Murid bukanlah kertas kosong, namun mereka sudah membawa kodrat alam dan
zamanya. Tugas kita adalah membantu peserta didik untuk menebalkan coretan
tersebut dan bukan membuat coretan yag baru. Pendidik diibaratkan sebagai seorang
petani, yang hanya dapat menuntun hidup dan tumbuhnya bibit tanaman yang ia
tanam. Namun, petani dapat memberi pupuk, membersihkan rumput pengganggu dan
hama yang dapat menggangu tumbuhnya benih. Pendidik harus mampu mengetahui
dan menuntun kekuatan kodrat yang ada pada muridnya, agar dapat diperbaiki
perilakunya, sehingga dapat hidup dan tumbuh segala kekuatan kodrat yang dimiliki
murid baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Untuk mencapai hal tersebut diatas maka diharapkan guru penggerak harus
memahami dan menginternalisasi peran dan nilai-nilai guru penggerak. Adapun peran
guru penggerak antara lain : 1. Menjadi pemimpin pembelajaran, 2. Menggerakkan
komunitas praktisi, 3. Menjadi coach bagi guru lain, 4. Mendorong kolaborasi antar
guru, 5. Mewujudkan kepemimpinan murid. Sedangkan nilai-nilai Guru Penggerak
antara lain : 1. Mandiri, 2. Reflektif, 3. Kolaboratif, 4. Inovatif, 5. Berpihak pada murid.
Dengan memahami dan menginternalisasi peran dan nilai guru penggerak tersebut
diharapkan guru penggerak mampu untuk membuat visi yang menggambarkan tentang
usaha mencapai Profil Pelajar Pancasila. Setelah visi dibuat, maka selanjutnya
mengelaborasi visi tersebut menjadi prakarsa perubahan.
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut dengan baik, maka sekolah memerlukan suasana
yang positif, aman, dan nyaman agar siswa mampu berpikir, bertindak, dan mencipta
dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Mewujudkan budaya positif
bukanlah hal yang mudah namun juga bukan hal yang mustahil, diperlukan
pembiasaan-pembiasaan bagi murid di sekolah dalam membangun budaya positif,
Umumnya, disiplin sangat berkaitan dengan kontorl guru terhadap siswa. Terdapat 5
posisi control yaitu: 1. Penghukum, 2.