Anda di halaman 1dari 5

Modul I

1.1 Refleksi pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Tuntunlah generasimu sesuai kodrat alam dan kodrat zaman.

Menuntun segala kodrat yang ada pada anak sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Oleh sebab itu pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
anak, agar dapat memperbaiki lakunya, hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam hal ini guru diibaratkan sebagai petani dan anak didik diumpakan sebagai bulir-bulir jagung,
petani tidak bisa mengubah jagung menjadi padi. Bila biji jagung ditempatkan pada lahan yang subur,
dirawat dengan baik maka jagung tersebut akan tumbuh dengan baik pula.

Tri logi pendidikan

1. Ing ngarso suntolodo, pendidik letaknya didepan dijadikan suri tauladan yang dicontoh oleh
anak didiknya.
2. Ing Madya Mangun Karso, pendidik berada ditengah untuk membangkitkan semangat
peserta didik.
3. Tutwuri handayani, pendidik berada dibelakang menjadi memberikan motivasi dan
dorongan kepada peserta didik.

Mewujudkan merdeka belajar sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila (Beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME dan berakhlak mulia, Mandiri, Kebhinekaan Global, Bernalar Kritis, bergotong Royong dan Kreatif)

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Peran Guru Penggerak

1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran guru siap lahir batin


2. Menggerakkan Komunitas Praktisi
3. Menjadi Coach Bagi Guru Lain
4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru Membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan
pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid membantu para murid ini untuk mandiri dalam belajar, mampu
memunculkan motivasi murid untuk belajar, juga mendidik karakter murid di sekolah.
Nilai Guru Penggerak

1.  Mandiri, senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil
tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya.

2. Reflektif, Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa merefleksikan


dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri
sendiri serta pihak lain.

3. Kolaboratif, Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa


membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan
yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah

4. Inovatif, mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait
situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu.

5. serta Berpihak pada Murid. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru
Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri.

1.3 Visi Murid Impian

Visi: Mengelola Perubahan yang Positif


Untuk dapat mewujudkan visi sekolah dan melakukan proses perubahan, maka
perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki tujuan
mencapai garis “finish”, maka ia butuh peralatan yang mendukung selama berlatih
seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi
paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan
manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini
pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). Kita
akan memakai pendekatan IA sebagai ‘alat olahraga’ untuk kita berlari mencapai garis
“finish” kita yaitu visi yang kita impikan.

Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa


yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan,
dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Nantinya,
kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan menjadi tidak relevan. Berpijak dari hal positif
yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi
sekolah dan visi setiap warga sekolah. 

Perubahan yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang diajukan
mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang terjadi atau
mencari aktor sekolah yang melakukan kesalahan. Pertanyaan yang sering diajukan
adalah, “Mengapa capaian hasil belajar siswa rendah?”, “Apa yang membuat rencana
kegiatan sekolah tidak berjalan lancar?”, dan lain sebagainya. Motivasi untuk
melakukan perubahan tentu akan berangsur menurun jika diskusi diarahkan pada
permasalahan. Suasana psikologis yang terbangun tentu akan berbeda jika
pertanyaan diawali dengan pertanyaan positif seperti ini :

 Hal-hal baik apa yang pernah dicapai murid di kelas?


 Apa hal menarik yang dapat dipetik pelajarannya dari setiap guru di kelas?
 Bagaimana mengembangkan praktik baik setiap guru untuk dipertahankan
sebagai budaya sekolah?

alam modul 1.3 ini, kita mempelajari IA lebih dalam sebagai salah satu model manajemen
perubahan di sekolah dan mencoba menerapkannya melalui tahapan dalam IA yang di dalam
bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi,
Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi)

Visi: Mengelola Perubahan yang Positif


Inilah langkah-langkah yang perlu Anda ikuti dalam menerapkan perubahan sesuai
dengan visi yang Anda telah impikan berdasarkan tahapan BAGJA. Tahap
pertama, Buat Pertanyaan Utama. Di tahap ini, Anda merumuskan pertanyaan
sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau
diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran. Pada tahapan ini, Anda mengumpulkan
berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa yang
dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi. Pada tahapan ini,
Anda dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan
diharapkan terjadi di sekolah. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
Tahap ketiga, Jabarkan Rencana. Di tahapan ini, Anda dapat merumuskan rencana
tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi.
Tahapan terakhir, Atur Eksekusi. Di bagian ini, Anda memutuskan langkah-langkah
yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya
demi mewujudkan visi perlahan-lahan.
1.4 Budaya Positif

Anda mungkin juga menyukai