Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PENDAMPINGAN INDIVIDU 2

PROGRAM PENDIDIKAN GURU


PENGGERAK
ANGKATAN 9 KAB. SITUBONDO

Calon Guru Penggerak


ARIF LUKMAN RAHIM
SD NEGERI 2 MIMBAAN
Kelas 09.347-A

BALAI BESAR GURU PENGGERAK / BALAI GURU


PENGEGRAK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Disusun sebagai laporan dan pertanggungjawaban Calon Guru Penggerak


dalam mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten
Situbondo BBGP Provinsi Jawa pada bulan pertama Timur Tahun 2023. Serta
sebagai bentuk upaya pengembangan diri dan perencanaan dari Visi dan Prakarsa
Perubahan Sekolah sebagai agen perubahan transformasi pendidikan di masa
mendarang.
Melalui pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) perubahan dimaksud berdasarkan
pada pertanyaan utama yang direncanakan oleh calon guru penggerak yang nantinya
akan dilaksanakan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Ada lima tahapan
utama yang disingkat dalam akronim BAGJA untuk menggambarkan proses yang
akan dibawakan sepanjang penerapan model dan diharapkan akan membawa
perubahan, sehingga diperolehlah sebuah visi dan perubahan yang nantinya akan
diimplementasikan di sekolah sebagai guru penggerak yaitu:

Visi Guru Penggerah

BErakhlak mulia, Nalar kritis, nYAman dan peduLI lingkungan SerTA


( IMPLEMENTASI RAMAH ANAK ).

