NPM : 220102093
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Evaluasi Pembelajaran Membaca” . Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Membaca Dan Menulis. Penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat motivasi,
bantuan, do’a, dan bimbingan khususnya dari bapak Zulfadli Hamdi, M. Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pembelajaran Membaca Dan Menulis. Selain itu penulis juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan refrensi seperti buku-buku, jurnal-jurnal yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan di dalam makalah ini.
ini, sesuai dengan pengetahuan yang penulis peroleh, dari berbagai sumber. Semoga semuanya
memberikan manfaat bagi peneliti maupun pembaca. Bila ada kesalahan dalam penulisan atau
Pancor,Desember 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca dan menulis ialah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari di
SD dengan tujuan supaya para peserta didik mengerti maksud yang terkandung di dalam bacaan
sehingga bisa memahami isi bacaan dengan baik dan benar. Kegiatan membaca dan menulis
merupakan kegiatan yang unik dan rumit, sehingga seorang tidak dapat melakukannya tanpa
mempelajarinya terlebih dahulu terutama pada anak usia sekolah dasar (SD) yang baru mengenal
huruf atau kata.
Pada umumnya tujuan dari pembelajaran membaca dan menulis ini adalah mengajarkan
anak membaca dan menulis supaya anak bisa membaca dan menulis dengan baik dan benar.
Namun dalam membaca dan menulis ini biasanya dilaksanakan setelah atau bersamaan dengan
belajar membaca dan menulis permulaan pada anak kelas satu. Karena anak yang bisa membaca
dan menulis akan mempermudah pembelajaran anak di dalam kegiatan proses belajar mengajar
di dalam kelas. Dalam pembelajaran membaca dan menulis di dalam kelas satu yang paling
mendasar adalah keterampilan membaca dan menulis, karena hal tersebut merupakan dasar
pelajaran bagi kelas selanjutnya. Sehingga dalam pembelajaran membaca dan menulis ini
keterampilan guru sebagai pengajar yang pertama bagi anak kelas satu ini harus sangat penuh
dengan perhatian kepada anak.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Masalah
C. Manfaat
1. Melatih keterampilan dalam berpikir.
2. Menambah wawasan atau pengetahuan.
3. Menambah kosakata Bahasa.
4. Melatih kemampuan membaca.
5. Menambah wawasan atau pengetahuan.
6. Membuat bicara lebih lancar.
7. Memperkuat daya ingat.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Hakikat Membaca
memperoleh dan menciptakan gagasan, informasi, serta imaji mental dari segala sesuatu
yang dicetak. Sekolah Dasar merupakan jenjang formal pertama di dalam pendidikan
yang harus dilewati untuk bias melanjutkan ke jenjang berikutnya. Oleh karena itu,
dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah keterampilan berbahasa.
dalam bacaan. Resmini, dkk. (2010, hlm. 94) mengemukakan bahwa “ pada hakikatnya,
aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca
sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang
Membaca sebagai proses menjadi kunci utama di dalam pembelajaran membaca karena
banyak aspek yang terlibat di dalamnya. Menurut Almira (dalam Kasim, 2012, hlm 17)
aspek yang terlibat di dalam proses membaca yaitu “sensori, perseptual, urutan,
sebagai produk bergantung dari keberhasilan peserta didik untuk memahami makna dari
setiap kata yang telah dibaca. Pembelajaran tersebut dikuasai oleh seseorang bukan
karena kebetulan, melainkan dengan cara belajar dan berlatih mengenai tulisan. Kegiatan
teknologi. Mengingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia akan
melibatkan kegiatan membaca. Seseorang bisa dikatakan mampu menerima pesan yang
disampaikan oleh orang lain apabila pembaca dapat merespon dengan baik sebagai
kemudian hari yang bermula dari pengenalan huruf, membaca persuku kata, kata hingga
kalimat. Dengan demikian, pembelajaran membaca berawal dari proses yang baik agar
segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Membaca merupakan
kemampuan yang sangat kompleks, membaca tidak hanya sekedar kegiatan memandangi
symbol berupa huruf atau kata. Aktivitas ini meliputi suatu proses yaitu, proses decoding,
dikenal dengan istilah membaca teknis, dan proses pemahaman. Membaca teknis adalah
suatu proses pemahaman atas hubungan antar huruf dan bunyi atau menerjemahkan kata-
kata tercetak menjadi Bahasa lisan atau sejenisnya. Dari konsep tersebut, dapat dipahami
bahwa membaca permulaan berfungsi sebagai peletak dasar atau pondasi bagi
membunyikan dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi bacaan belum begitu tampak
anak pada jenjang sekolah dasar (SD), membaca merupakan suatu hal yang penting untuk
dikuasai oleh peserta didik. Membaca merupakan salah satu bagian dari empat
membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai aat untuk
memperuuas pengetahuan Bahasa seseorang. Dengan demikian, anak sejak keas awa
SD/MI perlu memperoleh atihan membaca dengan baik khususnya membaca permualan.
