DISUSUN OLEH
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 202
1
I. JUDUL
Suppositoria
2
c. Suppositoria untuk saluran urin (uretra)
Suppositoria untuk saluran urin disebut juga bougie, bentuknya
ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke dalam saluran
urin pria atau wanita. Suppositoria saluran urin pria bergaris tengah 3-
6 mm dengan panjang ±140 mm.
walaupun ukuran ini masih bervariasi anatara satu dengan yang
lain. Apabila basisnya oleum cacao beratnya ±4 g. Suppositoria untuk
saluran urin wanita panjang dan beratnya ½ dari ukuran untuk pria,
panjang ±70 mm dan beratnya 2 g ini berlaku jika basis yang
digunakan oleum cacao.
d. Suppositoria untuk hidung dan telinga
Suppositoria untuk hidung dan telinga yang disebut juga kerucut
telinga, keduanya berbentuk sama dengan suppositoria saluran urin
hanya ukuran panjangnya lebih kecil. Biasanya 2 mm, suppositoria
telinga umumnya diolah dengan suatu basis gelatin yang mengandung
gliserin. Seperti dinyatakan sebelumnya, suppositoria untuk obat
hidung dan telinga jarang digunakan.
3
b. Kerugian suppositoria :
Pemakaiannya tidak menyenangkan.
Tidak dapat disimpan dalam suhu ruang.
4
memenuhi syarat utama, yaitu basis harus selalu padat dalam suhu ruangan
dan akan melebur maupun melunak dengan mudah pada suhu tubuh
sehingga zat aktif atau obat yang dikandungnya dapat melarut dan
didispersikan merata kemudian menghasilkan efek terapi local maupun
sistemik. Basis suppositoria yang ideal juga harus mempunyai beberapa
sifat seperti berikut :
a. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.
b. Dapat bercampur dengan macam-macam obat.
c. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna dan
bau serta pemisahan obat.
d. Kadar air mencukupi.
e. Untuk basis lemak, maka bilangan asam, bilangan iodium dan
bilangan penyabunan harus diketahui jelas.
5
Dapat memadat pada suhu kamar.
b. Polietilenglikol (PEG)
PEG merupakan etilenglikol terpolimerisasi dengan bobot molekul
antara 300-6000. Dipasaran terdapat PEG 400 (carbowax 400), PEG
1000 (carbowax 1000) dan PEG 6000 (carbowax 6000). PEG dibawah
1000 berbentuk cair, sedangkan PEG diatas 1000 berbentuk padat
lunak seperti mala. Formlua PEG yang dipakai sebagai berikut :
Bahan dasar tidak berair : PEG 4000 4 % (25%) dan PEG 1000
96% (75%).
Bahan dasar berair : PEG 1540 30%, PEG 6000 50% dan aqua +
obat 20%. Titik lebur PEG antara 35°-63°C, tidak meleleh pada
suhu tubuh tapi larut dalam cairan sekresi tubuh.
6
Dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat
pelepasan obat.
Pembuatan susppositoria dengan bahan dasar PEG dilakukan
dengan melelehkan bahan dasar lalu dituang kedalam cetakan seperti
pembuatan suppositoria berbahan dasar lemak.
7
Sosor bebek (Kalanchoe pinnata [L] pers) merupakan salah satu
tanaman obat yang di gunakan sebagai obat wasir.Suppositoria adalah
sediaan padat dalam berbagai bobot dalam bentuk, yang di berikan
melalui rektal, vaginal atau uretra. Basis suppositoria merupakan
komponen terbesar yang sangat menentukan kecepatan pelepasan atau
aksi dari obat, sehingga akan mempengaruhi khasiat atau keberhasilan
terapi.
8
Pers.) digunakan sebagai tanaman kkan cocor bebek
obat yang dapat digunakan bahwa
untuk menyembuhkan tidak ada
berbagai penyakit oleh tanda-
nenek moyang kita sejak tanda
zaman dahulu. Pada zaman efek
sekarang, fungsi tanaman samping
ini dalam bidang secara
pengobatan kurang umum
dimanfaatkan dengan baik.
Tanaman ini banyak
dikembangkan sebagai
tanaman hias karena
bentuknya yang indah.
Salah satu manfaat
tanaman cocor bebek
adalah dapat
menyembuhkan luka bakar
seperti yang telah diteliti
oleh (Hasyimet al, 2012).
Tanaman cocor bebek
memiliki beberapa
kandungan yaitu flavonoid,
saponin dan tannin.
Flavonoid berfungsi
sebagai antiinflamasi,
antibakteri, antioksidan,
apabila diberikan pada
kulit yang terluka dapat
berfungsi sebagai
penghambat pendarahan.
9
Saponin memiliki fungsi
sebagai pembersih atau
antiseptik yang dapat
berfungsi sebagai
pembunuh dan mencegah
pertumbuhan organisme
pada luka. Tannin
berfungsi sebagai astringen
yang dapat menyebabkan
penutupan pori-pori kulit,
menghentikan eksudat dan
menghentikan pendarahan
ringan Namun, cocor
bebek juga dapat
digunakan untuk
menyembuhkan ambeien.
