Anda di halaman 1dari 17

KELANCARAN MEMBACA

Teks Referensi
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah
Dosen Pengampu :
1. Drs. Umar Samadhy, M. Pd.
2. Dr. Panca Dewi Purwati,
Disusun oleh :
1. Annisa Chandra Zhafirah (1401419072)
2. Erika Meilasari (1401419073)
3. Anis Khoerun Nisa (1401419075)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, yang telah memberikan
kemudahan dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam penulis sampaikan
pada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan serta inspirator bagi penulis. Doa serta
dukungan dari orang tua tercinta serta saudara-saudara, teman-temanyang telah membantu
penulis, sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan Teks Referensi ini penulis mengalami banyak hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya Teks Referensi
ini berhasil diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Umar Samadhy, M. Pd.dan Ibu Dr. Panca Dewi Purwati, , M.Pd.selaku dosen
Pendidikan IPS Universitas Negeri Semarang;

2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan material maupun spiritual;

3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Penulis berharap semoga Teks Referensi ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa Teks Referensi ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya Teks Referensi selanjutnya yang lebih baik lagi.

Semarang, 10 Maret 2021

Penulis

2 |Teks Referensi
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
A. Hakikat Membaca dan tujuan Membaca ..................................................................................... 6
1. Hakikat Membaca ....................................................................................................................... 6
2. Tujuan Membaca ........................................................................................................................ 7
B. Tujuan Pengajaran Membaca ....................................................................................................... 9
C. Faktor yang mempengaruhi Kelancaran Membaca .................................................................. 11
D. Metode Pembelajaran Kelancaran Membaca ............................................................................ 13
E. Kendala yang Dihadapi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Kelancaran Membaca ........ 14
F. Cara Mengatasi Kendala Pembelajaran Kelancaran Membaca .............................................. 15
BAB III....................................................................................................................................................... 16
PENUTUP .................................................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 17

3 |Teks Referensi
BAB I

PENDAHULUAN

Anderson dalam Tarigan (2008, hlm.7) berpendapat bahwa:

Membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and
decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian
(encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tertulis
(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan
tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Hodgson(Tarigan,2008, hlm.7) menjelaskan
bahwa: membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis.kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi,pesan yang
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami,dan proses membaca itu tidak
terlaksana dengan baik.

Membaca merupakan hal yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa. Keterampilan
membaca ini perlu diajarkan dan dilatih sejak anak masih usia dini. Pada anak usia dini,
Pelajaran membaca dapat dimulai dengan pengenalan huruf pada anak. begitupun pada anak usia
sekolah dasar, khususnya di kelas rendah. Siswa kelas rendah ini berada pada tahap awal dimana
dirinya harus menyesuaikan pelajaran pelajaran yang akan didapat, sehingga guru perlu mencari
dan Menyusun strategi yang tepat kepada siswa agar materi yang disampaikan mudah dipahami
oleh siswanya.

Dapat dilihat dari kehidupan sehari hari, dimana kegiatan atau aktifitas manusia tidak
terlepas dari membaca. Seperti, membaca buku pelajaran, membaca papan pengumuman,
membaca petunjuk jalan, membaca menu pesanan, membaca notifikasi dari handphone, dan
masih banyak lagi. Di sekolah dasar pengajaran membaca dan menulis merupakan salah satu
bidang yang memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa Indonesia, karena tanpa
memiliki pengetahuan dan keterampilan membaca dan menulis maka akan mengalami kesulitan
belajar di masa mendatang atau tingkat sekolah selanjutnya. Keterampilan membaca menjadi
dasar utama, tidak hanya bagi pengajaran bahasa, tetapi bidang pengajaran yang lainnya, seperti
IPS, Matematika, IPA dan Lain-lain. Dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan
4 |Teks Referensi
yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan social, daya nalar dan
emosionalnya.

