Anda di halaman 1dari 3

 PENGERTIAN

Menurut Farmakope Indonesia suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
umumnya dimaksudkan untuk dimasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh.
Suppositoria setelah dimasukkan ke dalam lubang tubuh ia akan melebur, melunak
atau melarut, dan memberikan efek lokal atau sistemik.

 Tujuan Penggunaan Obat Bentuk Suppositoria


 Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, Baik dalam rektum maupun
vagina atau Urethra, seperti penyakit haemorroid / wasir / Ambein dan
infeksi lainnya.
 Juga secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap
oleh membran mukosa dalam rektum.
 Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah
muntah, tidak sadar.
 Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui
mukosa rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi darah,
 Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym di dalam saluran
gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia di dalam hepar .

 MACAM-MACAM SEDIAAN SUPPOSITORIA


1. Rektal Suppositoria rectal/rektum (anus).
Penggunaan suppositoria ini dimasukkan ke dalam anus dengan
menggunakan tangan. Berbentuk seperti peluru, dengan panjang + 32 mm
(1,5 inci). Mempunyai berat untukOrang dewasa = 3 g dan anak = 2 g jika
menggunakan lemak coklat (Theobroma oil) Sebagai basis.

2. Vaginal Suppositoria = Ovula = Pessary.


Penggunaan suppositoria ini dimasukkan ke dalam vagina dengan
menggunakan Bantuan alat. Bentuk Ovula pada umumnya berbentuk telur,
dapat Melarut, melunak, dan meleleh pada suhu tubuh. Jadi, ovula
berbentuk seperti telur Atau bola lonjong atau kerucut dengan berat 3 – 6
gram.

3. Urethral Suppositoria = Bacilla = Bougies.


Jenis suppositoria ini cara penggunaannya dimasukkan ke dalam urethra
(saluran kemih) Pada pria dan wanita.

 Kelebihan Suppositoria
Keuntungan penggunaan obat dalam Suppositoria dibanding peroral, yaitu
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada Lambung.
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh Enzym pencernaan dan asam
lambung.
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran Darah sehingga obat dapat
berefek lebih cepat Daripada penggunaan obat peroral
4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau Tidak sadar
5. Bentuknya seperti terpedo dapat menguntungkan karena suppositoria akan tertarik
masuk dengan sendirinya bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup dubur
(Anief, 2005; Syamsuni, 2005).

• Kekurangan  Supositoria:

1. Pemakaiannya tidak menyenangkan.
2. Tidak dapat disimpan pada suhu ruang.
3. Daerah absorpsinya lebih kecil
4. Absorpsi hanya melalui difusi pasif
5. Pemakaian kurang praktis
6. Tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH rektum

 Bahan Dasar Suppositoria


Bahan dasar : ol. Cacao (lemak coklat), Gelatin tergliserinasi, minyak nabati
Terhidrogenasi, campuran PEG berbagai bobot Molekul dan ester asam lemak PEG.
Bahan dasar Lain dapat digunakan seperti surfaktan nonionik Misalnya ester asam
lemak polioksietilen sorbitan Dan polioksietilen stearat.
 Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut
:
a) Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau
dicetak
b) Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
c) Dapat bercampur dengan bermacam-macam Obat
d) Stabil dalam penyimpanan, tidak Menunjukkan perubahan warna,
bau dan Pemisahan obat.
e) Kadar air cukup
f) Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan Iodium dan bilangan
penyabunan harus jelas.
 Penggolongan bahan dasar Suppositoria.
 Bahan dasar berlemak : Ol. Cacao (lemak Coklat)
 Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut Dalam air : gliserin-
gelatin, polietilenglikol (PEG)
 Bahan dasar lain : Pembentuk emulsi A/M.misalnya campuran Tween
61 85 % Dengan gliserin laurat 15 %

 Metode Pembuatan Suppositoria


1) Dengan tangan :
Hanya dengan bahan dasar Ol.Cacao yang Dapat dikerjakan atau dibuat
dengan Tangan untuk skala kecil dan bila bahan Obatnya tidak tahan
terhadap pemanasan Metode ini kurang cocok untuk iklim Panas.
2) Dengan mencetak hasil leburan :
Cetakan harus dibasahi lebih dahulu Dengan Parafin cair bagi yang memakai
Bahan dasar Gliserin-gelatin, tetapi untuk Ol.Cacao dan PEG tidak dibasahi
karena Mengkerut pada proses pendinginan, akan Terlepas dari cetakan.
3) Dengan kompresi :
Metode ini, proses penuangan, Pendinginan dan pelepasan Suppositoria
Dilakukan dengan mesin secara otomatis. Kapasitas bisa sampai 3500 – 6000
Suppositoria / jam.

 Pembuatan Suppositoria secara umum dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1. Bahan dasar Suppositoria yang digunakan supaya meleleh pada suhu
tubuh atau dapat larut dalam cairan yang ada dalam rektum.
2. Obatnya supaya larut dalam bahan dasar, bila perlu dipanaskan.
3. Bila bahan obatnya sukar larut dalam bahan dasar maka harus
diserbuk halus.
4. Setelah campuran obat dan bahan dasar meleleh atau mencair,
dituangkan ke dalam cetakan Suppositoria kemudian didinginkan.
5. Cetakan tersebut terbuat dari besi yang dilapisi nikel atau dari logam
lain, ada juga yang dibuat dari plastik Cetakan ini mudah dibuka
secara longitudinal untuk mengeluarkan Suppositoria.
6. Untuk mencetak bacilla dapat digunakan tube gelas atau gulungan
kertas.
7. Untuk mengatasi massa yang hilang karena melekat pada cetakan,
maka pembuatan Suppositoria harus dibuat berlebih ( 10 % ) dan
cetakannya sebelum digunakan harus dibasahi lebih dahulu dengan
Parafin cair.
8. Dikemas sedemikian rupa sehingga tiap Suppositoria terpisah, tidak
mudah hancur Atau meleleh.

 Pemeriksaan Mutu Suppositoria


Setelah dicetak, dilakukan pemeriksaan sebagai Berikut :
 Penetapan kadar zat aktifnya dan disesuaikan Dengan yang tertera pada
etiketnya.
 Test terhadap titik leburnya, terutama jika Digunakan bahan dasar Ol.Cacao
 Test kerapuhan, untuk menghindari kerapuhan Selama pengangkutan
 Test waktu hancur, PEG 1000 15 menit,Ol acao dingin 3 menit
 Test homogenitas.

Anda mungkin juga menyukai