Anda di halaman 1dari 4

Eksplorasi Konsep - Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran


merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk
kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding)
memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada
pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam
dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di
mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara
gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan
tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif),
Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).

Ki Hajar Dewantara melaksanakan pendidikan budi pekerti dengan cara tut wuri
handayani, yang dikenal dengan sistem Among. Artinya, peserta didik harus mampu
membangun skill agar berdaya guna. Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa
peserta didik harus mampu mengembangkan daya cipta, rasa, dan karsa yang
seimbang. Metode sistem among adalah metode pendidikan yang berjiwa
kekeluargaan, dengan kasih sayang dan kodrat alam, yang didalamnya terdapat
cara-cara dalam mendidik anak. Alat pembelajarannya berupa perhatian untuk
tumbuhnya lahir dan batin anak.
Refleksi dan Argumen Kritis (1)
Apa makna kata ‘menuntun’ dalam proses pendidikan anak bagi saya?

Jawab:

Bagi saya menuntun dalam proses Pendidikan adalah tugas yang dilakukan oleh
guru sebagai pengajar, dalam hal ini guru membimbing peserta didik, membimbing
peserta didik agar dapat menentukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai
bekal mereka, membimbing peserta didik agar dapat mencapai dan melaksanakan
tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian tersebut ia
dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap
orang tua dan masyarakat. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan
membimbing agar peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi,
minat dan bakatnya.

Refleksi dan Argumen Kritis (2)


Bagaimana kata “menuntun” saya maknai dalam konteks sosial budaya (nilai-nilai
luhur budaya) di daerah saya? Apa dapat saya lakukan untuk mewujudkan
pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya?

Jawab:

Kata "menuntun" dalam konteks sosial budaya di daerah bisa dimaknai sebagai
suatu usaha membawa seseorang kepada suatu hal yang baik untuk hidup di
masyarakat. Tiap daerah memiliki budaya yang berbeda. Indonesia merupakan
negara yang dengan masyarakat yang beragam. Setiap daerah mempunyai
budayanya masing-masing. Jadi untuk menuntun harus disesuaikan dengan kondisi
sosial budaya di daerah tersebut

Untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di
daerah saya. Saya akan berusaha menuntun karakter pada masing- masing dari
peserta didik saya ke arah yang lebih baik. Dalam membentuk karakter peserta
didik, saya akan menunjukkan keteladanan, dan memberi contoh yang baik kepada
peserta didik. Misalnya saya akan mendidik peserta didik saya dengan menunjukkan
contoh yang baik ketika berbicara, menyampaikan materi, bersosialisasi,
bertoleransi, menghargai orang sekitar, sertamemperkenalkan budaya yang ada
pada daerah saya, melalui kondisi sosial budaya juga saya akan menuntun peserta
didik saya. Pendidikan tersebut akan membentuk pribadi peserta didik saya menjadi
manusia yang paham mengenai budaya yang ada didaerahnya, menjadi pribadi
yang baik suka menolong dan membantu sesama, serta bisa berguna bagi
masyarakat sekitar, bangsa, dan juga negara.

Refleksi dan Argumen Kritis (3)

Mengapa pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat


zaman?

Jawab:

Menurut KHD Pendidikan adalah upaya kebudayaan yang berasaskan keadaban


untuk memberikan dan memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak yang selaras dengan dunianya. Oleh
karena itu, segala alat, usaha, dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodrat
keadaan yang tersimpan dalam adat istiadat setiap anak.

Kodrat alam merupakan kondisi anak sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya dan
lingkungan tempat anak berada. Kodrat alam berhubungan juga dengan karakter
dasar anak. Ada anak yang disiplin, bertanggung jawab, rajin, jujur, malas, pemalu,
penakut, pasif dan sebagainya. Maka selayaknya guru harus bisa menjadi model
positif, teladan yang baik bagi mereka. Sedangkan kodrat zaman adalah perubahan
yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Guru membekali keterampilan kepada siswa
sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya, dan menyesuaikan diri.
Olehnya itu Pendidikan anak perlu mempertimbangkan dan dan berhak
mendapatkan pendidikan dengan cara yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zamannya sendiri.

Refleksi dan Argumen Kritis (4)


Apa relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang memerdekakan murid” dengan
peran saya sebagai pendidik?

Menurut KHD, mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia,


sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara
fisik, mental , jasmani dan rohani.

Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang bertujuan untuk


memberikan kebebasan kepada individu untuk belajar dan berpikir secara kritis,
sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka.

Relevansi pemikiran KHD “Pendidikan yang memerdekakan murid” dengan peran


saya sebagai pendidik adalah mengenali karakteristik dari peserta didik agar supaya
dalam kegiatan pembelajaran, untuk penentuan metode belajar yang akan diajarkan
kepada siswa, disesuaikan dengan karakter mereka. Selanjutnya memberikan
kebebasan dan kemerdekaan belajar kepada peserta didik sehingga peserta didik
dapat mengenali dirinya sendiri juga lingkungan yang ada di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai