Koneksi antar materi modul 1.3.a.9 ini berisi tentang kaitan materi dari pemahaman visi
guru penggerak dengan materi sebelumnya yaitu Filososfi pemikiran Ki Hadjar Dewantara
( KHD ), nilai dan peran guru penggerak , serta manajemen perubahan inkuiri apresiatif
dengan tahapan BAGJA untuk mewujudkan visi.
Di sini kami CGP juga diharapkan dapat menggali peta kekuatan baik dari factor internal
maupun eksternal untuk mewujudkan visinya.
Menurut KHD, pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat
yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi
tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan
adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki
keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan
menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang
berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
Setiap anak adalah pribadi yang unik, yang khas dan berbeda dengan yang lainnya. Mereka
berhak untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda dan merdeka agar bisa umbuh dan
berkembang dengan baik. Benih jagung tidak sama perlakuannya dengan benih padi. Hal ini
tentu harus dipahami oleh guru selaku petani. Petani yang baik harus mengenal dan paham
dengan benih yang disemaikan.
Tantangan bagi guru agar bisa memberi ruang pada semua peserta didik, untuk belajar dan
mendapatkan Pendidikan yang semestinya. Pembelajaran yang berpihak pada murid.
Untuk itu nilai-nilai dari guru penggerak seperti mandiri, reflektif, kreatif , inovatif dan
berpihak pada murid semestinya melekat dalam diri seorang guru penggerak, agar mampu
menjalankan perannya dengan baik demi mewujudkan visinya , yaitu mewujudkan profil
pelajar Pancasila melalui merdeka belajar.
Adapun visi menjadi bintang penunjuk arah yang akan menuntun ke mana guru akan
melangkah. Visi yang telah saya susun adalah “Menjadi guru yang dapat mewujudkan manusia
yang berbudaya yang berkembang sesuai kodrad alam dan kodrat zamannya serta mempunyai
karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila”
Untuk mewujudkan hal tersebut maka guru harus bisa memetakan kekuatan yang ada baik
dari dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya.Bisa dari Kepala Sekolah, rekan
sejawat, orang tua murid, masyarakat, sarana prasarana maupun murid itu sendiri. Setelah
memahami peta kekuatan maka bisa menemukan strategi untuk melakukan perubahan
mewujudkan mimpi menjadi nyata.
Setelah di rumuskan visi Maka untuk Membuat sebuah perubahan di rumuskanlah prakarsa
parakarsa perubahan yang didapat dengan cara menyusun sebuak ATAP
(Awal,Tantangan,Aksi dan Perubahan).setelah didapat Prakarsa Perubahan maka di
gunakanlah Paradigma BAGJA untuk mewujudkan sebuah perubahan
Inkuiri Apresiatif adalah Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan strategi perubahan
kolaboratif yang berbasis kekuatan. IA merupakan solusi strategi perubahan yang tidak
dimiliki oleh pendekatan lainnya. IA mengaktualisasi potensi masing masing individu
dalam kelompok menjadi kekuatan yang luar biasa dalam melakukan perubahan. BAGJA
merupakan langkah – langkah yang mengikuti pendekatan Inkuiri Apresiatif
Buat Pertanyaan
Ambil pelajaran
Gali mimpi
Jabarkan rencana
Atur Eksekusi
Strategi dengan tahapan BAGJA bisa disusun sebagai acuan untuk melangkah selanjutnya