Anda di halaman 1dari 29

Suppositori

a
Lingga Ikaditya, M.Sc., Apt

Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan


obat padat yang umumnya dimaksudkan
untuk dimasukkan kedalam rectum, vagina
(ovula) dan jarang digunakan untuk uretra.

Suppositoria terdiri dari


zat aktif (obat)
basis

Macam-macam
Supositoria
Supositoria rektal (supositoria):
Sediaan padat yg digunakan mll dubur,
bebentuk torpedo, dapat melunak,
melarut atau melelh pada suhu tubuh
Bobot : 3 gram (dewasa) & 2 gram
(anak)

Supositoria vaginal (ovula):


Sediaan padat yg umumnya
berbentuk telur, mudah
melunak (lembek) dan
meleleh pada suhu tubuh,
dapat melarut, dan
digunakan sebagai obat luar
khusus untuk vagina
Bobot : 3 6 gram, umumnya
5 gram

Supositoria uretra (bacilla, bougies):


Digunakan melalui uretha
berbentuk batang dengan panjang
7 14 cm

Tujuan Penggunaan

Untuk tujuan lokal (hemoroid/wasir)


Untuk tujuan sistemik, krn dpt diserap oleh mukosa rektum
dan langsung masuk kedalam sirkulasi pembuluh darah

Jika tidak memungkinkan obat diberikan secara oral


Pasien yg mudah muntah / tdk sadarkan diri

Untuk memperoleh kerja awal lebih cepat

Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim dalam


saluran GI dan perubahan obat secara biokimia dalam hati

Keuntungan
Penggunaan
Suppositoria

Bentuknya yang seperti torpedo menguntungkan karena


supositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya bila
bagian yang besar masuk melalui otot penutup dubur

Dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung

Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan

Obat dapat langsung masuk kedalam saluran darah


sehingga efeknya lebih cepat dari pada penggunaan obat
secara oral baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak
sadar

Faktor Fisiologis yang mempengaruhi


absopsi obat per rektal:

Rektum mgd
Faktor fisiologis
sedikit cairan
Pelepasan obat dari
dgn pH 7,2
basis
Epitel rektum
Difusi obat mll
sifatnya berlipoid
mukosa
(berlemak)
Metabolisme
Obat yg mudah
Distribusi di cairan
larut dlm lemak
jaringan
Obat yg tdk
Terjadinya ikatan
terionisasi
protein di dlm darah/
cairan jaringan

Faktor fisika - kimia yang mempengaruhi


absopsi obat per rektal:
Kelarutan obat
Larut dlm lemak lebih cepat terabsorpsi
Kadar obat dlm basis
Kadar obat besar, obat lebih cepat terabsorpsi
Ukuran partikel
Basis supositoria:
Obat yg larut dlm air dlm basis lemak, segera
dilepaskan ke cairan rektum if basis segera dpt
terlepas stl masuk ke dlm rektum
Obat larut dalm air dlm basis larut air, aksi kerja
awal obat akan segera muncul if basis cepat larut
dlm air

Penggolongan Bahan
dasar supositoria
Bahan dasar berlemak : Oleum cacao
b. Bahan dasar yg dpt bercampur (larut dlm air;
Gelatin
PEG
c. Bahan dasar lain, pembentuk emulsi A/M:
Campuran tween 61 85% + gliserin laurat 15%
rat
a.

Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya


dibagi kedalam 3 kelompok yaitu :
Basis berminyak atau
berlemak
Basis yang paling sering
digunakan adalah lemak
coklat karena basis ini tidak
toksik, lunak, tidak reaktif dan
meleleh pada suhu tubuh.
Akan tetapi lemak coklat
memiliki kelemahan yaitu
mudah tengik, meleleh pada
udara panas, menjadi cair bila
dicampur dengan obat-obat
tertentu dan pemanasan yang

Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya


dibagi kedalam 3 kelompok yaitu :
Basis larut dalam air atau bercampur
dengan air
Basis memiliki supositoria yang sering digunakan
yaitu suppositoria gliserin yang berfungsi
sebagai basis sekaligus bahan aktif, ada dua
Suppositoria yang digunakan untuk katartik yaitu :
macam
formula
suppositoria yang terkenal
Gliserin 91
g
Natrium
yaitu
: stearat 9 g
Air murni

5g

Formula ini merupakan formula resmi menurut USP XX,


sedangkan formula lainnya yang tidak resmi yaitu :
Obat dalam air murni 10 g
Gelatin
20 g
Gliserin
70 g

Basis suppositoria berdasarkan sifat


fisikanya dibagi kedalam 3 kelompok yaitu :

Basis I
Polietilen glikol 1000
Polietilen glikol 4000

96%
4%

Basis II
Polietilen glikol 1000
Polietilen glikol 4000

75%
25%

Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya


dibagi kedalam 3 kelompok yaitu :

Basis yang merupakan campuran basis


yang berlemak dan yang bercampur
dengan air
Basis ini umumnya berbentuk emulsi dengan
tipe minyak dalam air, contohnya yaitu
Polioksil 40 steara. Bahan ini menyerupai lilin,
putih, kecokloat-coklatan, padat dan larut
dalam air

Sifat bahan dasar


yg ideal

Pada suhu kamar dpt dibentuk dgn


tangan/dicetak, tp pd suhu rektum akan
melunak & bercampur dgn cairan tubuh
Tidak beracun & iritasi
Dapat bercampur dgn bermacam obat
Stabil dlm penyimpanan
Kadar air mencukupi
Utk basis lemak, hrs diketahui jelas bilangan:
asam, iodium & penyabunan

Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal


dibawah ini Yaitu ;
Telah mencapai kesetimbangan kristalisasi,
dimana sebagian besar komponen mencair pada
temperatur rectal 360 C , tetapi basis dengan
kisaran leleh yang lebih tinggi dapat digunakan
untuk campuran eutektikum, penambahan
minyak-minyak, balsam-balsam, serta
suppositoria yang digunakan pada iklim tropis.
Secara keseluruhan basis tidak toksik dan tidak
mengiritasi pada jaringan yang peka dan
jaringan yang meradang.

Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal


dibawah ini Yaitu ;

Dapat bercampur dengan berbagai jenis


obat.
Basis suppositoria tersebut tidak
mempunyai bentuk meta stabil.
Basis suppositoria tersebut menyusut
secukupnya pada pendinginan, sehingga
dapat dilepaskan dari cetakan tanpa
menggunakan pelumas cetakan
Basis suppositoria tersebut tidak
merangsang

Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal


dibawah ini Yaitu ;

Basis suppositoria tersebut bersifat


membasahi dan mengemulsi.
Angka air yang tinggi maksudnya
jumlah air yang bias masuk kedalam
basis tinggi.
Basis suppositoria tersebut stabil pada
penyimpanan, maksudnya warna, bau,
dan pola penglepasan obat tidak
berubah.
Suppositoria dapat dibuat dengan
mencetak dengan tangan, mesin,
kompressi atau ekstrusi.

Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal


dibawah ini Yaitu ;

Jika basis tersebut berlemak, basis


suppositoria memiliki persyaratan
tambahan sebagai berikut :
Angka asam dibawah 0,2.
Angka penyabunan berkisar dari 200245
Angka iod kurang dari 7.
Interval antara titik leleh dan titik
memadat kecil

Nilai tukar

Dimaksudkan utk mengetahui bobot lemak coklat


yg mempunyai volume sama dengan 1 g obat
Nilai tukar lemak coklat utk 1 g obat yi:
Ac boricum

0,65

Aethylis
Aminobenzoas

0,68

Grm alkaloid

0,7

Aminophylinum

0,86

Bi subgallas

0,37

Bi subnitras

0,20

Ichtammolum

0,72

Sulfonamidum

0,60

Tanninum

0,68

Zn oxydum

0,25

Faktor penggantian dosis


Jumlah basis yang diganti oleh bahan aktif
dalam formulasi suppositoria dapat dihitung,
dengan menggunakan factor pengganti dimana
f dapat dihitung dengan persamaan berikut :

100( E G )
F
1
(G )( X )
Keterangan : E = bobot basis suppositoria murni
G = bobot suppositoria dengan bahan aktif X%

Contoh perhitungan :
Berat suppositoria yang akan dibuat adalah 3
gr yang mengandung aminofillin 0,5 g akan
dibuat sebanyak 12 buah, hitunglah lemak
coklat yang dibutuhkan.
Jawaban :
Diperlukan : 12 x 0,5 g = 6 g aminofillin
Berat suppositoria 12 x 3 g = 36 g.
Nilai tukar aminofilin adalah :
6 g x 0,86 = 5,16 g
Jadi lemak coklat yang diperlukan adalah:
36 g 5,16 g = 30,84 g

Soal
Berapa

g lemak coklat yg diperlukan


utk membuat 10 supositoria dgn
bobot 2 g yg mgd ac boricum 0,75 g
per supositoria, jika diketahui nilai
tukar lemak coklat 0,65

Pembuatan Suppositoria
Empat metode yang digunakan
dalam pembuatan suppositoria
adalah
mencetak dengan tangan,,
kompressi,
mencetak tuang dan
kompressi pada suatu pres tablet
regular

Mencetak dengan tangan


Yaitu dengan cara menggulung basis
suppositoria yang telah dicampur homogen
dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk
yang dikehendaki. Mula-mula basis diiris,
kemudian diaduk dengan bahn-bahan aktif
dengan menggunakan lumping dan mortar,
sampai diperoleh massa akhir yang homogen
dan mudah dibentuk. Kemudian massa digulung
Oleumsuatu
cacaobatang
berskala
kecil &dengan
bahn obat
tdk
menjadi
silinder
garis
tahandan
pemanasan
tengah
panjang yang dikehendaki. Amilum
atau talk dapat mencegah pelekatan pada
tangan. Batang silinder dipotong dan salah satu
ujungnya diruncingkan

Mencetak kompressi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan
massa dingin menjadi suatu bentuk yang
dikehendaki. Suatu roda tangan berputar
menekan suatu piston pada massa suppositoria
yang diisikan dalam sulinder, sehingga massa
terdorong kedalam cetakan.
Dilakukan

dgn mesin
kapasitas 3500-6000 supo/jam

Mesin Pencetak otomatis


Sama proses diatas tetapi
menggunakan mesin secara
otomatis melakukan semuanya.

Mencetak tuang
Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas
air atau penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat
yang berlabihan, kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan
atau disuspensikan kedalamnya. Akhirnya massa dituang
kedalam cetakan logam yang telah didinginkan, yang
umumnya dilapisi krom atau nikel

Cetakan

dibasahi parafin cair utk bhn dasar gliserin


Ol. Cacao & PEG , tdk dibasahi, mengerut pd
pendinginan & mudah dilepaskan

Pemeriksaan mutu
Penetapan kadar zat aktifnya, sesuai etiket
Uji ttk lebur terutama if use ol. Cacao
Uji kerapuhan
Uji waktu hancur
PEG 1000 15 mnt
Ol cacao 3 mnt
Uji homogenitas

Anda mungkin juga menyukai