Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Membaca dan Menulis

Dosen Pengampu :
Bapak Arifin Ahmad, S.Pd., M.Pd

Disusun Kelompok 5, 3C
1. Alya Aini 205060091
2. Prischilia Nida Nadzifah 205060117
3. Fadly rifky 205060123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul program
pembelajaran membaca permulaan ini tepat pada waktu nya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Arifin Ahmad, S.Pd., M.Pd. Pada mata kuliah
keterampilan membaca dan menulis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arifin pada selaku Dosen Mata Kuliah
keterampilan membaca dan menulis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan keterampilan membaca dan menulis. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 19 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


BAB 1 ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 2
C. TUJUAN..................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. KESIAPAN DAN TUJUAN MEMBACA PERMULAAN ....................................................... 3
B. MEMBACA PEMAHAMAN .................................................................................................... 4
C. PROSES MEMBACA................................................................................................................ 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................ 11
B. SARAN ..................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Membaca Permulaan pada intinya merupakan suatu upaya dari orang-orang dewasa
untuk memberikan dan menerampilkan anak pada sejumlah pengetahuan dengan
keterampilan khusus dalam rangka mengantarkan anak mencapai mampu membaca
bahasa. Jadi tujuan pengajaran membaca permulaan adalah untuk membangkitkan,
membina, dan memupuk minat anak untuk membaca. Anak direkayasa dan distrukturi
dengan berbagai pengalaman membaca sehingga anak merasa diterima dan sanggup
mengembangkan sikap yang diinginkan oleh mampu membaca. Mampu membaca
merupakan pengetahuan keterampilan dan kemampuan untuk memaknai lambang-
lambang bahasa tulis.
Sekalipun nampak bersifat pasif dan reseptif, tapi sewaktu kita mulai bermampu
membaca maka berkaitlah berbagai prasyarat yang harus kita sertakan agar kiat bisa sampai
pada kebermaknaan atas sumber bacaan itu. Membaca merupakan olah berbagai kebiasaan
dan kebahasaan untuk mencapai kebermaknaan melalui sumber bacaan. Mampu membaca
dimiliki oleh seorang tidak secara instinktif atau diturunkan secara genetika. Mampu
membaca harus diperoleh melalui pembelajaran dan pembiasaan sedini mungkin.
Mengingat demikian kompleknya mampu membaca tentu kita sepakat apabila pengajaran
membaca merpakan suatu proses yang rumit dan menuntut kesungguhan dari para orang
dewasa (guru) dalam membina dan mengembangkannya.
Pengajaran membaca permulaan hendaknya mampu menjadi alat transformasi
dengan guru sebagai pengemudi mengantarkan anak/siswa sampai ditujuan yakni mampu
membaca. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang di tunjukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU RI tahun
2003,2003:6).

1
Membaca permulaan merupakan program pembelajaran yang di orientasikan
kepada kemampuan membaca permualaan di kelas-kelas awal pada saat peserta didik mulai
memasuki bangku sekolah (Halimah,2014).
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi .oleh
karena itu anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar
(learner.1988).Tujuan utama dari membaca permulaan adalah agar anak dapat mengenal
tulisan sebagai lambang atau simbul bahasa sehingga anak-anak dapat menyuarakan tulisan
tersebut(wardani,1995).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses kemampuan membaca pada anak didik ?
2. Apa saja tujuan dan manfaat membaca permulaan ?
3. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kemampuan membaca permulaan
?
C. TUJUAN
1. Memahami kemampuan membaca pada anak didik
2. Memahami tujuan membaca permulaan
3. Mengataui proses membaca permulaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KESIAPAN DAN TUJUAN MEMBACA PERMULAAN


1. Pembelajaran membaca permulaan

Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses


keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem,
sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang
sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.

