Anda di halaman 1dari 3

DEWI SUSANTY

CGP ANGKATAN 7 MEDAN


SMA NEGERI 13 MEDAN

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.


PARADIGMA DAN VISI GURU PENGGERAK

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata pendidikan dan pengajaran

dalam memamhami arti dan tujuan pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs)

adalah bagian dari pendidikan. Sedangkan pengajaran merupakan proses Pendididkan

dalam memberi ilmu yang berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan

batin. Sedangkan pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan

kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupu sebagai anggota msyarakat

KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia yang beradab

maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan

dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya niali-nilai kemanusiaan yang dapat

diteruskan atau diwariskan. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk

bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka

batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki,

menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh

orang lain.
Dalam memeberikan pendidikan dan pengajaran kita juga diingatkan oleh KHD

harus mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman dimana anak tumbuh. Karena

kita sebagai pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat

yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan

tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Kita harus selalu ingat perumpamaan pendidik

seperti petani atau tukang kebun.

Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada,

sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. KHD mengelaborasi

pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut , dalam melakukan

pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-

anak didik baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya,

jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat

keadaan, baik pada alam maupun zaman. sementara itu segala bentuk, isi dan wirama

(yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya

selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai

dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan.

Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam pendidikan dan pengajaran adalah

budi pekerti. Budi pekerti atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak

fikiran,perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Keluarga

adalah tempat yang paling utama dan paling baik untuk menumbuhkan budi pekerti

yang baik. Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan
teladan,tuntunan dan pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat

untuk berinteraksi social antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta

karena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain. Peran orang tua sebagai

guru,penuntun dan pemberi tauladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan

karakter baik bagi anak.

Dunia pendidikan Indonesia kini telah memiliki acuan Profil Pelajar Pancasila

sebagai gambara,proyeksi dan harapan bangsa kita upayakan agar mewujud pada murid

Indonesia dimasa depannya kelak.ke enam profil pelajar Pancasila itu adalah, Beriman

bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong

royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri. Seorang pendidik juga harus dapat berfokus

pada pembentukan profil pelajar Pancasila. Ketika seorang pendidik menghidupi profil

ini, maka akan lebih mudah bagi murid untuk mengikutinya. Keteladanan seorang guru

dalam menjalan kan profil ini akan dilihat dan dipelajari oleh murid-muridnya dalam

bentuk nilai sebagai guru penggerak, yaitu berpihak pada murid, reflektif, mandiri,

kolaboratif, dan inovatif

Keteladanan seorang guru penggerak dapat juga dilihat dari peran guru

penggerak, yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain,

mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid,dan menggerakkan

komunitas praktisi.

Anda mungkin juga menyukai