Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN MEMBACA

Dosen Pengampu : Zulfadli Hamdi M. Pd

Disusun Oleh : Devina Vinkkan Surya Putri

NPM : 220102093

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

“Evaluasi Pembelajaran Membaca” . Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pembelajaran Membaca Dan Menulis. Penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat motivasi,

bantuan, do’a, dan bimbingan khususnya dari bapak Zulfadli Hamdi, M. Pd. selaku dosen

pengampu mata kuliah Pembelajaran Membaca Dan Menulis. Selain itu penulis juga menyadari

pentingnya akan sumber bacaan dan refrensi seperti buku-buku, jurnal-jurnal yang telah

membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan di dalam makalah ini.

Penulis tentunya bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah

ini, sesuai dengan pengetahuan yang penulis peroleh, dari berbagai sumber. Semoga semuanya

memberikan manfaat bagi peneliti maupun pembaca. Bila ada kesalahan dalam penulisan atau

kata-kata di dalam makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pancor,Desember 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Membaca SD


B. Jenis-Jenis Pembelajaran Membaca dan SD
C. Fungsi Evaluasi Pembelajaran Membaca SD

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, pendidikan merupakan usaha dasar/awal untuk menumbuh kembangkan


potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan peserta didik.
Persoalan membaca, menulis, dan berhitung atau calistung memang merupakan fenomena
tersendiri.kini semakin menjadi hangat dibicarakan para orang tua yang memiliki anak usia
taman kanak-kanak dan menjelang masuk sekolah dasar karena mereka khawatir anak-anak tidak
mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya nanti jika sedari awal belum dibekali keterampilan
calistung.

Membaca dan menulis ialah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari di
SD dengan tujuan supaya para peserta didik mengerti maksud yang terkandung di dalam bacaan
sehingga bisa memahami isi bacaan dengan baik dan benar. Kegiatan membaca dan menulis
merupakan kegiatan yang unik dan rumit, sehingga seorang tidak dapat melakukannya tanpa
mempelajarinya terlebih dahulu terutama pada anak usia sekolah dasar (SD) yang baru mengenal
huruf atau kata.

Keterampilan membaca serta menulis adalah kegiatan yang saling berkaitan,


keterampilan membaca serta menulis berpengaruh terhadap keterampilan menulis membutuhkan
pengetahuan ide-ide yang akan dituangkan melalui tulisan.Menulis permulaan merupakan dasar
pengajaran yang pertama kali di ajarkan guru kepada anak kelas satu.Keterampilan membaca dan
menulis disajikan bersama dengan membaca dan menulis permulaan yang sering disebut dengan
PMM (Pembelajaran Membaca dan Menulis)

Pada umumnya tujuan dari pembelajaran membaca dan menulis ini adalah mengajarkan
anak membaca dan menulis supaya anak bisa membaca dan menulis dengan baik dan benar.
Namun dalam membaca dan menulis ini biasanya dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan
belajar membaca dan menulis permulaan pada anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca
dan menulis akan mempermudah pembelajaran anak di dalam kegiatan proses belajar mengajar
di dalam kelas. Dalam pembelajaran membaca dan menulis di dalam kelas satu yang paling
mendasar adalah keterampilan membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar
pelajaran bagi kelas selanjutnya. Sehingga dalam pembelajaran membaca dan menulis ini
keterampilan guru sebagai pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat penuh
dengan perhatian kepada anak.

A. Rumusan Masalah

1. Hakikat Pembelajaran Membaca SD ?


2. Strategi Pembelajaran Membaca SD ?
3. Jenis-Jenis Pembelajaran Membaca SD ?
4. Fungsi Pembelajaran Membaca SD ?
5. Tujuan Pembelajaran Membaca SD ?

B. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran membaca


2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran membaca
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pembelajaran membaca
4. Untuk mengetahui fungsi pembelajaran membaca
5. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran membaca

C. Manfaat
1. Melatih keterampilan dalam berpikir.
2. Menambah wawasan atau pengetahuan.
3. Menambah kosakata Bahasa.
4. Melatih kemampuan membaca.
5. Menambah wawasan atau pengetahuan.
6. Membuat bicara lebih lancar.
7. Memperkuat daya ingat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Membaca SD

1.Hakikat Membaca

Membaca ialah memberi makna terhadap bahasa tulis. Maksudnya ialah

memperoleh dan menciptakan gagasan, informasi, serta imaji mental dari segala sesuatu

yang dicetak. Sekolah Dasar merupakan jenjang formal pertama di dalam pendidikan

yang harus dilewati untuk bias melanjutkan ke jenjang berikutnya. Oleh karena itu,

kemampuan dasar pembelajaran diberikan kepada peserta didik. Misalnya kemampuan

dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah keterampilan berbahasa.

Pembelajaran membaca merupakan salah satu keterampilan yang harus diajarkan di

sekolah dasar, di samping keterampilan yang lainnya (menulis, menyimak, berbicara),

karena keterampilan membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan kemampuan berbahasa dalam mencari pesan atau memahami makna di

dalam bacaan. Resmini, dkk. (2010, hlm. 94) mengemukakan bahwa “ pada hakikatnya,

aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca

sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang

dilakukan pada saat membaca”.

Membaca sebagai proses menjadi kunci utama di dalam pembelajaran membaca karena

banyak aspek yang terlibat di dalamnya. Menurut Almira (dalam Kasim, 2012, hlm 17)

aspek yang terlibat di dalam proses membaca yaitu “sensori, perseptual, urutan,

pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan”. Sehingga membaca

sebagai produk bergantung dari keberhasilan peserta didik untuk memahami makna dari

setiap kata yang telah dibaca. Pembelajaran tersebut dikuasai oleh seseorang bukan

karena kebetulan, melainkan dengan cara belajar dan berlatih mengenai tulisan. Kegiatan

membaca tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari seiring dengan berkembangnya

teknologi. Mengingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia akan

melibatkan kegiatan membaca. Seseorang bisa dikatakan mampu menerima pesan yang

disampaikan oleh orang lain apabila pembaca dapat merespon dengan baik sebagai

bentuk interaksinya dalam memahami makna. Pembelajaran membaca di sekolah dasar

sangat menentukan keberhasilan peserta didik untuk memiliki keterampilan membaca di

kemudian hari yang bermula dari pengenalan huruf, membaca persuku kata, kata hingga

kalimat. Dengan demikian, pembelajaran membaca berawal dari proses yang baik agar

memperoleh hasil belajar yang baik dan benar.

Kemampuan membaca merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari

segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Membaca merupakan

kemampuan yang sangat kompleks, membaca tidak hanya sekedar kegiatan memandangi

lambang-lambang tertulis semata, bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh

seseorang pembaca agar ia mampu memahami materi yang dibaca. Kemampuan


membaca juga merupakan suatu aktivitas audiovisual untuk memperoleh makna dari

symbol berupa huruf atau kata. Aktivitas ini meliputi suatu proses yaitu, proses decoding,

dikenal dengan istilah membaca teknis, dan proses pemahaman. Membaca teknis adalah

suatu proses pemahaman atas hubungan antar huruf dan bunyi atau menerjemahkan kata-

kata tercetak menjadi Bahasa lisan atau sejenisnya. Dari konsep tersebut, dapat dipahami

bahwa membaca permulaan berfungsi sebagai peletak dasar atau pondasi bagi

keberhasilan seseorang dalam segala aspek kehidupannya suatu saat nanti.

Membaca merupakan kegiatan membaca yang mampu melafalkan huruf dengan

benar dan memperoleh informasi. Kemampuan membaca permulaan ditandai oleh

kemampuan melek huruf, yakni kemampuan mengenali lambang-lambang tulis dan

membunyikan dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi bacaan belum begitu tampak

karena orientasi pembaca lebih pada pengenalan lambang-lambang bunyi

Pembelajaran membaca merupakan suatu pembelajaran yang dapat diperuntunkan untuk

anak pada jenjang sekolah dasar (SD), membaca merupakan suatu hal yang penting untuk

dikuasai oleh peserta didik. Membaca merupakan salah satu bagian dari empat

keterampilan berbahsa yang harus dikuasai sesuai dengan tahap perkembangannya.

Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena

membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai aat untuk

memperuuas pengetahuan Bahasa seseorang. Dengan demikian, anak sejak keas awa

SD/MI perlu memperoleh atihan membaca dengan baik khususnya membaca permualan.

Berbahasa tulis yang bersifat reseftif, disebut reseftif karena dengan membaca seseorang

akan memeperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru.

Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan rang tersebut mampu
mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya, memperluas

waawaasannya. Oleh karena itu, pembelajaran membaca di sekolah mempunyai peranan

yang penting. Dalam pembelajaran membaca, guru dapat memilih wacana-wacana yang

berkaitan dengan tokoh nasional, kepahlawanan, kenusantaraan, dan kepariwisataan.

Selain itu melalui contoh pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai

moral, kemampuan bernalar, dan kr eativitas anak didik. Membaca merupakan salah satu

aspek dari empat keterampilan berbahasa yang yang di sajikan dalam pembelajaran

Bahasa Indnesia selain keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan

keterampilan menulis. Dari keempat keterampian tersebut, keterampilan membaca

merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menguasai

keterampilan membaca tersebut, siswa dapat memahami berbagai tulisan yang ada di

sekitarnya dan dapat menceritakan isi bacanya kepada orang-orang terdekatnya.

2. Pengertian membaca menurut para ahli:

a. Menurut Somadoyo (2011, hlm. 4), membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk

memetic serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulisan.

b. Menurut Tarigan, Saifullah, & Harnas (2011: 4), berpendapat bahwa, disamping

menulis dan berhitung, membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib

dimiliki oleh setiap guru sebelum mengajar tahap kelas selanjutnya.

c. Menurut Rahim (2019: 2), menyatakan bahwa, pengajaran membaca di sekolah dasar

terbagi, menjadi dua, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut.

d. Menurut Harnas (2011: 102), membaca merupakan salah satu bagian dari

keterampilan berbahasa yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan
pembatasan aspek keterampilan tersebut telah dikemukakan oleh Dewan Nasional

guru-guru bahasa inggris meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

B. Strategi Pembelajaran Membaca SD

Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh guru terhadap peserta didik dalam proses

pembelajaran membaca:

a) Strategi memperediksi isi bacaan

Strategi isi bacaan berfungsi untuk mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh

pembaca guna memahami topik yang dibahas, sehinga mereka dapat menghubungkan

pengetahuan yang sudah ada dengan informasi baru yang terdapat dalam bacaan.

Proses memprediksi isi bacaan dilakukan dengan merujuk pada petunjuk dalam teks,

seperti gambar, ilustrasi, sub judul, dan alur cerita. Menurut Somadoyo (2011, hal. 4),

Membaca adalah suatu kegiatan interaktif u tuk memetik serta memahami arti atau

makna yang terkandung di dalam bacaan.

b) Strategi skimming dan scanning

Skimming (membaca cepat) dan scinning (memindai) adalah teknik membaca yang

digunakan untuk membaca dengan cepat. Skimming digunakan untuk mendapat

gambaran umum trntang isi bacaan, sedangkan scanning dugunakan untuk mencari

informasi spesifik. Skimming dapat dilakukan sebelum membaca secara menyeluruh,

sedangkan scanning dilakukan untuk mencari jawaban tanpa perlu membaca

keseluruhan teks.

c) Strategi menggnakan gambar dengan keterangan

Strategi ini bertujuan untuk memahami bacaan dengan menggambarkan isi teks dalam

bentuk gambar atau ilustrasi, yang kemudian diberi keterangan tertulis untuk
menjelaskan gambar tersebut. Strategi dapat diterapkan pada tahap sebelum membaca

dan setelah membaca.

d) Strategi penguasaan kosakata

Strategi penguasaan kosakata dapat diterapkan baik sebelum maupun setelah membaca.

Pada tahap sebelum membaca, strategi kosakata dapat digunakan untuk mengatifkan

pengetahuan sebelumnya dan memahami istilah sulit serta konsep yang akan dibahas.

Sementara itu, pada tahap setelah membaca, dapat digunakan model Frayer untuk

memeriksa pemahaman peserta didik terhadap istilah sulit atau tidaknya konsep

tertentu.

e) Strategi pemecahan masalah

Strategi pemecahan masalah merupakan pendekatan membaca yang intensif, yang

melibatkan pemahaman isi teks bacaan dan menghubungkan dengan pengalaman nyata

untuk membangun pemahaman yang terkait di antara keduanya. Strategi ini berfungsi

sebagai alat bantu untuk membantu pembaca dalam memahami teks dengan lancar dan

akurat. Keuntungan dari penerapan strategi ini adalah kemampuannya dalam

mengidentifikasi masalah yang ada, mempertimbangkan berbagai solusi yang mungkin,

dan meramalkan kemungkinan hasil dari situasi yang dihadapi.

f) Strategi membaca dialogis

Strategi membaca dialogis melibatkan interaksi aktif antara guru dan siswa. Setelah

siswa selesai membaca suatu teks, peran guru sebagai fasilitator terlibat dalam dialog

siswa. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam untuk menganalisis

teks secara lebih mendalam, membantu dalam mendefinisikan kata-kata baru atau

terminologi yang muncul dalam teks, mengidentifikasi dan menganalisis berbagai


komponen yang ada dalam teks tersebut, dan kemudian mengajak peserta didik untuk

merangkum kembali isi teks bacaan tersebut, selain itu, peserta didik juga diberi

kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sekelas dalam diskusi tentang isi teks

bacaan tersebut.

g) Strategi SQ3R

Strategi SQ3R adalah singkatan dari Survei, Question, Read, dan Review, yang

merujuk pada langkah-langkah survei, membuat pertanyaan, membaca, mengulang,

dan mengulas. Strategi ini membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman

mereka terhadap teks dengan memberikan struktur dan tujuan yang jelas dalam proses

membaca. Dalam langkah-langkah SQ3R, peserta didik pertama-tama melakukan

survei singkat terhadap keseluruhan teks, kemudian membuat pertanyaan-pertanyaan

yang terkait dengan teks tersebut. Selanjutnya, peserta didik membaca teks dengan

seksama untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Setelah

itu, peserta didik dapat mengulang dan mengingat jawaban-jawaban yang telah

ditemukan. Terakhir, peserta didik mengulas kembali teks bacaan tersebut dan

memperkuat pemahaman mereka melalui proses ulasan.

h) Strategi Adik Simba

Strategi Adik Simba merupakan singkatan dari apa, di mana, kapan, siapa, mengapa,

dan bagaimana. Strategi ini bertujuan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tersebut guna mengidentifikasi informasi yang dapat diberikan kepada peserta didik

sebelum membaca teks, saat membaca teks, dan setelah membaca teks. Strategi Adik

Simba berguna dalam melatih kemampuan peserta didik dalam berpikir krisis terhadap

teks bacaan yang diberikan oleh guru.


i) Strategi berpikir, berpasangan, dan berbagi

Strategi berpikir, berpasangan, dan berbagi melibatkan peserta didik dalam

mempertimbangkan pertanyaan atau isu penting, bekerja berpasangan dengan teman

sekelas, dan berbagi hasil diskusi dengan mereka. Tujuannya adalah untuk mendorong

peserta didik dalam berpikir kritis, berkolaborasi dengan teman sebaya, dan berbagi

pemahaman mereka tentang topik yang dibahas.