2. Konsep kesiapan membaca

Periode prereading sangat panjang mulai dari lahir sampai saat seorang anak
diajarkan untk mengenali dan membaca kata-kata. Selama periode inni anak belajar
untuk memahami dan mengucapkan kata-kata, mengikuti arah cerita, mempelajari dan
menginterpretasi gambar, dan sebagainya. Minat dan kemampuan membaca siswa
tumbuh secara bertahap dampai anak mencapai tahap kesiapan untuk membaca pada
awal pembelajaran. Konsep modern berpendapat bahwa kesiapan terdiri atas berbagai
faktor, tidak hanya faktor fisik dan kematangan saja, tetapi faktor tingkat pengetahuan.
Kesiapan dalam membaca berfokus pada kesiapan membaca awal meskipun pada
dasarnya kesiapan sangatlah penting di semua tingkatan Mengembangkan kesiapan
membaca pada setiap jenjang merupakan tugas penting guru.
Konsep umum “kesiapan “adalah beberapa hal yang harus diupayakan dan dikuasai
sebelum hal lain ditangani. Belajar membaca sebagai suatu kegiatan juga melibatkan
penguasaan keterampilan tertentu. Secara umum konsep kesiapan membaca diterima
sekalipun persepsi tentang kesiapan membaca berbeda-beda dan meluas. Perbedaan
pandangan tersebut terutama disebabkan kerumitan membaca itu sendiri.
Terlepas dari interprestasi yang berbeda mengenai kesiapan membaca, yang perlu
dipikirkan adalah bagaimana agar anak-anak mencapai posisi siap membaca jika
mereka ternyata tidak menunjukkan kesiapan membaca.Pertanyaan yang dapat
diajukan adalah, “Aspek membaca apakah yang siap pada anak ini ?” bukan, “Apakah
anak ini siap memulai belajar keterampilan pengenalan kata ?” Secara luas, kesiapan

3
membaca bukan hanya masalah untuk suatu usia atau tingkat kelas, namun untuk semua
usia dan tingkat Ada sejumlah keterampilan yang menjadi prasyarat untuk pengajaran
membaca formal. Prasyarat yang dimaksud meliputi :pengalaman dasar, perkembangan
kognitif, perkebmangan bahasa, kesadaran metalinguistik, minat dan sikap,
deskriminasi visual dan auditori, serta kemampuan orientasi arahan.

3. Tujuan membaca permulaan

Tujuan pembelajaran membaca permulaan pada dasarnya ialah memberi bekal


pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk mengenalkan tentang teknik-teknik
membaca permulaan dan mengenalkan menangkap isi bacaan dengan baik (Kuntarto,
2013:8). Secara rinci pembelajaran pengenalan membaca permulaan bertujuan sebagai
berikut. 1) Memupuk dan mengembangkan keterampilan siswa untuk memahami dan
mengenalkan cara membaca dengan benar 2) Melatih dan mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengenal huruf-huruf 3) Melatih dan mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengubah tulisan menjadi bunyi Bahasa 4) Memperkenalkan
dan melatih siswa mampu membaca sesuai dengan teknik teknik tertentu 5) Melatih
keterampilan siswa untuk memahami kata-kata yang dibaca, didengar, dan
mengingatnya dengan baik dan 6) Melatih keterampilan siswa untuk dapat menetapkan
arti tertentu dari sebuah kata dalam suatu konteks.
Sedangkan menurut Herusantosa (Misriana, 2016:26), tujuan membaca permulaan
yakni: 1) Pembinaan dasar-dasar mekanisme membaca 2) Memahami dan
menyuarakan kalimat sederhana dan 3) Membaca kata maupun kalimat sederhana
dengan waktu yang relative singkat.

B. MEMBACA PEMAHAMAN
Salah satu keterampilan membaca yang perlu dikuasai siswa adalah membaca
pemahaman. Tujuan membaca pemahaman yaitu siswa diharapkan dapat memahami,
menafsirkan, menghayati, merespons bacaan, dan dapat memanfaatkan strategi
pemahaman bacaan yang tepat. Dalam Kurikulum tahun 2006 disebutkan bahwa, “Arah
membaca di kelas tinggi ialah agar siswa dapat membaca dan memahami berbagai jenis
wacana, baik secara tersurat maupun tersirat untuk berbagai tujuan” (Depdiknas, 2006 :

4
11). Oleh karena itu, kegiatan membaca pemahaman diarahkan untuk membaca lancar
beragam teks dan siswa mampu mejelaskan isinya serta merespons isi dengan kata-kata
sendiri.
Dengan demikian, membaca pemahaman tidak hanya sekedar menangkap makna
bacaan, tetapi siswa berupaya untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Suswanto (2004 : 18) yang menyatakan, bahwa “Keterampilan
membaca pemahaman berarti keterampilan membaca dengan cermat dan dalam waktu
relatif singkat untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan”. Hal ini berarti dalam
membaca pemahaman, pembaca harus mampu menemukan keterangan penting yang
diperlukan dalam waktu relatif singkat.

