Anda di halaman 1dari 88

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Microsoft Excel adalah salah satu materi pelajaran TIK untuk kelas IX.

Penyajian materi dilaksanakan dengan dua cara yaitu bentuk klasikal dan

individu. Sebelum kurikulum 2013, TIK merupakan mata pelajaran dengan dua

jam tatap muka perminggu, sehingga peserta didik mendapatkan materi secara

terjadwal. Sejak adanya kurikulum 2013, mapel TIK di hilangkan dan diganti

dengan bimbingan dan layanan TIK, dimana peserta didik mendapatkan materi

klasikal sepulang sekolah, minimal lima kali dalam satu semester. Sementara

untuk selanjutnya hanya berupa bimbingan. Untuk pelaksanaannya ada juknis

yaitu Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru TIK dan KPPI dan dikuatkan lagi

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan

Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014 Tentang Peran

Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dan Guru Keterampilan Komputer

Dan Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013.

Penulis sebagai salah seorang guru yangmemegang mata pelajaran TIK

di kelas IX SMP N 2 Payakumbuh, melihat adanya fenomena-fenomena pada

akhir semester ganjil T.P. 2018/2019.Salah satu dari permasalahan itu adalah

rendah nya nilai Akhir peserta didik dimana lebih dari 50 % belum tuntas.

Peserta didik mengalami kesulitan terutama dengan materi yang berhubungan

penggunaan perangkat lunak pengolah angka.


2

Dari hasil nilai akhir semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019 terlihat

kelas IX.5 memperoleh rata-rata nilai yang paling rendah jika dibandingkan

dengan tujuh kelas lainnya yang penulis ajar (IX.1, IX3,IX4,IX5,IX6, IX7 dan

IX.8).Nilai Akhir yang telah dicapai oleh peserta didik kelas IX.5 adalah

sebagai berikut.Peserta didik yang telah mencapai KBM sekolah dan KBM

Mapel (68) untuk nilaiakhir sebanyak13 orang (39,4%). Peserta didik yang

belum mencapai KBM sekolah dan KBM Mapel dan perlu mengikuti

perbaikan agar mencapai KBM adalah sebanyak 23 orang (69,6%).Untuk nilai

Ketrampilan siswa yang telah mencapai KBM adalah 15orang (45,6%) dan

yang belum mencapai KBM adalah 18orang (54,5%).Hal ini dapat dilihat pada

tabel 01 di bawah ini.

Tabel 01 Nilai Pra Siklus (Akhir)Semester Ganjil Tahun 2018-2019

Mapel/ Nilai Rata-Rata


Kelas yang KKM Pengetahuan Keterampilan Keterangan
NO
Diampu
1 IX.1 68 77 81 Tuntas
2 IX.2 68 72 70 Tuntas
3 IX.3 68 73 77 Tuntas
4 IX.4 68 70 72 Tuntas
5 IX.5 68 65 67 Tidak Tuntas*
6 IX.6 68 73 72 Tuntas
7 IX.7 68 68 69 Tuntas
8 IX.8 68 68 69 Tuntas

Jumlah 560 567 577.5


N 8 8 8
Rata-rata 68 70.8 72.2

Dari tabel di atas ,dapat dilihat bahwa kelas IX.5 SMP N 2 Payakumbuh

memperoleh hasil belajar yang belum memuaskan atau masih rendah. Oleh
3

karena itu penulis akan melaksanakan penelitian di kelas IX.5 dan menjadikan

nya sebagai sampel dalam penelitian nanti.

Selain dari itu , selama memberikan pembelajaran dikelas IX.5 terlihat

suasana yang kurang aktif dimana masih ada Peserta didik tidur,melihat dan

menunggu temannya bekerja dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan

guru, bahkan ada yang berjalan- jalan walaupun sudah ditegur.

Ha lserupa juga terlihat dimana partisipasi peserta didik dalam diskusi

masih rendah,tidak ada yang mau bertanya,menyampaikan pendapat apalagi

untuk tampil mengkomunikasikan hasil diskusi ke depankelas.

Disamping itu motivasi peserta didik masih terlihat rendah dengan

adanya peserta didik yang kurang tertarik belajar TIK seperti permisi tiap

sementar, mengerjakan tugas lain bahkan ada yang diam saja tanpa punya

keinginan.

Melihat kondisi diatas penulis mencoba memikirkan apa yang

dapatmen jadi solusi.Maka penulis menawarkan salah satu strategi yang

dapat dilakukan adalah dengan memandu kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan Metode demonstrasi ,yang dirancang khusus sesuai

dengan maksud pembelajaran yaitu dilengkapi dengan peta konsep serta

petunjuk petunjuk pelaksanaan kegiatan dengan model pembelajaran

Project Based Learning .

Untuk itu apakah strategi ini efektif untuk meningkatkan motivasi dan

hasil belajar dikelas IX.5 SMP N 2 Payakumbuh,maka penulis tertarik

untuk menelitinya dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul


4

Penggunaan Pendekatan Saintifik Model project Based Learning Metode

Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik

Pada Mata Pelajaran TIK Materi Perangkat Lunak Pengolah Angka

(Microsoft Excel) di Kelas IX.5 Semester Genap SMPN 2 Payakumbuh

Tahun Pelajaran 2018/2019.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dinyatakan

rumusan masalahnya, yakni,

1. Apakah dengan Menerapkan Pendekatan Scientific Model Projeck Based

Learning metode Demonstrasi dapat Meningkatkan Motifasi belajar TIK

Materi Perangkat Lunak Pengolah angka di Kelas IX.5 SMP N 2

Payakumbuh, Semester Genap T.P.2018-2019 ?

2. Apakah dengan Menerapkan Pendekatan Scientific model Projeck Based

Learning metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar TIK

Materi Perangkat Lunak Pengolah angka di Kelas IX.5 SMP N 2

Payakumbuh, Semester Genap T.P.2018-2019 ?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk meningkatkan motifasi belajar TIK peserta didik pada materi

Perangkat Lunak pengolah Angka.

2. Untukmeningkatkan hasil belajar TIK peserta didik pada materi Perangkat

Lunak pengolah Angka.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peserta Didik :

a. Dapat meningkatkan motifasi belajar peserta didik


5

b. Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

2. Bagi Guru sebagai bahan pertimbangan untuk :

a. Meningkatkan profesionalitas dalam menjalankan tugas mengajar dengan

merangsang motifasipeserta didik serta melibatkannya secara utuh

menyeluruh dalam pembelajaran.

b.  Menambah cakrawala mengenai pembelajaran mengatasi rendahnya

penguasaan konsep.

c.  Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam peningkatan pembelajaran

yang berkaitan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

d.  Mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran yang lebih

efektif dan efisien bagi penyampaian isi pembelajaran.

3.  Peneliti:

a.  Menambah wawasan peneliti tentang hal-hal yang terkait dengan

pembelajaran.

b.  Sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang lebih

praktis dan komprehensif.

4. Bagi Sekolah:

Memberikan masukan kepada sekolah dalam pengadaan fasilitas dan sarana

belajar serta upaya peningkatan kinerja guru dan mutu sekolah


6

. BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendekatan Scientifik,Model Project Based Learning, dan Metode


Demostrasi
a. Pendekatan Scientifik

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya

proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan

saintifik/ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan saintifik/ilmiah dalam

proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan

menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang

tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut.

Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran

yang diterapkan pada Kurikulum 2013. Proses pembelajaran ini dapat

disamakan dengan suatu proses ilmiah karena di dalamnya terdapat

tahapan-tahapan terutama dalam kegiatan inti. Pendekatan saintifik dapat

disebut juga sebagai bentuk pengembangan sikap baik religi, sosial,

pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan

materi pelajaran. Dalam pendekatan ini peserta didik tidak lagi dijadikan

sebagai objek pembelajaran, tetapi dijadikan subjek pembelajaran, guru

hanya sebagai fasilitator dan motivator saja. Guru tidak perlu

menjelaskan semua tentang apa yang ada dalam materi.


7

Akhmad sudrajat:2013 mengatakan bahwa pembelajaran dengan

pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: Berpusat

pada peserta didik, adanya keterampilan proses, melibatkan proses

kognitif untuk meningkatkan keterampilan tingkat tinggi peserta didik,

dapat mengembangkan karakter peserta didik.

Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan

saintifik / ilmiah, selain dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dalam

mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat

mendorong peserta didik untuk melakukan penyelidikan guna

menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya,

dalam proses pembelajaran, peserta didik dibelajarkan dan dibiasakan

untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi

fitnah dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu

berfikir logis, runut dan sistematis, dengan menggunakan kapasistas

berfikir tingkat tinggi (High Order Thingking/HOT).

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara

aktif membangun konsep melalui tahapan-tahapan : mengamati ( untuk

mengidentifikasi masalah), merumuskan masalah, mengumpulkan data

dengan berbagai teknik, menganalisis data dan mengkomunikasikan.

Pendekatan saintifik bertujuan untuk memberikan pemahaman

kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi

menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari


8

mana saja dan kapan saja. Dengan kata lain informasi tidak dari guru

saja. Peserta didik tidak diberitahu saja tetapi mencari tahu.

a. Langkah-langkah Saintifik

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV,

proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok untuk

semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah

(saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach)

dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui

pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau

informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan

menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin

pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara

prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran

harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan

menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik

dalam pembelajaran disajikan  sebagai berikut:

1. Mengamati

Mengamati merupakan metode yang mengutamakan

kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah

membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan


9

alat). Kompetensi yang dikembang-kan adalah melatih

kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

2. Menanya

Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan dengan cara mengajukan perta-nyaan tentang informasi

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk

mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang

bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah

mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan

merumuskan pertanyaan untuk mem-bentuk pikiran kritis yang

perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

3. Mengumpulkan Informasi/Eksperimen

Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan

kegiatan pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber

lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan

wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan

dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat

orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan

mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.


10

4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi

Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan

pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/

eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan

dalam proses mengasosiasi / mengolah informasi adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja

keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan

berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

5. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran

yang berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media

lainnya.  Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan

mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,

toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan

pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan

kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Model Project Based Learning

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 terdapat empat

model pembelajaran, yaitu Problem Based Learning, ( Pembelajaran

Berbasis Masalah), Project Based Learning ( Pembelajaran Berbasis


11

Project), Incuiry Learning (Pembelajaran Inkuiri) , dan Discovery

Learning ( Pembelajaran Penemuan ) Project Based Learning adalah

model pembelajaran yang menggunakan sebuah proyek menghasilkan

karya sebagai proses pembelajaran.