Mengetahui/Menyetujui: Situbondo, 11 Oktober 2023


Kepala Sekolah, Calon Guru Penggerak,

NUR HASANAH, M.Pd ARIF LUKMAN RAHIM, S.Pd


NIP. 19640701 198703 2 011 NIP.19810216 200701 1003
A. PENDAHULUAN
Visi merupakan impian, cita-cita atau nilai inti dari seseorang atau suatu
lembaga dan organisasi. Bisa dikatakan visi menjadi tujuan masa depan seseorang
atau suatu organisasi dan lembaga. Visi berisi pikiran-pikiran yang terdapat di
dalam benak seseorang atau para pendiri lembaga. Pikiran-pikiran itu adalah
gambaran dari masa depan dari seseorang atau organisasi yang ingin dicapai. Visi
juga dapat diartikan sebagai suatu pandangan tertentu mengenai arah managemen
lembaga. Ini sangat menentukan akan dibawa kemana lembaga yang bersangkutan
di masa depan. Adanya visi ini dipengaruhi oleh suatu pandangan bahwa untuk
mencapai suatu kesuksesan seseorang, organisasi atau lembaga harus memiliki arah
yang jelas.
Sebagai calon guru penggerak kita perlu memiliki visi yang jelas agar dapat
menciptakan kelas yang di harapkan bagi murid merdeka. Guru penggerak harus
memiliki gambaran yang jelas mengenai layanan dan lingkungan pembelajaran
yang diharapkan murid merdeka agar dapat memaksimalkan layanan dan memiliki
arah yang jelas untuk mencapai tujuan untuk mewujudkan merdeka belajar bagi
murid merdeka. Visi yang baik adalah visi yang dapat membawa perubahan positif
di lingkungan seseorang. Seorang guru penggerak harus mampu merumuskan visi
yang menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi
murid. Namun untuk menciptakan perubahan tersebut bukanlah hal yang mudah.
Seorang guru penggerak harus mengupayakannya dengan cara berkolaborasi dengan
seluruh pemangku kepentingan dan dilaksanakan secara konsisten.
Untuk mewujudkan suatu perubahan positif di sekolah diperlukan suatu
pendekatan yang dapat melibatkan semua pemangku kepentingan untuk
berkolaborasi membuat perubahan yang positif. Salah satu pendekatan perubahan
yang bisa diimplementasikan di sekolah adalah paradigma yang disebut Inkuiri
Apresiatif (IA). IA merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif
dan berbasis kekuatan. Pendekatan IA mempercayai bahwa kekuatan mendatangkan
sesuatu yang lebih daripada peningkatan kinerja, kekuatan akan mendatangkan
transformasi. IA dibangun dengan asumsi bahwa setiap organisasi memiliki inti
positif yang disadari atau tidak memberikan kontribusi pada keberhasilan, kekuatan,
potensi, dan aset mereka selama ini. Pada praktiknya, IA adalah seni dan
keterampilan yang kuat dalam mengajukan pertanyaan berikut tindak lanjutnya. Jika
dijalankan dengan saksama dan bersama-sama maka IA berpeluang besar untuk
memperkuat kapasitas sekolah untuk menjadi komunitas pembelajaran yang positif.
IA memulai perubahan berdasarkan pertanyaan utama yang ditentukan
bersama dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Ada lima tahapan
utama yang di singkat dalam akronim BAGJA untuk menggambarkan proses yang
akan dibawakan sepanjang penerapan model dan akan membawa perubahan.
Tahapan BAGJA tersebut sebagai berikut:
o Buat pertanyaan (B), satu pertanyaan utama yang dibuat akan menentukan arah
penelusuran, penyelidikan, penelitian terkait perubahan yang diinginkan.
o Ambil pelajaran (A), setelah sepakat memilih pertanyaan utama, pada bagian
ini akan menuntun bagaimana harus mngambil pelajaran dari pengalaman
positif individu maupun kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun
sama.
o Gali mimpi bersama (G), pada tahapan ini komunitas sekolah akan menggali
mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan menggambarkan secara
rinci dalam sebuah narasi.
o Jabarkan rencana (J), pada tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang
diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan.
o Atur eksekusi (A), pada bagian ini adalah bagian yang mentraspormasi rencana
menjadi nyata.
Paradigma IA bisa dikaitkan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)
mengenai Kodrat alam dan kodrat zaman serta pernyataan beliau berikut: "Anak-
anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan
menuntun tumbuhnya kodrat itu". Sebagai seorang pendidik kita hanya bisa
merawat dan menuntun kodrat alam dan kodrat zaman dari anak didik karena setiap
anak tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri. Seorang pendidik harus bisa
menyelaraskan hal-hal positif dari korat alam anak dengan menguatkan karakter
yang baik pada anak serta menyesuaikan pendidikan dengan kodrat zaman anak.
Seperti pada era sekarang era digital, seorang pendidik harus bisa mengikuti
perkembangan teknologi dan memanfaatkan teknlogi dalam pembelajaran sebagai
salah satu cara untuk menumbuhkan murid merdeka.
Paradigma IA dengan pemikiran KHD sama-sama menggunakan prinsip
menjadikan sisi positif sebagai kekuatan agar kelemahan menjadi tidak relevan.
Menurut pemikiran KHD hal-hal positif dari kodrat alam dan kodrat zaman anak-
anak harus ditebalkan sehingga hal-hal yang negatif dari kodrat tersebut akan
menjadi samar. Hal ini sejalan dengan paradigma IA yang membuat perubahan yang
berfokus pada penyelarasan kekuatan sehingga secara tidak langsung dapat
mengatasi kelemahan.
Paradigma IA dengan tahapan BAGJA dapat dimanfatkan oleh seorang
pendidik untuk menuntun tumbuhnya kodrat alam dan kodrat zaman anak didik.
Yaitu dengan menggali hal-hal positif yang ada pada anak kemudian menjadikan
hal-hal positif tersebut menjadi sebuah kekuatan agar anak didik dapat
mengembangkan diri sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya sehingga
bertumbuh menjadi murid merdeka. Dengan memanfaatkan paradigma Inkuiri
Apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA serta melaksanakan pemikiran KI Hajar
Dewantara (KHD) seorang guru penggerak akan mampu merumuskan visi dalam
menumbuhkan murid merdeka dan menciptakan pembelajaran yang aman, nyaman,
dan menyenangkan bagi anak didiknya.
Program tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang
sejatinya mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
guru sebagai bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar melalui pendidikan guru.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pengembangan pengalaman guru
maka diperlukan pembimbingan dalam bentuk pendampingan individu kepada guru
penggerak. Pendampingan individu adalah proses coaching dan mentoring Pengajar
Praktik kepada Calon Guru Penggerak.

B. TUJUAN PENDAMPINGAN INDIVIDU


Pendampingan individu bertujuan untuk membantu Calon Guru Penggerak
menerapkan hasil pembelajaran daring dan lokakarya sehingga Calon Guru
Penggerak mampu:
1. Mengembangkan diri sendiri dan juga guru lain dengan cara melakukan
refleksi, berbagi, dan kolaborasi;
2. Memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai
kode etik;
3. Merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua.