Pelajaran membaca ini sangat penting, maka dari itu diperlukannya keterampilan dalam
membaca. Tanpa memiliki keterampilan tersebut, maka pengetahuan yang akan diberikan tidak
berarti, mengingat saat ini merupakan era globalisasi yang banyak menuntut berbagai
keterampilan, Sehingga dengan menguasai keterampilan membaca siswa akan mendapatkan
keterampilan keterampilan yang lain. Pelajaran membaca membutuhkan perhatian lebih dari
guru kepada siswanya. Dizaman yang semakin canggih ini seharusnya Pendidikan di Indonesia
dapat meminimalisir angka buta huruf pada anak anak Indonesia, jangan sampai angka buta
huruf anak Indonesia semakin meningkat padahal teknologi semakin canggih.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncullah beberapa pertanyaan terkait materi
kelancaran membaca, yang tersusun menjadi rumusan masalah sebagai berikut :

1. bagaimana hakikat membaca dan tujuan membaca?


2. apa tujuan pengajaran membaca?
3. apa saja faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca permulaan?
4. bagaimana teknik dan strategi pembelajaran kelancaran membaca?
5. Apa saja kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran kelancaran
membaca?
6. Bagaiamana cara mengatasi kendala dalam pembelajaran kelancaran membaca?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, Maka tujuan Penulisan Teks Referensi
adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana hakikat membaca dan tujuan membaca


2. Untuk mengetahui tujuan pengajaran membaca
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca permulaan
4. Untuk mengetahui teknik dan strategi pembelajaran kelancaran membaca
5. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran
kelancaran membaca
6. Untuk mengetahui cara mengatasi kendala dalam pembelajaran kelancaran membaca

5 |Teks Referensi
BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat Membaca dan tujuan Membaca
1. Hakikat Membaca

Pada hakikatnya, membaca dibagi menjadi 2 bagian, yaitu membaca sebagai proses dan
membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses megarah pada aktivitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengarah pada konsekuensi atau akibat dari aktivitas yang
dilakukan Ketika membaca.

Dalam proses membaca siswa akan melewatkan tahapan yang komples dan rumit. Karena
pada proses membaca ini melibatkan 2 aktivitas, yaitu aktivitas secara fisik dan aktivitas secara
mental atau psikologis. Aktivitas secara fisik yaitu kegiatan mengamati tulisan secara visual
(menggunakan indera penglihat (mata)) dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Setelah
itu Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir
dalam mengolah informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil
pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Setelah itu gambar-
gambar bunyi dan kombinasi yang terekam (decoding) akan diidentifikasi, diuraikan, dan diberi
makna oleh siswayang membaca. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan Knowledge
of The World dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman
yang tersimpan dalam gudang ingatan.

Syafi’ie (1994:6-7) menyebutkan hakikat membaca adalah:

1) Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat-


kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis dan
evaluatif keseluruhan isi bacaan.
2) Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan,
pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok
kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan.
3) Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna
terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dipunyai.

6 |Teks Referensi
4) Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami informasi
serta memberikan makna terhadap bacaan.
5) Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan
dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai sebelumnya yang relevan dengan
informasi tersebut.
6) Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan.
7) Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan. Kegatan membaca
bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan kegiatan menangkap maksud
dari kelompok-kelompok kata yang membawa makna.

Dalam proses membaca, Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Diantaranya yaitu :

1) aspek sensori, yaitu kemampuan siswa dalam memahami simbol - simbol tertulis
2) aspek perseptual, yaitu kemampuan siswa dalam menginterpretasikan (melakukan
penafsiran) terhadap yang dilihat sebagai simbol
3) aspek skemata, yaitu kemampuan siswa dalam menghubungkan informasi tertulis dengan
struktur pengetahuan yang telah ada
4) aspek berpikir, yaitu kemampuan siswa dalam membuat inferensi (kesimpulan) dan
evaluasi dari materi yang dipelajari
5) aspek afektif, yaitu aspek yang berkaitan dengan minat pembaca berpengalaman terhadap
kegiatan membaca.

Jika kelima aspek tersebut terpenuhi dan interaksi tiap satu aspek ke aspek lainnya berjalan
dengan baik (harmonis) maka pembaca akan memghasilkan pemahaman yang baik dari bacaan
yang dia baca, sehingga secara tidak langsung terciptanya komunikasi yang baik antara penulis
dengan pembaca.