Menurut Joel L Klein et. al (2009) pembelajaran berbasis

proyek adalah strategi pembelajaran yang memberdayakan peserta

didik untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru berdasar

pengalamannya melalui berbagai presentasi. Adapun karakteristik

pembelajaran berbasis proyek adalah peserta didik menyelidiki ide-ide

penting dan bertanya, peserta didik menemukan pemahaman dalam

proses menyelidiki, sesuai dengan kebutuhan dan minatnya,

menghasilkan produk dan berpikir kreatif, kritis dan terampil

menyelidiki, menyimpulkan materi, serta menghubungkan dengan

masalah dunia nyata, otentik dan isu-isu.

Sedangkan Olson (1993) menjelaskan bahwa dalam

pembelajaran berbasis proyek, peserta didik merencanakan dan

melaksanakan penyelidikan terhadap beberapa topik atau tema yang

menggunakan lintas mata pelajaran atau lintas materi.

Dari The National Council of Teachers of Mathematics

(NCTM) Principles and Standards for School Mathematics (2000),

menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek mempunyai ciri-

ciri bahwa peserta didik dapat memilih topik dan / atau proyek

presentasi/produk, menghasilkan produk akhir misal presentasi,


12

rekomendasi untuk memecahkan masalah yang terkait dengan dunia

nyata, melibatkan berbagai disiplin ilmu, bervariasi dalam durasi

waktu, menampilkan guru dalam peran fasilitator. (dikutip dari Artikel

yang ditulis oleh Theresia Widyantini th 2014)

Merujuk pendapat para ahli di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah model

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja Proyek.

Kerja Proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan pengetahuan

baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata dan

membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan merancang,

memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan

investigasi, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

bekerja secara mandiri maupun kelompok. Hasil akhir dari kerja

proyek ini adalah suatu produk berupa laporan tertulis atau lisan,

presentasi atau rekomendasi.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Project Based learning

Masing-masing model pembelajaran mempunyai sintaks.yang

dimaksud sintaks disini adalah langkah-langkah dalam proses

pembelajaran. Untuk Project Based Learning sintaksnya dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.


13

Tabel 2.1 Sintaks Project Based learning

LANGKAH-LANGKAH DESKRIPSI
Langkah -1 Guru bersama dengan peserta didik
Penentuan projek menentukan tema/topik projek
Langkah -2 Guru memfasilitasi Peserta didik
Perancangan langkah- untuk merancang langkah-langkah
langkah penyelesaian projek kegiatan penyelesaian projek
beserta pengelolaannya
Langkah -3 Guru memberikan pendampingan
Penyusunan jadwal kepada peserta didik melakukan
pelaksanaan projek penjadwalan semua kegiatan yang
telah dirancangnya
Langkah -4 Guru memfasilitasi dan memonitor
Penyelesaian projek dengan peserta didik dalam melaksanakan
fasilitasi dan monitoring rancangan projek yang telah dibuat
guru
Langkah -5 Guru memfasilitasi Peserta didik
Penyusunan laporan dan untuk mempresentasikan dan
presentasi/publikasi hasil mempublikasikan hasil karya
projek
Langkah -6 Guru dan peserta didik pada akhir
Evaluasi proses dan hasil proses pembelajaran melakukan
projek refleksi terhadap aktivitas dan hasil
tugas projek

Untuk lebih jelas dan sebagai panduan untuk menggunakan

model pembelajaran Project Based Learning, lihat uraian dari masing-

masing langkah-langkah tersebut di bawah ini:


14

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar atau Esensial

Model pembelajaran berbasis proyek menekankan pada

prinsip konstruktivis, di mana peserta didik diharapkan dapat

membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman

belajar yang dilakukannya secara mandiri. Oleh karena itu penting

sekali jika pembelajaran berbasis proyek dimulakan dari sebuah

pertanyaan mendasar atau esensial yang nantinya akan menjadi

masalah yang harus dipecahkan melalui proyek yang dibuat oleh

peserta didik. Guru dapat melakukan hal ini dengan terlebih dahulu

memberikan stimulus, misalnya tayangan-tayangan video yang

menarik, atau menghadirkan bentuk-bentuk permasalahan nyata di

sekitar mereka yang kemudian dikemas untuk disajikan di awal

pembelajaran. Dari sinilah kemudian pertanyaan-pertanyaan

muncul untuk diselesaikan oleh peserta didik melalui proyek. Yah,

memang langkah awal agak mirip-mirip dengan model

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

2. Mendesain Perencanaan Proyek

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa model

pembelajaran proyek akan memberikan kemandirian dan

keleluasaan kepada peserta didik untuk berkreasi, maka setelah

mereka dapat merumuskan pertanyaan esensial untuk proyek

mereka, dilanjutkan dengan mendesain perencanaan proyek yang

akan mereka lakukan. Peserta didik bekerja secara berkelompok


15

untuk membuat sebuah perencanaan bagaimana proyek mereka

dilaksanakan. Tentunya bantuan guru diperlukan untuk menjaga

agar proyek yang direncanakan rasional dan logis serta bermanfaat

bagi pembelajaran mereka.

3. Menyusun Jadwal

Walapun pembelajaran berbasis proyek memberikan

keleluasaan kepada peserta didik untuk berkreasi menentukan

bagaimana proyek mereka dibuat dan dilaksanakan, mereka tetap

harus membuat sebuah penjadwalan yang menjaga agar proyek

dapat terselesaikan secara baik dengan menggunakan waktu yang

efektif. Di sinilah kemampuan berpikir peserta didik juga dilatih

untuk kritis dan pandai memperkirakan hal-hal apa yang perlu

mereka lakukan untuk persiapan, pembuatan, hingga proyek

mereka dapat terselesaikan tanpa harus molor dari batas waktu

yang ditetapkan oleh guru.

4. Memonitor Kemajuan proyek

Langkah keempat ini tidak hanya dilihat daria aspek guru

saja, tetapi juga harus dilihat dari aspek peserta didik. Guru dan

peserta didik (kelompok peserta didik) harus memonitor kemajuan

proyek yang mereka buat. Apakah sudah berjalan sesuai

perencanaan mereka atau belum? Apa hambatan yang ditemui?

Lalu apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya?

Kemajuan proyek perlu terus dipantau oleh guru yang mungkin


16

dapat memberikan bantuan tambahan jika memang diperlukan.

Selain itu peserta didik juga harus belajar bekerja sesuai rencana

jadwal yang mereka buat, apakah semuanya sudah berjalan dengan

baik.

5. Menguji Proses dan Hasil Belajar

Guru, dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis

proyek harus menguji (mengevaluasi) proses dan hasil belajar

selama peserta didik melaksanakan proyek dan di akhir proyek.

Keduanya sangat penting, agar nantinya guru dapat memberikan

umpan balik, penguatan, bantuan, fasilitasi, dan sejenisnya.

Kemudian guru juga tetap harus mengevaluasi bagaimana

perolehan hasil belajar peserta didik, baik dari aspek sikap,

keterampilan, maupun pengetahuan.

6. Melakukan Evaluasi Pengalaman Membuat Proyek atau

Melaksanakan Proyek

Guru dapat membantu peserta didik untuk melakukan

refleksi diri dalam tujuan membuat peserta didik terbiasa untuk

selalu mengevaluasi pembelajaran proyek mereka. Di akhir

pembelajaran, selain guru melakukan penilaian (pengujian proses

dan hasil belajar) baik dari aspek sikap, keterampilan dan

pengetahuan, guru juga memfasilitasi peserta didik untuk berpikir

dan mengingat kembali hal-hal terbaik apa yang telah dapat mereka

buat selama mengerjakan suatu proyek, lalu hal-hal apa yang masih
17

perlu diperbaiki, sehingga proyek mendatang yang akan

dilaksanakan oleh mereka akan dapat berjalan dengan lebih lancar

dan berhasil.

Pembelajaran dengan model Project Based Learning

memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berkreasi dan

mandiri. Belajar untuk disiplin, karena mereka harus mematuhi

jadwal yang telah diatur sebelumnya.

c. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan

kelemahannya masing-masing. Sebagai pendidik tentu harus pandai

memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan di

sajikan. Di bawah ini dapat kita lihat kelebihan dan kelemahan dari

model pembelajaran Project Based Learning, sesuai PTK yang

peneliti bahas.

1. Mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik peserta didik

2. Keterampilan Pemecahan masalah semakin meningkat.

3. Dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola

berbagai sumber.

4. Peserta didik lebih aktif dalam belajar

5. Terjadi kolaborasi alamiah antar peserta didik

6. Secara tidak langsung meningkatkan kemampuan berkomunikasi

peserta didik

7. Melatih peserta didik dalam mengorganisasi sebuah proyek


18

8. Meningkatkan keterampilan dalam manajemen waktu

9. Pembelajaran dari real life experiences

10. Pembelajaran jadi menyenangkan (Nove hasanah:2016)

d. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)

1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di

mana instruktur memegang peran utama di kelas.

4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan

pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

6. Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja

kelompok.

7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok

berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik

secara keseluruhan. (Aina Mulyana:2016)

Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis

proyek di atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara

memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi

waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan

menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan

sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga


19

tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik merasa

nyaman dalam proses pembelajaran. Dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis proyek, pendidik dan peserta didik sama-sama

mempunyai peran, agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang di

harapkan. Di bawah ini dapat kita lihat peran pendidik dan peserta

didik sebagai berikut:

Peran Pendidik: Merencanakan dan mendesain pembelajaran,

membuat strategi pembelajaran, membayangkan interaksi yang akan

terjadi antara guru dan peserta didik, mencari keunikan peserta didik,

menilai peserta didik dengan cara transparan dan berbagai macam

penilaian, dan membuat portofolio pekerjaan peserta didik.

Peran Peserta Didik: Menggunakan kemampuan bertanya dan

berpikir, melakukan riset sederhana, mempelajari ide dan konsep baru,

belajar mengatur waktu dengan baik, melakukan kegiatan belajar

sendiri/kelompok, mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan,

melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll).

b. Metode Demontrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru


20

atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan " ( Mulyani

Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).

Menurut Suaedy (2011) metode demonstrasi adalah suatu cara

penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan.

Pengertian metode demonstrasi menurut Syah (2000: 208) adalah metode

mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan

melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan

media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang

sedang disajikan.