C. TEMA PENDAMPINGAN INDIVIDU


Yang mejadi tema dari kegiatan pendampingan individu kedua adalah
Perubahan Paradigma Pemimpin Pembelajaran dengan beberapa fokus kegiatan
pendampingan sebagai berikut:
1. Diskusi refleksi diri tentang lingkungan belajar di sekolah;
2. Diskusi refleksi tentang perubahan diri setelah mempelajari modul 1.1, modul
1.2, dan modul 1.3;
3. Diskusi rencana merintis komunitas praktisi di sekolah, berdasarkan hasil
pemetaan saat lokakarya 1;
4. Mengkomunikasikan Visi dan Prakarsa Perubahan pada Kepala Sekolah dan
warga sekolah dengan dimoderasi oleh Pengajar Praktik (PP).

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Pendampingan Individu Kedua
adalah:
1. Waktu Pelaksanaan
Hari : Rabu
Tanggal : 11 Oktober 2023
Waktu : pkl. 08.00 – 11.00
2. Tempat Pelaksanaan
Ruang Guru SD Negeri 2 Mimbaan

E. BENTUK KEGIATAN
Adapun bentuk kegiatan dari pendampingan individu kedua ini adalah:
 Kegiatan refleksi diri calon guru penggerak (CGP) dengan menjawab beberapa
pertanyaan yang diajukan oleh pengajar praktik (PP).
 Kegiatan presentasi oleh calon guru penggerak (CGP) tentang visi dan
pemrakarsa perubahan yang dimoderasi oleh pengajar praktik dan dihadiri oleh
kepala sekolah dan perwakilan guru.
 Kegiatan diskusi tentang visi pemrakarsa yang dipresentasikan oleh calon guru
penggerak (CGP) yang dimoderasi oleh pengajar praktik (PP).

F. PESERTA KEGIATAN
Adapun daftar peserta kegiatan pendampingan individu kedua adalah sebagai
berikut:
No Nama Jabatan
1 AWAL ISMO WAHID, M.Pd. Pengajar Praktik
2 Calon Guru Penggerak
3 Kepala Sekolah / yang mewakili
4 Notulis (Pendidik/Tendik)
5 Perwakilan Guru
6 Perwakilan Guru
7 Perwakilan Guru
8 Perwakilan Guru
9 Perwakilan Guru
10 Perwakilan Tendik (jika ada)
Jumlah perwakilan guru yang dilibatkan disesuaikan dengan kondisi sekolah.
G. HASIL KEGIATAN PENDAMPINGAN
Adapun hasil dari kegiatan pendampingan adalah sebagai berikut:
No Nama Instrumen Temuan Usulan Solusi
1 Diskusi refleksi Belum maksimal dalam Selalu koordinasi
tentang lingkungan menciptakan iklim dengan kepala sekolah
belajar di sekolah lingkungan belajar dan rekan sejawat
lainnya dalam
menentukan kegiatan-
kegiatan dan upaya
dalam menciptakan
iklim lingkungan yang
mengundang untuk
belajar
2 Diskusi refleksi Sudah berjalan sesuai Perbanyak variasi
tentang perubahan diri dengan materi yang kegiatan yang dibahas
setelah mempelajari dipahami, seperti dalam KKG/MGMP
modul 1.1, modul 1.2, penerapan peran dan nilai mini seperti
dan modul 1.3 guru penggerak serta visi penyampaian tentang
guru penggerak. Contoh, penggunaan platform
terbentuknya KKG/ merdeka mengajar
MGMP mini di sekolah
yang memfokuskan pada
pemecahan masalah yang
dihadapi oleh para guru
di kelas maupun di
lingkup sekolah.
3 Diskusi rencana Terbentuk sebuah KKG/ Maksimalkan wadah
merintis komunitas MGMP mini yang tersebut untuk terus
praktisi di sekolah, berfokus pada mengembangkan mutu
berdaarkan hasil pemecahan masalah sekolah
pemetaan pada bersama
lokakarya 1
4 Mengkomunikasikan o Visi dan Prakarsa Selalu koordinasi
visi dan prakarsa perubahan sudah dengan kepala sekolah
perubahan pada Kepala sejalan dengan visi dan rekan sejawat
Sekolah dan warga sekolah dalam mewujudkan
sekolah dengan o Adanya dukungan dan visi tersebut sebagai
dimoderasi oleh semangat dan rekan bentuk pengembangan
Pengajar Praktik (PP) sejawat diri dan sekolah
o Adanya beberapa saran
demi peningkatan visi
dan mutu sekolah
o Peserta kegiatan
terlihat antusias dalam
mengikuti presentasi
yang disampaikan oleh
calon guru penggerak
H. KENDALA DAN SOLUSI YANG DIHADAPI
Adapun kendala yang muncul serta solusi dalam mengatasinya adalah sebagai
berikut:
No Sesi Uraian Solusi
1 PERENCANAAN Perencaan pendampingan Perlu konsistensi diri
individu kedua yang dan ditingkatkan demi
dilakukan sudah sesuai pelaksanaan
dengan tanggal dan waktu pendampingan
yang disepakati antara calon individu selanjutnya.
guru penggerak dengan
pengajar praktik.
2 PELAKSANAAN o Pelaksanaan pendampingan Memberikan
mengenai diskusi refleksi penguatan terhadap
diri tentang lingkungan visi yang ditetapkan,
belajar di sekolah; adanya konsistensi diri
o Diskusi refleksi tentang
dan perlu
perubahan diri setelah
mempelajari modul 1.1, dipertahankan serta
modul 1.2, dan 1.3; dikembangkan.
o Diskusi rencana merintis
komunitas praktisi di
sekolah, berdasarkan hasil
pemetaan di lokakarya 1;
o Mengkomunikasikan visi
dan prakarsa perubahan
pada kepala sekolah dan
warga sekolah dengan
dimoderasi oleh Pengajar
Praktik (PP), sesuai rencana
yang disepakati serta adanya
penguatan terhadap visi
perubahan yang ditetapkan;
3 PENUTUP Sesuai dengan waktu yang Perlu konsistensi diri
sudah direncanakan dan dan ditingkatkan demi
disepakati. pelaksanaan
pendampingan
individu selanjutnya.

