Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SUPPOSITORIA

OLEH
DHIMAS KRISNA ARIANTO
NIM :

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

JURUSAN FARMASI

TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Berdasarkan perkembangan zaman bentuk dan sediaan obat beragam,ada yang
berbentuk tablet, serbuk, kapsul, sirup, dan suppositoria.Beragamnya bentuk sediaan
tersebut didasarkan atas kebutuhan dari konsumen atau pasien. Bentuk dan sediaan
obat pun dapat diberikan denganrute yang berbeda-beda dan memberikan efek yang
berbeda-beda. Untuk suppositoria rute pemberiannya dimasukkan di dalam dubur atau
lubang yang ada di dalam tubuh. Penggunaan suppositoria ditujukan untuk pasien
yang susah menelan, terjadi gangguan pada saluran cerna, dan pada pasienyang tidak
sadarkan diri. Suppositoria dapat dibuat dalam bentuk rektal, ovula, dan uretra.Bentuk
suppositoria dapat ditentukan berdasarkan basis yang digunakan. Basis suppositoria
mempunyai peranan penting dalam pelepasan obat yang dikandungnya. Salah satu
syarat utama basis suppositoria adalah selalu padat dalam suhu ruangan tetapi
segera melunak, melebur atau melarutibahas pada suhu tubuh sehingga obat yang
dikandungnya dapat tersediasepenuhnya, segera setelah pemakaian. Basis
suppositoria yang umumdigunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi,
minyak nabatiterhidrogenasi, campuran polietilenglikol (PEG) dengan berbagai
bobotmolekul dan ester asam lemak polietilen glikol.
Suppositoria dapat memberikan efek lokal dan efek sistemik. Pada aksi
lokal, begitu dimasukkan basis suppositoria akan meleleh, melunak, atau melarut
menyebarkan bahan obat yang dibawanya ke jaringan-jaringandi daerah tersebut.
Obat ini dimaksudkan agar dapat ditahan dalam ruang tersebut untuk efek kerja local,
atau bisa juga dimaksudkan agar diabsorpsi untuk mendapat efek sisitemik.
Sedangkan pada aksi sitemik membranemukosa rectum atau vagina memungkinkan
absorbsi dari kebanyakan obatyang dapat larut. Dalam makalah ini, akan dibahas
secara mendalam tentang suppositoria.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi Suppositoria
2. Apa saja macam jenis dari Suppositoria
3. Apa keuntungan dari Suppositoria
4. Apakah bahan dasar dalam pembuatan Suppositoria
5. Bagaimana Metode Pembuatan Suppositoria
6. Bagaimana cara pengemasan Suppositoria

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apakah Definisi Suppositoria
2. Untuk Mengetahui Apa saja macam jenis dari Suppositoria
3. Untuk Mengetahui Apa keuntungan dari Suppositoria
4. Untuk Mengetahui Apakah bahan dasar dalam pembuatan Suppositoria
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode Pembuatan Suppositoria
6. Untuk Mengetahui Bagaimana cara pengemasan Suppositoria

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Suppositoria
Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, berbentuk
torpedo, dapat melunak, melarut atau meleleh pada suhu tubuh. (Moh. Anief. 1997)
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rectal, vagina atau uretra.