Pupuh Fathur Rochman ( 2007: 98) mengemukakan bahwa tujuan

penerapan metode demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian

konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya

sesuatu seperti:

a) Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur  

keterampilan keterampilan fisik dan motorik.

b) Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan  penglihatan

para siswa secara bersama -- sama.

c) Mengkonkritkan informasi yang disajikan kepada siswa.

Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, yaitu pembelajaran

yang mengaktifkan peserta didik, sehingga dengan menggunakan metode

demonstrasi banyak kelebihan yang akan diperoleh. Menurut Syaiful

Sagala beberapa kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi yaitu:

1) Perhatian murid dapat dipusatkan


21

2) dapat membimbing siswa kearah berpikir yang sama

3) ekonomis dalam jam pelajaran

4) siswa lebih mendapatakan gambaran yang jelas dari hasil  

pengamatan

5) Persoalan yang menimbulkan pertanyaan dapat di perjelas pada saat proses

demonstrasi

2 . Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin "movere", yang berarti

menggerakkan. Menurut Weiner (1990) motivasi didefenisikan sebagai

kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong

kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam

kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai

dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan

dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan

cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Sedangkan Imron (1966)

menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris "motivation"

yang berarti dorongn atau pengalasan untuk melakukan suatu aktifitas

hingga mencacpai tujuan.

Dari serangkain pengertian para ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu alasan yang mendorong

seseorang untuk melakukan; menyelesaikan; menghentikan; dsb, suatu


22

aktifitas guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan dari motivasi

tersebut.

Menurut Hamalik (1992:173), Pengertian Motivasi merupakan

perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

1. Menurut Sardiman (2006:73), Pengertian Motivasi merupakan

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan.

2. Menurut Mulyasa (2003:112), Pengertian Motivasi merupakan tenaga

pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke

arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh

karena memiliki motivasi yang tinggi.

3. Menurut Victor H. Vroom, motivasi ialah sebuah akibat dari suatu

hasil yang ingin diraih atau dicapai oleh seseorang dan sebuah

perkiraan bahwa apa yang dilakukannya akan mengarah pada hasil

yang diinginkannya.

4. Robbins dan Judge, motivasi ialah suatu proses yang menjelaskan

intensitas, arah dan ketekunan individu agar dapat mencapai

tujuannya.

Dari pengertian maupun definisi motivasi para ahli diatas

makadapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau

kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang


23

untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia

dapat mencapai tujuannya.

Sebagai contoh, dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya

penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan

dapat terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi

untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar

yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik di perlukan proses dan

motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti

menggerakkan seseorang agar ia mau atau ingin melakukan sesuatu.

Morgan (dalam Soemanto, 2001: 194) menjelaskan motivasi

bertalian dengan tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah "keadaan yang

mendorong  tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang didorong

oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan daripada lingkah

laku tersebut (good or ends of such behavior). Senada dengan Morgan,

lebih lanjut Hamalik (2002: 173-174) menjelaskan bahwa "motivasi

adalah suatu perubahan energi di dalam peribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan". Pendapat di

atas, mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu : 1) motivasi

dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, 2) motivasi ditandai

dengan timbulnya perasaan (affective aronsal), 3) motivasi ditandai oleh

reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.


24

Motivasi dimulai dengan adanya perubahan energi

dalampribadiPerubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari

perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam

organisme manusia. Contoh adanya perubahan dalam sistem pencernaan

akan menimbulkan motif lapar. Akan tetapi, ada juga perubahan energi

yang tidak diketahui,motivasi ditandai timbulnya perasaan (affective

arousal) mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan

suasana emosi.    Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang

bermotif.Perubahan ini mungkin disadari, mungkin juga tidak.Kita dapat

mengamatinya pada perbuatan.Contoh siswa terlibat dalam diskusi.

Karena dia merasa tertarik pada masalah yang dibicarakan, dia akan

berbicara dengan kata-kata dan suara yang lancar dan cepat, dan motivasi

ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang

bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu

tujuan.Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang

disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.Setiap respon

merupakan suatu langkah ke arah pencapaian tujuan. Contoh siswa ingin

mendapat hadiah, maka ia akan belajar, mengikuti ceramah, bertanya,

membaca buku, mengikuti tes, dan sebagainya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri

seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Faktor Intern (Internal) berasal dari dalam diri individu


25

 Pembawaan individu

 Tingkat pendidikan

 Pengalaman masa lampau

 Keinginan atau harapan masa depan.

 Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau

tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses

kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri

akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk bertindak.

Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan

inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang

mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan

status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat

mendorong individu untukberprestasi.

Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini

merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi

sikap dan perasaan subjektif seseorang.

Kebutuhan , manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan

dirinya yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih

potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan

mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, dan

memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.

Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang

muncul dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang


26

diinginkan.

2. Faktor Ekstern (Eksternal) yang berasal dari luar diri individu

 Lingkungan kerja

 Pemimpin dan kepemimpinannya

 Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas

 Dorongan atau bimbingan atasan

Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan

sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan

mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan

yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana

nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaandimaksud.

Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau

organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau

mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku

tertentu, peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu

mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan

serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya

dalamkehidupansosial.Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu

terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan

interaksi secara efektif dengan lingkungannya;

Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan

karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh

seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah


27

arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai

imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat

mendorong individu untuk berperilaku dalammencapai tujuan;

perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuantercapai

maka akan timbul imbalan.

Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu

terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai

faktor yang dimaksud meliputi :

1. Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan

ketrampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut,

pengalaman traumatis, latar belakang kehidupan sosial budaya,

tingkat kedewasaan, dsb.

2. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai

rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita

dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap

kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia

yang disebabkan oleh pekerjaan.

3. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing

individu terhadap pelaksanaan pekerjaannya.

4. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama

rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan

kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar

pekerjaan
28

5. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu

6. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu

7. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan

tujuan

b.Tujuan Motivasi

Tujuan dari motivasi ialah sarana untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Bagi seorang guru , tujuan dari motivasi adalah dapat

menggerakan atau memacu para siswa agar dapat timbul keinginan dan

kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan

pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam

kurikulum sekolah. Suatu tindakan memotivasi atau memberikan

motivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh

pihak yang diberi motivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang

dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan diberikan motivasi

harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,

kebutuhan, dan kepribadian yang akan dimotivasi, termasuk di dalamnya

antara seorang guru dan siswanya. Sebagai contoh, seorang guru

memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju ke depan kelas dan

dapat mengerjakan hitungan matematika di papan tulis. Dengan pujian

itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya diri, di samping iti

timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh

maju ke depan kelas (Purwanto, 2007).

Menurut Hamalik (1992) fungsi motivasi yaitu :


29

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi

tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian

tujuan yang diinginkan

3. Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar

kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan.

c.Tingkatan Motivasi

Motivasi itu memiliki beberapa tingkatan.Ada motivasi tingkat

dasar/basic, menengah dan tinggi. Semakin tinggi tingkat motivasi

seseorang akan semakin bagus karena akan meningkatkan usahanya

untuk meraih apa yang diinginkan.

Pertama, tingkatan motivasi yang paling mendasar adalah

motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia

melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan

terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar

karena takut dimarahi orang tuanya,.

Pada tingkatan ini, mereka melakukan sesuatu bukan karena

kesadaran dan ingin mencapai tujuan tertentu tapi lebih disebabkan

karena keterpaksaan atau untuk “menggugurkan kewajiban” saja.

Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement

motivation).Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama,


30

karena sudah ada tujuan di dalamnya.Seseorang mau melakukan sesuatu

karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.

Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh

kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh

misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi

hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai

itu bisa berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna

dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini

biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan

sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan,

prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya

untuk mencapai misi hidupnya.

Ini adalah tingkatan tertinggi dalam motivasi.Pemicunya adalah

adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk berbuat sesuatu bukan

karena takut sesuatu atau menginginkan sesuatu.Alangkah indahnya jika

kita selalu memiliki inner motivation yang kuat.Kita berbuat sesuatu

karena memang kita menginginkannya.Tentu saja yang kita lakukan

adalah kebaikan.

Cita-cita yang kita inginkan akan lebih mudah tercapai jika dilandasi

oleh motivasi dari dalam diri sendiri. “Kutahu yang kumau”.Kita bukan

mengejar cita-cita orang tua yang tidak kesampaian. (bukan berarti tidak

boleh, kalau sesuai dengan diri kita tidak masalah).


31

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen

utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan

Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi

adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh

seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat

diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk

mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya

yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang

berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat,

seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki

motivasi yang tinggi".Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut

menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi.Maka

perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di

masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan

ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait

dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak

menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut

dikaitkan dengan arah yang menguntungkan. Sebaliknya elemen yang

terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang

dapat mempertahankan usahanya.


32

d. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,

harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar

yang menarik (Uno, 2006). 

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada pelajar yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung.Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :  adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan

dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan,

adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam

belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif (Uno, 2006). 

Menurut (Azwar, 1995)  Perubahan motivasi  yang diperoleh

berdasarkan pendekatan komunikasi juga dapat dilihat melalui perubahan

sikap yang ditimbulkan.  Perubahan sikap yang ditimbulkan akibat proses

komunikasi yang tergantung akan beberapa hal seperti kredibilitas, daya

tarik dan kekuatan komunikator serta isi dari pesan atau informasi itu

sendiri efektif dilihat dalam selang waktu 10-14 hari.  


33

3. Hasil Belajar

a.Pengertian Hasil Belajar


Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusiadengan belajar

manusia memperoleh terampilan, kemampuan sehingga terbentuklah

sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan.Jadi hasil belajar itu adalah

suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai

kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk

raport pada setiap semester.Untuk mengetahui perkembangan sampai di

mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus

dilakukan evaluasi.Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka

harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah

ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi

belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. 

Hasil belajar siswa menurut W.Winkel (dalam buku Psikologi

Pengajaran ( 1989:82)  adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa,

yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk

angka.

Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar

Mengajar, ( Bandung:Jemmars 980:25) hasil belajar siswa bagi

kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan

tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan

keberhasilan siswa.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan


34

belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan

tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar

dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing

sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi

sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang

telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar

tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan

pembelajaran khususnya dapat dicapai. Untuk mengetahui tercapai

tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes

formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa.Penilaian

formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan

pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini adalah

untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki

proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa

yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar

dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran

khusus dari bahan tersebut. 

b. Penilaian Hasil Belajar


Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( hal 120-121)

mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar

siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan

tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke

dalam jenis penilaian, sebagai berikut:


35

1) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya

serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini

dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam

waktu tertentu.