C. PROSES MEMBACA
Menurut Goodman (1967:127) bahwa ketika seseorang membaca bukan hanya
sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak
melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk
makna. Oleh karena itu membaca dapat kita definisikan sebagai kegiatan memetik makna
atau pengertian bukan hanya dari deretan kata yang tersurat saja (reading the lines),
melainkan juga makna yang terdapat di antara baris (reading between the lines), bahkan
juga makna yang terdapat dibalik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Dalam
kajian membaca jenis membaca semacam ini digolongkan kedalam membaca kritis serta
membaca kreatif. Selain itu dalam prosesnya kegiatan membaca ini juga tidak lagi pasif
melainkan sebagai proses yang aktif. Dengan demikian dalam tataran yang lebih tinggi
membaca bukan hanya sekedar memahami lambing-lambang bahasa tulis belaka
melainkan pula berusaha memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini
pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh si pengarang.
Oleh karena itu Thorndike mengatakan bahwa proses membaca itu tak ubahnya
dengan proses ketika seseorang sedang berpikir atau bernalar (reading as thinking or
reading as reasoning). Dengan perkataan lain membaca merupakan proses yang menuntut
pembaca melakukan pertukaran ide dengan penulis melalui teks. Atas dasar pijakan
tersebut Ahmadslamet Harjasujana (1987:36) mengatakan bahwa membaca dapat

5
didefinisikan sebagai suatu kegiatan komunikasiu interaktif yang memberi kesempatan
kepada pembaca dan penulis untuk membawa latar belakang, dan hasrat masing-masing.
Sekali lagi pengertian atau definisi membaca itu banyak sekali ragamnya. Oleh karena yang
penting bagi kita bukan menghafalkan aneka definisi-definisi tersebut. Yang lebih penting
bagi kita ialah memahami alasan-alasan yang melatarbelakangi dari definisi-definisi
mereka itu. Selanjutnya proses membaca juga tidak selamanya identik dengan proses
mengingat. Membaca bukan harus hafal kata demi kata atau kalimat demi kalimat yang
terdapat dalam bacaan. Yang lebih penting ialah menangkap pesan atau ide pokok bacaan
dengan baik.

1. Tahapan-tahapan Membaca Permulaan

Berbagai tahapan dalam membaca permulaan perlu diketahui oleh para guru.
Tahapan-tahapan ini akan mengarahkan para guru untuk melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan yang disarankan oleh para ahli. Berikut ini dijelaskan tahapan-tahapan
dalam membaca permulaan.
Darmiyati dan Budiasih menjelaskan bahwa membaca permulaan diberikan secara
bertahap. Pertama, pramembaca. Pada tahap ini, siswa diajarkan: (1) sikap duduk yang
baik, (2) cara meletakan/menempatkan buku di meja, (3) cara memegang buku, (4) cara
membalik halaman buku yang tepat, dan (5) melihat/memperhatikan gambar atau
tulisan. Kedua, membaca. Pada tahap ini, siswa diajarkan: (a) lafal dan intonasi kata
dan kalimat sederhana (menirukan guru), (b) huruf-huruf yang banyak digunakan
dalam kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal siswa (huruf-huruf
diperkenalkan secara bertahap sampai pada 14 huruf).
Ai Sabrina dan Idah Faridah Laily menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan dalam
membaca permulaan, yaitu: (1) memberanikan anak membaca; (2) mendorong anak
membaca; (3) menjajaki kemampuan baca anak agar mengetahui kelemahan anak
dalam membaca; (4) modeling membaca: mendemonstrasikan cara-cara yang
dibutuhkan anak dalam membaca; dan (5) klarifikasi: memberikan contoh baca,
menjelaskan strategi membaca dan memberikan pembelajaran secara eksplisit jika
diperlukan.

6
Menurut Supriyadi, dkk., seorang guru mengajarkan membaca permulaan seorang
guru dengan tahapan-tahapan berikut. (1) latihan lafal, baik vokal maupun konsonan;
(2) latihan nada/lagu ucapan; (3) latihan penguasaan tanda-tanda baca; (4) latihan
pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide (pemahaman); (5) latihan
kecepatan mata; dan (6) latihan ekspresi (membaca dengan perasaan).
Sabarti Akhadiah menyebutkan lima langkah dalam membaca permulaan, yaitu: (1)
menentukan tujuan pokok bahasan yang akan diberikan; (2) mengembangkan bahan
pengajaran (kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat); (3) cara penyampaiannya (cara
mengaktifkan dan metode yang digunakan); (4) tahap latihan (menggunakan kartu
huruf dan siswa bisa juga dikelompokkan); (5) evaluasi (merefleksi pembelajaran dan
menilai kemampuan membaca permulaan siswa)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca permulaan

Keberhasilan siswa dalam membaca permulaan dipengaruhi oleh berbagai faktor.