Berbahasa tulis yang bersifat reseftif, disebut reseftif karena dengan membaca seseorang
Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan rang tersebut mampu
mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya, memperluas
yang penting. Dalam pembelajaran membaca, guru dapat memilih wacana-wacana yang
Selain itu melalui contoh pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai
moral, kemampuan bernalar, dan kr eativitas anak didik. Membaca merupakan salah satu
aspek dari empat keterampilan berbahasa yang yang di sajikan dalam pembelajaran
merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menguasai
keterampilan membaca tersebut, siswa dapat memahami berbagai tulisan yang ada di
a. Menurut Somadoyo (2011, hlm. 4), membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk
memetic serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulisan.
b. Menurut Tarigan, Saifullah, & Harnas (2011: 4), berpendapat bahwa, disamping
menulis dan berhitung, membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib
c. Menurut Rahim (2019: 2), menyatakan bahwa, pengajaran membaca di sekolah dasar
d. Menurut Harnas (2011: 102), membaca merupakan salah satu bagian dari
keterampilan berbahasa yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan
pembatasan aspek keterampilan tersebut telah dikemukakan oleh Dewan Nasional
Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh guru terhadap peserta didik dalam proses
pembelajaran membaca:
Strategi isi bacaan berfungsi untuk mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh
pembaca guna memahami topik yang dibahas, sehinga mereka dapat menghubungkan
pengetahuan yang sudah ada dengan informasi baru yang terdapat dalam bacaan.
Proses memprediksi isi bacaan dilakukan dengan merujuk pada petunjuk dalam teks,
seperti gambar, ilustrasi, sub judul, dan alur cerita. Menurut Somadoyo (2011, hal. 4),
Membaca adalah suatu kegiatan interaktif u tuk memetik serta memahami arti atau
Skimming (membaca cepat) dan scinning (memindai) adalah teknik membaca yang
gambaran umum trntang isi bacaan, sedangkan scanning dugunakan untuk mencari
keseluruhan teks.
Strategi ini bertujuan untuk memahami bacaan dengan menggambarkan isi teks dalam
bentuk gambar atau ilustrasi, yang kemudian diberi keterangan tertulis untuk
menjelaskan gambar tersebut. Strategi dapat diterapkan pada tahap sebelum membaca
Strategi penguasaan kosakata dapat diterapkan baik sebelum maupun setelah membaca.
Pada tahap sebelum membaca, strategi kosakata dapat digunakan untuk mengatifkan
pengetahuan sebelumnya dan memahami istilah sulit serta konsep yang akan dibahas.
Sementara itu, pada tahap setelah membaca, dapat digunakan model Frayer untuk
memeriksa pemahaman peserta didik terhadap istilah sulit atau tidaknya konsep
tertentu.
melibatkan pemahaman isi teks bacaan dan menghubungkan dengan pengalaman nyata
untuk membangun pemahaman yang terkait di antara keduanya. Strategi ini berfungsi
sebagai alat bantu untuk membantu pembaca dalam memahami teks dengan lancar dan
Strategi membaca dialogis melibatkan interaksi aktif antara guru dan siswa. Setelah
siswa selesai membaca suatu teks, peran guru sebagai fasilitator terlibat dalam dialog
teks secara lebih mendalam, membantu dalam mendefinisikan kata-kata baru atau
merangkum kembali isi teks bacaan tersebut, selain itu, peserta didik juga diberi
kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sekelas dalam diskusi tentang isi teks
bacaan tersebut.