C. Jenis-Jenis Pembelajaran Membaca SD

Jenis-jenis pembelajaran membaca mulai dari kelas rendah sampai kelas tinggi antara lain

sebagai berikut:

1. Metode dan media yang digunakan dalam pelaksanaan strategi peningkatan kemampuan

membaca permulaan diantaranya adalah metode Eja atau abjad yang dimana metode yang

menggunakan pendekatan harfiah. Proses metode Eja atau abjad ini dikenal dengan

mengenalkan lambang-lambang huruf terlebih dahulu yakni dimulai dari huruf A sampai

dengan huruf Z. Kemudian, peserta didik dikenalkan dengan bunyi huruf dan fonem

(bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna). Jadi, metode abjad ini

merupakan metode membaca bagi pemula yang diawali dengan melafalkan huruf-huruf

konsonan dan huruf vokal.

2. Metode Reading Aloud/ membaca nyaring, yaitu metode membaca dengan menyuarakan

suatu bacaan dengan suara yang keras dan lantang. Tujuannya agar seseorang

menggunakan ucapan yang tepat dan jelas serta tidak terbata-bata dalam mengucapkan

huruf atau kata tersebut.

3. Metode SAS (Struktural Analisis Sintesa) adalah metode pembelajaran membaca

permulaan yang diawali dengan penyajian kalimat utuh kemudia n diuraikan menjadi
kata hingga menjadi suku kata dan huruf-huruf yang berdiri sendiri dan menggabungkan

kembali mulai dari huruf-huruf menjadi suku kata, kata, dan menjadi kalimat yang utuh.

Metode SAS yang biasa digunakan dibantu dengan menggunakan media kartu huruf.

Media kartu huruf yang digunakan terdiri dari dua jenis yang pertama adalah yang terbuat

dari kertas karton yang bertuliskan satu huruf besar dan huruf kecil. Penerapan media dari

kartu huruf ini dilakukan dengan cara permainan, dimana guru harus menuliskan sebuah

kata / huruf di papan tulis kemudian guru melemparkan kartu huruf dan peserta didik di

minta untuk ,mencari huruf yang sesuai dengan tulisan yang sudah di tulis di papan

tersebut. Selain menggunakan kartu huruf, guru juga bisa menggunakan media kain flanel

dalam meningkatkan kemampuan membaca bagi permulaan. Media papan flanel adalah

papan yang dilapisi kain flanel atau kain berbulu yang diatasnya diletakkan gambar atau

simbol-simbol. Papan flanel ini papan yang berlapis flanel sehingga gambar yang di

sajikan atau di tunjukkan di atasnya dapat dipasang dan dilepas dengan mudah dan bisa

digunakan berkali-kali. Papan flanel ini juga dapat digunakan untuk menempelkan

potongan huruf dan juga potongan angka-angka. Keefektifan dengan menggunakan

media papan flanel ini dalam meningkatkan kemampuan pembelajaran membaca dan

berbahasa khususnya dalam membaca juga sudah dibuktikan dengan berbagai penelitian

yang dilakukan oleh guru-guru yang menunjukkan bahwa kemampuan membaca

permulaan dapat ditingkatkan dengan menggunakan media papan flanel ini.

4. Metode Abjad (Alphabet), adalah pembelajaran membaca permulaan dengan

menggunakan metode abjad ini dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf secara

alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Oeh

karena itu, pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini dimulai dengan
pengenalan huruf-huruf ( berurutan secara alphabetis), lalu huruf-huruf dirangkai menjadi

kata, dan kata dirangkai menjadi kalimat. Lambang-lambang huruf diperkenalkan sesuai

dengan penyebutan secara alphabetis. Sebagai contoh, huruf /b/ diperkenalkan sebagai

(be), /c/ sebagai (ce), /d/ sebagai (de), dan seterusnya. Pembelajaran membaca permulaan

dengan metode ini megundang kritik dalam hal kurang logisnya hubungan antara

perbunyian suku kata sebagai hasil secara mandiri dengan perbunyian suku kata sebagai

hasil dari rangkaian huruf-huruf.

