Anda di halaman 1dari 9

Menonton Video Diagram Identitas Gunung

Es
Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid
mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral.
Guru ini membantu muridnya memahami nilai-nilai kebaikan dalam diri mereka sendiri,
kemudian mereka mempercayainya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa
mereka, hingga kemudian mereka terus menghidupinya. Guru dengan karakter yang
baik melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid
mereka.

Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebaikan di dalam
diri murid-muridnya. Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan lingkungan di
mana murid berproses menumbuhkan nilai-nilai dirinya tersebut. Dengan demikian,
guru patut mengembangkan lingkungan yang sifatnya fisik (ekstrinsik) dan yang
sifatnya psikis (intrinsik).

Emosi adalah bagian utama dari lingkungan yang sifatnya psikis dan intrinsik yang
dapat dipengaruhi dan harus dipertimbangkan pengembangannya oleh guru. Dalam
rangkaian modul Pendidikan Guru Penggerak ini aspek emosi akan dibahas tersendiri
dengan lebih detail dalam modul Pembelajaran Sosial Emosional.

 
https://youtu.be/K1q8q8TNLkI

Lewat video ini Anda diajak mengeksplorasi dua sistem kerja otak “3-in-1” manusia secara
singkat untuk memelajari bagaimana manusia tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Guru
adalah manusia yang senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya. Oleh
karena itu, guru harus lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian memilih untuk
bergerak dan akhirnya menggerakkan manusia yang lain.
B. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, pada modul sebelumnya kita sudah mempelajari
mengenai filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Pemikiran filosofis Ki Hadjar
Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan pada dunia pendidikan saat ini. Ki
Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun
segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses
menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh
para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya.
Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema
besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.
Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan
pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana
Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang
“beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Kedua semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah
pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia.
Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2020).

D. NILAI-NILAI GURU PENGGERAK


Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, di bagian A kita sudah mempelajari mengenai
Profil Pelajar Pancasila yang menjadi sasaran utama dari seluruh rangkaian program
pelatihan Guru Penggerak. Pada bagian B, kita juga sudah lebih memahami peran
dari seorang Guru Penggerak. Pada bagian ini, kita akan mulai mengenali dan
memaknai nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak. Nilai-nilai ini yang diharapkan bisa
muncul dari Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian. Nilai ini yang nantinya akan
mendukung Bapak/Ibu Calon Penggerak dalam melaksanakan peran-peran Guru
Penggerak, serta mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

          Nilai itu sendiri, menurut Rokeach (dalam Hari, Abdul H. 2015), merupakan
keyakinan sebagai standar yang mengarahkan perbuatan dan standar
pengambilan keputusan terhadap objek atau situasi yang sifatnya sangat
spesifik. Kehadiran nilai dalam diri seseorang dapat berfungsi sebagai standar bagi
seseorang dalam mengambil posisi khusus dalam suatu masalah, sebagai
bahan evaluasi dalam membuat keputusan, bahkan hingga berfungsi sebagai
motivasi dalam mengarahkan tingkah laku individu dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat peranan nilai sangat penting dalam kehidupan tingkah laku sehari-hari, maka
rasanya penting bagi seorang Guru Penggerak untuk bisa memahami dan menjiwai
nilai-nilai dari seorang Guru Penggerak.

Kelima nilai dari Guru Penggerak adalah: Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif,


serta Berpihak pada Murid.

Nilai ini sendiri berkaitan erat dengan peran yang sudah kita pelajari di bagian
sebelumnya. Nilai ini yang diharapkan terus tumbuh dan dilestarikan dalam diri
seorang Guru Penggerak. Kelima ini saling mendukung satu dengan lainnya, dan
tentunya diharapkan menjadi pedoman berperilaku untuk seorang Guru Penggerak.

D. 1. Mandiri
Mandiri berarti seorang Guru Penggerak  mampu senantiasa mendorong dirinya
sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal
yang terjadi pada dirinya. Segala perubahan yang terjadi di sekitar kita maupun
pada diri kita, muncul dari diri kita sendiri. Ketika kita hanya menunggu sesuatu untuk
terjadi, seringkali hal tersebut tidak pernah terjadi. Karena itu seorang Guru
Penggerak diharapkan mampu mendorong dirinya sendiri untuk melakukan
perubahan, untuk memulai sesuatu, untuk mengerjakan sesuatu terkait dengan
perubahan apa yang diinginkan untuk terjadi.

Guru Penggerak yang mandiri, berarti guru tersebut mampu memunculkan


motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan
sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Hal ini terutama perlu muncul dalam aspek
pengembangan dirinya. Seorang Guru Penggerak termotivasi untuk mengembangkan
dirinya tanpa harus menunggu adanya pelatihan yang ditugaskan oleh sekolah
ataupun dinas. Guru Penggerak mendorong dirinya untuk meningkatkan kapabilitas
dirinya tanpa perlu dorongan dari pihak lain.