g) Strategi SQ3R
Strategi SQ3R adalah singkatan dari Survei, Question, Read, dan Review, yang
dan mengulas. Strategi ini membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman
mereka terhadap teks dengan memberikan struktur dan tujuan yang jelas dalam proses
yang terkait dengan teks tersebut. Selanjutnya, peserta didik membaca teks dengan
seksama untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Setelah
itu, peserta didik dapat mengulang dan mengingat jawaban-jawaban yang telah
ditemukan. Terakhir, peserta didik mengulas kembali teks bacaan tersebut dan
Strategi Adik Simba merupakan singkatan dari apa, di mana, kapan, siapa, mengapa,
tersebut guna mengidentifikasi informasi yang dapat diberikan kepada peserta didik
sebelum membaca teks, saat membaca teks, dan setelah membaca teks. Strategi Adik
Simba berguna dalam melatih kemampuan peserta didik dalam berpikir krisis terhadap
sekelas, dan berbagi hasil diskusi dengan mereka. Tujuannya adalah untuk mendorong
peserta didik dalam berpikir kritis, berkolaborasi dengan teman sebaya, dan berbagi
Jenis-jenis pembelajaran membaca mulai dari kelas rendah sampai kelas tinggi antara lain
sebagai berikut:
1. Metode dan media yang digunakan dalam pelaksanaan strategi peningkatan kemampuan
membaca permulaan diantaranya adalah metode Eja atau abjad yang dimana metode yang
menggunakan pendekatan harfiah. Proses metode Eja atau abjad ini dikenal dengan
mengenalkan lambang-lambang huruf terlebih dahulu yakni dimulai dari huruf A sampai
dengan huruf Z. Kemudian, peserta didik dikenalkan dengan bunyi huruf dan fonem
(bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna). Jadi, metode abjad ini
merupakan metode membaca bagi pemula yang diawali dengan melafalkan huruf-huruf
2. Metode Reading Aloud/ membaca nyaring, yaitu metode membaca dengan menyuarakan
suatu bacaan dengan suara yang keras dan lantang. Tujuannya agar seseorang
menggunakan ucapan yang tepat dan jelas serta tidak terbata-bata dalam mengucapkan
permulaan yang diawali dengan penyajian kalimat utuh kemudia n diuraikan menjadi
kata hingga menjadi suku kata dan huruf-huruf yang berdiri sendiri dan menggabungkan
kembali mulai dari huruf-huruf menjadi suku kata, kata, dan menjadi kalimat yang utuh.
Metode SAS yang biasa digunakan dibantu dengan menggunakan media kartu huruf.
Media kartu huruf yang digunakan terdiri dari dua jenis yang pertama adalah yang terbuat
dari kertas karton yang bertuliskan satu huruf besar dan huruf kecil. Penerapan media dari
kartu huruf ini dilakukan dengan cara permainan, dimana guru harus menuliskan sebuah
kata / huruf di papan tulis kemudian guru melemparkan kartu huruf dan peserta didik di
minta untuk ,mencari huruf yang sesuai dengan tulisan yang sudah di tulis di papan
tersebut. Selain menggunakan kartu huruf, guru juga bisa menggunakan media kain flanel
dalam meningkatkan kemampuan membaca bagi permulaan. Media papan flanel adalah
papan yang dilapisi kain flanel atau kain berbulu yang diatasnya diletakkan gambar atau
simbol-simbol. Papan flanel ini papan yang berlapis flanel sehingga gambar yang di
sajikan atau di tunjukkan di atasnya dapat dipasang dan dilepas dengan mudah dan bisa
digunakan berkali-kali. Papan flanel ini juga dapat digunakan untuk menempelkan
media papan flanel ini dalam meningkatkan kemampuan pembelajaran membaca dan
berbahasa khususnya dalam membaca juga sudah dibuktikan dengan berbagai penelitian
alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Oeh
karena itu, pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini dimulai dengan
pengenalan huruf-huruf ( berurutan secara alphabetis), lalu huruf-huruf dirangkai menjadi
kata, dan kata dirangkai menjadi kalimat. Lambang-lambang huruf diperkenalkan sesuai
dengan penyebutan secara alphabetis. Sebagai contoh, huruf /b/ diperkenalkan sebagai
(be), /c/ sebagai (ce), /d/ sebagai (de), dan seterusnya. Pembelajaran membaca permulaan
dengan metode ini megundang kritik dalam hal kurang logisnya hubungan antara
perbunyian suku kata sebagai hasil secara mandiri dengan perbunyian suku kata sebagai
Metode Global adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh yang dibantu dengan
ilustrasi gambar. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Tahap
berikutnya, gambar dihilangkan sehingga yang muncul tinggal deret kata yang berupa
kalimat utuh tadi. Tahap-tahap selanjutnya diikuti dengan pengenalan kata, suku kata,
dan huruf melalui proses penguraian/ pengupasan (analisis) sebagaimana yang dilakukan
pada metode kata. Caranya ialah guru mengajarkan kepada peserta didik tentang
membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat dibawah gambar. Metode global
Metode ini dilakukan dengan cara memperkenalkan suku kata atau kata tanpa mengeja.
Metode suku kata ini dapat membantu guru dalam menuntaskan masalah pendidikan
yakni kurang lancarnya membaca siswa. Menurut Gading et al. (2019) metode suku kata
juga disebut model silabel. Proses pembelajaran metode ini diawali dengan pengenalan
suku kata seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, dua, de, do, dan seterusnya.
didik dalam meningkatkan kemampuan membaca dengan lancar tanpa mengeja. Peserta
menggunakan metode suku kata. Kelebihan dari metode suku kata ini yakni peserta didik
dapat belajar membaca lebih cepat tanpa harus mengeja serta dapat meningkatkan
keterlambatan membaca dikelas satu. Sedangkan kekurangan dari metode suku kata ini
yakni peserta didik yang belum terbiasa atau bahkan belum begitu lancar membaca akan
merasa sulit jika ada huruf tunggal di akhir atau “ng”, hal ini dapat digunakan oleh guru
maupun peneliti sebagai acuan atau perbaikan pada penelitian selanjutnya. Maka dapat
Metode ini diawali dengan pengenalan kata yang bermakna, fungsional, dan konteksual.