Faktor-faktor tersebut, antara lain: (1) faktor fisiologis, (2) faktor intelektual, (3) faktor
lingkungan, dan (4) faktor psikologis. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis merupakan faktor yang berpengaruh dalam membaca permulaan.
Faktor ini berkaitan langsung dengan masalah kesehatan fisik, neurologis, gender
atau jenis kelamin, dan kelelahan. Para ahli menjelaskan bahwa kesehatan
neurologis, seperti berbagai cacat pada otak dan kekurangmatangan secara fisik
dapat menyebabkan seorang anak tidak mampu dalam membaca. Kesehatan fisik
di sini berkaitan dengan kesehatan alat ucap, mata, dan telinga. Sementara itu,
kelelahan juga menjadi penyebab bagi anak untuk belajar membaca.
b. Faktor Intelektual
Faktor intelektual berkaitan dengan kemampuan intelegensi individu untuk
bertindak sesuai target, berpikir rasional, dan bertindak efektif di lingkungannya.
Seseorang yang memiliki inteletual yang tinggi akan memudahkannya untuk
diarahkan dan dilatih dalam belajar.57 Namun, secara umum, intelektual anak tidak
sepenuhnya mempengaruhi keberhasilan anak dalam membaca. Faktor penting

7
yang berpengaruh juga adalah metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan
guru dalam berinteraksi dengan anak menjadi cara jitu dalam meningkatkan
kemampuan membaca anak.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan berkaitan dengan latar belakang siswa di rumah dan sosial
ekonomi keluarga siswa. Berikut penjelasannya. (1) Latar belakang siswa di rumah
dapat mempengaruhi pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan berbahasa anak.
Keadaan situasi rumah anak menjadi miniatur masyarakat yang juga sangat
berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak dalam masayarakat. Situasi rumah
yang yang harmonis dan dukungan orang tua akan berpengaruh terhadap kemajuan
belajar anak. Orang tua yang hobi membaca, mengoleksi buku-buku bacaan, dan
senang membacakan buku cerita kepada anaknya, biasanya memotivasi anak untuk
gemar membaca dan memberikan pengalaman kepada diri anak. Akan tetapi,
keadaan rumah yang kurang harmonis, orang tua yang tidak hobi membaca, dan
tidak ada koleksi buku- buku bacaan sangat berpengaruh pada kemampuan
membaca anak. Pengalaman anak yang berkualitas di rumah sangat penting bagi
kemajuan membaca anak. (2) Faktor sosial ekonomi keluarga juga berpengaruh
terhadap kemampuan membaca anak. Tidak hanya faktor sosial ekonomi,
lingkungan sekitar tempat anak tinggal juga berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan membacanya. Intinya, semakin tinggi status sosial ekonomi siswa,
semakin tinggi juga kemampuan verbalnya. Siswa yang selalu tersedia buku bacaan
dan aktivitas membacanya luas akan mempunyai kemampuan membaca yang
tinggi.
d. Faktor Psikologis
Factor psikologis menjadi salah satu factor yang berpengaruh berikutnya. Factor
psikologis meliputi tiga hal, yaitu: (1) Motivasi, (2) Minat, dan (3) Kematangan
social, emosi, dan penyesuaiam diri. Untuk lebih jelasnya, dijelaskan sebagai
berikut:

8
1) Motivasi
Motivasi diartikan sebagai dorongan dalam belajar. Dorongan ini dapat
menggerakkan seseorang untuk bertindak ke arah yang positif atau lebih baik.
Dalam belajar membaca, motivasi menjadi faktor penting. Prinsip motivasi ini,
antara lain: kebermaknaan, komunikasi terbuka, pengetahuan dan keterampilan
prasyarat, kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan, keragaman
pendekatan, model, keaslian dan tugas yang menantang serta latihan yang tepat
dan aktif, mengembangkan beberapa kemampuan dan melibatkan sebanyak
mungkin indra.
2) Minat
Minat diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan dari seseorang. Keinginan
dan kebutuhan ini datang langsung dari diri seseorang. Makanya, minat ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar membaca. Jika minatnya
tinggi, dapat dipastikan bahwa seorang anak akan cepat bisa membaca. Oleh
karena itu, terkait dengan minat baca seseorang, pada dasarnya minat baca itu
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor
dari dalam ini berasal dari dalam diri seseorang yang meliputi: pembawaan,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, keadaan kesehatan, keadaan jiwa, dan
kebiasaan, sedangkan faktor dari luar ini berasal dari keadaan yang membentuk
minat baca itu sendiri, seperti: buku atau bahan bacaan, kebutuhan anak, dan
faktor lingkungan.
3) Kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri
Faktor kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri sangat berpengaruh
pada kemampuan membaca seseorang. Pengaruhnya tersebut berkaitan dengan
stabilitas emosi, kepercayaan diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam
kelompok. Pertama, stabilitas emosi. Siswa yang mudah menangis, marah, dan
bereaksi secara berlebihan akan kesulitan dalam belajar membaca. Akan tetapi,
siswa yang mampu mengontrol emosinya akan lebih mudah fokus pada teks
yang dibacanya. Kedua, percaya diri. Siswa harus percaya diri. Dengan percaya
diri, siswa dapat menyelesaikan tugasnya ketika diminta untuk membaca.
Namun, siswa yang kurang percaya diri, tidak akan bisa mengerjakan tugasnya