5. Metode Kalimat/ Global (Syntaxis Method)

Metode Global adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh yang dibantu dengan

ilustrasi gambar. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Tahap

berikutnya, gambar dihilangkan sehingga yang muncul tinggal deret kata yang berupa

kalimat utuh tadi. Tahap-tahap selanjutnya diikuti dengan pengenalan kata, suku kata,

dan huruf melalui proses penguraian/ pengupasan (analisis) sebagaimana yang dilakukan

pada metode kata. Caranya ialah guru mengajarkan kepada peserta didik tentang

membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat dibawah gambar. Metode global

dapat juga diterapkan dengan kalimat, tanpa bantu gambar.

6. Metode Suku Kata (Syllabic Method)

Metode ini dilakukan dengan cara memperkenalkan suku kata atau kata tanpa mengeja.

Metode suku kata ini dapat membantu guru dalam menuntaskan masalah pendidikan

yakni kurang lancarnya membaca siswa. Menurut Gading et al. (2019) metode suku kata

juga disebut model silabel. Proses pembelajaran metode ini diawali dengan pengenalan

suku kata seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, dua, de, do, dan seterusnya.

Kemudian di suku kata tersebut dirangkaiakan menjadi kata-kata yang bermaksud.


Metode suku kata yang telah diterapkan oleh guru kelas juga sangat membantu peserta

didik dalam meningkatkan kemampuan membaca dengan lancar tanpa mengeja. Peserta

didik dikategorikan bisa membaca jika:

1) Mampu membedakan bentuk-bentuk huruf.

2) Mampu mengenal buruf, suku kata, dan kata.

3) Peserta didik tidak merasa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran

membaca di dalam kelas.

4) Kemampuan membaca peserta didik makin meningkat.

5) Selain itu, terdapat juga kelebihan serta kekurangan dalam pembelajaran

menggunakan metode suku kata. Kelebihan dari metode suku kata ini yakni peserta didik

dapat belajar membaca lebih cepat tanpa harus mengeja serta dapat meningkatkan

kemampuan membaca peserta didik, terutama peserta didik yang mengalami

keterlambatan membaca dikelas satu. Sedangkan kekurangan dari metode suku kata ini

yakni peserta didik yang belum terbiasa atau bahkan belum begitu lancar membaca akan

merasa sulit jika ada huruf tunggal di akhir atau “ng”, hal ini dapat digunakan oleh guru

maupun peneliti sebagai acuan atau perbaikan pada penelitian selanjutnya. Maka dapat

disimpulkan bahwa metode suku kata dapat meningkatkan kemampuan membaca

khususnya membaca permulaan pada peserta didik.

7. Metode Kata (Whole Word Method)

Metode ini diawali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan konteksual.

Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata terlebih dahulu.

Maksud dari kata yang bermakna dalam metode kata ini yakni, proses mengaitkan

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang. Dimana struktur kognitif yang dimaksud ialah fakta-fakta, konsep-konsep,

suatu hal yang telah dipelajari dan diingat oleh peserta didik. Maksud dari kata yang

kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari di dalam

kehidupan nyata peserta didik sehari-hari, baik dalam lingkungan sekolah, lingkungan

keluarga, lingkungan masyarakat maupun negara dengan tujuan untuk menemukan

makna materi tersebut bagi kehidupan. (Komalasari, 2010 : Sedangkan membaca

fungsional yaitu, memaknai berbagai symbol grafis terkait dengan kehidupan sehari-hari

seperti membaca label makanan, membaca iklan, membaca berita koran, dan sebagianya.

D. Fungsi Pembelajaran Membaca SD

Membaca buku sangat baik sebagai latihan otak dan pikiran. Membaca dapat membantu

menjaga otak agar selalu menjalankan fungsinya secara sempurna. Saat membaca, otak

dituntut untuk berfikir, menganalisis, mencari jalan keluar dan solusi hingga menemukan hal-

hal yang baru atau pengalaman yang baru. Membaca buku juga merupakan cara untuk

meningkatkan kecerdasan otak, menambah wawasan, serta mwndukung perkembangan

mental yang baik. Selain itu dengan membaca buku kita dapat memperkaya pengetahuan kita

dengan informasi-informasi baru yang selama ini belum kita ketahui. Hal ini sangat

bermanfaat untuk kita di masa depan yang akan dating. Semakin banyak pengetahuan yang

kita miliki maka semakin siap pula kita menghadapi berbagai tantangan yang mungkin aka

muncul di masa depan kita nantinya.