2)Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran

tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah

untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan

tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes

subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

3) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa

terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama

satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk

menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu

periode belajar tertentu.Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk

kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran

mutu sekolah. 

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar dan motivasi melalui pendekatan saitifik, model inkuiry

leaning dan metode pemberian tugasadalah indikator dari perubahan

yang terjadi pada individu setelah mengalami proses belajar baik


36

berupa pengetahuan maupun ketrampilan yang diukur menggunakan

alat pengukuran berupa tes dan angket motivasi.

Dengan demikian, hasil belajar dan motivasi melalui

pendekatan saitifik, model inkuiry leaning dan metode pemberian

tugasdapat meningkatkan hasil belajar peserta didik baik dalam aspek

kognitif, afektif, ataupun psikomotorik yang diperoleh peserta didik

setelah memperlajari dengan jalan mencari berbagai informasi yang

dibutuhkan baik berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan,

maupun keterampilan sehingga pesera didik tersebut mampu

mencapai hasil maksimal belajarnya sekaligus menerapkannya dalam

kehidupan masyarakat.

Dalam penelitian ini, hasil belajar dan motivasi peserta didik

akan diukur pada ranah kognitif, dan psikomotor yaitu hasil optimal

kemampuan yang diperoleh peserta didik dalam menguasai materi

pelajaran sesuai dengan kisi-kisi tes pada KD yang bersifat

pengetahuan dan ketrampilan .Penilaian atau evaluasi hasil belajar

dilakukan melalui tes tertulis berupa soal essay serta angket untuk

motivasi yang diberikan kepada peserta didik pada setiap siklus di

pertemuan terakhir.

c. Teknologi Informasi Dan Komunikasi

TIK merupakan singkatan dari Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Tujuan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara umum

yaitu memahami alat Teknologi Informasi dan Komunikasi termasuk


37

komputer (computer literate) dan memahami informasi (information

literate). Artinya peserta didik mengenal istilah-istilah yang digunakan

pada TIK dan istilah-istikah pada komputer yang umum digunakan.

Peserta didik juga menyadari keunggulan dan keterbatasan komputer,

serta dapat menggunakan komputer secara optimal. Di samping itu

memahami bagaimana dan dimana informasi dapat diperoleh, bagaimana

cara mengemas/mengolah informasi dan bagaimana cara

mengkomunikasikannya. (Evikurniakania-2015) dalam blognya

merumuskan beberapa manfaat dari mempelajari Teknologi Informasi

dan Komunikasi, sebagai berikut :

1. Pelajaran TIK juga mempermudah peserta didik dalam mengenal

internet dan memafaatkannya untuk berkomunikasi dengan teman,

keluarga, maupun saudara yang jauh, bahkan mereka bisa

berkomunikasi dengan orang yang berada di berbagai belahan dunia

tanpa mengalami kesulitan seperti menggunakan jejaring sosial

Facebook, Twitter.

2. Dengan adanya pelajaran TIK peserta didik dapat dengan mudah

menggunakan komputer untuk mengerjakan tugas yang berhubungan

dengan pengolahan angka, pengolahan kata, presentasi.

3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan TIK untuk

mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam

kehidupan sehari hari.


38

4. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi

perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani

aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.

5. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses

pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih

terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi,

dan terbiasa bekerjasama.

6. Dengan adanya pelajaran TIK yang diberikan kepada peserta didik,

maka peserta didik dapat memfungsikan komputer dan internet secara

maksimal sebagai media belajar yang efektif.

7. Peserta didik mempunyai pengetahuan yang luas tentang dunia luar

seta informasi dari berbagai belahan dunia secara cepat mudah dan

murah melalui internet.

8. Pelajaran TIK menjadi bekal bagi peserta didik dalam menempuh

masa depan yang semakin deras dengan arus globalisasi dan

perkembangan tekhnologi yang semakin canggih.

Merujuk banyaknya manfaat dari TIK di atas, tentu akan

membuat peserta didik lebih banyak ingin mempelajari nya. Belajar

Teknologi Informasi dan Komunikasi juga akan memberikan motivasi

dan kesenangan kepada peserta didik untuk belajar dan bekerja secara

mandiri. Selain itu dengan menguasai Teknologi Informasi dan

Komunikasi akan meningkatkan proses pembelajaran pada semua


39

tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau disiplin ilmu mata pelajaran

lain.

Uraian di atas merupakan manfaat TIK secara umum, secara

khusus peserta didik dan juga pendidik dapat menggunakan TIK untuk

presentasi, demontrasi dan kelas virtual. Di samping itu dengan belajar

TIK diharapkan peserta didik dapat: (1) meng-gunakan perangkat TIK

untuk mencari, mengekplorasi, menganalisis, dan saling bertukar

informasi secara efesien dan efektif, (2) dengan cepat mendapat ide dan

pengalaman dalam manfaat TIK, (3) peserta didik dapat termotivasi

untuk mengevaluasi dan mempelajari TIK sebagai dasar untuk belajar

sepanjang hayat, (4) mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK,

(5) memotivasi kemampuan peserta didik untuk dapat beradaptasi dan

mengantisipasi perkembangan TIK, (6) mengembangkan kompetensi

peserta didik dalam menggunakan TIK untuk mendukung kegiatan

belajar, bekerja, dan berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari

(Razif Anbaiki:2015).

d. Perangkat Lunak Pengolah Angka (Microsoft Excel)

1. Perangkat Lunak Pengolah Angka ( Microsoft Excel)

a. Pengertian Perangkat Lunak pengolah Angka

Perangkat pengolah angka adalah software (perangkat lunak) khusus

untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan angka. Dalam

hal ini, angka yang sering muncul di bidang bisnis, ilmiah,


40

perencanaan, pembuatan statistik, pembuatan lembar kerja, pengelolaan

angka untuk perhitungan sebuah data (basis data) dan grafik.

b. Berbagai Jenis Perangkat Lunak Pengolah Angka

1. Kspread

Kspread merupakan aplikasi pengolah angka (spreadsheet) yang

bersifat open source dan multiplatform. Open Source berarti kita

dapat mendownload secara gratis dari internet dan menggunakannya

secara bebas.

Gambar 2.1 Tampilan Kspread

2. Star Office Calc

Star Office Calc merupakan aplikasi pengolah angka yang

dikembangkan oleh Sun Microsystem. StarOffice Calc adalah

aplikasi pengolah angka yang bersifat multiplatform, yang berarti

dapat dijalankan di berbagai sistem operasi termasuk Linux,

Solaris, Unix, dan Windows


41

Gambar 2.2. Tampilan Star Office Calc

3. Open Office Calc

Open Office Calc adalah aplikasi pengolah angka yang besifat open

source (dapat dibuka melalui sistem operasi apa saja). Open Office Calc

adalah program spreadsheet yang dapat dipergunakan untuk membuat

daftar memelihara record, dan menganalisis data.

Gambar 2.3. Tampilan Open Office Calc


42

4. Microsoft Excel

Microsoft Excell adalah aplikasi pengolah angka yang

dikeluarkan oleh Microsoft Corporation. Perusahaan perangkat

lunak terbesar di dunia. Microsoft memiliki fitur-fitur yang

memungkinkannya diintegrasikan dengan aplikasi Microsoft

Office lainnya. Microsoft Excel tampil dengan format Workbook

yang tersusun atas beberapa sheet. Setiap sheet terdiri atas cell-

cell sebagai ruang data.

Gambar 2.4. Tampilan Microsoft Excel

c. Microsoft Excel

1. Deskripsi Microsoft Excel

Microsoft Excel adalah sebuah program aplikasi bagian dari

Microsoft Office yang mempunyai kemampuan Spreadsheet

elektronis, kemampuan pengolahan data (database) dan

pengolahan grafis. Ms. Excel akan sangat membantu kita dalam hal

menghitung, memproyeksikan, menganalisa dan mampu

mempresentasikan data dalam bentuk tabel dengan berbagai jenis


43

tabel yang disediakannya mulai dari untuk keperluan di bidang

bisnis, ilmiah, perencanaan, statistik, rumus, bentuk Bar, Grafik,

Pie, Line dan banyak lagi, sehinggga sangat dibutuhkan sekali

dalam penyusunan data-data perusahaan, hasil-hasil penelitian,

maupun pembuatan makalah pribadi.

B. Penelitian yang relevan

Berdasarkan studi kepustakaan yang telah peneliti lakukan, Penelitian

yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Didi

Kurnadi dan Sugiartawan Bayu Permana Gede. Uraian Penelitiannya terdahulu

sebagai berikut ini.

Hasil Penelitian Didi Kurnadi (2015), yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Dengan Pendekatan Project-Based

Learning”. Menunjukan bahwa kegiatan belajar dengan metode Project-Based

Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Walaupun contoh

disini pelajaran Kimia, peneliti mengambil perbandingannya dari model

pembelajarannya yaitu Project-Based Learning.

Selanjutnya hasil Penelitian dari Sugiartawan Bayu Permana Gede,

yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Pelajaran

Penerapan Rangkaian Elektronika Kelas Xi Tav 1 Di SMK Negeri 3

Singaraja”. Pada Judul tidak terlihat model pembelajaran yang dipakai, tetapi

pada abstrak di jelaskan bahwa dalam penelitian ini model pembelajaran yang

di gunakan adalah Project Based Learning , seperti yang dikutip langsung dari

abstrak tersebut,
44

” Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus, dengan mengambil subjek peserta didik kelas XI TAV 1

SMK Negeri 3 Singaraja sebanyak 25 orang, yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar Penerapan Rangkaian Elektronika melalui

penerapan model Project Based Learning”.

Dari dua contoh di atas menunjukkan bahwa penerapan model Project

Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar baik dibidang pengetahuan

maupun keterampilan peserta didik. PTK mapel TIK untuk SMP dengan

Model Project Based Learning secara rinci sulit ditemukan. Tetapi karena

peneliti sudah melakukan pembelajaran dengan model project based learning

dengan metode demontrasi, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran

Project Based Learning berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

peserta didik.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan studi kepustakaan di atas sebagai landasan teori, maka

disusunlah kerangka berfikir dari Penelitian ini.Kerangka berfikir ini terdiri

dari tiga katagori yaitu,pertama masalah kurangnya aktifitas peserta didik

dalam belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Peserta didik pasif dalam

belajar sehingga suasana kelas terlihat kurang hidup.Disamping itu hasil ujian

Akhir TIK peserta didik yang rendah terlihat dengan banyaknya peserta didik

yang tidak tuntas. Kenyataan ini merupakan kondisi awal sebelum diadakan

penelitian
45

Kedua, Adanya upaya untuk mengatasi permasalahan dengan

mengadakan penelitian, menerapkan Project Based Learning menggunakan

Metode Demonstrasi pada pembelajaran Perangkat Lunak pengolah Angka.

