Anda di halaman 1dari 6

NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan

Vol. x, No. x, Tahun xxxx


e-ISSN : xxxx-xxxx
p-ISSN : xxxx-xxxx

BAGAIMANA METODE PBL DAPAT MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL


BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI BERPIKIR KOMPUTASIONAL

Lina Dwi Susanti


SMK Negeri 1 Sragen
Linasusanti813@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Informatika khususnya Materi Berpikir Komputasional melalui optimalisasi
metode berbasis masalah (Problem Based Learning).
Penelitian ini merupakan penelitian tindaka kelas (Classroom Action Research)
dengan desain penelitian yang tediri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-
MPLB.2 SMK Negeri 1 Sragen yang berjumlah 36 siswa. Pengumpulan data dilaksanakan
dengan observasi dan tes setiap akhir siklus. Data yang terkumpul disusun dalam bentuk tabel
dan grafik dan selanjutnya dianalisis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis kualitatif. Analisis kualitatif mendeskripsikan data hasil observasi
motivasi dan prestasi belajar siswa berupa nilai formatif tes pada setiap akhir siklus.
Hasil penelitian menunjukkan optimalisasi metode pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Materi
Berpikir Komputasional. Peningkatan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1) Rata-rata
persentase motivasi belajar siswa meningkat sebesar 12,23%, pada siklus I sebesar 71,66%
dan siklus II menjadi 83,89%. 2) Nilai rata-rata kompetensi keterampilan siswa meningkat
sebesar 7,23 poin, yaitu pada siklus I mencapai 76,94 dan siklus II menjadi 84,17. 3) Nilai
rata-rata kelas meningkat sebesar 6,95 poin yaitu pada siklus I mencapai 73,19 dan siklus II
menjadi 80,14. 4) Ketuntasan belajar klasikal meningkat sebesar 8,33% pada siklus I sebesar
77,78% dan pada siklus II menjadi 86,11%.

Kata kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Metode Problem Based Learning

ABSTRACT

PENDAHULUAN
Pembelajaran di kelas akan efektif apabila guru melaksanakannya dengan memahami
peran, fungsi dan kegunaan mata pelajaran yang diajarnya. Disamping pemahaman akan hal-
hal tersebut keefektifan itu juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model
pengajaran menjadi model pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh Permen No. 41 tahun
2007 tentang Standar Proses. Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018, Informatika akan
dilaksanakan sebagai mata pelajaran. Masuknya Informatika sebagai mata pelajaran pada
jenjang SMK memiliki dasar yang cukup kuat, yakni sesuai dengan jurusan program di SMK.
Hal ini dilakukan untuk menyambut era Industri 4.0 dan membiasakan siswa berfikir
komputasi (computational thinking) sebagai basic skill ke-4 yang harus dikuasai siswa.
Copyright (c) 2022 TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. x, No. x, Tahun xxxx
e-ISSN : xxxx-xxxx
p-ISSN : xxxx-xxxx

Dewasa ini, pemanfaatan teknologi komputer khususnya materi Berpikir Komputasional


