Anda di halaman 1dari 2

Pada bagian Koneksi Antar Materi modul 1.

3 ini saya ingin membagikan hal


yang saya pahami mengenai kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi
pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya
dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah tempat saya mengajar.

Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan


kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat.

KHD juga berpendapat bahwa anak bukan ibarat kertas yang kosong yang
dapat ditulis dengan hal-hal yang sesuai dengan keinginan kita. Melainkan anak
yang dilahirkan itu diumpamakan sehelai kertas yang sudah ditulisi penuh, tetapi
semua tulisan-tulisan itu suram. Sehingga pendidikan berkewajiban dan berkuasa
menebalkan segala tulisan yang suram dan yang berisi baik, agar kelak nampak
sebagai budi pekerti yang baik. Segala tulisan yang mengandung arti jahat
hendaknya dibiarkan, agar jangan sampai menjadi tebal, bahkan makin suram.
Artinya anak sudah memiliki kodratnya masing-masing, guru hanya dapat menuntun,
bukan mengubah kodrat anak tersebut. Berangkat dari hal ini, tujuan pendidikan
bukanlah sekedar memberikan ilmu pengetahuan namun yang lebih penting adalah
membentuk karakter anak agar memiliki Profil Pelajar Pancasila (Beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Kreatif, Mandiri,
Bergotong Royong, Berkebinekhaan Global serta Bernalar Kritis).

Dalam upaya mewujudkan siswa yang memiliki Profil Pelajar Pancasila,


seorang guru penggerak memiliki peran penting, di antaranya:
1. Menjadi pemimpin pembelajaran
2. Menggerakkan komunitas praktisi
3. Mendorong kolaborasi antar guru
4. Menjadi coach bagi guru lain
5. Mewujudkan kepemimpinan murid
Untuk menjalankan peran tersebut dengan baik, guru penggerak harus memiliki nilai-
nilai yang melekat dalam dirinya, yaitu mandiri, reflektif, kreatif , inovatif dan berpihak
pada murid.

Visi sangat diperlukan bagi seorang guru penggerak. Karena dengan visi
maka guru memiliki gambaran bagaimana murid yang diharapkan di masa depan
sehingga guru akan mengetahui arah dan tujuan ke mana akan menuntun anak
didiknya serta mempersiapkan dengan baik segala upaya untuk mencapai visi
tersebut.

Adapun visi yang telah saya susun adalah “Berakhlak Mulia, Religius,
Kreatif dan Mandiri”. Sebagai guru penggerak, saya harus bisa mengidentifikasi
dan memanfaatkan hal-hal positif/kekuatan yang ada baik dari dirinya sendiri maupun
lingkungan di sekitarnya yang dapat mendukung upaya dalam mewujudkan visi
tersebut, seperti kekuatan murid, rekan sejawat, kepala sekolah, orang tua/wali murid
maupun sarana prasarana yang tersedia. Hal ini dikenal sebagai pendekatan
manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam
melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Inkuiri apresiatif adalah sebuah
pendekatan kolaboratif menggunakan prinsip psikologi positif dan prinsip pendidikan
positif yang memiliki tahapan BAGJA, yaitu:
B = Buat Pertanyaan
A = Ambil pelajaran
G = Gali mimpi
J = Jabarkan rencana
A = Atur Eksekusi

Anda mungkin juga menyukai