Beberapa poin untuk menguatkan nilai Mandiri pada nilai Guru Penggerak adalah
sebagai berikut:

1. Tentukan tujuan perubahan yang ingin dicapai dan dampak dari pencapaian
tujuan tersebut. Apabila ada suatu perubahan yang ingin Anda lihat (baik pada
diri Anda, maupun hal di sekitar Anda) mulailah dengan tujuannya terlebih
dahulu. Setelah Anda tahu tujuannya, lalu susun rutenya dalam bentuk tujuan
yang lebih kecil. contoh: Tujuannya, ingin meningkatkan kemampuan
penggunaan perhitungan numerikal di microsoft excel, untuk membantu
pekerjaan administrasi menjadi lebih mudah. Dari sini susunlah rute cara
belajar Anda, sesuai dengan kapabilitas Anda. Contoh rute: dalam seminggu
ini, sudah harus bisa perhitungan dengan menggunakan fungsi numerikal
tambah dan kurang. Cara belajar dengan menggunakan youtube misalnya.
Dengan penggambaran tujuan dan rute yang jelas kita akan semakin tahu apa
yang harus kita lakukan dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Hal ini yang
akan mendorong kita untuk lebih mandiri. 
2. Rayakan keberhasilan dalam setiap pencapaian. Pencapaian tujuan tidak
mudah, bahkan tujuan yang dirasa kecil sekalipun membutuhkan daya, waktu,
dll. Apabila kita sudah mencapai tujuan tertentu, rayakan keberhasilan dengan
sesuatu yang kita suka. Dengan begitu kita bisa memotivasi diri kita untuk
mencapai tujuan selanjutnya.

D. 2. Reflektif
Reflektif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai
pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain.
Proses perwujudan Profil Pelajar Pancasila, juga perjalanan menjadi Guru Penggerak pastinya
akan penuh dengan pengalaman-pengalaman yang bervariasi. Pengalaman-pengalaman ini bisa
menimbulkan kesan positif maupun negatif. Dengan mengamalkan nilai reflektif, Guru
Penggerak diajak untuk mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut, hingga bisa
menjadi pembelajaran dan panduan untuk menjalankan perannya di masa mendatang. 

Guru Penggerak yang memiliki nilai reflektif mau membuka diri terhadap pengalaman yang
baru dilaluinya, lalu melakukan evaluasi terhadap apa saja hal yang sudah baik, serta apa yang
perlu dikembangkan. Apa yang dievaluasi tentu saja beragam, bisa terhadap kekuatan dan
keterbatasan diri sendiri, pendapat yang dimiliki oleh diri sendiri, proses, dll. Guru Penggerak
yang reflektif tidak hanya berhenti sampai berefleksi namun juga sampai melakukan aksi
perbaikan yang bisa dilakukan. Mereka juga senantiasa terbuka untuk meminta dan menerima
umpan balik dari orang-orang di sekelilingnya.

Tugas D.2 Reflektif


1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Reflektif? Anda dapat
menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai
makna sesuai dengan nilai tersebut
2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai
Reflektif?
3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai
Reflektif ini!

Model Refleksi 4P
Ada banyak model dalam melakukan refleksi, beberapa di antaranya adalah:

 Model refleksi 4P merupakan model pertanyaan yang bisa kita gunakan untuk
memaknai pengalaman yang sudah pernah kita rasakan sebelumnya. 
Keempat langkah ini merupakan terjemahan dari 4F yang dikembangkan oleh
Dr. Roger Greenaway, yaitu:

1. Peristiwa (Facts): paparan obyektif berdasarkan pengalaman nyata atas apa


yang sejauh ini telah dialami. Contoh pertanyaan: apa kendala yang saya
hadapi? apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? apa yang saya
lakukan dalam mengatasi kendala tersebut? apakah tindakan tersebut
berhasil?
2. Perasaan (Feelings): apa yang dirasakan kini setelah mengikuti proses
tersebut. Contoh pertanyaan: Apa yang saya rasakan ketika menghadapi
kendala tersebut? ketika saya mencoba mengatasi kendala tersebut
bagaimana perasaan saya? 
3. Pembelajaran (Findings): apa hal paling konkrit yang dapat diambil sebagai
pembelajaran dan mungkin telah membawa makna baru. Contoh pertanyaan:
apa yang saya pelajari dari proses ini? apa hal baru yang saya ketahui
mengenai diri saya setelah proses ini?
4. Penerapan ke depan (Future): apa hal yang dapat segera diterapkan baik
sebagai individu. Contoh pertanyaan: apa yang bisa saya lakukan ke depannya
dari pembelajaran di proses ini? pada aspek apa?