B. Macam-macam Suppositoria
1. Suppositoria vagina
Suppositoria vagina lebih bervariasi dalam bentuk dan biasanya globular
oval dan bentuk kerucut dimodifikasi. Digambarkan dengan bobot sekitar 5 gr,
tetapi kebanyakan suppositoria vagina komersil menunjukkan berbagai bobot
antara 3 dan 4 gram dan beberapa bobotnya sampai 8 gr. Suppositoria vagina
digunakan terutama untuk efek lokal, walaupun harus tetap diingat bahwa
permukaan epitel mukus dalam saluran vagina terisi dengan sirkulasi jadi obat
dapat diabsorpsi dan mempunyai efek sistemik.
Suppositoria Vagina dimaksudkan disisipkan untuk efek lokal dan
umumnya sebagai kontrasepsi , antiseptik dalam kebersihan kewanitaan dan
sebagai bahan spesifik untuk menghadapi invasi patogen. Umumnya kebanyakan
obat yang digunakan adalah nonoxynol-9 untuk kontrapsi dan trichomonas
vaginalis untuk menghambat vaginitas karena trichomonas vaginalis,candida
(monilia) albinalis. suppositoria vagina dapat juga dibuat melalui proses seperti
pembuatan tablet, dimana memanfaatkan laktosa dalam jumlah banyak . Tablet
ini dapat disisipkan secara manual atau menggunakan alat penyisip plastik yang
spesial. Pencelupan tablet kedalam air memfasilitasi penyisipan. Seringkali
serbuk kering seperti asam borat didispersikan kedalam kapsul besar untuk
penyisipan kedalam vagina.
Diantara bahan anti-infeksi ditemukan sediaan bahan komersial sediaan
vagina seperti nystatin , clotirmazole , butocona zole nitrat , terconazole dan
miconazole (anti fungi) dan triple sulfat (tri sulfat),sulfanilamid,povidone lodine ,
clindamycin fosfat, metronidazole dan ovyletracylcine (anti bakteri).
2. Suppositoria uretra
Suppositoria uretra yang disebut inserts adalah bentuk yang paling sering
digunakan ini adalah batang silinder , berdiameter 3-6 mm, fleksibel cukup untuk
dimasukkan. Untuk uretra pria panjangnya 100-150 mm dan untuk wanita 60-75
mm.
Suppositoria Uretra banyak digunakan sebagai antibakteri dan sebagai
sediaan anastetik lokal untuk pemeriksaan uretra. Pelabelan dan pengemasan
suppositoria pada temperatur kamar tetapi menempatkan suppositoria dalam
kulkas untuk memastikan waktu yang cukup untuk penyisipan ini harus selalu
dibasahkan.

3. Suppositoria rectal
Suppositoria rektal biasanya panjangnya sekitar 32 mm (1½ inchi), bentuk
silinder dan salah satu atau keduanya runcing. Beberapa suppositoria mempunyai
bentuk seperti peluru, torpedo atau jari kecil. Bergantung pada kerapatan dari
basis dan zat obat yang ada dalam suppositoria, bobot suppositoria rektal dapat
bervariasi. Suppositoria dewasa berkisar antara 2 gr jika lemak coklat yang
digunakan sebagai basis suppositoria. Suppositoria rektal untuk balita dan anak-
anak sekitat setengah dari bobot dan ukuran suppositoria dewasa dan lebih mirip
bentuk pensil.
Suppositoria rektal dimaksudkan untuk efek lokal banyak digunakan
untuk membesarkan dari sakit pada konstipasi, radiasi, gatal, dan agen inflamasi
dengan hemoroid atau dengan kondisi anorektal lainnya. Suppositoria
antihemoroid biasanya mengandung komponen anastetik, vasokontriktor,
astrigents, analgesik, dan agen pencegah.

C. Keuntungan dan Kerugian Supositoria


1. Keuntungan Supositoria:
Keuntungan penggunaan suppositoria dibanding penggunaan obat per oral adalah;
 Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung.
 Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan.
 Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah dan berakibat obat dapat
memberi efek lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.Baik, bagi pasien
yang mudah muntah atau tidak sadar.
 Menghindari pengrusakan dalam sirkulasi portal.
 Digunakan pada pasien yang tidak dapat menelan.
 Cara yang efektif untuk yang suka muntah.

2. Kelemahan :
 Tidak nyaman digunakan
 Absorbsi obat sering kali tak teratur atau sulit diramalkan
 Daerah absorpsinya lebih kecil.
 Absorpsi hanya melalui difusi pasif.
 Pemakaian kurang praktis.
 Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang rusak oleh pH di rectum.