Sebaiknya dikenalkan dengan kata yang terdiri dari dua suku kata terlebih dahulu.
Maksud dari kata yang bermakna dalam metode kata ini yakni, proses mengaitkan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang. Dimana struktur kognitif yang dimaksud ialah fakta-fakta, konsep-konsep,
suatu hal yang telah dipelajari dan diingat oleh peserta didik. Maksud dari kata yang
kehidupan nyata peserta didik sehari-hari, baik dalam lingkungan sekolah, lingkungan
fungsional yaitu, memaknai berbagai symbol grafis terkait dengan kehidupan sehari-hari
seperti membaca label makanan, membaca iklan, membaca berita koran, dan sebagianya.
Membaca buku sangat baik sebagai latihan otak dan pikiran. Membaca dapat membantu
menjaga otak agar selalu menjalankan fungsinya secara sempurna. Saat membaca, otak
dituntut untuk berfikir, menganalisis, mencari jalan keluar dan solusi hingga menemukan hal-
hal yang baru atau pengalaman yang baru. Membaca buku juga merupakan cara untuk
mental yang baik. Selain itu dengan membaca buku kita dapat memperkaya pengetahuan kita
dengan informasi-informasi baru yang selama ini belum kita ketahui. Hal ini sangat
bermanfaat untuk kita di masa depan yang akan dating. Semakin banyak pengetahuan yang
kita miliki maka semakin siap pula kita menghadapi berbagai tantangan yang mungkin aka
Tujuan utama membaca ialah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi
dan memahami makna bacaan. Pada hakikatnya tujuan membaca itu amat tergantung dari
situasi, jenis bacaan, dan keterbacaan. Membaca adalah salah satu tuntutan dalah kehidupan
masyarakat modern. Melalui kegiatan membaca kita dapat mengetahui dan menguasai
berbagai hal. Membaca akan mempengaruhi pemerolehan bacaan. Jika semakin kuat tujuan
seseorang dalam membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam
memahami bacaannya.
Sebelum guru mengajar di dalam kelas dengan sendirinya ia harus mengetahui terlebih
dahulu tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama peserta didiknya. Adapun
tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru melalui pemahaman
kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yang termasuk SD kelas rendah
adalah dimulai dari kelas 1 dan 2, sedangkan Sd kelas tinggi dimulai dari kelas 3 sampai
dengan kelas 6.
Di samping itu guru haru memahami kompetensi dasar apa yang dicapai dan dikembangkan
dalam pembelajaran membaca yang tertera di dalam kurikulum yang berlaku (KTSP), guru
harus memahami teori membaca yang berhubungan dengan jenis-jenis tersebut. Pada
umumnya uraian membaca setiap jenis membaca diikuti oleh tujuan setiap jenis bacaan
tersebut. Tujuan pembelajaran membaca permulaan pada dasarnya ialah memberi bekal
pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk mengenalkan tentang teknik-
teknik membaca permulaan dan mengenalkan menangkap isi bacaan dengan baik (Kuntaro,
2013 : 8)
bunyi Bahasa.
4) Memperkenalkan dan melatih peserta didik untuk mampu membaca sesuai dengan
teknik-teknik tertentu.
5) Melatih keterampilan peserta didik untuk memahami kata-kata yang dibaca, didengar,
6) Melatih keterampilan peserta didik untuk dapat menetapkan artu tertentu dari sebuah kata
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disekolah, pembelajaran membaca peru di fokuskan pada aspek kemampuan memahami isi
bacaan. Oleh sebab itu, siswa perlu di latih secara intensif untuk memahami sebuah teks
bacaan. Hal ini berarti siswa bukan hafal isi bacaan tersebut, melainkan memahami isi
bacaan. Dalam hal ini, pesan guru sangat besar pengaruh terhadap kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan.
B. Saran
Keterampilan Membaca dapat dikatakan sebagai tahap dasar dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, seorang guru haruslah mampu menguasai keterampilan membaca. Seorang guru
diharapkan tidak hanya mampu menguasai keterampilan membaca namun mampu
mengembangkan dan memberikan pengembangan terhadap peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Almira (dalam Kasim, 2012, hlm. 17) aspek dalam pembelajaran membaca