpokok


isi laporan di atas.

a. Informasi apakah yang disampaikan Majalah Asri tersebut?


b. Binatang apakah yang menjadi maskot KBR?
c. Di manakah KBR itu?
d. Siapakah nama penulis laporan "Menggali Potensi KBR" di majalah
ASRI tersebut?
e. Bagaimana cara KBR mengembangkan potensinya?
f. Mengapa peristiwa kelahiran anak badak menjadi menarik perhatian?

4. Menentukan isi tersurat/tersirat dari rubrik yang dibaca

Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam surat kabar atau
majalah. Rubrik dalam surat kabar misalnya tajuk rencana, surat pembaca,
atau dongeng anak. Selain di surat kabar, rubrik juga dimuat di majalah.
Rubrik biasanya berisi usulan, kritik, saran, pertanyaan, kegemaran, dll.

Membaca Rubrik :

Teknologi Informasi Jadi Pembenar Pembajakan

Coba, siapa yang hobi mem-bluetooth lagu-lagu terbaru dari HP teman?


Mungkin hampir kita semua bakal mengacungkan tangan.

Zaman sekarang, peredaran lagu lewat file MP3 memang gampang


banget, apalagi lewat HP. Contoh nyatanya, waktu lagu Cinta Pertama booming
belum lama ini, banyak yang nanya, "Aduh … pengin bluetooth Sunny nih. Ada
yang punya enggak?" Bisa dipastikan, dalam beberapa hari saja, lagu itu sudah

18
tersebar dan ter-save dengan manis di HP penggemarnya. Cepat, praktis, dan yang
pasti gratis.

"Soalnya kalau beli CD aslinya mahal. Hi…hi…hi…udah gitu, belum tentu suka
lagu yang lain. Apalagi nyimpen CD repot. Nanti kalau tergores, bagaimana?"
Mungkin itu pembelaan-pembelaan yang muncul di pikiran kita.

Eits…tapi sadar tidak sih kalau sebenarnya tindakan kita itu secara enggak
langsung sudah mendukung pembajakan?

…..

Pembajakan memang marak, seiring dengan majunya industri hiburan.


Tapi mungkin karena sudah terlanjur menjamur, kesan kriminalnya hilang.

Namun, apa pun alasannya, pembajakan itu sama dengan mencuri. Hal itu
sudah diatur dalam hukum. Jadi, meskipun banyak pembenaran dari diri kita, ada
pelurusan juga dari hukum lo. Intinya ya, kita bisa dikenai sanksi hukum!

Ayo kita sama-sama dukung budaya malu beli bajakan!

Disadur dengan pengubahan dari "Teknologi Informasi,

Tanpa Batas." Media Indonesia, 26 April 2007.

5. Memahami unsur intrinsik puisi

Puisi dapat didefinisikan sebagai sejenis bahasa yang


menyampaikan pesannya dengan lebih padat daripada pemakaian bahasa
biasa. Bahasa biasa lazimnya dipakai untuk mengomunikasikan informasi
atau dapat dikatakan sebagai bahasa praktis, sedangkan puisi sebagai suatu
karya sastra yang dikomunikasikan bukan informasi melainkan cipta sastra
membawakan semacam rasa dan persepsi tentang kehidupan; memperluas
dan mempertajam kontak-kontak kita dengan pengalaman. Untuk
memenuhi kebutuhan batin dan agar hidup lebih bermakna, dengan
kesadaran penuh ingin mengetahui pengalaman orang lain serta memahami
lebih baik lagi pengalaman kita sendiri. 

19
Unsur-unsur Puisi

a. Tema; makna

Tema merupakan sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi


penyair. Untuk memahami tema sebuah puisi, kita hendaknya membaca
puisi tersebut berulangulang dengan memperhatikan dan menjelajahi
makna kata yang terkandung dalam puisi tersebut.

Kita tidak cukup mendapatkan makna lugas yang tersurat dalam


puisi, tetapi juga memahami makna yang tersiratnya. Kedua makna kata
itu merupakan pintu masuk memahami makna utuh sebuah puisi.

Pengungkapan dalam puisi yang acuan maknanya bersifat


inderawi disebut citraan. Citraan perlu juga dipahami dalam rangka
memaknai puisi secara menyeluruh. Ada beberapa citraan yang
digunakan para penyair berdasarkan pencerapan inderanya terhadap
objek. 