D. Bahan Dasar Supositoria


1. Ol. cacao (lemak coklat),
2. gelatin tergliserinasi,
3. minyak nabati terhidrogenasi,
4. campuran PEG berbagai bobot molekul dan ester asam lemak PEG.
Bahan dasar lain dapat digunakan seperti surfaktan nonionik misalnya ester asam
lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat.
Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tapi
akan melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.
2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan
pemisahan obat.
5. Kadar air cukup
6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan
harus jelas.
Penggolongan bahan dasar Suppositoria.
1. Bahan dasar berlemak: Ol. Cacao (lemak coklat).
2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air: gliserin-gelatin,
polietilenglikol (PEG).
3. Bahan dasar lain: Pembentuk emulsi A/M. Misalnya campuran Tween 61-85 %
dengan gliserin laurat 15%

E. Metode Pembuatan Supposotoria


1. Dengan Tangan
Hanya dengan bahan dasar Ol. Cacao yang dapat dikerjakan atau dibuat dengan
tangan untuk skala kecil dan bila bahan obatnya tidak tahan terhadap pemanasan
Metode ini kurang cocok untuk iklim panas.
2. Dengan Mencetak Hasil Leburan
Cetakan harus dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair bagi yang memakai
bahan dasar Gliserin-gelatin, tetapi untuk Ol. Cacao dan PEG tidak dibasahi
karena mengkerut pada proses pendinginan, akan terlepas dari cetakan.
3. Dengan Kompresi
Metode ini, proses penuangan, pendinginan dan pelepasan Suppositoria dilakukan
dengan mesin secara otomatis. Kapasitas bisa sampai 3500-6000
Suppositoria/jam.
Pembuatan Suppositoria secara umum dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Bahan dasar Suppositoria yang digunakan supaya meleleh pada suhu tubuh atau
dapat larut dalam cairan yang ada dalam rektum.
2. Obatnya supaya larut dalam bahan dasar, bila perlu dipanaskan.
3. Bila bahan obatnya sukar larut dalam bahan dasar maka harus diserbuk halus.
4. Setelah campuran obat dan bahan dasar meleleh atau mencair, dituangkan ke
dalam cetakan Suppositoria kemudian didinginkan.
5. Cetakan tersebut terbuat dari besi yang dilapisi nikel atau dari logam lain, ada
juga yang dibuat dari plastik Cetakan ini mudah dibuka secara longitudinal untuk
mengeluarkan Suppositoria.
6. Untuk mencetak bacilla dapat digunakan tube gelas atau gulungan kertas.
7. Untuk mengatasi massa yang hilang karena melekat pada cetakan, maka
pembuatan Suppositoria harus dibuat berlebih (10%) dan cetakannya sebelum
digunakan harus dibasahi lebih dahulu dengan Parafin cair atau minyak lemak
atau spiritus saponatus (Soft Soap liniment), tetapi spiritus saponatus ini, jangan
digunakan untuk Suppositoria yang mengandung garam logam karena akan
bereaksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti digunakan Ol. Recini dalam
etanol .
8. Khusus Suppositoria dengan bahan dasar PEG dan Tween tidak perlu bahan
pelicin cetakan karena pada pendinginan mudah lepas dari cetakannya yang
disebabkan bahan dasar tersebut dapat mengkerut.

F. Pengemasan dan penyimpanan supositoria


Suppositoria gliserin dan suppositoria gelatin gliserin umumnya dikemas
dalam wadah gelas ditutup rapat supaya mencegah oerubahan kelembapan dalam isi
suppositoria. Suppositoria yang diolah dengan basis oleum cacao biasanya dibungkus
terpiah-pisah atau dipisahkan satu sama lainnya pada celah-celah dalam kotak untuk
mencegah terjadinya hubungan antar suppositoria tersebut dan mencegah perekatan.
Suppositoria dengan kandungan obat yang sedikit pekatbiasanya dibungkus satu per
satu dalam bahan tidak tembus cahaya seperti lembaran metal ( alufoil ). Sebenarnya
kebanyakn suppositoria yang terdapat di pasaran di bungkus dengan alufoil atau
bahan plastic satu per satu. Beberapa diantaranya dikemas dalam strip kontinu berisi
suppositoria yang dipisahkan dengan merobek lubang-lubang yang terdapat diantara
suppositoria tersebut. Suppositoria ini biasa juga dikemas dalam kotak dorong ( slide
box ) atau dalam kotak plastic.
Karena suppositoria tidak tahan panas pengaruh panas, maka perlu menjaga
dalam tempat yang dingin. Suppositoria yang basisnya oleum cacao harus disimpan di
bawah 300F dan akan lebih baik bila disimpan dalam lemari es. Suppositoria gelatin
gliserin baik sekali bila disimpan di bawah 350F. suppositoria dengna basis polietilen
glikol mungkin dapat disimpan dalam suhu ruangan biasa tanpa pendinginan.
Supositoria yang disimpan dalam lingkungan yang kelembaban nisbinya tinggi
mungkin akan menarik uap air dan cenderung menjadi seperti spon sebaliknya bila
disimpan dalam tempat yang kering sama sekali mungkin akan kehilangan
kelembapannya sehingga akan menjadi rapuh.