sebagai materi pembelajaran dalam dunia pendidikan tidaklah cukup, karena saat ini dunia
global telah memasuki era revolusi industri generasi keempat atau Revolusi Industri 4.0
(Industry Revolution 4.0/IR4.0) yang tidak dapat dihindari oleh bangsa Indonesia. IR4.0
menghadirkan sistem cyber-physical, dimana industri bahkan kehidupan sehari-hari mulai
bersentuhan dengan dunia virtual yang berbentuk komunikasi manusia dengan mesin yang
ditandai dengan kemunculan komputer super, mobil otonom, robot pintar, pemanfaatan
Internet of Things (IoT), sampai dengan rekayasa genetika, dan perkembangan
neurotechnologi. Era ini menghadirkan teknologi disruptif (disruptive technology) yang
menggantikan peran manusia. Manusia dalam bermasyarakat sudah memasuki era Society 5.0
di mana masyarakat hidup di dunia nyata dan sekaligus di dunia digital.
Kejadian yang sering terjadi di lapangan selama proses pembelajaran yang dilakukan
selama ini yang menyebabkan rendahnya kemampuan belajar siswa tidak sepenuhnya
disebabkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru, keadaan rumah tangga, lingkungan dan
lain-lain. Kelemahan banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri seperti
kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, kemauan guru itu sendiri untuk menerapkan
metode-metode ajar yang telah didapat di bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang mampu
untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan
merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru dalam melaksanakan
pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2) keterampilan memberi penguatan, 3)
keterampilan mengadakan variasi, 4) Keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, 6) keterampilan membimbing diskusi, dan 7) keterampilan mengelola
kelas. Meskipun demikian kenyataan tersebut juga penulis rasakan pada saat mengajarkan
materi kompetensi dasar atau Tujuan Pembelajaran (TP) Computational Thinking untuk
menyelesaikan persoalan yang lebih kompleks dari sebelumnya. Langkah perbaikan terhadap
pembelajaran materi kompetensi dasar atau Tujuan Pembelajaran (TP) Computational Thinking
untuk menyelesaikan persoalan yang lebih kompleks dari sebelumnya,yang membutuhkan
dekomposisi, abstraksi dan representasi data,serta berpola dan menyajikan materi Teknologi
Informatika dalam menyelesaikan masalah nyata tentang Berpikir Komputasional dilakukan
peneliti melalui variasi metode dalam pembelajaran dengan menerapkan metode Problem
Based Learning. Metode Problem Based Learning merupakan suatu cara mengajar dengan
memberikan permasalahan untuk latihan secara terstruktur terhadap apa yang telah dipelajari
siswa sehingga memperoleh keterampilan tertentu.
Dalam kaitannya dengan metode pembelajaran, metode Problem Based Learning (PBL)
atau metode berbasis masalah, siswa dibekali keterampilan untuk memecahkan masalah
dalam bentuk soal melalui suatu tahapan yang sistematis. Dalam hal ini siswa tidak hanya
berlatih menyelesaikan soal latihan saja, tetapi juga mampu mencari sumber permasalahan
sehingga lebih mudah menyelesaikan dan dapat melatih siswa untuk berpikir lebih sistematis,
logis, dan teliti.
Pemberian permasalahan dilakukan setelah siswa memperoleh konsep. Latihan yang
diberikan kepada siswa dimulai dari permasalahan yang mudah menuju yang lebih sulit. Hal

Copyright (c) 2022 TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. x, No. x, Tahun xxxx
e-ISSN : xxxx-xxxx
p-ISSN : xxxx-xxxx

ini dilakukan dengan bimbingan dan guru terlebih dahulu memberikan contoh cara
menyelesaikan masalah nyata secara berstruktur dengan baik. Selanjutnya siswa
diperintahkan untuk menyelesaikan soal-soal yang sejenis dengan soal yang telah diselesaikan
oleh guru. Dengan demikian, para siswa akan merasa terbimbing secara baik dan dapat
menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru dengan benar, sehingga ketuntasan belajar
dapat tercapai.

METODE PENELITIAN
Bagian metode harus ditulis singkat, padat, jelas, tetapi mencukupi. Ia menjelaskan
penggunaan metode penelitian, prosedur pelaksanaan, alat, bahan, atau instrumen harus
dijelaskan dengan baik, namun bukan berupa teori. Jika dipandang perlu, ada lampiran
mengenai kisi-kisi instrumen atau penggalan bahan yang digunakan. Jika ada rumus-rumus
statistik yang digunakan sebagai bagian dari metode, rumus yang sudah umum digunakan
tidak perlu ditulis. Misalnya, ada ketentuan spesifik yang ditetapkan oleh peneliti dalam
rangka mengumpulkan dan menganalisis data dijelaskan pada bagian metode ini. Bagian ini
ditulis sebanyak maksimum 10% (untuk penelitian kualitatif) atau maksimum 15% (untuk
penelitian kuantitatif) dari badan artikel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk memudahkan pemahaman dan pembacaan, hasil penelitian dideskripsikan
terlebih dahulu, dilanjutkan bagian pembahasan. Subjudul hasil dan subjudul pembahasan
disajikan terpisah. Bagian ini harus menjadi bagian yang paling banyak, minimum 60% dari
keseluruhan badan artikel.

Hasil
Hasil dapat disajikan dalam bentuk tabel angka-angka, grafik, deskripsi verbal, atau
gabungan antara ketiganya. Tabel, grafik, atau gambar tidak boleh terlalu panjang, terlalu
besar, atau terlalu banyak. Penulis sebaiknya menggunakan variasi penyajian tabel, grafik,
atau deskripsi verbal. Tabel dan grafik yang disajikan harus dirujuk dalam teks. Cara
penulisan tabel ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel tidak memuat garis vertikal (tegak) dan garis
horisontal (datar) hanya ada di kepala dan ekor tabel. Ukuran huruf isian tabel dan gambar
boleh diperkecil.

Tabel 1. Bobot Panjang Bagian Badan Artikel


Panjang
No. Nama Bagian dalam
Persen
1. Pendahuluan 20
2. Metode 10
Hasil dan
3. 60
Pembahasan
Simpulan dan
5. 10
Daftar Pustaka

Copyright (c) 2022 TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
3
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. x, No. x, Tahun xxxx
e-ISSN : xxxx-xxxx
p-ISSN : xxxx-xxxx

Angka-angka di dalam tabel tidak boleh diulang-ulang dalam narasi verbal baik
sebelum maupun sesudahnya.

Gambar 1. Nama Grafik

Pembahasan
Pembahasan dimaksudkan untuk memaknai hasil penelitian sesuai dengan teori yang
digunakan dan tidak sekadar menjelaskan temuan. Pembahasan harus diperkaya dengan
merujuk hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah terbit dalam jurnal ilmiah.
Penulisan rujukan dalam badan artikel menggunakan pola berkurung (). Jika hanya
ada satu penulis: contoh (Retnowati, 2018); jika ada dua penulis: contoh (Nurgiyantoro &
Efendi, 2017). Jika dua sampai lima penulis, untuk penyebutan yang pertama ditulis semua:
contoh (Retnowati, Fathoni, & Chen, 2018) dan penyebutan berikutnya ditulis (Retnowati et
al., 2018). Penulis lebih dari tiga orang hanya ditulis pengarang pertama diikuti et al., contoh
(Janssen et al.’ 2010); Penulisan rujukan juga dapat ditulis dengan nama di luar tanda kurung,
misalnya Nurgiyantoro (2017) sesuai dengan stile penulisan. Jika pernyataan yang dirujuk
merupakan kutipan langsung atau fakta tertentu, halaman harus disertakan: contoh
(Nurgiyantoro & Efendi, 2017:144) atau jika mengambil substansi dari beberapa halaman:
contoh (Nurgiyantoro & Efendi, 2017:144-146).
Perujukan lebih disarankan bukan berupa kutipan langsung atau tidak memuat terlalu
banyak kutipan langsung. Namun, jika ada kutipan langsung yang jumlahnya kurang dari 40
kata, ia harus ditulis dalam paragraf (tidak dipisah) dan dengan diberi tanda kutip (“...”). Jika
kutipan langsung berisi 40 kata atau lebih, ia ditulis dalam blok (terpisah dari paragraf),
menjorok setengah inchi dari pinggir, tanpa diberi tanda kutip dan diikuti nama, tahun,
halaman dalam tanda kurung (nama, tahun:halaman).
Jika suatu pernyataan saripati dari beberapa referensi, semua sumber ditulis dengan
menyebutkan semua referensi urut alfabet dan tanda titik koma (;) untuk memisahkan
antarsumber, contoh (Sahlberg, 2012; Schunk, 2012; Retnowati, Fathoni, & Chen, 2018).
Untuk sumber rujukan terjemahan, yang dirujuk adalah nama pengarang asli, tahun buku
terjemahan dan buku asli: contoh lihat di daftar pustaka buku dari (Schunk, 2012a) asli dan
Schunk (2012b) terjemahan.

KESIMPULAN
Kesimpulan tidak sekadar mengulangi data, tetapi berupa substansi pemaknaan. Ia
dapat berupa pernyataan tentang apa yang diharapkan, sebagaimana dinyatakan dalam bab
"Pendahuluan" yang akhirnya dapat menghasilkan bab "Hasil dan Pembahasan" sehingga ada
kompatibilitas. Selain itu, dapat juga ditambahkan prospek pengembangan hasil penelitian
dan prospek aplikasi penelitian selanjutnya ke depan (berdasarkan hasil dan pembahasan).