Berikut ini jenis citraan dan contohnya dalam puisi.

a) citraan perasa

betapa dinginnya air sungai

Dinginya! Dinginnya!

b) citraan visual

Lihatlah

Betapa indahnya alam semesta ini

c) citraan gerak

di luar angin berputar-putar

si anak meraba punggung dan pantatnya pukulan si bapak timbulkan


sendam

20
d) citraan pendengaran

Sebuah bel kecil tergantung di jendela

Di bulan Juni berkeliling sepi

b. Rasa

Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang


dikandung dalam puisi.  Rasa merupakan dunia emosional yang terdapat
dalam puisi. Hubungan penyair terhadap permasalahan tercermin dalam
suasana puisi. Sikap ini akan menumbuhkan kesan tertentu antara
lain  haru, murung, ceria, heroik, putus asa.

c. Nada

Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana


penyair menyikapi pembaca: doktriner, menghakimi, menggurui,
menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut.

d. Amanat; tujuan; maksud

Amanat adalah sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau


efek tertentu yang didambakan penyair.

“DOA”

Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk

21
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar

 Tema: Ketuhanan
 Nada dan Suasana:

Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap


penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan
pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan tema
ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair dengan
Tuhannya.
Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada
sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari
ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan. Hayatilah
makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.
 Perasaan:
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi
”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu.
Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain:
termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa
berpaling.
 Amanat:
Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat
kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan.

22
Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung)
seperti yang dicontohkan penyair.

Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah


”pengembaraan di negeri asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini
dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai berikut:
Tuhanku,
Di Puntu-Mu Aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

6. Menentukan unsur intrinsik drama anak-anak

Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan


kehidupan dengan menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat lakuan dan
dialog. Lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung. Drama dapat juga
diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk
dipertunjukkan di atas pentas.

Jenis Drama

Berdasarkan bentuk dramatisnya, ada drama tragedi dan komedi.


Berdasarkan bentuk sastra cakupannya, ada drama prosa dan drama puisi. Ditinjau
dari kuantitas kata cakapannya, dikenal drama mini kata, pantomim, dan drama
kata.

Berdasarkan penonjolan unsur seninya, ada drama tablo, sendratari, dan


opera, sedangkan berdasarkan media pementasannya, terdapat drama televisi,
radio, drama pentas, drama baca.

Unsur-unsur dalam drama

Unsur dalam drama terdiri atas tokoh, alur, latar, dan tema.

a. Tokoh

23
Tokoh dalam drama digolongkan dalam beberapa jenis.
Berdasarkan peranannya, terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan.
Berdasarkan fungsi tampilannya, dikenal tokoh protagonis, antagonis, dan
tritagonis. Berdasarkan pengungkapan wataknya, ada tokoh bulat dan
tokoh datar.

b. Alur

Alur drama adalah rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang


mempunyai penekanan pada adanya hubungan sebab-akibat, yang berupa
jalinan peristiwa. Drama sebagai karya sastra lengkap, umumnya
mengandung delapan tahapan alur. Kedelapan tahapan alur itu yaitu:
eksposisi atau pemaparan, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, kritis,
leraian, dan penyelesaian. Untuk memahami drama, kita harus melihatnya
secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca sinopsisnya saja.

c. Latar

Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan


mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya. Latar pada drama
dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan
dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata
suara.

Membaca Naskah Drama

Ayo kita baca teks drama ini dengan saksama.

Perhatikanlah kutipan drama “Sayang Ada Orang Lain” berikut!

Sayang Ada Orang Lain

Karya: Utuy Tatang Sontani

24
DI RUMAH SUMINTO YANG SEMPIT DAN SEDERHANA. SUASANA
SEPI. TIBA-TIBA DATANG SEORANG LAKI-LAKI MENCARI SUMINTO.

Drama

Hamid : Minto … Minto! Kau masih tidur di siang hari begini? (SUMINI
ISTRI SUMINTO MUNCUL DENGAN PAKAIAN YANG BAGUS) Suminto
ada?
Sumini : Ada. Mas … Mas … ini ada Pak Hamid! (MINTO MUNCUL
DENGAN KAUS OBLONG DAN SARUNG)
Hamid : Lho aneh …! Istrinya perlente, suaminya kaya gembel.
Suminto :Dia mau pergi, ada urusan.
Hamid : Dan kau, tunggu di rumah? Mengapa tidak berduaan saja
sambil rekreasi. Ini kan hari Minggu?
Suminto : Hari Minggu malah lebih memusingkan. Uang tak ada, malas
mau pergi. Diam di rumah, banyak yang nagih utang.
Hamid : Engkau selalu pesimis, Minto. Untung istrimu tidak.
Sumini : Perempuan jangan disamakan dengan laki-laki, Pak Hamid.
Silakan duduk Pak Hamid, saya mau pergi dulu, ada urusan.
(MENDEKATI MINTO LALU MENCIUM TANGAN BERPAMITAN) Saya
pergi dulu, Mas! (MINI PERGI KELUAR)

25
Hamid : Minto, beruntung sekali kamu memiliki istri seperti dia. Tapi
anehnya, engkau selalu kelihatan lesu.
Suminto : Bagaimana tidak lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini
sangat tidak seimbang dengan harga-harga di pasar. Gaji yang saya
terima sekarang cuma bisa untuk hidup sepuluh hari saja, yang dua
puluh hari mesti harus ditutup dengan utang, kalau perlu menjual barang
yang layak dijual. Kian lama utang itu bukan kian sedikit, Pak Hamid, tapi
makin menggunung. Aku bekerja bukan hanya untuk aku dan istriku,
atau biaya sekolah seorang anakku. Tapi, semata-mata untuk mereka
yang mengutangkan kepada istriku.
Hamid : Aku sudah beberapa kali menganjurkan supaya berubah cara
berpikirmu. Kamu harus melihat realitas, berpikir yang dialektik. Mestinya
kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang tidak cukup. Dengan gaji
yang tidak cukup itu, kamu harus bisa menggunakan kesempatan dalam
segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat.
Suminto : Lantas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan?
Aku tidak bisa berbuat senista itu, Pak Hamid.
Hamid : Siapa yang menganjurkan kamu untuk korupsi? Aku tidak bilang
begitu. Aku cuma menyarankan agar kamu berpikir dialektis, agar kamu
dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tapi … sudahlah, Minto,
aku ke sini sebenarnya hanya mau pinjam raket badmintonmu.
Suminto : Sudah tidak ada.
Hamid : Ke mana?
Suminto : Sudah kujual untuk menutup kekurangan.

Unsur Intrinsik Drama “Sayang Ada Orang Lain”

Berdasarkan petikan naskah drama “Sayang Ada Orang Lain”, kalian dapat
mengidentifikasikan unsur intrinsik yang ada, sebagaimana contoh berikut.

1. Tema

26
Secara umum petikan drama di atas mengandung tema kondisi ekonomi
yang kekurangan. Hal tersebut dapat dilihat dari petikan dialog tokoh
Suminto; Bagaimana tidak lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini sangat tidak
seimbang dengan harga-harga di pasar. Gaji yang saya terima sekarang cuma
bisa untuk hidup sepuluh hari saja, yang dua puluh hari mesti harus ditutup
dengan utang, meminjam, kalau perlu menjual barang yang layak dijual … (dan
seterusnya).

2. Amanat atau pesan

Amanat atau pelajaran yang dapat diambil dari petikan naskah drama di
atas di antaranya, yaitu seseorang harus bijaksana dalam menyikapi tuntutan
kehidupan berkenaan dengan keadaan ekonomi yang kekurangan.

Amanat atau pesan tersebut dapat disimpulkan dari dialog tokoh, antara
lain: Aku sudah beberapa kali menganjurkan supaya berubah cara berpikirmu.
Kamu harus melihat realitas, berpikir yang dialektik. Mestinya kau tidak perlu
pesimis dengan gajimu yang tidak cukup, tapi dengan gaji yang tidak cukup itu
kamu harus bisa menggunakan kesempatan dalam segala cara, agar rumah
tanggamu menjadi kuat.

3. Alur

Jalinan cerita yang tampak pada petikan naskah drama di atas tersusun


secara maju. Artinya isi cerita disampaikan dengan kronologi cerita dari waktu
yang lampau menuju waktu ke depan.