2. Tujuan Membaca

Umumnya, tujuan membaca adalah untuk memberikan pemahaman dari suatu bacaan
yang sedang dibaca. Selain itu tujuan membaca juga untuk mendapatkan informasi secara tertulis
sehingga dapat dimengerti dan dicerna dengan baik. Jika diamati lebih dalam lagi, pemahaman
dari bacaan atau teks yang ada sebagai suatu proses yang terus menerus, bergulir, dan
7 |Teks Referensi
berkelanjutan. Maksudnya adalah Membaca pemahaman sebagai suatu proses mempercayai
bahwa upaya memahami bacaan sudah terjadi ketika kita belum membaca buku apapun.
Kemudian, pemahaman itu melalui tahapan yang berbeda dan terus berubah saat baris demi
baris, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf dari bacaan yang mulai kita baca. Bacaan
tersebut dapat terus memberikan pemahaman dan dapat membuat para pembaca ingin terus
melanjutkan bacaannya hingga halaman akhir dan menutup buku. Dan proses pemahaman
tidaklah berhenti Ketika selesai menutup buku. Akan tetapi, pemahaman tersebut terus
berlangsung bahkan setelah proses membaca itu selesai. Sebagai contoh Ketika seseorang
membaca novel Tere Liye yang berjudul Hujan yang menceritakan tentang kisah kehidupan
masa depan yang telah menggunakan teknologi secara canggih seperti mobil terbang, kapsul
terbang, handphone setipis kertas HVS, ruangan yang berisikan teknologi canggih, hologram,
alat yang bisa digunakan untuk menghapus dan membenarkan masalah masalah yang ada di otak
manusia, alat yang dapat memindahkan kepintaran manusia ke robot, dan masih banyak lagi.
Banyak sekali informasi informasi yang didapat dari jalan cerita yang begitu menarik. Akan
tetapi ada beberapa informasi yang tidak dicerna dengan baik oleh pembaca sehingga terjadinya
kebingungan. Kemudian jika seseorang yang membaca itu bertanya mengenai informasi yang
tidak dimengertinya kepada teman yang telah membaca novel tersebut sampai selesai dan
temannya itu menjawab dengan baik, Maka pada saat itulah terjadi pembaharuan tingkat
pemahaman pada dirinya terhadap cerita perjalanan yang ketika ia membacanya belum
sepenuhnya dipahami.

Dari contoh diatas, kita dapat mengetahui bahwa begitu besar peran membaca untuk
menambah pengetahuan dan mendapatkan informasi dari bacaan tersebut. Dan begitu besar pula
peran orang lain yang menjelaskan jalan cerita atau informasi yang tidak dipahami oleh pembaca
sehingga pemahaman pembaca menjadi sempurna. Karena itu, di kelas membaca, proses
memasukkan informasi dan pengetahuan ke dalam otak siswa harus terjadi. Kemudian Kelas
harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh kejelasan tentang bagian -
bagian bacaan yang belum dipahami sehingga terjadilah penambahan pengetahuan dalam
dirinya. Oleh sebab itu, agar peningkatan pemahaman dalam diri siswa itu terjadi, guru perlu
menciptakan kondisi yang memungkinkan interaksi antara siswa itu terjadi. guru perlu

8 |Teks Referensi
menciptakan kondisi yang memungkinkan interaksi antara beberapa pihak dapat terjadi. Untuk
itu, guru harus membuat perencanaan yang matang.

Adapun beberapa tujuan membaca adalah sebagai berikut :

1. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan


2. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;
3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan
4. Menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik
5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa
6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan
ataupun tertulis
7. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan - ramalan yang dibuat oleh siswa
sebelum melakukan perbuatan membaca
8. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu
yang dipaparkan dalam sebuah bacaan
9. Mempelajari struktur bacaan
10. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh
penulis bacaan.

B. Tujuan Pengajaran Membaca

Sebelum memberikan materi kepada siswa, Guru harus mengetahui terlebih dahulu apa
tujuan Pengajaran membaca dikelas rendah. Adapun untuk mengetahui tujuan pengajaran
membaca ini dapat ditentukan langsung oleh guru yang mengajar atau dapat dicari guru melalui
pemahaman Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Guru juga harus memahami kompetensi dasar apa saja yang harus dicapai siswa dalam
kegiatan membaca yang sudah tertera didalam kurikulum 2013. Gurupun harus belajar
bagaimana teori teori dalam membaca dan apa tujuan membaca. Sehingga setelah
pengaplikasiannya dikelas nanti guru tidak keliru lagi kearah mana dirinya akan membawa
siswanyanya.

9 |Teks Referensi
Sebelum membahas tujuan Pengajaran membaca perlu diketahui terlebih dahulu teoristis
tentang pengajaran membaca ini. Adapun Macam-macam pengajaran membaca yang
dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka (1983), adalah sebagai berikut:

1. Pengajaran Membaca Permulaan Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada


siswa tingkat permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme
membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang
diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan
kalimat sederhana.
2. Pengajaran Membaca Nyaring Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap
merupakan bagian atau lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain
dipandang juga sebagai pengajaran membaca tersebdiri yang sudah tergolong tingkat
lanjut, seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring.
3. Pengajaran Membaca dalam Hati Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka
mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya,
baik isi pokoknya maupun isi bagiannya termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat.
4. Pengajaran Membaca Pemahaman Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman
hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati.
5. Pengajaran Membaca Bahasa Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari
pengajaran bahasa. Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
6. Pengajaran Membaca Teknik Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya
kepada pembinaanpembinaan kemampuan siswa menguasai teknik-teknik membaca yang
dipandang patut. Dalam pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali berimpit
dengan pengajaran membaca nyaring dan pengajaran membaca permulaan. Disamping
itu, pengajaran membaca ini banyak pula berhubungan dengan cara-cara membaca suatu
tuturan tertulis yang tergolong rumit.

Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoritis tujuan
membaca di SD kelas rendah adalah Sebagai berikut ini:

1) Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang


diwakilinya (yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring).
2) Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan.
10 |Teks Referensi
3) Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek.

Menurut Tarigan H.G. (1983) ada dua apek yang penting dalam membaca, yaitu:

1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada
urutan yang elbih rendah (lower order) yang mencakup:
a. pengenalan bentuk huruf
b. pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat,
dan lain-lain)
c. pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan
bahan tertulisatau to bark at print)
d. kecepatan membaca bertaraf lambat.
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat berada pada
urutan yang lebih tinggi (higher order) yang mencakup aspek:
a. memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal)
b. memahami signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang
relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca)
c. evaluasi atau penilaian (isi, bentuk); d. kecepatan membaca yang fleksibel, yang
mudah disesuaikan dengan keadaan.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengajaran membaca di SD kelas
rendah adalah:

1. Membina kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi (pengenalan bentuk huruf).


2. Membina membaca kata-kata dan kalimat sederhana (pengenalan unsur linguistik).

C. Faktor yang mempengaruhi Kelancaran Membaca


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran membaca. Faktor-faktor
tersebut dijabarkan sebagai berikut.
1. Faktor Motivasi
Motivasi membaca adalah suatu dorongan atau rangsangan yang dapat membuat
pembaca sadar, mau, dan mampu melakukan kegiatan membaca guna memperoleh
pesan yang hendak disampaikan penulis melalui lambang tulisan yang dibacanya.

11 |Teks Referensi
Menurut Purwanto (1990:73), tujuan motivasi bagi seorang guru adalah untuk
menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya
untuk meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai
dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
2. Faktor Guru
Menurut Munaf (2002:249), faktor yang tidak kalah pentingnya dalam
mempengaruhi kemampuan membaca permulaan siswa adalah faktor guru. Guru
diharapkan berperan sebagai pembaca terbaik, memiliki pengetahuan membaca yang
baik, membagikan pengalaman membacanya dengan siswa, dan mempersiapkan atau
membekali dirinya dengan bahan yang seoptimal mungkin. Guru diharapkan mampu
memilih dan menentukan bahan, media, metode, dan srtategi pembelajaran yang akan
digunakan. Guru diharapkan mampu menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, pemilihan media pembelajaran yang tepat
perlu dilakukan.
3. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga memegang peran yang penting dalam meningkatkan
kemampuan dan kemauan membaca siswa. Orang tua yang memiliki kesadaran akan
pentingnya kemampuan membaca akan berusaha agar anaknya memiliki kesempatan
untuk belajar membaca. Kebiasaan orang tua membacakan cerita untuk anak-anak
yang masih kecil merupakan usaha yang besar sekali artinya dalam menumbuhkan
minat baca maupun perluasan pengalaman serta pengetahuan anak.
4. Faktor Bahan Bacaan
Bahan bacaan akan mempengaruhi seseorang dalam hal minat maupun
kemampuan memahami suatu bacaan. Bahan bacaan yang sulit akan mematahkan
selera anak untuk membacanya.

