Anda di halaman 1dari 24

PERJALANAN MENJADI GURU PENGGERAK

APA ITU GURU PENGGERAK?

Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran


yang mendorong tumbuh kembang murid secara
holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan
pendidik lainnya untuk mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta
menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar
Pancasila.
KONSEP PEMBELAJARAN MODUL CALON GURU
PENGGERAK
1. M ulai dari diri
2. E ksplorasi Konsep
3. R uang Kolaborasi
4. D emonstrasi Kontekstual
5. E laborasi Pemahaman
6. K oneksi Antar Materi
7. A ksi Nyata
Modul  1.1.
Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan memiliki:
 Pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
pada konteks lokal kelas dan sekolah,
 Keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid
 Sikap reflektif-kritis dalam mengembangkan dan menerapkan
pembelajaran yang merefleksikan dasar-dasar Pendidikan yang
diamanatkan KHD terhadap dirinya (CGP) untuk berkolaborasi dengan
murid untuk mencapai potensi diri murid yang optimal pada
ekosistem pembelajaran.
1. DASAR PENDIDIKAN KHD - MENUNTUN

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala


kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia, maupun anggota masyarakat” (KHD, 1936, Dasar-
Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 4)
1. DASAR PENDIDIKAN KHD - MENUNTUN

“Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh


atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya
(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak” (KHD, 1936, Dasar-Dasar
Pendidikan, hal.1, paragraph 5)
2. DASAR PENDIDIKAN KHD – PETANI

. . .seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya


dengan seorang pendidik) yang menanam jagung misalnya,
hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, ia dapat
memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman
jagung, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau
jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan
lain sebagainya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.2, paragraph
1)
3. DASAR PENDIDIKAN KHD – BUDI PEKERTI
“ Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya
(perpaduan harmonis) antara gerak pikiran, perasaan, dan
kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan
tenaga/semangat” (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.6,
paragraph 3)
Budi: pikiran-perasaan-kemauan
Pekerti: tenaga

Cipta + Karsa + Karya + Pekerti (tenaga) 🡪 Keseimbangan (keselarasan) Hidup


Contohnya pada permainan Gamelan & Menenun
4. DASAR PENDIDIKAN KHD – BERMAIN

▪ Bermain adalah kodrat anak


▪ Pikiran-Perasaan-Kemauan-Tenaga (Cipta-Karsa-
Karya-Pekerti) sudah ada pada diri anak
▪ Permainan anak dapat menjadi bagian pembelajaran
di sekolah
5. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK
“Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak,  bukan
untuk meminta sesuatu hak, melainkan untuk berhamba pada sang
anak.” (Ki Hajar Dewantara, 1922)” [Asas Taman Siswa ke-7, diparafrasakan
Profesor Sardjito, Rektor Universitas Gajah Mada di penganugrahan Doktor Honoris
Causa kepada Ki Hajar Dewantara di bidang Ilmu Kebudayaan, Desember 1956.]
Blog Pak Iwan Syahril:
https://www.kompasiana.com/iwansyahril/5ae9d72816835f7afb296792/menuju-sistem-pendidikan-yang-berhamb
a-pada-sang-anak?page=all

Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak karena hanya dua orang inilah yang dapat

“berhamba pada sang anak” dengan semurni-murninya dan se-ikhlas-ikhlasnya, sebab


cinta kasihnya kepada anak-anaknya boleh dibilang cinta kasih tak terbatas (Karya Ki Hajar Dewantara,
Pendidikan, halaman 382 – Buku Kuning)
AKSI NYATA MODUL 1.1
 1.2. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi


guru penggerak yang mampu:
• Merumuskan nilai-nilai diri yang selaras dengan upaya penumbuhan
murid merdeka.
• Membuat rencana perubahan diri yang akan mendukung penguatan
nilai dan peran mereka sebagai guru penggerak,
• Menginternalisasi nilai-nilai diri dan perannya sebagai guru
penggerak untuk mewujudkan komunitas pembelajar sepanjang
hayat yang positif dan merdeka.
Filosofi Petani (tukang kebun) penumbuh
tanam-tanaman

Menghamba kepada sang anak

Memahami kodrat anak:


● Alam dan Zaman
● Bermain

Memperbaiki laku-nya: selaras Budi (Cipta-


Menuntun
Rasa-Karsa) dan Pekerti
Ilustrasi: Jitet - Kompas
Murid menjadi manusia merdeka

Karakter: merdeka, dengan tetap


memelihara ketertiban dan kedamaian di
tengah masyarakat
(kemanusiaan = konvergensi)

Ilustrasi: Jitet - Kompas


Nilai – nilai Guru Penggerak
1. Berpihak Pada Murid
Segala hal yang Guru Penggerak lakukan, harus bergeser dari pemuasan kepentingan diri
sendiri, maupun pihak lain, menuju kepentingan pembelajaran murid. Guru Penggerak yang
memiliki nilai ini, akan selalu berpikir mengenai pertanyaan utama yang mendahulukan
muridnya, seperti: “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan agar suasana
belajar dan proses pembelajaran ini lebih baik?”, “bagaimana saya dapat membuka lebih
banyak kesempatan bagi anak untuk mewujudkan dunia yang mereka idamkan?”, dan lain-
lain

