Anda di halaman 1dari 6

A.

JENIS-JENIS SUPPOSITORIA
a. Berdasarkan jalur masuknya, obat ini terbagi ke dalam tiga kategori di bawah ini:
1. Suppositoria rektal
Suppositoria rektal masuk ke tubuh Anda melalui anus atau rektum. Menurut FI bobotnya
antara 2-3 gram, yaitu untuk dewasa 3 gram dan anakanak 2 gram. Suppositoria rektal
berbentuk torpedo, mempunyai keunggulan yaitu jika bagian yang besar masuk melalui
jaringan otot penutup didubur, Suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya. Obat ini
memiliki panjang 2,5 sentimeter dengan ujung yang membulat. Dokter biasanya
meresepkannya untuk mengatasi gangguan pencernaan dan kondisi medis seperti
sembelit,ambeien (wasir), mual, gatal dan nyeri, kejang, reaksi alergi, serta masalah kejiwaan
seperti skizofrenia, gangguan kecemasan, dan gangguan bipolar.
2. Suppositoria vaginal (Ovula)
Suppositoria vagina merupakan obat padat berbentuk lonjong yang dimasukkan melalui
vagina, berat antara 3-5 gram, menurut FI ukurannya 3-6 gram, umumnya 5 gram.
Suppositoria kempa atau sisipan adalah suppositoria vaginal yang dibuat dengan cara
mengempa masa serbuk menjadi bentuk yang sesuai atau dengan cara pengkapsulan dengan
gelatin lemak. Obat ini umumnya dilengkapi dengan alat khusus yang membantu Anda untuk
menggunakannya.
Dokter dapat meresepkan obat ini kepada pasien yang mengalami vagina kering, infeksi
bakteri vagina, dan infeksi jamur vagina.
3. Suppositoria uretra (Bacilla Bougies)
Digunakan lewat Uretra, berbentuk batang dengan panjang antara 7-14 cm. Uretra
merupakan saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Suppositoria
uretra mengandung obat yang disebut alprostadil. Obat ini berukuran sebesar beras dan
diperuntukkan bagi laki-laki dengan gangguan ereksi yang langka.

B. CARA MENGGUNAKAN SUPPOSITORIA.


Penggunaan obat melalui jalur rektum, vagina, dan uretra pada dasarnya cukup mudah. Simak
langkah-langkah yang perlu Anda lakukan di bawah ini:
a. Rektal
Bila memungkinkan, kosongkan organ usus besar Anda terlebih dulu dengan melakukan
buang air besar. Obat yang masuk lewat rektum akan bekerja dengan lebih baik bila saluran
pencernaan bersih dan kosong.
Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut.
1. Cuci tangan Anda dengan air hangat dan sabun.
2. Buka bungkus suppositoria. Lalu, oleskan pelumas berbahan air pada bagian ujungnya atau
celupkan obat ini ke dalam air.
3. Cari posisi yang nyaman. Anda bisa berdiri dengan menyangga satu kaki di atas kursi atau
berbaring miring dengan satu kaki menekuk ke perut.
4. Lebarkan kaki Anda secara perlahan. Dengan hati-hati, masukkan obat ke dalam anus dan
tekan kira-kira sedalam 2,5 sentimeter ke dalam.
5. Rapatkan kembali kaki Anda dan tunggulah selama 15 menit hingga obat larut.
6. Cuci kembali tangan Anda dengan air hangat dan sabun.

b. Vaginal
Berikut langkah-langkah penggunaan suppositoria vagina.
1. Cuci tangan Anda dengan air hangat dan sabun.
2. Buka bungkus obat, lalu pasangkan ke aplikator.
3. Cari posisi yang nyaman. Anda dapat berbaring dengan menekuk lutut ke arah dada maupun
berjongkok.
4. Masukkan aplikator ke dalam vagina Anda secara perlahan-lahan. Tekan sejauh mungkin
tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri pada vagina.
5. Tekan pendorong pada ujung aplikator agar obat terlepas. Setelah itu, keluarkan aplikator
secara perlahan.
6. Berbaringlah selama sekitar 10 menit hingga obat larut.
7. Cuci kembali tangan Anda dengan air hangat dan sabun.

c. Uretral
Sebelum menggunakan suppositoria uretra, Anda sebaiknya mengosongkan kandung kemih
terlebih dulu dengan buang air kecil. Setelah itu, lakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Cuci tangan Anda dengan air hangat dan sabun.
2. Buka bungkus obat dan penutup aplikator.
3. Regangkan penis Anda sepenuhnya untuk membuka uretra, lalu masukkan aplikator ke
dalam lubang di ujungnya.
4. Tekan tombol pada ujung aplikator dan tahan selama 5 detik.
5. Gerakkan aplikator secara perlahan untuk memastikan bahwa suppositoria sudah memasuki
uretra. Setelah itu, keluarkan aplikator.
6. Pijat penis Anda selama 10 – 15 detik untuk membantu penyerapan obat.
7. Cuci kembali tangan Anda dengan air hangat dan sabun.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEDIAAN SUPPOSITORIA


Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat per rektal, factor fisiologis dan factor fisika –
kimia obat dan basis, diantaranya :
1. kelarutan obat : obat yang mudah larut dalam lemak akan lebih cepat terabsorpsi daripada
obat yang terlalut dalam air.
2. kadar obat dalam basis : jika kadar obat makin besar , maka absorpsi obat semakin cepat.
3. ukuran partikel : ukuran partikel obat akan mempengaruhi kecepatan larutnya obat ke cairan
rectum.
4. Basis suppositoria : obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak akan segera
dilepaskan ke cairan rectum jika basis dapat segera terlepas setelah masuk kedalam rectum.

Pada saat dimasukan kedalam tubuh, basis suppositoria harus meleleh , melunak, dan
melarut untuk menyebarkan bahan obat yang dikandungnya. obat yang dimasukan dapat ditahan
dibagian rektal, untuk memberikan efek local atau diabsorpsi untuk efek sistemik.

Bahan dasar Suppositoria dapat berupa basis larut lemak (oleum cacao), basis larut air (PEG)
dan gelatin. Lemak coklat diperoleh dari biji Theobroma Cacao, pada suhu kamar kekuning-
kuningan sedikit redup, berbau seperti coklat. secara kimia adalah trigliserida. Lemak coklat
meleleh antara 30-36⁰C merupakan basis suppositoria yang ideal yang dapat melumer dalam
suhu tubuh dan tetap padat pada suhu kamar. polietilengikol yang memiliki berat molekul rat-rat
200,400,600 berupa cair bening tidak berwarna yang mempunyai berat molekul lebih dari 1000,
berupa lilin putih. dengan mengakui dua jenis atau lebih polietilenglikol yang tepat akan
menghasilkan sifat yang baik.

Bahan dasar suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Padat pada suhu kamar sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak , tetapi akan
melunak pada suhu rectum.
2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi.
3. Dapat bercampur dengan macam-macam obat.
4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukan perubahan warna, dan bau serta pemisahan
obat.
5. Kadar air mencukupi.
6. Untuk basis lemak maka bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus
diketahui jelas.

Penggolongan bahan dasar obat suppositoria :

1. Bahan dasar berlemak : oleum cacao (lemak coklat) merupakan trigeserida dari asam oleat,
asam stearate, asam palmiat, berwarna putih kekuningan, padat, berbau seperti coklat dan
meleleh pada suhu 31-34⁰C, sedangkan pada suhu dibawah 30⁰C berupa massa semipadat.
jika suhu pemanasannya tinggi, lemak coklat akan mencair sempurna seperti minyak. jika
didinginkan dibawah suhu 15⁰C akan mengkristal dalam bentuk Kristal menstabil. untuk
menaikan titik lebur lemak coklat digunakan diberikan tambahan cera atau cetasium
(spermaseti). penambahan cera flava tidak boleh lebih dari 6% sebab akan menghasilkan
campuran yang mengandung titik lebur diatas 37⁰C dan tidak boleh kurang dari 4% karena
akan diperoleh titik lebur dibawah titik leburnya (<33⁰C) untuk menurunkan titik lebur lemak
coklat dapat digunakan tambahan sedikit kloralhidrat atau fenol atau minyak atsiri.
2. Bahan dasar yang bercampur atau larut dalam air : Gliserin, glatin, polietilen glikol (PEG)
mempunyai titik lebur 35-63⁰C tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut dalam cairan
sekresi tubuh, PEG merupakan etilen glikol terplomerisasi dengan bobot molekul antara 300-
6000. PEG dibawah seribu berbentuk cair. sedangkan diatas 1000 berbentuk padat lunak
seperti malam.
3. Suppositoria dengan bahan dasar lain : pembentuk emulsi A/M misalnya campuran Tween
80 85% dengan gliserin larutan 15%. dapat digunakan sebagai bahan dasar suppositoria
vaginal, tidak melebur pada suhu tubuh tetapi larut dalam cairan sekresi tubuh. perlu
penambahan pengawet (nipagin) karena bahan dasar ini merupakan media yang baik bagi
pertumbuhan bakteri. bahan dan dasar ini juga bisa digunakan untuk uretra dengan
formula : gelatin 20, gliserin 60, dan aqua yang mengandung obat.