E. Tujuan Pembelajaran Membaca SD

Tujuan utama membaca ialah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi

dan memahami makna bacaan. Pada hakikatnya tujuan membaca itu amat tergantung dari

situasi, jenis bacaan, dan keterbacaan. Membaca adalah salah satu tuntutan dalah kehidupan
masyarakat modern. Melalui kegiatan membaca kita dapat mengetahui dan menguasai

berbagai hal. Membaca akan mempengaruhi pemerolehan bacaan. Jika semakin kuat tujuan

seseorang dalam membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam

memahami bacaannya.

Sebelum guru mengajar di dalam kelas dengan sendirinya ia harus mengetahui terlebih

dahulu tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama peserta didiknya. Adapun

tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru melalui pemahaman

kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yang termasuk SD kelas rendah

adalah dimulai dari kelas 1 dan 2, sedangkan Sd kelas tinggi dimulai dari kelas 3 sampai

dengan kelas 6.

Di samping itu guru haru memahami kompetensi dasar apa yang dicapai dan dikembangkan

dalam pembelajaran membaca yang tertera di dalam kurikulum yang berlaku (KTSP), guru

harus memahami teori membaca yang berhubungan dengan jenis-jenis tersebut. Pada

umumnya uraian membaca setiap jenis membaca diikuti oleh tujuan setiap jenis bacaan

tersebut. Tujuan pembelajaran membaca permulaan pada dasarnya ialah memberi bekal

pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk mengenalkan tentang teknik-

teknik membaca permulaan dan mengenalkan menangkap isi bacaan dengan baik (Kuntaro,

2013 : 8)

Adapun beberapa tahap pembelajaran tahap-tahap pembelajaran membaca pada jenjang

sekolah dasar (SD) antara lain sebagai berikut:

1) Memupuk dan mengembangkan keterampilan peserta didik untuk memahami dan

mengenalkan cara membaca yang benar.

2) Melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengnal huruf-huruf.


3) Melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengubah tulisan menjadi

bunyi Bahasa.

4) Memperkenalkan dan melatih peserta didik untuk mampu membaca sesuai dengan

teknik-teknik tertentu.

5) Melatih keterampilan peserta didik untuk memahami kata-kata yang dibaca, didengar,

dan meningkatkannya kembali.

6) Melatih keterampilan peserta didik untuk dapat menetapkan artu tertentu dari sebuah kata

dalam suatu konteks.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Disekolah, pembelajaran membaca peru di fokuskan pada aspek kemampuan memahami isi
bacaan. Oleh sebab itu, siswa perlu di latih secara intensif untuk memahami sebuah teks
bacaan. Hal ini berarti siswa bukan hafal isi bacaan tersebut, melainkan memahami isi
bacaan. Dalam hal ini, pesan guru sangat besar pengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan.

B. Saran

Keterampilan Membaca dapat dikatakan sebagai tahap dasar dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, seorang guru haruslah mampu menguasai keterampilan membaca. Seorang guru
diharapkan tidak hanya mampu menguasai keterampilan membaca namun mampu
mengembangkan dan memberikan pengembangan terhadap peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Almira (dalam Kasim, 2012, hlm. 17) aspek dalam pembelajaran membaca

Gading et al. (2019) metode suku kata membaca

Harnas (2011 : 102) keterampilan membaca

Komalasari (2010) pembelajaran membaca

Kuntaro, (2013 : 8) teknik-teknik membaca sekolah dasar

Rahim (2019 : 2) pengajaran membaca sekolah dasar

Resmini, dkk. (2010, hlm. 94) hakikat membaca

Somadoyo (2011, hlm. 4) pengertian membaca

Tarigan, Saifullah, & Harnas (2011 : 4) makna membaca

Anda mungkin juga menyukai