4. Penokohan

Dalam petikan naskah tersebut terdapat beberapa tokoh dengan berbagai


karakter penokohannya, yang mencerminkan letak posisi tokoh dalam cerita.
Salah satu contoh karakter tokoh dari petikan di atas adalah sifat kejujuran yang
dimiliki oleh tokoh Suminto. Karakter tersebut dapat dilihat melalui

27
dialog;  Lantas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan? Aku tidak bisa
berbuat senista itu, Pak Hamid.

5. Latar atau setting

Latar tempat dari cerita dalam petikan naskah di atas yaitu rumah


Suminto. Adapun latar waktu dan suasana dalam cerita adalah pada waktu pagi
hari yang sepi di hari Minggu.

Hal tersebut dapat dilihat dalam petunjuk lakuan maupun dialog tokoh yang
terdapat dalam teks naskah, di antaranya; Di rumah Suminto yang sempit dan
sederhana. Suasana sepi … dan dialog: … Ini kan hari Minggu? (dan
seterusnya).

7. Menentukan makna denah

Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, rumah,


bangunan-bangunan dan lain-lain. Denah sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya denah pameran, lokasi sebuah alamat, dan sebagainya.
Denah juga diperlukan ketika seorang akan membangun rumah. Dengan denah
itu, tata letak dan ukuran ruangan-ruangan rumah akan lebih terencana.

28
Penjelasan lokasi Kantor Dinas Pariwisata berdasarkan denah tersebut, dapat
kalian deskripsikan seperti berikut ini.

Kantor Dinas Pariwisata terletak di Jalan Ikrar Bakti. Dari sini, Ibu silakan jalan
lurus ke barat hingga ujung Jalan Darma Bakti ini. Setelah sampai ujung, Ibu
akan menemukan Jalan Garuda, silakan belok ke kanan atau arah utara. Ikuti
Jalan Garuda tersebut, Ibu akan melewati Bundaran Kota dan setelah itu sebuah
jembatan. Setelah jembatan tersebut, Ibu akan menemukan pertigaan, tepatnya di
depan SMA 1 Mandiri. Silakan Ibu belok ke kanan, di situ Jalan Ikrar Bakti. Ikuti
jalan tersebut hingga melewati sebuah perempatan. Nah, setelah perempatan
itulah Kantor Dinas Pariwisata. Kantor Dinas Pariwisata terletak di kiri jalan,
berseberangan dengan lapangan sepak bola.

29
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului
oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan
memahami merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan
atau informasi yang tertulis. Membutuhkan suatu proses yang menuntut
pemahaman terhadap makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu
kesatuan dalam pandangan sekilas.
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi
dari sumber tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan
terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan. Secara lebih khusus membaca
sebagai suatu ketrampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda
baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur
linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk dengan
makna
Membaca juga memiliki fungsi sebagai berikut: fungsi intelektual, pemacu
kreativitas, praktis, religion, informative, rekreatif, social, pembunuh sepi.
Teknik membaca untuk anak SD kelas VI adalah dengan membaca
nyaring dan membaca dalam hati.
Contoh teks bacaan untuk kelas VI SD adalah yaitu teks laporan, rubrik,
informasi, drama anak anak, dongeng, cerpen, puisi dan lain sebagainya.
B. Saran
Dalam memberikan pembelajaran mengenai membaca kita sebagai calon guru
memang harus menguasai dasar bagaimana cara penyampaian pembelajaran
tersebut sehingga kita harus menguasai apa itu tujuan, manfaat, teknik, jenis-
jenis bahan bacaan untuk kelas 6 SD
Hendaknya kita sebagai calon guru menguasai semua yang terdapat dalam
komponen-komponen membaca agar tercapainya pembelajaran sesuai dengan
yang kita harapkan kepada siswa untuk dapat membaca dengan lancer sehingga

30
dapat mengurangi jumlah dari buta aksara yang terdapat di Indonesia dan dapat
membantu meningkatkan semangat membaca siswa kelas 6.

31
DAFTAR PUSTAKA

Samsiyah,Nur.2016.Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Tinggi.JawaTimur:


AE Media Grafika.

Tarigan, H. 2014. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Tarigan, H.G.1979.Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung :


Angkasa

Rahim, Farida.2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.Jakarta : Bumi


Aksara.

Haryadi.2007.Retorika Membaca :Model, Metode, dan Teknik. Semarang: Rumah


Ilmu

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keteramilan Berbahasa.


Bandung : Angkasa
Soedarso. 2002. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru Algesino

32

Anda mungkin juga menyukai