Pengelolaan Program
yang Berdampak pada Murid
Penulis Modul:
Oscarina Dewi Kusuma, S.Pd., M.Pd.
Indra Sari, M.Pd.
Dr. Siti Suharsih., M.Pd
AGENDA ELABORASI
● Perkenalan 5 menit
● Paparan Materi 35 menit
● Diskusi 40 menit
● Refleksi 10 menit
TUJUAN PEMBELAJARAN
● menyadari murid sebagai mitra bagi guru dalam pembelajaran.
CAPAIAN UMUM ● mengupayakan terwujudnya lingkungan sekolah yang mendukung tumbuhnya murid-murid yang
MODUL mampu menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri.
● menerapkan konsep kepemimpinan murid pada program atau kegiatan sekolah.
● menunjukkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar
Pancasila.
● Menunjukkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
● Menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam program
CAPAIAN KHUSUS intrakurikuler/kokurikuler/ekstrakurikuler sekolah untuk mewujudkan lingkungan yang
MODUL menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
● Mengidentifikasi strategi pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya
kepemimpinan murid.
● menerapkan satu program/kegiatan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid dan
mempertimbangkan keterkaitannya dengan apa yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya.
Tujuan Sesi
1.2 _______________________
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4
"Besok, di mana
pun Anda berada,
lakukan perubahan
kecil di kelas Anda."
Nadiem Makarim
IMPLEMENTASI
MENGUATKAN MENDORONG
KEPEMIMPINAN
YANG SUDAH ADA KEBERMAKNAAN
MURID
(SPIRIT) (KOMITMEN) (KONTEKSTUAL)
kepemimpinan
student agency
murid
Human Agency (Bandura, 2006)
A
Mereka bukan hanya perencana dan pemikir ke
lakukan dalam pencapaian tujuan. Mereka
depan, namun juga seorang pengendali diri
melakukan perbaikan jika diperlukan.
(self-regulator), yang tidak akan duduk diam dan
menunggu, mereka mengkonstruksi aksi atau
tindakan yang tepat dan untuk memotivasi serta VISI = PEMIKIRAN KE DEPAN (FORETHOUGHT)
mengatur eksekusinya.
V Pemikiran ke depan di sini bukan hanya
sekedar rencana yang mengarahkan masa
depan, namun juga menjadikan visi
INTENSI = KESENGAJAAN (INTENTIONALITY) (representasi kognitif dari visualisasi masa
depan) sebagai pemandu dan motivasi
Bukan hanya niatan, tetapi sudah
termasuk juga rencana tindakan dan strategi
untuk mewujudkannya, mempertimbangkan
I tindakan-tindakan mereka saat ini.
*untuk kepentingan pembahasan dalam modul ini, istilah student agency diterjemahkan
sebagai ‘kepemimpinan murid’
Kepemimpinan murid adalah tentang
murid yang bertindak secara aktif; dan membuat
keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab,
daripada hanya sekedar menerima apa yang
ditentukan oleh orang lain.
Ketika murid menunjukkan agency dalam proses pembelajaran, yaitu
ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana
mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi
yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan
tujuan belajar mereka sendiri.
VOICE
● Memberikan kesempatan murid untuk bertanya, memberikan pendapat, berdiskusi.
● Mendiskusikan keyakinan kelas dan membuat kesepakatan kelas.
● Melibatkan murid dalam memberikan umpan balik terhadap proses belajar yang telah dilakukan.
OWNERSHIP
● Mengajak murid mengatur layout kelas mereka sendiri.
● Meminta pendapat murid untuk menentukan bentuk penugasan.
● Merespon feedback yang diberikan murid.
sesuatu yang dapat kita dorong. sesuatu yang bisa kita ‘berikan’ atau ‘ambil’ dari murid
murid memiliki suara dan pilihan atas apa yang akan berarti tidak ada akuntabilitas murid. Murid tetap harus
mereka pelajari, bagaimana mereka belajar dan menunjukkan penguasaan pengetahuan, konsep, dan
mengorganisir pembelajaran mereka. keterampilan.
Murid ‘berada’ dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada:
● komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik, pengasuh,
dsb)
● komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama murid,
guru)
● komunitas sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah, pustakawan,
penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga kebersihan, petugas kantin,
dsb)
● komunitas sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat
setempat, puskesmas, tokoh agama setempat, dsb)
● komunitas yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi masyarakat,
dunia usaha, media, universitas, DPR, dsb)
Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid
1. Membangun suasana yang menghargai murid. Hal ini agar dalam interaksinya
dengan komunitas, murid akan senantiasa merasa disambut. dipercaya, dan
aman secara fisik dan emosional.
2. Mendengarkan murid. Agar dapat tercipta sikap saling memahami dan saling
percaya, maka perlu ada upaya untuk mendengarkan murid dengan tulus dan
penuh perhatian. Terkadang mungkin tidak mudah melakukan hal ini karena
tidak semua anak-anak mampu mengekspresikan apa yang ada dipikirannya
dengan jelas. Perlu adanya kesabaran dan empati dari komunitas.
Beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi
murid dengan komunitas
3. Dialog atau komunikasi dengan murid. Saat membangun pemahaman, murid akan
mengkonstruksi pemahamannya melalui proses refleksi dari pengalaman interaksinya
dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Oleh karenanya, berkomunikasi dengan
murid secara demokratis dan setara menjadi penting. Komunikasi ini harus bersifat dua arah
dan bersifat dialog dengan murid, dan bukan bersifat orang dewasa yang ‘memberi perintah’
kepada murid. Dengan meluangkan waktu untuk berdialog dan menanggapi gagasan murid
tentang tindakan mereka, akan membantu murid untuk sampai pada pemahaman.
4. Menempatkan murid dalam kursi kemudi. Dalam proses pembuatan keputusan,
komunitas dapat memberikan saran atau mendorong ide-ide murid, namun pada akhirnya
perlu memastikan bahwa murid lah yang akan mengambil keputusan.
?
Q&A
Refleksi akhir
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeEcuxV446niwkUoScnF6GP_JAm2Nj1tQfxgHPwrygWW1jCyw/viewform?usp=sf_link