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus.

Ketiga, dengan diadakan tindakan tersebut diharapkan adanya

peningkatan pada aktifitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran

Perangkat Lunak pengolah Angka. Hasil yang diharapkan ini dinyatakan

dengan kondisi akhir.

Kerangka berfikir atau konseptual yang telah di deskripsi kan di atas

dapat ditunjukkan dengan diagram pada gambar 2.5 di bawah ini,

Guru belum
Motivasi kurang
Kondisi menggunakan
dan hasil belajar
Awal pendekatan
TIK peserta didik
Saintifik Model
rendah
Project Based
Learning

Menggunakan SIKLUS 1
Tindakan pendekatan Pendekatan
Saintifik Model Saintifik Model
Project Based Project Based
Learning Learning

SIKLUS
Motivasi dan
12Pendekatan
Kondisi Hasil belajar
Saintifik Model
Akhir TIK meningkat Project Based
Learning

Gambar 2.5 Kerangka berfikir penelitian


46

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka hipotesis Penelitian tindakan

kelas ini adalah sebagai berikut “ Penggunaan Pendekatan Saintifik Model

project Based Learning Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Motivasi

dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran TIK Materi Perangkat

Lunak Pengolah Angka (Microsoft Excel) di Kelas IX.5 Semester Genap

SMPN 2 Payakumbuh Tahun Pelajaran 2018/2019”


47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Setting dan Jenis Penelitian

Penelitian ilmiah ini diadakan di SMPN 2 Payakumbuh tahun Pelajaran

2018-2019 di semester 2 pada kelas IX.5.

Penelitian ini merupakan Penelitian tindakan kelas, karena Penelitian ini

bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik di dalam

kelas. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan hasil belajar TIK dan

motivasi peserta didik melalui model Project Based Learning dengan

menggunakan metode Demonstrasi.

Kemudian carr dan Kemmis dalamAkhmad Sudarjat(2008) menyatakan

bahwa,Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk refleksi diri yang dilakukan

oleh para guru peserta didik dan kepala sekolah untuk memperbaiki rasionalitas

dan kebenaran.

Selanjutnya,Harjodipuro dalam Akhmad Sudarjat (2008) menjelaskan

bahwa,PTK adalah pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui

perubahandengan mendorong para guru untuk menyadari kelemahan nya dan

berupaya memperbaikinya kearah yang lebih baik.

Berdasarkan beberapa definisi diatas,dapat disimpulkan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas adalah Penelitian yang dilakukan oleh guru dan observer yang

bertujuan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

proses belajar mengajar di dalam kelas dan dapat meningkatkan mutu

pembelajaran.
48

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diadakan di SMP Negeri 2 Payakumbuh yang berlokasi di

Jln.Prof Dr Hamka no.22 Payakumbuh.Penelitian ini dilaksanakan di kelas

IX.SMP N 2 Payakumbuh,mulai dari Januari 2019 sampai dengan Juni 2019.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX.SMP N 2

Payakumbuh,sedangkan sampel nya adalah peserta didik kelas IX 5 di SMPN 2

Payakumbuh sebanyak 34 orang .

D. Variabel dan Data

1. Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas :

a. Variabel bebas (X) yaitu Pendekatan saintifik dengan model Project

Based Learning

b. Variabel terikat (Y), yaitu motifasi dan hasil belajar TIK peserta didik.

2. Data

a. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang

diperoleh dari pengamatan langsung pada subjek penelitian, dalam hal

ini adalah data motifasipeserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik,

dalam hal ini hasil ulangan harian peserta didik.

b. Sumber data dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas IX.5 SMP

Negeri 2 Payakumbuh semester genap tahun pelajaran 2018/2019.


49

E. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus yang

setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.Penulis menggunakan Model yang

dikembangkan olehJohn Elliot dalam Akhmad Sudarjat (2008).Model ini

terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan,tindakan, observasi dan refleksi. Hal

ini dapat dilihat dari gambar 3.1 di bawah ini,

Tindakan Siklus Observasi

Refleksi

Perencanaan

Tindakan Siklus 2 Observasi

Refleksi

Hasil yang diharapkan

Gambar 3.1 .Langkah – langkah Penelitian


50

Berdasarkan diagram di atas, Penulis akan melakukan Penelitian dengan dua

siklus dan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

1. Siklus Pertama

Pada siklus pertama Penulis melakukan 4 kegiatan yaitu :

A. Perencanaan(planning)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah :

1. Menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan silabus

kurikulum 2013

2. Merancang sebuah RPP sebagai pedoman dalam pengajaran

3. Menyusun jadwal Penelitian

4. Mempersiapkan instrument Penelitian untuk pengumpulan data

5. Memilih media yang sesuai

6. MempersiapkanLK (Lembaran Kerja)

B.Tindakan (action)

Dalam Penelitian ini,penulis menggunakan model Project Based

Learning yang bertujuan :

1. Meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk mencari dan

menemukan sendiri materi yang akan di pelajarinya.

2. Melatih kepekaan diri peerta didik

3. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.

4. Meningkatkan motivasi, dan partisipasi belajar.

5. Meningkatkan tingkah laku yang positif

6. Meningkatkan prestasi dan hasil belajar.


51

7. Untuk melatih peserta didik menemukan jawaban dari pertanyaan–

pertanyaan tentang konsep, prinsip dan prosedur dari materi yang

diajarkan.

Tahapan kegiatan inti yang akan dilakukan pada pembelajaran

berbentuk Project Based Learning adalah:

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar

2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the

Project)

3. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

4. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

5. Mengevaluasi Pengalaman

C. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, Penulis langsung mengamati

kegiatan peserta didik. Peserta didik juga mengisi lembaran motifasi

sesuai dengan kondisi mereka ketika pembelajaran

D. Refleksi

Dalam kegiatan ini, Penulis mentelli hasil lembaran angket motifasi

siswa, Kelemahan–kelemahan yang ditemukan dalam siklus pertama

dicarikan agar diperoleh solusi yang terbaik, sehingga dapat dijadikan

pedoman.

2.Siklus Kedua

Pada siklus kedua Penulis juga akan melakukan 4 kegiatan yaitu :

A. Perencanaan
52

B. Tindakan (tindakan pada siklus II sama dengan pada siklus I)

C. Observasi

D. Refleksi

F.Kisi-Kisi dan Instrumen


JUML
NO VARIABEL INDIKATOR PERNYATAAN
AH
1 Motifasi Hasrat dan 1.Menyediakan waktu 11
Keinginan Berhasil untuk belajar lebih
banyak
2.Mengulang pelajaran di
rumah
3.Serius mengikuti
pelajaran di sekolah
4.Berusaha menyelesaikan
tugas yang diberikan
guru
5.Saya bertanya kepada
guru/teman terhadap
materi yang belum
dimengerti
6.Memperbaiki kesalahan
yang telah diperiksa guru
7.Mengerjakan latihan di
kelas sendiri
8.Tidak berbicara dengan
teman disaat guru
menerangkan
9.Berusaha menyelesaikan
tugas sendiri walaupun
sulit
53

10.Mengerjakan tugas
rumah sampai selesai
11Bersemangat
mengerjakan tugas yang
diberikan guru
Dorongan dan 1.Lebih penting usaha dari 10
kebutuhan dalam nilai
belajar 2.Suka kalau guru menambah
jam belajar di luar jam
pelajaran
3.Berusaha mencari materi
yang tidak ada di pustaka
4.Membaca buku pelajaran
5.Mencatat keterangan guru di
papan tulis
6.Mencatat keterangan penting
yang di tulis guru di papan
tulis
7.mempedulikan keterangan
yang disampaikan
8.Menyelesaikan pr/tugas
pulang sekolah
9.Peduli terhadap anggapan
orang tentang kellkuan
yang kurang
menyenangkan dalam
belajar
10.Lebih paham dengan
materi pelajaran setelah
mengerjakan tugas
Harapan dan Cita- 1. Perlu belajar dengan 6
Cita masa Depan giat, karena sekolah
memberi harapan
54

pekerjaan nantinya
2. Berharap apa yang
dipelajari di sekolah
dapat berguna nantinya
3. Tertarik dengan masalah
bidang pekerjaan di
masyarakat yang sesuai
dengan bidang pelajaran
yang sedang dipelajari
4. saya peduli apapun
prestasi belajar nanti,
karena memperhatikan
pelajaran
5. Berharap pendidkkan ini
bermanfaat di kemudian
hari
6. Berharap agar ilmu ini
dapat dipraktekkan
nantinya
Penghargaan 1.Bangga mengerjakan 5
terhadap proses tugas sendiri walau
belajar teman banyak yang
sudah siap
2.Berusaha rajin belajar,
walaupun banyak tugas
3.Mendahulukan
kepentingan belajar dari
kepentingan lainnya
4.Perlu memperhatikan
nasehat guru tentang
bagaimana cara belajar
55

yang baik
5.Berusaha datang ke
sekolah tepat waktu
walaupun kendala di
perjalanan menghalangi
Kegiatan yang 1.Menyukai kalau ada 8
menarik dalam teman yang bertanya
belajar kepada guru tentang
materi yang sulit
2. Merasa puas apabila
dapat menjelaskan suatu
masalah kepada teman
yang mengalami
kesulitan dalam belajar
3. senang bila guru
menunjuk saya untuk
menjelaskan sesuatu
dalam belajar di hadapan
teman-teman.
4. Merasa puas kalu tugas
selesai tepat waktu
5. Membuat kesimpulan
setiap selesai
mengerjakan tugas
6. Mencari materi yang
tidak ada pada buku di
internet
7. Mendiskusikan materi
yang diberikan guru
dengan teman
8. Mencatat keterangan
56

guru yang dianggap


penting untuk dipelajari
Lingkungan belajar 1.Mengerjakan tugas di 3
yang kondusif pustaka bersama teman
jika ada latihan / PR
yang sulit
2. Berusaha mencari
penyebab setiap
kegagalan dalam belajar
dan segra
memperbaikinya
3. Bersemangat belajar
karena mempunyai
teman yang
menyenangkan
2 Pengetahu- Menjelaskan menu 1. Mengidentifikasi 2
dan ikon perangkat menu dan ikon
an
lunak pengolah pada perangkat
angka untuk engolah
lunak pengolah
dan menghasilkan
informasi angka
2. Menjelaskan fungsi
menu dan ikon
pada perangkat
lunak pengolah
angka

3 Keterampi- Menggunakan Menggunakan Menu dan 1


menu dan ikon
lan Ikon Pada Microsoft Excel
perangkat lunak
pengolah angka
untuk mengolah
dan menghasilkan
informasi

F. Indikator Kinerja
57

Indikator pencapaian adalah standar ketuntasan yang ditetapkan dalam

penelitian ini berdasarkan kondisi pra siklus dan keberhasilan yang ingin

dicapai setelah Penelitian tindakan kelas diselesaikan. Ada 2 komponen yang

ditetapkan indikator nya yaitu :

1. Motifasi belajar ditetapkan ketercapaiannya angka 70 dan keberhasilan

klasikalnya adalah 80 %

2. Hasil belajar ditetapkan KBM dengan angka 70 dan keberhasilan

klasikalnya adalah 80%.