D. CARA PEMBUATAN SEDIAAN SUPPOSITORIA


a. Metode pembuatan Suppositoria:
1. Dengan tangan dilakukan untuk suppositoria yang menggunakan dasar oleum cacao yang
berskala kecil. metode ini kurang cocok untuk iklim panas.
2. Dengan mencetak hasil leburan bagi yang memakai bahan gliserin – gelatin cetakan harus
dibasahi terlebih dahulu oleh paraffin cair. tetapi untuk bahan Oleum Cacao dan PEG tidak
dibasahi karena akan mengerut pada proses pendinginan dan mudah lepas dari cetakan.
3. Dengan Kompresi proses penuangan, pendinginan dan pelepasan suppositoria dengan mesin
secara otomatis, kapasitas bisa mencapai 3.500 – 6.000 Suppositoria/jam.
4. Pembuatan suppositoria secara umum Bahan dasar suppositoria yang digunakan dipilih agar
meleleh pada suhu tubuh atau dapat larut dalam cairan rectum. jika obat sukar larut dalam
bahan dasar, maka harus dibuat serbuk halus. setelah campuran obat dan bahan dasar
meleleh, dituangkan kedalam cetakan Suppositoria kemudian didinginkan. untuk mengatasi
massa yang hilang karena melekat pada cetakan, suppositoria harus dibuat berlebih (±10%)
sebelum digunakan cetakan harus dibasahi dengan paraffin cair atau minyak lemak atau
spiritus saponatus.
b. Formulasi Bahan

Suppositoria basis Oleum Cacao

Paracetamol 240 mg
Basis malam putih 5%
Oleum cacao
Parafin cair qs

Suppositoria basis PEG

Paracetamol 240 mg
PEG 400 50%
PEG 4000 50%

c. Perhitungan Bahan

Suppositoria basis oleum cacao.

 Berat normal suppositoria 2 gram x 15 = 30 gram.


 Paracetamol = 240 mg x 15 = 3.600 mg atau 3,6 gram.
 Nilai tukar paracetamol pada basis oleum cacao adalah : 1,041 x 3,6 gram
= 3,776 atau 3,7 gram
 Basis = 30 gram – 3,7 gram = 2,6 gram.
 Malam putih = 5/100 x 26,3 gram = 1,315 gr + 10%
=1,315 gram = 0,1315
=1,4465 gram atau 1,45 gram.
 Ol.cacao = 24,985 gram + 10%
=24,985 + 2,4985 gram
= 27,4835 gram atau 27,48 gram.

Suppositoria basis PEG

 Berat normal suppositoria = 2 gram x 15 = 30 gram.


 Paracetamol = 240 mg x 15 = 3.600 mg atau 3,6 gram
 Nilai tukar paracetamol terhadap basis PEG =1,5 x 3,6 gram = 5,4 gram.
 Basis = 30 gram x 5,4 gram = 24,6 gram.
 PEG 4000 = 50/100 x 24,6 gram = 12,3 gram + 10%
=12,3 gram + 1,23 gram = 13,53 atau 13,5 gram.
 PEG 400 = 50/100 x 24,6 gram = 12,3 gram.

Tabel kebutuhan bahan

Kebutuhan bahan untuk suppositoria basis oleum cacao:

No Bahan Kebutuhan bahan


1 Paracetamol 3,7 gram
2 Oleum cacao 27,48 gram
3 Malam putih 1,45 gram
4 Parafin cair Qs

Kebutuhan bahan untuk suppositoria basis PEG

No Bahan Kebutuhan bahan


1 Paracetamol 3,7 gram
2 PEG 400 12,3 gram
3 PEG 4000 12,3 gram

d. Alat Dan Bahan


Alat :
Batang pengaduk
Cawan porselen
Cetakan suppositoria
Mortir dan stamper
Lemari pendingin
Penangas air
Aluminium foil
Alat uji titik lebur, alat uji kekerasan
Timbangan gram

Bahan :
Parasetamol
Oleum cacao
Sera alba
PEG 400
PEG 4000

e. Prosedur Kerja
Basis oleum cacao.
 Meleburkan malam putih dengan suhu 65⁰C.
 Menambahkan oleum cacao sampai homogen.
 Angkat dari penangas.
 Menambahkan Paracetamol 3,6 gram aduk ad homogen.
 Menambahkan sisa oleum cacao.
 Tuang kedalam cetakan yang sudah diolesi dengan paraffin cair.
 Masukan ke lemari pendingin sampai padat.
 Keluarkan dari cetakan lalu timbang.

Basis PEG
 Meleburkan PEG 4000 sampai meleleh sempurna.
 Pada wadah baru, paracetamol dimasukan ke PEG 400, aduk ad homogeny.
 Campukan campuran paracetamol dan PEG 400 ke PEG 4000.
 Tuangkan pada cetakan suppositoria.
 Diamkan sampai padat pada suhu ruangan.
 Keluarkan dari cetakan, lalu timbang.

Anda mungkin juga menyukai