Anda di halaman 1dari 3

Visi Kelompok 5 :

“Menjadi guru yang dapat menuntun peserta didik dalam mengembangkan karakter, unggul,
berprestasi, berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari dengan segala kodrat mereka serta
bermanfaat untuk sekitarnya”

Menjadi guru yang menuntun peserta didik dalam mengembangkan karakter


artinya dapat menjadikan siswa menjadi lebih mandiri, maju dan bertanggung jawab selain itu,
juga menciptakan siswa dengan kepribadian yang tangguh sesuai dengan identitas bangsa
Indonesia itu sendiri. Pendidikan dan pengajaran dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara
merupakan sebuah cara dalam memerdekakan anak untuk belajar. Pengajaran merupakan
transfer ilmu pengetahuan kepada anak untuk bekal dalam kehidupan di masyarakat, sedangkan
pendidikan merupakan proses pembentukan karakter anak sebagai manusia dan sebagai
masyarakat untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan dalam hidupnya.
Sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD), pendidikan dan pengajaran saat
ini dituntut untuk dapat membekali siswa dalam menghadapi kebutuhan hidup dan tantangan
global. Dengan melaksanakan tiga semboyan KHD, diharapkan seorang pendidik dapat
menuntun siswa tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mendidik karakter yang di
butuhkan siswa untuk mempersiapkan diri sebagai manusia dan masyarakat antara lain sikap
gotong royong, berpikir kritis, beriman, berkebhinekaan global, bertakwa kepada Tuhan TME
dan berakhlak mulia, dan mandiri.
Unggul artinya dari segala proses pendidikan bagaimana seorang guru bisa mengajarkan
peserta didik untuk mewujudkan baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik lebih
tinggi, lebih baik, lebih cakap dari pada yang lain, dan tidak mudah menyerah dalam persaingan.
Berprestasi pada hal ini bagaimana guru bisa mengarahkan peserta didik menjadi peserta
didik yang memiliki banyak pencapaian dalam bidang akademik maupun non akademik yang
bersifat positif bagi peserta didik itu sendiri dan lingkungannya, contoh dalam bidang akademik
yaitu berprestasi pada bidang keilmuan seperti lomba cerdas cermat dimana pengetahuan peserta
didik diasah dalam hal ini hasil dari pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Contoh
berprestasi dalam bidang non akademik yaitu berprestasi dalam lomba olahraga, lomba musik,
lomba pidato dari hal ini guru berperan untuk mencari potensi yang ada pada diri peserta didik
sehingga bisa mengetahui potensi tersebut sehingga guru bisa mengarahkan dan mendukung
potensi yang dimiliki peserta didik agar berprestasi dalam potensi yang mereka miliki. Sesuai
dengan semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Madya Mbangun Karso, artinya seseorang
ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Yaitu
membangkitkan potensi pada diri peserta didik agar berprestasi dalam bidang akademik maupun
non akademik.
Berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari bearti hakikat dari akhlak adalah kebaikan
serta kemulian diri seseorang. Akhlak sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Karena dengan akhlaklah kehidupan sosial akan aman, tentram dan damai, manusia akan
saling tolong menolong dalam kebaikan serta saling menjaga antara satu dengan yang lainnya.
Akhlak yang mulia merupakan cermin kepribadian seseorang, selain itu akhlak yang mulia akan
mampu mengantarkan seseorang kepada martabat yang tinggi. Penilaian baik dan buruknya
seseorang sangat ditentukan melalui akhlaknya. Akhlak yang baik dapat mencegah dekadansi
moral, degradasi nilai, serta kemerosotan hati dan pikiran. Akhlak menuntun manusia kepada
nilai-nilai kemuliaan dan kedamaian serta saling menghargai satu sama lain.
Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya
serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Contohnya Seorang
siswa yang selalu mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai jadwal yang ditetapkan juga
menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar. Dengan mengerjakan semua tugas, siswa
memiliki kesadaran penuh terhadap tugasnya sebagai bagian dari masa depannya. Akhlak
mencerminkan kualitas pribadi. Banyak anak bangsa yang mampu lulus pendidikan akademik
dengan nilai yang hampir sempurna. Tapi sayangnya hanya sedikit yang memiliki akhlak yang
baik. Hasilnya, mereka tidak bisa berkembang dengan baik di dunia pasca sekolah. Maka dari
itu, kita sebagai Guru harus menanamkan akhlak mulia sejak dini dalam diri peserta didik sesuai
dengan Profil Pelajar Pancasila yang memiliki enam ciri utama, yakni beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif.
Dengan segala kodrat mereka memiliki arti kodrat anak, sebagaimana yang
dimaksud dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diartikan sebagai potensi diri yang
dimiliki oleh seorang anak, seperti potensi berpikir, potensi emosi, dan potensi fisik. Hal tersebut
oleh Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Budi pekerti yaitu perpaduan antara cipta (kognitif),
karsa (apektif), dan karya (psikomotor). Potensi diri ini adalah anugerah dari Allah SWT yang
diberikan kepada manusia, kepada setiap anak yang berbeda antara anak yang satu dengan
lainnya yang merupakan karakteristik yang unik bagi setiap anak tersebut.
Serta bermanfaat untuk sekitarnya, beranggap sebagai sosok guru tidak hanya
bermanfaat untuk siswa namun kepada orang tua, masyarakat, lingkungan, dan bangsa guru juga
mempunyai value yang membantu. Artinya guru dapat berguna dimanapun dia berada sehingga
memberikan dampak positif untuk sekitarnya. Guru sebagai teladan bagi siswa artinya setiap
perilaku yang guru lakukan akan menjadi cermin bagi siswa.

Anda mungkin juga menyukai