Kandungan glikosida,
damar, biofilin, magnesium
malat, kalsium, oksalat,
asam formiat dan tanin,
membuat cocor
bebek dapat difungsikan
sebagai obat anti
peradangan. (Harborne,
1987
10
IV. FORMULASI SEDIAAN
V. KHASIAT SEDIAAN
Sosorbebek (Kalanchoepinnata[L.] pres) mempunyaikhasiatsebagaibisul,
radangpayudara,radangamandel, lambung, rematik, memar, bengkak,
wasir, kencingterasanyeri, datanghaidtidakteratur, diare, disentri, demam,
sakitkepala, batukdarah, muntahdarah,danlukaberdarah (Dalimartha,
1999).
Khasiatsediaan Suppositoriapadapraktikum kali
iniadalahsebagaipengobatanwasir(Afikoh, Nurcahyo and Susiyarti, 2017).
11
VI. FUNGSI BAHAN TAMBAHAN DISERTAI DESKRIPSI & RUMUS
KIMIA
12
GoLYTELY, sampai 1,140
GlycoLax,
Titikleleh: (OC)
Fortrans,
TriLyte, (Anonim, 1979).
Colyte,
Halflytely,
Macrogol,
MiraLAX,
MoviPrep,
and PEG-100
Stearate
(wikipedia.or
g)
13
Kesempurnaanmela
rutdanwarnalarutan
5 g dalam air
hingga 50 ml
praktisjernihdantid
akberwarna.
Bobotmolekul:
rata-rata
tidakkurangdari
3000
dantidaklebihdari
3700
Titikleleh: 53-55
(OC)
(Anonim, 1979).
SOSOR BEBEK
DP :
DalimarthaS.1999.AtlasTumbuhanObatIndonesia.Jilid1.Jakarta:Trubus
Agriwidya
14
Polietilenglikol sebagai salah satu basis suppositoria yang memiliki
daya serap air tinggi, melarut pada cairan rektal, mudah bercampur
dengan bahan obat.
VIII. PERHITUNGAN DM
-
IX. PENIMBANGAN BAHAN
1. Suppositoria yang di buat = 8 + 2 = 10 buah (perhitungan dibuat lebih)
2. Berat suppositoria =10 x 3 gram = 30 gram
3. Sosor bebek = 0,2 gram x 10 = 2 gram + 5% = 2,1 gram
4. Basis = berat suppositoria – total zat aktif
= 30 gram – 2,1 gram = 27,9 gram
70
5. PEG 400 = x 27,9 gram = 19,53 gram + 10% = 21,483 gram
100
30
6. PEG 4000 = x 27,9 gram = 8,37 gram + 10% =9,207 gram
100
X. CARA KERJA
15
4. Masukan ekstrak sosor bebek kedalam PEG 400, aduk hingga
homogen (bagian II)
5. Campurkan bagian I dan bagian II , aduk hingga homogeny
6. Tuang campuran kedalam cetakan suppositoria , ratakan bagian atas
cetakan dan dinginkan suppositoria hingga membeku
7. Setelah sediaan memadat atau membeku cetakan dibuka dan
suppositoria dikeluarkan dari cetakan
8. Timbang sediaan suppositoria hingga semua suppositoria berbobot
@3g
9. Kemas suppositoria , bungkus dengan aluminium foil
10. Beri etiket biru dengan signa 1 x sehari 1 suppositoria , masukkan
melewati rektal atau anus
FORMULASI NO 1
1. Uji organoleptis
16
Dari hasil di atas dapat diketahui pada formula I, II, III memiliki bentuk, warna
dan bau yang sama hal ini dikarenakan suppositoria berbentuk padat, warnanya
kuning dan berbau khas.
Suppositoria sendiri menggunakan variasi penggunaan PEG 400 dan PEG 4000
yang berbeda sehingg a tidak mempengaruhi bentuk, bau dan warna suppositoria
tersebut.
cara kerjanya :
Tabel Hasil
Cara kerjanya
17
satu suppositoria yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari
harga yang di tentukan di kolom B (10%).
Tabel Hasil
I 07.91 menit
II 09.02 menit
Cara Kerja :
Tabel Hasil
18
Jadi data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil ratarata titik leleh Dari formula I,
II, III sudah memenuhi syarat karena tidak melebihi dari 37 oC.Persyaratan uji
titik leleh yaitu tidak lebih dari 37 oC. H
Cara Kerja
Uji titik leleh Memasukan suppositoria kedalam cawan uap dan melelehkan di
atas waterbath. Mengamati dan mencatat suhu saat suppositoria meleleh.
5. Uji Kekerasan
Tabel Hasil
Dari hasil diatas dapat diketahui dari ke 3 formula dapat disimpulkan paling baik
adalah formula III dengan rata-rata 1.93 kg hal ini dikarenakan semakin keras
suppsoitoria meminimalkan kerusakan saat pengemasan dan distribusi.
Persyaratan yaitu uji kekerasan tidak kurang dari 1.8 kg – 2.0 kg.
Cara Kerja
19
suppositoria belum hancur, Mencatat waktu dan beban yang di butuhkan untuk
suppositoria hancur, Antara 0-20 detik : beban tambahan di angap tidak ada,
Antara 21-40 detik : beban tambahan di hitung setengahnya, Antara 41-60 detik :
beban tambahan di hitung penuh
20
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Afikoh, N., Nurcahyo, H. and Susiyarti (2017) ‘Pengaruh Konsentrasi EG 400 dan
PEG 4000 Terhadap Formulasi dan Uji Sifat Fisik Suppositoria Ekstak Sosor
Bebek (Kalanchoe pinnata [L.] pers)’, 6, p. 156.
23