Model Refleksi 5M
 Model refleksi 5M, yang diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan
& Ryan, 2013). 5M terdiri dari langkah-langkah berikut:

1. Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang peristiwa yang terjadi


2. Merespon (Responding): menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam
menghadapi peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini,
pertanyaan, ataupun tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung.
3. Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan
pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.
4. Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detail mengapa peristiwa
tersebut dapat terjadi, lalu  mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari
teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.
5. Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika
menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.

D3. Kolaboratif
Kolaboratif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun
hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan
yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah (contoh: orang tua
murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, seorang Guru Penggerak akan bertemu banyak
sekali pihak yang mampu mendukung pencapaian Profil Pelajar Pancasila. Guru
Penggerak diharapkan mampu merangkul semua pihak itu.

Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif mampu membangun rasa


kepercayaan dan rasa hormat antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya, serta
mengakui dan mengelola perbedaan peran yang diemban oleh masing-masing tiap
pemangku kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan bersama.  

Perlu diperhatikan, kolaboratif mampu muncul dalam perilaku seperti kerjasama,


berkomunikasi, memahami peran masing-masing pihak dalam suatu situasi tertentu, termasuk
memberikan feedback juga merupakan bagian dari kolaborasi.

Tugas D.3 Kolaboratif


1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Kolaboratif? Anda
dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang
mempunyai makna sesuai dengan nilai tersebut
2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai
Kolaboratif?
3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai
Kolaboratif ini!

D. 4. Inovatif
Inovatif berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan
gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun
permasalahan tertentu. Di tengah perkembangan zaman yang semakin maju,
masalah yang muncul pun juga semakin bervariasi. Untuk bisa mengatasi beragam
masalah tersebut, diperlukanlah jiwa inovatif dari seorang Guru Penggerak, agar bisa
datang dengan penyelesaian masalah yang mungkin tidak biasa namun tepat guna.
Seorang Guru Penggerak yang mempunyai nilai inovatif ini, mampu menggunakan
nilai reflektifnya dalam mengevaluasi sebuah proses ataupun masalah, dan mencari
gagasan-gagasan lainnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dibutuhkan
kejelian dari seorang Guru Penggerak untuk melihat peluang/potensi yang ada di
sekitarnya (baik dari guru lain, murid, kepala sekolah, orang tua murid, komunitas
lainnya) untuk mendukung ide orisinal demi menguatkan pembelajaran murid.

Nilai inovatif ini juga mendukung keterbukaan para Guru Penggerak terhadap gagasan
serta ide lain yang muncul dari luar dirinya untuk memecahkan masalah, mencari
informasi lain yang bisa mendukung prosesnya, sudut pandang orang lain yang bisa
membantu dirinya dalam menemukan inspirasi pemecahan masalah ataupun mengambil
keputusan, hingga pada akhirnya melakukan solusi/aksi nyata untuk mengatasi
permasalahan.

Tugas D.4 Inovatif


1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Inovatif? Anda
dapat menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang
mempunyai makna sesuai dengan nilai tersebut
2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai
Inovatif?
3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai
Inovatif ini!

5. Berpihak pada Murid


Berpihak pada murid disini berarti seorang Guru Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan
kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang
Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri. Segala hal yang kita
lakukan, harus tertuju pada perkembangan murid, bukan pada pemuasan diri kita sendiri, maupun orang
lain yang berkepentingan. Sebagai Guru Penggerak yang memiliki nilai ini, kita selalu harus mulai berpikir
dari pertanyaan “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan untuk membuat proses
belajar ini lebih baik?” dll.
          Yang perlu seorang Guru Penggerak ingat, bahwa ini adalah nilai yang utama dan
penting. Pada modul 1.1 kita sudah bahas bahwa filosofi utama dari Ki Hadjar Dewantara
menekankan pada pemusatan orientasi pendidikan pada murid. Sebagai Guru
Penggerak, mengutamakan keberpihakan pada murid adalah pedoman perilaku yang
utama.

Tugas D.5 Berpihak pada Murid


1. Berdasarkan pemahaman Anda, apa saja kata kunci dari dari nilai Inovatif? Anda dapat
menemukan kata kunci berdasarkan bacaan ataupun kata-kata lainnya yang mempunyai makna
sesuai dengan nilai tersebut
2. Apa contoh perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Berpihak
pada Murid?
3. Silahkan Anda ceritakan secara singkat pengalaman Anda yang terkait dengan nilai Berpihak
pada Murid ini!

Anda mungkin juga menyukai