Jika peserta didik belum mencapai angka indikator keberhasilan,maka siklus

harus dilanjutkan sampai mencapai angka sama atau lebih.

G. Tekhnik Analisis Data

Tekhnik menganalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif . Penulis melakukan kegiatan di

kelas secara bertahap dalam dua siklus, penulis menggunakan dua jenis

instrument,yaitu Test Hasil Belajar,dan Lembaran pengamatan motifasi siswa.

1.Test Hasil Belajar


Setelah guru menyajikan pelajaran,pada akhir proses belajar mengajar,

guru/penulis memberikan tugas, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

peserta didik terhadap materi yang diberikan.

2.Lembaran angket motifasi

Lembaran angket motifasi adalah instrumen peserta didik selama

proses belajar mengajar untuk dua siklus. Lembaran angket motifasi ini
58

berguna untuk melihat jumlah peserta didik yang memiliki motifasi dalam

belajar dan ditentukan persentasinya.


59

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tindakan

1. Pra Siklus

Hasil tindakan yang ditulis dalam bab ini bertujuan untuk

membuktikan apakah dengan Menggunakan model Project Based Learning

dapat meningkatkan hasil belajar dan motifasi belajar TIK peserta didik

kelas IX.5, SMP N 2 Payakumbuh,semester genap 2018-2019.

Dalam bab ini,akan ditunjukkan perkembangan hasil belajar peserta

didik mulai dari pra siklus (sebelum menggunakan model pembelajaran

Project Based Learning ) hingga siklus I dan siklus II (setelah menggunakan

model pembelajaran Project Based Learning

Setelah melaksanakan pembelajaran TIK selama 6 bulan pada

semester Ganjil tahun pelajaran 2018-2019 ini, Penulis merasa belum

berhasil dalam memberikan pengajaran TIK pada peserta didik kelas IX.5

SMP N2 Payakumbuh, Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir yang

menunjukan banyaknya peserta didik yang belum tuntas atau memperoleh

nilai dibawah KBM, seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 01. Nilai Akhir Semester Ganjil T.P. 2018-2019 (Pra Siklus)
Nilai
Nilai
No Nama Siswa Pengetahua Rata rata
Keterampilan
n
1 AU 88 70 79
2 AM 63 70 66,5
3 AA 70 70 70
4 AR 70 70 70
5 AAP 70 68 69
60

6 BZS 76 70 73
7 CH 70 70 70
8 DIF 83 63 73
9 DAY 72 65 68,5
10 DP 50 70 60
11 DAY 60 70 65
12 EDM 75 70 72,5
13 FR 60 70 65
14 HA 88 70 79
15 HG 10 70 40
16 HHN 64 70 67
17 KW 60 84 72
18 LC 88 90 89
19 MY 52 60 56
20 MS 60 70 65
21 MI 60 70 65
22 MR 60 60 60
23 RF 60 60 60
24 RD 60 60 60
25 RKS 60 70 65
26 RM 60 60 60
27 SLP 60 60 60
28 SZA 75 60 67,5
29 VS 60 60 60
30 WAAM 83 60 71,5
31 WM 64 60 62
32 WA 60 60 60
33 ZS 60 60 60

34 70 80 75
ZYAR
Jumlah Nilai 2221 2290 2255,5

Rata rata 65 67 66,34


61

Dari Tabel di atas, terlihat ada 16 (47%) peserta didik yang tidak

tuntas pada nilai akhir (pengetahuan) dan ada 14 (41 %) peserta didik yang

tidak tuntas pada nilai keterampilan . Hal ini dapat di lihat pada grafik di

bawah ini.

70

60

50

40
Siswa Tuntas
30 hasil belajar

20

10

0
Pengetahuan Keterampilan

Grafik 01. Siswa tuntas dan hasil belajar pada pra siklus .

Dalam proses belajar mengajar juga terlihat, banyaknya peserta didik

yang kurang motivasi dalam belajar.Dari hasil pengamatan penulis selama

ini ,hanya sekitar 30% peserta didik yang punya keinginan belajar.

Kekurang inginan belajar peserta didik ini juga sangat dipengaruhi oleh

motivasi yang diberikan guru.

Berdasarkan hasil nilai akhir pengtahuan dan nilai keterampilan serta

kurangnya motivasi peserta didik dalam belajar tersebut,penulis mencoba

memilih model pembelajaran yang tepat yang dapat mempermudah peserta

didik dalam menguasai materi pelajaran selanjutnya. Dalam hal ini penulis

menggunakan model Project based dalam menyajikan materi pelajaran dan


62

sangat berharap semoga ada peningkatan hasil belajar dan Motivasi peserta

didik.

Penulis melaksanakan Penelitian ini dengan 2 siklus.Masing-masing

siklus terdiri dari dua kali pertemuan.Hal ini dilakukan karena untuk satu

kali siklus belum menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada

hasil belajar. Untuk itu diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran

pada setiap pertemuan.

Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan


Pertemuan 1 :Senin / 28 Januari 2019
Pertemuan 2 :Senin / 04 Februari 2019
Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan
Pertemuan 1 :Senin / 18 Februari 2019
Pertemuan 2:Senin / 25 Februari 2019
2.Hasil Tindakan siklus 1

a. Perencanaan(Planning)

Dalam perencanaan ini ada beberapa hal yang dilakukan yaitu:

1. Menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan kurikulum

2013.

2. Merancang RPP sebagai pedoman dalam pengajaran

3. Menyusun jadwal Penelitian

4. Mempersiapkan instrument Penelitian dan soal post test

5. Bekerja sama dengan kolaborator dan menjelaskan cara melaksanakan

penelitian, memilih media pengajaran yang sesuai dan mempersiapkan

kelompok diskusi.
63

b.Tindakan (Action)

1.Pertemuan Pertama,siklus 1( Senin / 28 Januari 2019)

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar

Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi

pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman

belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta didik dalam

melakukan suatu aktivitas.

 Bagaimana cara membuka Microsoft Excel

 Bagaimana cara menggunakan icon sederhana

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

 Guru mendemonstrasikan di depan kelas cara menjalankan

microsoft excel.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk mencobakan yang

sudah didemokan guru.

 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk

disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek. Hal-

hal yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu maksimal

yang direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada pelanggaran

aturan main, tempat pelaksanaan proyek, hal-hal yang

dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk

membantu penyelesaian proyek .


64

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

 Guru memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk

membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada waktu

maksimal yang disepakati.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah

alternatif, jika ada sub aktifitas yang molor dari waktu yang

telah dijadwalkan.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

 Guru Membagikan Lemba Kerja siswa yang berisi tugas

peroyek dengan tagihan: 1) menuliskan informasi yang

secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan

beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/tugas

yang diberikan, 3) menuliskan konsep-konsep/prinsip-

prinsip matematika berdasarkan pengalaman belajarnya

yang terkait dengan tugas, 4) mengaitkan konsep-konsep

yang dinyatakan secara eksplisit dalam tugas dengan

konsep-konsep/prinsip-prinsip yang dimiliki oleh siswa

berdasarkan pengalaman belajarnya, 5) melakukan dugaan-

dugaan berdasarkan kaitan konsep poin 4), 6) menguji

dugaan dengan cara mencoba, 6) menarik kesimpulan

 Guru memotivasi peserta didik selama menyelesaikan

proyek dengan cara melakukan skaffolding jika terdapat


65

peserta didik membuat langkah yang tidak tepat dalam

penyelesaian proyek

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Guru telah melakukan penilaian selama monitoring dilakukan

dengan mengacu pada rubrik penilaian.yang bertujuan: mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu

pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya

f. Mengevaluasi Pengalaman

peserta didik secara bersama melakukan refleksi terhadap hasil

proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah

kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasinya dan

perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari

masalah yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta

menanggapi

2. Pertemuan kedua, siklus 1( Senin /04 Februari 2019 )

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar

Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi

pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman

belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta didik dalam

melakukan suatu aktivitas.

 Menjelaskan kegunaan masing masing ikon


66

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

 Guru mendemonstrasikan di depan kelas cara menggunakan

atau fungsi dari ikon yang ada pada microsoft excel

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk mencobakan yang

sudah didemokan guru.

 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk

disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek. Hal-

hal yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu maksimal

yang direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada pelanggaran

aturan main, tempat pelaksanaan proyek, hal-hal yang

dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk

membantu penyelesaian proyek .

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

 Guru memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk

membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada waktu

maksimal yang disepakati.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah

alternatif, jika ada sub aktifitas yang molor dari waktu yang

telah dijadwalkan.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

 Guru Membagikan Lemba Kerja siswa yang berisi tugas

peroyek dengan tagihan: 1) menuliskan informasi yang

secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan


67

beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/tugas

yang diberikan, 3) menuliskan konsep-konsep/prinsip-

prinsip matematika berdasarkan pengalaman belajarnya

yang terkait dengan tugas, 4) mengaitkan konsep-konsep

yang dinyatakan secara eksplisit dalam tugas dengan

konsep-konsep/prinsip-prinsip yang dimiliki oleh siswa

berdasarkan pengalaman belajarnya, 5) melakukan dugaan-

dugaan berdasarkan kaitan konsep poin 4), 6) menguji

dugaan dengan cara mencoba, 6) menarik kesimpulan

 Guru memotivasi peserta didik selama menyelesaikan

proyek dengan cara melakukan skaffolding jika terdapat

peserta didik membuat langkah yang tidak tepat dalam

penyelesaian proyek

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Guru telah melakukan penilaian selama monitoring dilakukan

dengan mengacu pada rubrik penilaian.yang bertujuan: mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu

pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya

f. Mengevaluasi Pengalaman
68

peserta didik secara bersama melakukan refleksi terhadap hasil

proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah

kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasinya dan

perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari

masalah yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta

menanggapi

c.Observasi
Selama kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

Project Based Learning dan melakukan Penilaian siklus I berlangsung

pendidik mengamati sambil mencatat kemampuan peserta didik sesuai

kriteria penilaian yang telah ditentukan.

Penilaian siklus 1 yang dilaksanakan pada tanggal 11 Februari

2019 dapat dilihat pada tabel 02. Pendidik juga mencatat jumlah peserta

didik yang punya keinginan belajar yang tinggi selama PBM dengan

menggunakan lembaran observasi motivasi. Kemudian lembar observasi

motivasi jumlah peserta didik yang punya keinginan belajar tinggi pada

pertemuan 1 dan pertemuan 2 dalam siklus 1 dapat dilihat pada tabel 03.

Tabel 02. Penilaian Pengetahuan dan keterampilan pada siklus 1


NO NAMA SISWA Pengetahuan Keterampilan

1 AU 77 100 69
2 AM 74 70
3 AA 75 75
4 AR 68 65
5 AAP 55 80
6 BZS 85 100
7 CH 67 50
8 DIF 65 100
9 DAY 85 100
10 DP 66 75
11 DAY 70 70
12 EDM 100 100
13 FR 55 80
14 HA 46 65
15 HG 35 60
16 HHN 53 100
17 KW 80 75
18 LC 100 100
19 MY 73 70
20 MS 52 75
21 MI 58 50
22 MR 57 50
23 RF 57 50
24 RD 68 90
25 RKS 76 85
26 RM 76 50
27 SLP 44 35
28 SZA 66 75
29 VS 66 50
30 WAAM 77 100
31 WM 81 75
32 WA 57 50
33 ZS 80 80
34 ZYAR 80 70
Jumlah 2324 2520
Rata rata 68 74
70

Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 02 di bawah ini.

80 74.06
67.63
70

60

50

40 Siswa Tuntas
Hasil belajar
30
18 20
20

10

0
Pengetahuan Keterampilan

Grafik 02. Hasil Penilaian Siklus 1 (Pengetahuan dan Keterampilan)

Tabel 03. Lembar Observasi jumlah peserta didik yang berkeinginan belajar
pada siklus 1
Motivasi
NO NAMA SISWA
pertemuan 1 pertemuan 2

1 AU 64 65
2 AM 65 66
3 AA 65 66
4 AR 66 67
5 AAP 65 66
6 BZS 65 66
7 CH 65 66
8 DIF 65 66
9 DAY 65 66
10 DP 65 66
11 DAY 65 66
12 EDM 65 66
13 FR 64 67
14 HA 65 68
15 HG 65 68
16 HHN 64 67
17 KW 64 67
18 LC 63 66
19 MY 62 65
71

20 MS 61 62
21 MI 60 61
22 MR 60 64
23 RF 60 61
24 RD 62 63
25 RKS 61 62
26 RM 60 61
27 SLP 61 62
28 SZA 61 63
29 VS 63 64
30 WAAM 60 61
31 WM 57 58
32 WA 54 55
33 ZS 49 60
34 ZYAR 52 53
Rata Rata 62 64

Grafik Motivasi Siswa peserta didik dapat dilihat pada grafik 03 berikut.
64
64
63.5
63
62.5 62 motivasi
62
61.5
61
pertemuan 1 pertemuan 1

Grafik 03. Rata rata Motivasi peserta didik siklus 1

d. Refleksi
Pembelajaran Project Based Learning yang telah diterapkan pada

pertemuan pertama siklus 1 ini menunjukkan bahwa dalam proses

pembelajaran, peserta didik mulai termotivasi untuk belajar. Peserta didik


72

sudah bisa mencobakan apa yang didemonstrasikan guru, dan bersama-sama

menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan inti.

Dengan melihat tabel 02 yang menggambarkan hasil penilaian siklus

1 peserta didik pada pertemuan 1 dan pertemuan 2,maka dapat disimpulkan

sudah adanya peningkatan nilai dari pra siklus (49,97) ke siklus 1 (67,63)

yaitu dengan rata- rata kenaikan 35,34%.Begitu juga dengan nilai

keterampilan dari 63,88 pada pra siklus naik menjadi 74,06 pada siklus 1,

berarti terjadi kenaikan yaitu16,41%.

Dan untuk motivasi peserta didik yang tertera pada tabel 03, juga

sudah mengalami peningkatan dari 39% menjadi 53% walaupun masih

ditemui beberapa peserta didik yang belum termotivasi untuk mengikuti

pembelajaran.Oleh karena itu perlu dilanjutkan Penelitian ke siklus II.

3. Hasil Tindakan siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini adalah

1. Merancang sebuah RPP sebagai pedoman dalam pengajaran

2. Menyusun jadwal Penelitian

3. Mempersiapkan instrument Penelitian untuk pengumpulan data berupa

catatan lapangan dan soal-soal untuk ulangan.

4. Bekerja sama dengan kolaborator dan menjelaskan cara mengadakan

Penelitian

5. Memilih media pengajaran yang sesuai.

6. Mempersiapkan kelompok diskusi


73

b.Tindakan (Action)

1.Pertemuan Pertama, siklus 2 (Senin/ 18 Februari 2019)

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar

Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi

pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman

belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta didik dalam

melakukan suatu aktivitas.

 Bagaimana cara membuka Microsoft Excel

 Bagaimana cara menggunakan icon sederhana

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

 Guru mendemonstrasikan di depan kelas cara menjalankan

microsoft excel.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk mencobakan yang

sudah didemokan guru.

 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk

disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek. Hal-

hal yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu maksimal

yang direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada pelanggaran

aturan main, tempat pelaksanaan proyek, hal-hal yang

dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk

membantu penyelesaian proyek .


74

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

 Guru memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk

membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada waktu

maksimal yang disepakati.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah

alternatif, jika ada sub aktifitas yang molor dari waktu yang

telah dijadwalkan.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

 Guru Membagikan Lemba Kerja siswa yang berisi tugas

peroyek dengan tagihan: 1) menuliskan informasi yang

secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan

beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/tugas

yang diberikan, 3) menuliskan konsep-konsep/prinsip-

prinsip matematika berdasarkan pengalaman belajarnya

yang terkait dengan tugas, 4) mengaitkan konsep-konsep

yang dinyatakan secara eksplisit dalam tugas dengan

konsep-konsep/prinsip-prinsip yang dimiliki oleh siswa

berdasarkan pengalaman belajarnya, 5) melakukan dugaan-

dugaan berdasarkan kaitan konsep poin 4), 6) menguji

dugaan dengan cara mencoba, 6) menarik kesimpulan

 Guru memotivasi peserta didik selama menyelesaikan

proyek dengan cara melakukan skaffolding jika terdapat


75

peserta didik membuat langkah yang tidak tepat dalam

penyelesaian proyek

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Guru telah melakukan penilaian selama monitoring dilakukan

dengan mengacu pada rubrik penilaian.yang bertujuan: mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu

pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya

f. Mengevaluasi Pengalaman

peserta didik secara bersama melakukan refleksi terhadap hasil

proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah

kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasinya dan

perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari

masalah yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta

menanggapi.

2.Pertemuan kedua,siklus 2 (Senin/ 25 Februari 2019)


a. Penentuan Pertanyaan Mendasar

Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi

pengetahuan yang telah dimiliki siswa berdasarkan pengalaman

belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta didik dalam

melakukan suatu aktivitas.

 Bagaimana cara membuka Microsoft Excel


76

 Bagaimana cara menggunakan icon sederhana

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

 Guru mendemonstrasikan di depan kelas cara menjalankan

microsoft excel.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk mencobakan yang

sudah didemokan guru.

 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk

disepakati bersama dalam proses penyelesaian proyek. Hal-

hal yang disepakati: pemilihan aktivitas, waktu maksimal

yang direncanakan, sansi yang dijatuhkan pada pelanggaran

aturan main, tempat pelaksanaan proyek, hal-hal yang

dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk

membantu penyelesaian proyek .

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

 Guru memfasilitasi dan memotivasi peserta didik untuk

membuat jadwal aktifitas yang mengacu pada waktu

maksimal yang disepakati.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah

alternatif, jika ada sub aktifitas yang molor dari waktu yang

telah dijadwalkan.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

 Guru Membagikan Lemba Kerja siswa yang berisi tugas

peroyek dengan tagihan: 1) menuliskan informasi yang


77

secara eksplisit dinyatakan dalam tugas, 2) menuliskan

beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/tugas

yang diberikan, 3) menuliskan konsep-konsep/prinsip-

prinsip matematika berdasarkan pengalaman belajarnya

yang terkait dengan tugas, 4) mengaitkan konsep-konsep

yang dinyatakan secara eksplisit dalam tugas dengan

konsep-konsep/prinsip-prinsip yang dimiliki oleh siswa

berdasarkan pengalaman belajarnya, 5) melakukan dugaan-

dugaan berdasarkan kaitan konsep poin 4), 6) menguji

dugaan dengan cara mencoba, 6) menarik kesimpulan

 Guru memotivasi peserta didik selama menyelesaikan

proyek dengan cara melakukan skaffolding jika terdapat

peserta didik membuat langkah yang tidak tepat dalam

penyelesaian proyek

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Guru telah melakukan penilaian selama monitoring dilakukan

dengan mengacu pada rubrik penilaian.yang bertujuan: mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang

tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu

pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya

f. Mengevaluasi Pengalaman
78

peserta didik secara bersama melakukan refleksi terhadap hasil

proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah

kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasinya dan

perasaan yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari

masalah yang dihadapi. Selanjutnya kelompok lain diminta

menanggapi

c.Observasi (observation )
Berdasarkan hasil obsevasi dari kedua pertemuan penulis , terlihat

adanya peningkatan dalam motivasi peserta didik pada pertemuan kedua.