2. Mandiri
Menggambarkan semangat Guru Penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat. Ini juga berarti
seorang Guru Penggerak harus senantiasa memampukan dirinya sendiri dalam melakukan aksi serta
berkenan mengambil tanggung jawab dan turun tangan untuk memulai perubahan. Guru Penggerak
yang mandiri termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu adanya pelatihan yang
ditugaskan oleh sekolah, dinas, atau pihak lain.
Nilai – nilai Guru Penggerak
3. Reflektif
Dengan mengamalkan nilai reflektif, Guru Penggerak memanfaatkan pengalaman-
pengalaman yang dilalui sebagai pembelajaran untuk menuntun dirinya, murid, dan sesama
dalam menangkap pembelajaran positif, sehingga mampu menjalankan perannya dari waktu
ke waktu. Guru Penggerak yang memiliki nilai reflektif, memiliki daya saing yang tinggi
karena mereka sadar akan hakikat persaingan. Mereka akan bersaing dengan potensi dan
upaya diri mereka sendiri.

4. Kolaboratif
Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya sanding. Mereka memperhatikan
pentingnya kesaling tergantungan yang positif terhadap seluruh pihak pemangku
kepentingan yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah (contoh: orang tua
murid dan komunitas terkait) dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru Penggerak
diharapkan mampu mengomunikasikan kepada semua pihak mengenai pentingnya
keberpihakan pada murid.
Nilai – nilai Guru Penggerak
5. Inovatif
Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna. Dengan
demikian, nilai inovatif ini juga mengisyaratkan penguatan semangat ko-kreasi (gotong-
royong) dan pemberdayaan aset/kekuatan yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi
bersama.
Peran Guru Penggerak
1. Pemimpin Pembelajaran
Guru Penggerak dapat menjalankan filosofi among KHD : Ing Ngarso Sung Tulada (menjadi
teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru), Ing Madya Mangun Karsa
(memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan,
tenaga, akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka), serta Tut Wuri
Handayani (mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif
lain agar orang lain bertumbuh dan maju).

2. Coach Bagi Guru Lain


Guru Penggerak dapat peran menjadi coach bagi guru lain, terutama yang terkait dengan
peningkatan kualitas pembelajaran bagi murid di sekolah, Guru Penggerak dituntut untuk
berdaya dalam menemani dan menuntun rekan sejawatnya itu untuk menelaah proses
belajar mereka sendiri.
Peran Guru Penggerak
3. Mendorong kolaborasi
Bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan atau menghasilkan sesuatu. Di sana tersirat
makna bahwa setiap pihak yang terlibat memiliki kekuatan yang saat dipersatukan menjadi
saling melengkapi dan produktif. Oleh karena itu, agar suatu inisiatif kolaborasi menjadi
produktif, maka tiap anggota yang terlibat di dalamnya membawa “sesuatu” yang
berkontribusi pada proses dan hasilnya nanti..

4. Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency)


Guru Penggerak diharapkan mengambil peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid.
Untuk itu, Guru Penggerak perlu memahami bagaimana meramu pengalaman belajar
sedemikian rupa sehingga murid merasa kompeten, mandiri, dicintai, dan memiliki
kepercayaan diri serta determinasi untuk mencapai segala yang mereka impikan.
Peran Guru Penggerak
5. Menggerakkan Komunitas Praktisi
Guru Penggerak diharapkan dapat mengambil peran untuk menggerakkan komunitas
praktisi di sekolah dan di wilayahnya. Guru Penggerak juga perlu menumbuhkan budaya
belajar kolaboratif atau komunitas belajar profesional bersama para rekan guru di sekolah
maupun wilayahnya. Komunitas belajar ini memungkinkan terjadinya dialog akademik,
percakapan profesional, perencanaan strategis, diskusi teknis secara kolaboratif, terkait
dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus membuahkan inovasi
pembelajaran (cara baru atau cara pandang baru) yang berdampak positif bagi murid..
Aksi Nyata 1.2
Mewujudkan Kepemimpinan
Berpihak pada Murid Kolaboratif Murid (Student Agency)
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak


1.4. BUDAYA POSITIF
1. Mulai Dari Diri : Mengaktifkan pengetahuan awal apa yang telah dipelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara
dihubungkan dengan konsep lingkungan dan budaya positif di sekolah. Mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing
dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan
filosofi Ki Hadjar Dewantara.
2. Ekplorasi Konsep : Pemahaman tentang Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan,
Restitusi,
3. Ruang Kolaborasi : CGP dapat menganalisis kasus-kasus yang disediakan berdasarkan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif
bersama CGP lain dalam Komunitas Praktisi serta CGP dapat mempresentasikan hasil analisis studi kasus berdasarkan konsep-konsep inti
dalam modul Budaya Positif.
4. Demonstrasi Kontektual : CGP dapat mempraktikan pemahaman mereka tentang penerapan segitiga restitusi dengan murid di sekolahnya.
5. Elaborasi Pemahaman :  mengelaborasi pemahaman kita mengenai budaya positif. Namun sebelum melakukan elaborasi pemahaman bersama
instruktur, Anda diminta untuk menuangkan berbagai pertanyaan mengenai materi Budaya Positif yang masih ingin digali lebih lanjut
pada aktivitas ini. 
6. Koneksi Antar Materi : memahami keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada modul 1.1, 1.2 dan 1.3. serta CGP dapat menyusun
langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah.
7. Aksi Nyata : CGP dapat menyampaikan pembelajaran dari penerapan konsep inti dari modul budaya positif serta pemahaman mereka
mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.  

Anda mungkin juga menyukai