I. SARAN UNTUK PENDAMPINGAN BERIKUTNYA


Tingkatkan kompetensi berkomunikasi yang dapat mendorong pengembangan
koordinasi baik dengan kepala sekolah, pengajar praktik maupun rekan sejawat
sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pendampingan selanjutnya dapat
dipersiapkan semaksimal mungkin yang nantinya juga akan menjadikan kegiatan
pendampingan berjalan lebih efektif, komunikatif dan juga solutif dalam mengatasi
permasalahan yang muncul.
J. KESIMPULAN
CGP sudah menerapkan pemahaman yang didapat dari pembelajaran modul
1.1, modul 1.2, dan modul 1.3. Dimana CGP sudah melaksanakan perintisan
pembentukan KKG/MGMP mini di sekolah dengan fokus kegiatan pada pemecahan
permasalahan yang dialami oleh CGP dan rekan sejawat di sekolah. Selain itu, CGP
sudah mampu berkoordinasi dengan baik bersama rekan sejawat serta kepala
sekolah dalam melaksanakan diseminasi di sekolah terkait materi yang diterimanya.
CGP juga sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa serta memberikan wadah dalam memotivasi dan meningkatkan kompetensi
literasi siswa melalui kegiatan pojok baca sederhana di kelasnya sebagai bentuk
aksi nyata dari visi guru penggerak dan pemrakarsa perubahan.
CGP mendapatkan dukungan dalam menjalankan setiap program di sekolah
serta menjadi motivasi bagi rekan sejawat di sekolahnya. Dengan hal ini, diharapkan
nantinya CGP akan menjadi agen pengembangan mutu sekolah dalam jangka
pendek maupun jangka Panjang. CGP juga mampu memberikan inovasi dalam
kegiatan pembelajaran atau setiap program sekolah yang bisa dijadikan sebagai
program bersama dalam mengembangkan sekolah ke depannya.
CGP konsisten dalam menerapkan kesepakatan kelas yang mampu
memotivasi siswa menjadi siswa yang bertanggung jawab dalam menjalankan
keputusan bersama serta lebih meningkatkan kedisiplinan mereka yang nantinya
juga akan menjadi pendorong dalam terbentuknya budaya positif di sekolah.
Namun, dari semua hal di atas, ada poin penting yang harus selalu
dikembangkan oleh CGP, yaitu CGP juga sangat perlu untuk meningkatkan
kosistensi diri dalam pelaksanaan setiap kegiatan yang diprogramkan baik dalam
mengikuti Pendidikan guru penggerak maupun setelah mengikuti kegiatan
tersebut.
LAMPIRAN
1. NOTULEN HASIL DISKUSI
2. DAFTAR HADIR PESERTA
3. FOTO KEGIATAN
4. VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN
1. NOTULEN HASIL DISKUSI

2.

2. DAFTAR HADIR PESERTA


3. FOTO KEGIATAN
4. VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai