Anda di halaman 1dari 6

Blog post eksplorasi konsep modul 1.

A. Bagaimana Manusia Tergerak

Watak/karakter/sikap pada diri seseorang sudah ada sejak lahir, tetapi pengalaman dari hidup yang
ditempuh dengan segala hal, yang sudah diajarkan oleh orang tua, pengasuh, dan atau pengajarnya
masing-masing akan menebalkan karakter baik/ positif yang ada pada diri tiap individu. Sedangkan untuk
karakter bawaan yang negatif akan terus tersamar dan tidak akan muncul jika lingkungan dan para
pendidiknya terun menuntun manusia tersebut pada perilaku positif dalam menyikapi segala
permasalahan kehidupan, baik di sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Menurut Saya beberapa faktor yang menuntun dan mempengaruhi pembentukan manusia dalam
berperilaku :

1. Kebiasaan yang dilakukan manusia tersebut

2. Lingkungan dimana manusia itu berada

3. Pendidikan yang ditempuh

4. Tujuan hidup yang telah ditetapkan.

Semua manusia bisa keras, tetapi bisa bijaksana karena ilmu.

A. CARA KERJA OTAK

Yang dapat kita pelajari dari dua sistem berpikir ini, yaitu sistem berpikir cepat dan sistem berpikir
lambat adalah berpengaruhnya pada sikap dan pengambilan keputusan.

Sistem berpikir cepat diibaratkan berjalan pada eskalator yang bergerak turun, menggambarkan kerja
tubuh yang mendahulukan penghematan energi, bekerja di bawah sadar. Digunakan untuk berpikir di
tingkatan sederhana.

Sistem berpikir lambat bekerja bagai berjalan di eskalator yang bergerak turun, jika terhenti sebentar
maka kita akan ikut turun, jika naik dengan kecepatan yang lebih lambat dari kecepatan gerak turunnya
eskalator maka kita juga akan ikut turun. Hal ini lebih membutuhkan energi dan kecepatan yang cukup.
Digunakan untuk berpikir di tingkatan yang lebih kompleks.

Kecanggihan otak manusia yang mempunyai bagian dari otak reptil, otak mamalia, otak berpikir.
Ketiganya secara alami mempunyai kecenderungan mengkonservasi energi, sehingga otak manusia
memiliki kemampuan untuk belajar apapun. penggunaan sistem berpikir lambat dapat kita pelajari agar
tidak begitu saja memberlakukan sistem berpikir cepat. Sehingga dalam bergerak kita bisa berfikir
dengan logis, rasional, dan terstruktur. Tentu hal ini bisa dilakukan dengan bertahap

A2 lima kebutuhan dasar manusia

Kebutuhan dasar yang diperlukan manusia terdiri atas lima hal. Pertama, kebutuhan bertahan hidup,
bersifat fisiologis.Kedua, kasih sayang dan rasa rasa diterima bisa didapat dari hubungan dengan orang
lain, teman, keluarga, pasangan, rekan kerja. ketiga, mendapat kekuasaan yakni berhubungan dengan
kekuatan seseorang untuk menjadi kompeten sehingga bisa memimpin, berprestasi, diakui, didengar dan
dianggap. Keempat, kebebasan dalam memiliki pilihan, bukan bebas melakukan segalanya, tapi bebas
yang mampu mengendalikan arahnya sendiri. kesenangan, kebutuhan ini juga dapat dipenuhi dengan
menyediakan tantangan, gurauan, dan pembelajaran bermakna.

Kebutuhan kita akan terpenuhi jika kita juga memenuhi kebutuhan orang lain, karena dikasihi mengasihi,
disayangi meyayangi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

A3 Tahap Tumbuh Kembang Anak Wiraga-Wirama

Pembiasaan yang harus dilakukan pada masa wiraga : fokus pada pemberian akses dan penyediaan
pengalaman belajar. Wiraga Wirama : menuntun untuk melakukan, membiasakan, menginsyafi,
menyadari mengapa harus melakukan perbuatan baik bukan sekedar mengikuti suatu aturan saja.
Wirama : Anak dipaparkan pada keputusan -keputusan mengenai bagaimana menebalkan jati dirinya di
masyarakat dan lingkungan.

A.3.2 Tahap perkembangan Erik Erikson

Tahap 5 perkembangan psikososial Erik Erikson merupakan tahapan siswa SMP. Karakteristik mereka labil
karena mereka sedang mencari dan mencoba untuk menebalkan identitas diri mereka. Saya sebagai
pendidik tingkat SMP, guru-guru yang lain, orang tua/ pengasuh perlu menuntun proses penguatan
identitas agar mereka tidak megalami kebingungan peran dan kepercayaan diri mereka sudah kuat.

B. BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA


BERGERAK
Berdaya dalam memilih maksudnya mempunyai kemampuan untuk bebas memiliki pilihan, bukan bebas
melakukan segalanya, tapi bebas yang mampu mengendalikan arahnya sendiri. Termotivasi dari dalam
berarti melakukan hal yang dimaksud dengan keinginan sendiri secara sadar tanpa paksaan dari pihak
luar. Keduanya merupakan ciri dari manusia merdeka

B.1. Berdaya dalam memilih (Teori Pilihan)

Perilaku seorang manusia merupakan buah dari pilihan yang dibuat manusia itu sendiri. Kita perlu secara
sadar, sepenuh hati dan pikiran menjadi seorang yang makin berdaya dalam memilih, sehingga semakin
bijaksana dalam menjalani kemerdekaan kita ini.

AKSIOMA 1 terkait “ pilihan”

Setiap perilaku ada dalam kendali diri kita sendiri, maka kita perlu fokus pada apa yang dapat dilakukan
untuk mengambil kendali dalam suatu keadaan, bukan berperilaku sebagai korban keadaan.

B.2 : TERMOTIVASI DARI DALAM

Guru/ pendidik perlu fokus dalam menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang
memungkinkan dalam menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik mereka, motivasi
intrinsik adalah ketika mereka merasa: kompeten (mampu), saling terhubung, dan mandiri.
B.3. MEWUJUDKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Pelajar pancasila berarti pelajar sepanjang hayatyang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai
pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi
pembentuknya, antara lain: 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. Mandiri, 3.
bergotong royong, 4. Berkebhinekaan Global, 5. Bernalar kritis, 6. Kreatif.

B.4 NILAI NILAI GURU PENGGERAK

Guru Penggerak perlu “membangun keselarasan atau koherensi” secara efektif untuk menuntun yang
lain melampaui perbedaan dan menerima perbedaan yang muncul ke permukaan. Dengan demikian,
Guru Penggerak juga akan mengadopsi mentalitas “berpikir berbasis aset” yang mengapresiasi dan
memanfaatkan kekuatan atau sumberdaya yang telah dimiliki, bukan berkutat pada apa yang tidak
dimilik

TUGAS B (TAB 15)

Reflektif, Guru Penggerak memanfaatkan pengalaman-pengalaman sebagai pembelajaran untuk


menuntun dirinya, murid, dan sesama dalam menangkap pembelajaran positif, sehingga

mampu menjalankan perannya dari waktu ke waktu.

tindakan yang saya lakukan : a. sebelum meminta murid berdoa, saya meminta murid agar bersungguh
sungguh minta kepada Allah pemilik segala ilmu, sehingga kita diberi kekuatan dalam belajar. b. selalu
membangkitkan rasa percaya diri murid baik itu melalui pembelajaran berdiferensiasi maupun tutor
tutor sebaya, sehingga mereka memperoleh pengetahuan yang bermakna, c. memberikan umpan balik
kepada murid baik itu dengan lisan maupun koreksi tertulis. d memberikan kesimpulan dan refleksi
setiap mengakhiri pembelajaran, e. melakukan penilaian, baik mandiri (penilaian teman sejawat dan
penilaian siswa) maupun supervisi rutin kepala sekolah. e. ikut merancang dan memberi pendampingan
murid dalam melaksanakan proyek pengembangan profil pelajar pancasila.sebaya, sehingga mereka
memperoleh pengetahuan yang bermakna, c. memberikan umpan balik kepada murid baik itu dengan
lisan maupun koreksi tertulis. d memberikan kesimpulan dan refleksi setiap mengakhiri pembelajaran, e.
melakukan penilaian, baik mandiri (penilaian teman sejawat dan penilaian siswa) maupun supervisi rutin
kepala sekolah. e. ikut merancang dan memberi pendampingan murid dalam melaksanakan proyek
penguatan profil pelajar pancasila.

C. BAGAIMANA MENGGERAKKAN MANUSIA:


MENUNTUN KEKUATAN KODRAT MANUSIA

Struktur sistemik lingkungan meliputi pendidikan dalam keluarga, pendidikan dalam sekolah dan
lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang. Pelaksanaan
pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, keteladanan orang tua, guru, pengasuh dalam memberikan
pelajaran dan nasihat, pemdampingan saat bermain, pemberian reward dan punishment terhadap
tindakan sedari mereka kecil juga akan membentuk nilai-nilai dari dalam diri seseorang.
C.1. Berpikir strategis dan menguatkan
lingkaran pengaruh
Berfikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh harus dimulai diri sendiri, belajar memanage asah
kompetensi, menguatkan ralasi agar tehubung komunikasi , sehingga memungkinkan terjadinya
kolaborasi yang menghadirkan kontribusi.

C.2. Diagram identitas gunung es


Dalam rangka guru menjadi teladan, harus diupayakan secara sadar.

Guru berkesempatan untuk mengembangkan lingkungan yang dapat mempengaruhi identitas


murid agar berproses menumbuhkan nilai-nilai kebajikan. Oleh karena itu, guru harus terus
mengembangkan diri menjadi teladan nilai-nilai kebajikan dan memanfaatkan ekosistem
lingkungan sadar-bawah sadar, fisik-psikis, maupun ekstrinsik-intrinsik untuk menumbuhkan
nilai-nilai kebajikan dengan konsisten melalui gotong-royong bersama segenap anggota
komunitas di sekolahnya.

Video pendek berjudul “Diagram Identitas


Gunung Es”
Kita tidak cukup hanya mempertimbangkan sesuatu dari apa yang terlihat di permukaan saja.

Jalan utama dalam melakukan pengkondisian dan pembiasaan untuk menumbuhkan perilaku dan
kebiasaan positif maupun negatif yaitu dengan jalan :. 1. Keteladanan, 2. Sistem / aturan. Pelu dilakukan
secara konsisten agar efektifitas pengaruh lingkungan bawah sadar terus meningkat, sehingga perilaku
demi perilaku akan bertumbuh menjadi karakter yang baik.

C.3. Peran Guru Penggerak


Menjadi Pemimpin Pembelajaran

Menjadi Coach Bagi Guru Lain

Mendorong kolaborasi

Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency)

Menggerakkan Komunitas Praktisi

Menjadi pemimpin pembelajaran juga berarti menjadi pemimpin yang menaruh perhatian penuh secara
sengaja pada komponen pembelajaran, seperti kurikulum (intra, ekstra, dan ko -kurikuler), proses
belajar-mengajar, refleksi dan asesmen yang otentik dan efektif, pengembangan guru, pemberdayaan
dan pelibatan komunitas yang kesemuanya mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem
pendidikan di sekolah

wellbeing disini adalah semua yang terkait dengan kondisi yang berpihak pada murid. Apakah kondisi
tersebut sudah membuat murid nyaman untuk belajar? Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan murid?
Apakah lingkungan belajar di sekolah sudah memungkinkan anak untuk mendapatkan manfaat maksimal
dari belajar? Guru Penggerak berperan besar dalam membuat lingkungan sekolah yang aman, nyaman,
menyenangkan, namun tetap menantang, dan relevan untuk para muridnya. Mereka diharapkan mampu
berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada sebesar-besarnya kepentingan tumbuh, kembang,
dan mekarnya murid (flourish).

Tugas C.
1. Apa kaitan antara diagram identitas gunung es dengan penumbuhan Profil Pelajar
Pancasila pada murid dan transformasi pendidikan?
2. Apa konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai Guru
Penggerak dalam transformasi pendidikan?

Fenomena gunung es digunakan untuk mengumpamakan proses perubahan perilaku & penumbuhan
karakter manusia terjadi (Transformasi Pendidikan). Bagian gunung es yang terlihat menggambarkan
karakter yang terlihat dan disadari diri sendiri. Bagian yang tak terlihat minimal 88 % merupakan
identitas seseorang sebenarnya. Dalam menumbuhkan perilaku dan kebiasaan positif dilakukan dengan
penumbuhan profil Pelajar Pancasila pada murid.

Konsekuensi logis diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai guru penggerak dalam
transformasi Pendidikan adalah melalui pengkondisian dan pembiasaan baik fisik, psikologis, Eksplisit -
Inplisit dengan jalan keteladanan, danmengembangkan system/aturan yang perlu dilakukan secara
konsisten, agar karakter baik bertumbuh secara efektif dalam transformasi Pendidikan.

PENUTUP

Luar biasa ilmu yang baru saja saya pelajari, dimulai pembelajaran tentang Nilai Kemanusiaan, Cara kerja
Otak, Lima kebutuna dasat manusia, Manusia merdeka,Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, Nilai-nilai
Guru Penggerak, Bagaimana menggerakkan manusia, Berpikir Strategis dan menguatkan lingkaran
pengaruh, Diagram gunung es. Intinya, Selamat belajar mengelola proses perubahan perilaku, dan
selamat belajar menumbuhkan karakter baik, bagi saya khususnya, dan teman-teman CGP pada
umumnya.

Yang dapat saya ceritakan mengenai salah satu dari nilai -nilai GP yang dapat membantu
saya dan murid dengan baik adalah Kolaboratif. Saya selalu berusaha memperhatikan
pentingnya kesalingtergantungan positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan
yang ada di sekolah maupun luar sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran, sebagai
upaya melayani murid Saya dengan baik. Saya sering mengkomunikasikan kepada semua
pihak mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keberpihakan pada Murid. Saling
mengisi dan melengkapi, semangat bekerja dalam tim.

Kegiatan di Sekolah yang Saya anggap masuk sebagai contoh penerapan dari peran GP
yang saya pahami saat ini
1. Sebagai guru saya selalu merencanakan , melaksanakan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan gaya belajar murid dengan model dan strategi tertentu, melakukan
refleksi di akhir pembelajaran tersebut.

2. sebagai Kaur Kurikulum saya mencoba belajar terlebih dulu tentang pembuatan modul
ajar kurikulum merdeka untuk kelas VII, setelah itu membimbing secara langsung dan
diskusi bersama dengan teman sejawat tentang pemanfaatan PMM yang membantu
merancang perencanaan pembelajaran.

3. sebagai ketua pelaksana program P5 yang berhubungan dengan sosiokultural budaya


daerah, Saya berkolaborasi dengan berbagai pihak : Mengundang Pemateri yang
merupakan Budayawan Kota Gresik, kepala sekolah dan jajaran kepala urusan, wali kelas,
wali murid, bendahara sekolah, dan staf administrasi.

4. sebagai ketua pelaksana kegiatan parenting " Mendidik Dengan Keteladanan dan Kasih
sayang", saya berusaha menghubungi psikolog, guru BK, Kepala Sekolah, Penerbit Erlangga
sebagai sponsorship.

5. sebagai koordinator bidang study matematika , saya memimpin pembagian CP-TP-ATP di


setiap tingkatan /kelas dalam satu fase. sehingga pemberian materi dapat terpadu, tidak
saling tumpang tindih.

6. sebagai guru saya selalu memberi kesempatan pada murid untuk presentasi terhadap
suatu tugas/ LKPD yang telah mereka pelajari dan kerjakan.

7. sebagai Guru saya sering melatih murid menjadi MC acara maupaun perform pengisi
acaranya.

8. Bersama MGMP sekolah (Tim Matematika) kami menyusun soal numerasi berorientasi
HOTS dengan menyajikan berbagai stimulus dalam bentuk soal AKM Numersi

9. Sebagai Pembina Olimpiade matematika saya beserta tim, menyeleksi , merencanakan,


melatih mereka secara rutin, mendaftarkan dalam lomba / olimpiade dan bergantian
mendampingi saat Murid mengikuti perlombaan

10. Saya beserta tim pengembang kurikulum menyusun KOSP dan KTSP

Reply bu risa

kegiatan -kegiatannya sangat menginspirasi, Guru Penggerak yang reflektif tidak hanya
berhenti sampai rencana tindakan saja, mereka juga mengejawantahkannya lewat tindakan
nyata sebagai perbaikan yang perlu dilakukan

repli bu Indira

setelah mebaca narasi yang ditulis Ibu Indira, saya rasa kegiatan-kegiatan tersebut
memunculkan referensi gagasan segar dan tepat guna yang lain dengan mengembangkan
poin diatas.

Anda mungkin juga menyukai