12 |Teks Referensi
D. Metode Pembelajaran Kelancaran Membaca
Dalam upaya meningkatkan kelancaran membaca peserta didik, biasanya guru
menerapkan metode pembelajaran. Dalam teori membaca dikenal beberapa metode-
metode strategi membaca, diantaranya sebagai berikut:
1. Phonic Method
Phonic methodadalah metode menyebutkan suara huruf. Dalam konteksnya dapat
disebut metode mengeja. Metode ini merupakan metode konvensional yang telah
diterapkan bertahun-tahun, terhitung sejak kegiatan belajar membaca dilakukan.
Pada hakikatnya, metode ini menitikberatkan kemampuan mensintesis rangkaian
huruf menjadi kata yang berarti. Hal ini terlihat dari kegiatan belajar membaca yang
dimulai dari memperkenalkan huruf- huruf pada anak secara terpisah atau satu
persatu dan mengajak anak menyebutkan suara-suara huruf tersebut. Selanjutnya,
huruf-huruf yang diperkenalkan satu per satu tersebut dirangkai menjadi kata yang
bermakna. Contoh berikut ini ilustrasi dari phonic method, antara lain:
1) B, A, L, O, N: anak diminta untuk menyebutkan suara dari huruf-huruf
tersebut,
2) b, a, l, o, n: anak diminta menyebutkan suara huruf-huruf kecil tersebut,
3) Selanjutnya anak diminta untuk membaca kartu gambar yang bertuliskan
balon,
4) Anak diminta menyebutkan nama benda-benda yang dimulai dengan huruf B.
2. Basal readers
Basal readers atau membaca awal merupakan serangkaian aktivitas membaca
yang dilakukan anak setelah ia mengenal dan memahami berbagai bentuk huruf dan
berbagai rangkaian variasi gabungan huruf menjadi berbagai kata. Kegiatan ini
dilakukan dengan bantuan buku, membaca permulaan seperti yang biasa dilakukan
di kelas awal sekolah dasar.Tingkat kesukaran buku untuk membaca permulaan
disesuaikan dengan tingkat kelas yang bergerak dari kelas 1 sampai kelas 3 sekolah
dasar. Selanjutnya isi bacaan dimulai dari konsep- konsep yang konkret kepada

13 |Teks Referensi
konsep-konsep yang abstrak, atau konsep-konsep yang sudah dikenal kepada
konsep-konsep yang sulit dan abstrak.

3. Metode Global
Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai ‟Metode Kalimat‟. Dikatakan
demikian, karena alur proses pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode
ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk membantu
pengenalan kalimat dimaksud, biasanya digunakan gambar. Di bawah gambar
dimaksud, dituliskan sebuah kalimat yang kira-kira merujuk pada makna gambar
tersebut.
4. Metode SAS
Struktural Analitik Sintetik atau yang biasa disingkat dengan SAS merupakan
salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis
permulaan. Pembelajarn MMP dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan
menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi
sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini
dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep „‟kebermaknaan‟‟ pada diri anak.

E. Kendala yang Dihadapi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Kelancaran Membaca
1. Bagi guru
− Guru masih mengalami permasalahan dalam mengajak siswa duduk tenang.
Masalah kesiapan belajar dan pemusatan perhatian siswa masih menjadi kendala
utama bagi guru dalam penyampaian materi di kelas.
− Kesulitan mendapatkan metode yang tepat dan efektif dalam mengajarkan
membaca
− Guru merasa kerepotan dengan begitu banyak tanggungjawab guru di kelas dan
juga pekerjaan administratif padahal selain kedua tugas ini guru juga mempunyai
tugas memastikan bahwa siswanya terbantu dalam belajar membaca
2. Bagi siswa
− Siswa kesulitan mengenali huruf, sehingga beberapa huruf masih belum familiar
dan terucap secara otomatis.
14 |Teks Referensi
− Siswa kesulitan membedakan huruf yang mirip, baik bentuk hurufnya atau
kemiripan bunyi pengucapannya.Misalnya huruf “b” dengan “d” dan huruf “f”
dengan “v”.
− Siswa kesulitan merangkai simbol dari huruf-huruf menjadi sebuah kata.Misalnya
huruf “b”dan “o”dirangkai menjadi “bo”dan huruf “l” dengan “a” menjadi “la”,
seharusnya dibaca “bola”.
− Siswa kesulitan untuk berkonsentrasi. Beberapa siswaketika membaca sambil
bercanda dengan temannya atau bermain kejar-kejaran di ruang kelas.