Copyright (c) 2022 TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
4
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. x, No. x, Tahun xxxx
e-ISSN : xxxx-xxxx
p-ISSN : xxxx-xxxx

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka diurutkan sesuai dengan alfabet. Semua yang dirujuk dalam artikel
harus tertulis dalam daftar pustaka dan semua yang tertulis dalam daftar pustaka harus
dirujuk dalam artikel. Contoh Penulisan Daftar Pustaka sebagai berikut.

(Jenis: buku author sama dengan penerbit)


American Psychological Association. (2010). Publication manual of the American
Psychological Association (6 ed.). Washington, DC: Author.

(Jenis: e-book)
Bransford, J. D., Brown, A. L., & Cocking, R. R. (2005). How people learn: Brain, mind,
experience and school. from https://www.nap.edu/catalog/9853/how-people-learn-brain-
mind-experience-and-school-expanded-edition.

(Jenis: edited book dengan dua editor atau lebih)


Tobias, S., & Duffy, T. M. (Eds.). (2009). Constructivist instruction: Success or failure? New
York, NY: Routledge.

(Jenis: book section)


Sahlberg, P. (2012). The most wanted: Teachers and teacher education in Finland. In L.
Darling-Hammond & A. Lieberman (Eds.), Teacher education around the world:
changing policies and practices. London: Routledge.

(Jenis: buku satu pengarang)


Schunk, D. H. (2012a). Learning theories an educational perspective. Boston, MA: Pearson
Education, Inc.

(Jenis: buku yang diterjemahkan)


Schunk, D. H. (2012b). Learning theories an educational perspective (E. Hamdiah & R.
Fajar, Trans.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Original work published 2012).

(Jenis: buku dua pengarang)


Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. (2007). Using multivariate statistics (Fifth ed.). Needham
Heights, MA: Allyn & Bacon.

(Jenis: artikel jurnal daring/0nline)


Nurgiyantoro, B. & Efendi, A. (2017). Re-Actualization of Puppet Characters in Modern
Indonesian Fictions of The 21st Century. 3L: The Southeast Asian Journal of English
Language Studies. 23 (2), 141-153, from http://doi.org/10.17576/3L-2017-2302-11.

(Jenis: artikel jurnal tiga pengarang)


Retnowati, E., Fathoni, Y., & Chen, O. (2018). Mathematics Problem Solving Skill
Acquisition: Learning by Problem Posing or by Problem Solving? Cakrawala Pendidikan,
37(1), 1-10, from doi: http://dx.doi.org/10.21831/cp.v37i1.18787.

(Jenis: artikel jurnal dengan lebih dari 3 pengarang)

Copyright (c) 2022 TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
5
NAMA JURNAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Vol. x, No. x, Tahun xxxx
e-ISSN : xxxx-xxxx
p-ISSN : xxxx-xxxx

Janssen, J., Kirschner, F., Erkens, G., Kirschner, P. A., & Paas, F. (2010). Making the black
box of collaborative learning transparent: Combining process-oriented and cognitive load
approaches. Educational Psychology Review, 22(2), 139-154. doi: 10.1007/s10648-010-
9131-x.

(Jenis: prosiding)
Retnowati, E. (2012, 24-27 November). Learning mathematics collaboratively or
individually. Paper presented at the The 2nd International Conference of STEM in
Education, Beijing Normal University, China. Retrieved from
http://stem2012.bnu.edu.cn/data/short%20paper/stem2012_88.pdf.

(Jenis: dokumen buku pedoman/laporan institusi pemerintah/organisasi)


NCTM. (2000). Principles and standards for school mathematics. Reston, VA: Author.

(Jenis: dokumen hukum perundangan)


Permendiknas 2009 No. 22, Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Sekolah Dasar Kelas I-VI.

(Skripsi, Tesis dan laporan Penelitian lainnya)


Natsir, M. 2008. Studi Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia
Melalui Jalur Suku Bunga, Jalur Nilai Tukar, dan Jalur Ekspektasi Inflasi Periode
1990:2-2007:1. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya.

Samsi, N. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi terhadap


Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan kepatuhan Etika Auditor sebagai Variabel
Pemoderasi. Tesis. Program S2 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA). Surabaya.

Verdanasari, E. F. 2012. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Nilai


Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya.

Copyright (c) 2022 TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
6

Anda mungkin juga menyukai