Sama halnya dengan siklus1.Dari hasil penilaian pada siklus II terlihat

adanya peningkatan nilai peserta didik dibandingkan dengan nilai penilaian

pada siklus I.Nilai penilaian peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada

Tabel 05

Hasil observasi jumlah peserta didik yang termotivasi selama PBM

oleh penulis , terlihat peserta didik yang bertanya,menjawab

pertanyaan,berperan menyampaikan ide dalam diskusi, telah menunjukkan

jumlah yang meningkat.Lembar observasi peserta didik yang termotivasi

pada pertemuan 1 dan 2 di siklus II dapat dilihat pada tabel 06.


79

Tabel 05. Nilai Pengetahuan dan keterampilan pada siklus II


Pengetahua
No Nama Keterampilan
n
1 AU 100 100
2 AM 94 90
3 AA 90 60
4 AR 62 90
5 AAP 100 90
6 BZS 80 100
7 CH 57 80
8 DIF 90 100
9 DAY 80 90
10 DP 100 90
11 DAY 100 90
12 EDM 100 100
13 FR 71 80
14 HA 100 90
15 HG 56 60
16 HHN 58 90
17 KW 81 80
18 LC 83 100
19 MY 100 90
20 MS 80 80
21 MI 81 80
22 MR 71 60
23 RF 46 60
24 RD 100 70
25 RKS 100 90
26 RM 100 90
27 SLP 65 70
28 SZA 77 90
29 VS 62 60
30 WAAM 60 90
31 WM 100 80
32 WA 52 90
33 ZS 80 80
34 ZYAR 70 75
Rata Rata 81 84

Untuk hasil penilaian siklus IIini dapat dilihat pada grafik 05 di bawah ini.
80

90 84
81
80

70

60

50
Siswa Tuntas
40 Hasil belajar
30
30 25

20

10

0
Pengetahuan Keterampilan

Grafik 05.Hasil belajar siklus II.

Tabel 6. Lembar Observasi jumlah peserta didik yang Termotivasi pada

siklus II pertemuan 1 dan 2

No Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2


1 AU 71 73
2 AM 72 74
3 AA 72 74
4 AR 72 74
5 AAP 72 74
6 BZS 71 73
7 CH 72 74
8 DIF 72 74
9 DAY 72 74
10 DP 72 74
11 DAY 72 74
12 EDM 72 74
13 FR 71 73
14 HA 72 74
15 HG 71 73
16 HHN 71 73
17 KW 71 73
18 LC 70 72
81

19 MY 69 71
20 MS 67 69
21 MI 67 69
22 MR 66 68
23 RF 67 69
24 RD 68 70
25 RKS 68 70
26 RM 67 69
27 SLP 68 70
28 SZA 68 70
29 VS 70 72
30 WAAM 66 68
31 WM 64 66
32 WA 60 62
33 ZS 56 58
34 ZYAR 58 60
Junlah 2337 2405
Rata
69 71
Rata

Kenaikan motivasi peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada grafik 06.

79%
80%
64%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Grafik 06.Motivasi peserta didik pada siklus II


82

d.Refleksi (reflection)

Pada tabel 6 hasil penilaian an observasi jumlah peserta didik

yang termotivasi pada pertemuan 1 dan 2 dalam siklus II,maka dapat

dinyatakan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dan meningkatnya

aktifitas peserta didik dalam belajar.

Perbandingan Skor rata-rata hasil UH siklus I dan siklus II yaitu

pada siklus I,diperoleh skor rata-rata adalah 67.63 sementara skor rata-

rata siklus II adalah 81,13. Ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar

19,96 %,

Perbandingan persentase skor rata-rata hasil observasi jumlah peserta

didikyang aktif pada siklus I dan siklus II yaitu siklus I diperoleh rata-rata

pertemuan 1 dan 2 adalah 46% sementara skor rata-rata siklus II adalah

72%.Ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 56,5 %.

Berdasarkan data-data di atas dapat dinyatakan bahwa adanya

peningkatan motivasi peserta didik dari pra siklus ke siklus I dan ke

siklus II. Begitu juga dengan hasil test kompetensi reading yang

mengalami peningkatan pada setiap siklus, setelah menerapkan model

Project Based Learning metode Demonstrasi di kelas IX.5 SMP N 2

Payakumbuh.

B. Pembahasan Hasil Tindakan


1.Orientasi
83

Model Project Based Learning merupakan salah satu model

pembelajaran yang sangat tepat diterapkan dalam implementasi kurikulum

2013.Karena langkah–langkah model pembelajaran Project Based Learning

dapat meningkatkan Motivasi peserta didikdalam menemukan konsep utama

dan dari materi yang dibahas. Hal ini sejalan dengan pendapat Wilcox dalam

Salmon( 2012 ) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran discovery

learning,peserta didikdidorong untuk belajar sebagian besar untuk

keterlibatan aktif mereka sendiri dalam menemukan prinsip-prinsip dan

konsep-konsep dari materi yang dibahas.

Dengan Demikian, Motivasi dalam menemukan itu dapat

meningkatkan pemahaman peserta didikterhadap pelajaran dan berdampak

pada hasil belajar yang mengalami peningkatan. Hasil Belajar menurut

SudjanadalamHimitsuqalbu (2014) menyatakan hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didiksetelah ia menerima

pengalaman belajar.

Berdasarkan teori-teori yang relevan dan upaya untuk meningkatkan

keberhasilan peserta didikdalam belajar,Penulis telah mengadakan Penelitian

tindakan kelas yang menggunakan model pembelajaran discovery learning

dengan 2 siklus.

2. Pembahasan Tindakan Siklus I

Model Project Based Learning metode demonstrasi yang penulis

terapkan bertujuan untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses


84

pembelajaran . Hasil tindakan ini terlihat pada hasil angket motivasi yang

diisi siswa.

Dari hasil penilaian pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan

nilai atau hasil belajar dari nilai pra siklus, yaitu dengan kenaikan 35,34 %.

Dan keaktifan peserta didik dalam belajar juga mengalami kenaikan dari pra

siklus ke siklus I yaitu dari 39% menjadi 53%terjadi kenaikan 14%.

3. Pembahasan Hasil Tindakan Pada Siklus II

Persentase aktivitas peserta didik pada siklus kedua ini meningkat

sebesar 6,5% dari siklus pertama. Ini terlihat pada instrumen angket

motivasi .

Hasil belajar peserta didik pada siklus kedua ini juga mengalami

peningkatan sebesar 5% dari siklus pertama.Ini tercantum pada tabel skor

rata-rata penilain siklus 2.

4.jawaban Terhadap Rumusan Masalah .

Dengan memperhatikan nilai pengetahuan dan,lembaran observas

ijumlah peserta didik yang termotivasi mulai dari pertemuan

pertama,siklus I hingga pertemuan kedua siklus II, maka diperoleh jawaban

terhadap rumusan masalah pada BAB I.

Kenyataan menunjukan bahwa model Project Based Learning dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar TIK ,di kelas IX.5 SMP N 2

Payakumbuh, semester Genap,2018-2019.

BAB V

PENUTUP
85

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas IX.5 SMP N 2

Payakumbuh dapat disimpulkan bahwa,

1. Penerapan model “Project Based Learning” dengan Demonstrasi dapat

meningkatkanMotivasi peserta didik, karena mereka termotivasi dan

tertantang untuk lebih berani berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal

ini terlihat pada aktivitas yang dicapai peserta didik.

2. Penerapan model “Project Based Learning” dengan Demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dari hasil penelitian menunjukkan

pada siklus I rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 67,63 sedangkan

pada siklus II adalah 81.13 (kategori sangat baik).

3. Penerapan model “Project Based Learning” dengan Demonstrasi dapat

meningkatkan hasil keterampilan peserta didik. Dari hasil penelitian

menunjukkan hasil keterampilan dari 74.06 siklus I menjadi 83.75 pada

siklus II ( kategorikan sangat baik )

B. Saran

Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model

“Project Based Learning” dengan demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar peserta didik kelas IX.5 SMP Negeri 2 Payakumbuh, oleh

karena itu disarankan :

1. Kepada guru-guru mata pelajaran TIK Khususnya SMP Negeri 2

Payakumbuh, bahwa model Project Based Learning” dengan diskusi


86

kelompok, dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik

2. Bagi peneliti model “Project Based Learning” dengan diskusi kelompok

dapat dikembangkan untuk mencapai sasaran dan tujuan di bidang prestasi

akademik.

3. Kepada pihak yang terkait dengan upaya penigkatan kualitas pembelajaran,

agar memperhatikan dan memfasilitasi penerapan model pembelajaran yang

digunakan oleh guru agar pembelajaran yang dilakukan guru lebih

bermakna, dan berdaya guna untuk masa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA
87

Abdul Rajak, 2002, Petunjuk Praktis Microsoft Office, Yogyakarata: Penerbit dan
Percetakan Offset “Indah”.

Kemendikbud:2014, Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru TIK dan KKPI,Jakarta


Linawati: 2014. Penerapan Project Based Learning, Semarang , Blog ,tgl 15-03-
2019, Jam 10:59
Nandar Sutisna,dkk: 2015, artikel Pentingnya TIK Di Era Globalisasi,Blog.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016, tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
Razif Anbaiki:2015) http://kelompok05-972014.blogspot.co.id/2015/01/fungsi
tujuandan-manfaat-pelajaran-tik.html, tanggal Jakarta
Linawati: 2014. Penerapan Project Based Learning, Semarang , Blog ,tgl 15-03-
2019, Jam 18:12
Sugiartawan: 2015, Jurnal penerapan model project based learning untuk
Meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Penerapan rangkaian
elektronika kelas xi tav 1 di smk Negeri 3 singaraja,Vol 4 No 1. tanggal
Jakarta Linawati: 2014. Penerapan Project Based Learning, Semarang ,
Blog ,tgl 15-03-2019, jam 11:01

Sunardi,dkk, Teknologi Informasi dan Komunikasi Bilingual, Bandung, Penerbit


Yrama Widya.
http://spenzawanalab.blogspot.co.id/2012/02/3-peranan-dan-manfaat-teknologi.
html), tanggal 15-03-2019, jam 20:17
http://novehasanah.blogspot.co.id/2016/01/kelebihan-model-pembelajaran-
berbasis-proyek.html), 15-03-2019, Jam 19:28
http://ainamulyana.blogspot.com/2016/06/model-pembelajaran-berbasis-proyek. html),
Jakarta

Linawati: 2014. Penerapan Project Based Learning, Semarang , Blog ,tgl 15-03-
2019, Jam 19:40
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-keterampilan-menurut-
para.html, tanggal Jakarta
88

Anda mungkin juga menyukai