G. Macam - Macam Suppositoria Yang Ada di Pasaran

1. PROPYRETIC SUPPOSITORIA 160 MG (Per Tablet)


Penurun Demam Dalam Bentuk Suppositoria Yang Dimasukkan Ke Dalam
Dubur. Dapat Digunakkan Untuk Menurunkan Demam Pada Anak Maupun
Dewasa.

2. Ultraproct-N Suppositoria

ULTRAPROCT-N SUPPOSITORIA merupakan sediaan anorektal yang


mengandung Fluocortolone pivalet dan Lidocain HCl. Fluocortolone Pivalet
merupakan senyawa obat dari golongan glukokortikoid yang memiliki
kemampuan anti-inflamasi. Lidocain HCl merupakan obat anestesi lokal yang
bekerja dengan cara menstabilkan membran saraf dan menghambat refluks ionik
yang diperlukan dalam konduksi impuls sehingga rangsangan nyeri dapat diputus.
Obat ini digunakan untuk mengobati wasir atau ambeien dengan cara
memasukkan obat tersebut kedalam anus. Dalam penggunaan obat ini harus
SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTE

3. Superhoid Suppositoria
Superhoid isi 6 supp untuk mengobati wasir dan mengurangi rasa nyeri dengan cara
dimasukkan lewat anus.

4. Stesolid Diazepam
Stesolid digunakan untuk premedikasi sebelum anestesi, memberikan efek
tenang sebelum tindakan pembedahan, mengatasi kecemasan parah, kejang
otot, insomnia yang berhubungan dengan kecemasan, dan untuk mengobati
kecanduan alkohol.

5. Dulcolax Suppositories
DULCOLAX ADULT SUPPOSITORIA mengandung Bisacodyl, digunakan
untuk mengatasi sembelit atau konstipasi dengan merangsang motilitas usus
terutama usus besar
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak, atau melarut
pada suhu tubuh, Bentuk-bentuk suppositoria yaitu suppositoria vagina,suppositoria
uretra,suppositoria rectal. Metode pembuatan supositoria yaitu dengan tangan,dengan
cetakan kompresi,dengan cetakan, Evaluasi supositoria yaitu uji
homogenitas,keseragaman bentuk,uji waktu hancur,uji keseragaman bobot,uji titik
lebur,kerapuhan.

B. Saran
Kami berharap agar dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pembaca juga dapat mengetahui tentang suppositoria serta cara
penggunaannya.mungkin makalah ini masih banyak kekurangan lebih dan kurangnya
mohon dimaafkan.
DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995, departemen kesehatan , jakarta Farmakope


Indonesia Edisi III, 1979, departemen kesehatan , jakarta
http://selfiamona.blogspot.com/2013/10/formulasi-dan-teknologi-sediaan-
semi_9878.html http://siskhana.blogspot.com/2010/04/suppositoria.html
http://farmasiputri.blogspot.com/2012/05/suppositoria.html
http://farmasiabis.blogspot.com/2011/04/suppositoria.html
http://pamujiandri.wordpress.com/2011/07/25/pemberian-obat-pervaginam-dan-
suppositoria/ http://rashekimfar.blogspot.com/2012/08/suppositoria_24.html
http://andiniwooni.blogspot.com/2012/05/suppositoria.html
https://biofar.id/suppositoria/

Anda mungkin juga menyukai