F. Cara Mengatasi Kendala Pembelajaran Kelancaran Membaca


1. Pembiasaan membaca.
Pembiasaan membaca dilakukan guru oleh guru dengan menyiapkan bahan bacaan
yang digunakan untuk kegiatan pembiasaan membaca. Seperti dongeng, buku
cerita bergambar, pintar membaca tingkat 1 dan pintar membaca tingkat 2 di pojok
baca.
2. Memberikan pengertian dan motivasi kepada siswa. Guru memberikan perhatian
dan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan membaca permulaan dengan
dibimbing dalam membaca supaya minat membaca siswa bisa tumbuh. Selain
motivasi guru juga memberikan perhatian secara khusus kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar membaca.
3. Menggunakan waktu luang untuk bimbingan belajar membaca.
4. Pemberian jam tambahan bimbingan belajar dalam pelaksanaan pembelajarannya
guru menggunakan bervariasi metode membaca permulaan untuk menambah
antusiasme siswa dalam belajar membaca. Metode yang digunakan guru dalam
bimbingan belajar meliputi, metode mengeja, metode bunyi, metode suku kata,
metode kata dan metode global.
5. Pendekatan orang tua dilakukan dengan cara mengkomunikasikan kepada orang
tua/wali siswa ketika pembagian raport maupun ketika orang tua siswa menjemput
anaknya ke sekolah.

15 |Teks Referensi
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca merupakan hal yang sangat penting dalam keterampilan berbahasa.
Keterampilan membaca ini perlu diajarkan dan dilatih sejak anak masih usia dini.
Umumnya, tujuan membaca adalah untuk memberikan pemahaman dari suatu bacaan
yang sedang dibaca. Selain itu tujuan membaca juga untuk mendapatkan informasi secara
tertulis sehingga dapat dimengerti dan dicerna dengan baik. Tujuan pengajaran membaca
di SD kelas rendah adalah:
1. Membina kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi (pengenalan bentuk
huruf).
2. Membina membaca kata-kata dan kalimat sederhana (pengenalan unsur linguistik).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran membaca, diantaranya
yaitu faktor motivasi, faktor guru, faktor lingkungan, dan faktor bahan bacaan. Dalam
upaya meningkatkan kelancaran membaca peserta didik, biasanya guru menerapkan
metode pembelajaran yang diantaranya sebagai berikut: 1)Phoenc Method, 2) Basal
readers, 3) Metode Global, 4) Metode SAS. Dalam proses pembelajarannya pun, terdapat
kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa, kendala tersebut meliputi: kesulitan dalam
memusatkan perhatian siswa selama KBM, metode pembelajaran yang kurang tepat,
siswa yang masih kesulitan dalam mengenali huruf, membedakan huruf yang mirip,
hingga kesulitan dalam berkonsentrasi. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu
mengadakan pembiasaan membaca, memberikan motivasi, memberikan jam pelajaran
tambahan, serta menerapkan metode yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat berhasil.

16 |Teks Referensi
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah

Churiyah yayah. 2019. Perencanaan pengajaran membaca. Modul BBM Revisi 8. Jakarta:
UINJKT

Halidjah, Siti. 2009. PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAANDENGAN STRATEGI


KOPASUSPERMAINAN KUBUSDI KELAS I SEKOLAH DASAR. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.

I Gusti Ngurah Oka. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajajrannya. Surabaya: Usaha
Nasional.

Martini, Jamaris. 2015. Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen dan Penanggulangannya. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Munaf, Yarni. 2002.Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa. Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra,
dan Seni, 3 (2): 241-249.
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahan Kursus Pendalaman Materi Guru
Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP.

Tarigan HG.1983 .Berbicara.Bandung :Angkasa

Tarigan, H.G (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa

https://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-dan-hakikat-
membaca.html#:~:text=Syafi'ie%20(1994%3A6,dan%20evaluatif%20keseluruhan%20isi%20bacaan.

17 |Teks Referensi

Anda mungkin juga menyukai