Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan program Kementrian Pendidikan,

Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan durasi waktu pendidikan


selama 6 bulan. Setelah menyelesaikan PGP, Calon Guru Penggerak (CGP) diharapakan
dapat menjadi agen perubahan di sekolahnya. Dengan menerapkan filosofi pemikiran Ki
Hajar Dewantara di kelas, sekolah, maupun di lingkungan pendidikan sekitar. Menurut Ki
Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Murid bukanlah kertas kosong, namun mereka sudah membawa kodrat alam dan
zamanya. Tugas kita adalah membantu peserta didik untuk menebalkan coretan
tersebut dan bukan membuat coretan yag baru. Pendidik diibaratkan sebagai seorang
petani, yang hanya dapat menuntun hidup dan tumbuhnya bibit tanaman yang ia
tanam. Namun, petani dapat memberi pupuk, membersihkan rumput pengganggu dan
hama yang dapat menggangu tumbuhnya benih. Pendidik harus mampu mengetahui
dan menuntun kekuatan kodrat yang ada pada muridnya, agar dapat diperbaiki
perilakunya, sehingga dapat hidup dan tumbuh segala kekuatan kodrat yang dimiliki
murid baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai


"pamong" tetap memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Seorang "pamong" dapat memberikan tuntunan agar anak
dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Hal tersebut demi terwujudnya
"Profil Pelajar Pancasila". Yaitu Pelajar Indonesia yang memiliki nilai-nilai : Beriman dan
bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar Kritis,
Berkebhinekaan Global, Bergotong royong dan Kreatif.

Untuk mencapai hal tersebut diatas maka diharapkan guru penggerak harus
memahami dan menginternalisasi peran dan nilai-nilai guru penggerak. Adapun peran
guru penggerak antara lain : 1. Menjadi pemimpin pembelajaran, 2. Menggerakkan
komunitas praktisi, 3. Menjadi coach bagi guru lain, 4. Mendorong kolaborasi antar
guru, 5. Mewujudkan kepemimpinan murid. Sedangkan nilai-nilai Guru Penggerak
antara lain : 1. Mandiri, 2. Reflektif, 3. Kolaboratif, 4. Inovatif, 5. Berpihak pada murid.
Dengan memahami dan menginternalisasi peran dan nilai guru penggerak tersebut
diharapkan guru penggerak mampu untuk membuat visi yang menggambarkan tentang
usaha mencapai Profil Pelajar Pancasila. Setelah visi dibuat, maka selanjutnya
mengelaborasi visi tersebut menjadi prakarsa perubahan.

Prakarsa perubahan adalah sebuah upaya/inisiatif dari guru penggerak untuk


mewujudkan visi yang sudah dibuat. Dalam merumuskan prakarsa perubahan maka
guru penggerak harus mampu memahami asset, tantangan, aksi dan pembelajaran di
sekolahnya. Aset adalah segala potensi/keunggulan yang sudah ada dan dimiliki oleh
sekolah, baik itu yang ada pada murid, guru dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana serta lingkungan sekolah.

Dengan ASET tersebut diharapkan guru penggerak mampu menjawab/mengatasi


tantangan. Tantangan adalah segala hambatan yang akan diatasi untuk mencapai visi
tersebut. Lalu dilakukan/dilaksanakan dalam bentuk AKSI sehingga murid mendapatkan
PEMBELAJARAN yang bermakna yang akan ia terus bawa hingga ia dewasa. Setelah
guru penggerak memahami apa yang menjadi asset, tantangan, aksi dan pembelajaran
yang diharapkan maka prakarsa perubahan tersebut akan direncanakan menggunakan
model Inkuiri Apresiatif (IA) dengan lengkah- langkah BAGJA, BAGJA adalah singkatan
dari 1. Buat pertanyaan utama, 2. Ambil Pelajaran, 3. Gali mimpi, 4. Jabarkan rencana, 5.
Atur eksekusi.

Untuk dapat mewujudkan visi tersebut dengan baik, maka sekolah memerlukan suasana
yang positif, aman, dan nyaman agar siswa mampu berpikir, bertindak, dan mencipta
dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Mewujudkan budaya positif
bukanlah hal yang mudah namun juga bukan hal yang mustahil, diperlukan
pembiasaan-pembiasaan bagi murid di sekolah dalam membangun budaya positif,

Umumnya, disiplin sangat berkaitan dengan kontorl guru terhadap siswa. Terdapat 5
posisi control yaitu: 1. Penghukum, 2.

Anda mungkin juga menyukai