9
ketika diminta untuk membaca. Ketiga, kemampuan berpartisipasi dalam
kelompok. Siswa harus berpartisipasi aktif dalam kelompoknya untuk
mendiskusikan hasil bacaan. Siswa yang berani menyampaikan pendapat akan
memperoleh pengetahuan langsung dari isi bacaan. Sebaliknya, siswa yang
takut tidak mendapatkan pengalaman dan pemahaman dari isi bacaan

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses
keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem,
sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang
sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat. Tujuan pembelajaran
membaca permulaan pada dasarnya ialah memberi bekal pengetahuan dan keterampilan
kepada siswa untuk mengenalkan tentang teknik-teknik membaca permulaan dan
mengenalkan menangkap isi bacaan dengan baik (Kuntarto, 2013:8). Keberhasilan siswa
dalam membaca permulaan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut, antara
lain: (1) faktor fisiologis, (2) faktor intelektual, (3) faktor lingkungan, dan (4) faktor
psikologis.
Berbagai tahapan dalam membaca permulaan perlu diketahui oleh para guru.
Tahapan-tahapan ini akan mengarahkan para guru untuk melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan yang disarankan oleh para ahli. Menurut Supriyadi, dkk., seorang guru
mengajarkan membaca permulaan seorang guru dengan tahapan-tahapan berikut. (1)
latihan lafal, baik vokal maupun konsonan; (2) latihan nada/lagu ucapan; (3) latihan
penguasaan tanda-tanda baca; (4) latihan pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-
satuan ide (pemahaman); (5) latihan kecepatan mata; dan (6) latihan ekspresi (membaca
dengan perasaan). Salah satu keterampilan membaca yang perlu dikuasai siswa adalah
membaca pemahaman.
Tujuan membaca pemahaman yaitu siswa diharapkan dapat memahami,
menafsirkan, menghayati, merespons bacaan, dan dapat memanfaatkan strategi
pemahaman bacaan yang tepat. Membaca pemahaman tidak hanya sekedar menangkap
makna bacaan, tetapi siswa berupaya untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan
dalam membaca pemahaman, pembaca harus mampu menemukan keterangan penting yang
diperlukan dalam waktu relatif singkat.

11
B. SARAN
Membaca adalah suatu proses untuk mendapatkan sebuah informasi. Oleh karena
itu, membaca harus diajarkan kepada anak dari sedini mungkin, agar mereka dapat
mendapatkan informasi sendiri. Yang mana itu akan baik bagi system sensorik anak karena
ia akan suka membaca karena akan mendapatkan hal yang menarik baginya. Lalu dalam
pengajarannya harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendukung kemampuan
anak untuk menjadi lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andi Halimah. 2014. Metode pembelajaran membaca dan menulis permukaan di SD/MI. Jakarta:
universitas negri Jakarta,

Khusnul Laely. 2013. Peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui penerapan media
kartu gambar. Makasar: fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN.

Dewi mayangsari.2014.peningkatan kemampuan Membaca permulaan kelas 1 SD mardi putera


Surabaya dengan menggunakan pokem (pembelajaran yang aktif,kreatif,efektif,dan
menyenangkan),

Harras, K. A. (2014). Hakikat dan Proses Membaca. Hakikat dan Proses Membaca.

Maulana, P., & Akbar, A. (2017). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Team Achievement Division) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
di Sekolah Dasar. Jurnal Pesona Dasar, 5(2)

Hadian, L. H., Hadad, S. M., & Marlina, I. (2018). Penggunaan Media Big Book Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Kalimat Sederhana. Didaktik: Jurnal Ilmiah
PGSD STKIP Subang, 4(2), 212-242.

13

Anda mungkin juga menyukai