Anda di halaman 1dari 14

BELAJAR DAN TEORI PEMBELAJARAN

MEMBACA DAN MENULIS AUD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Pembelajaran Membaca dan Menulis Anak Usia Dini”

Kelompok 2
Imelda Zulfina Lubis
Nur Khofifah
Roma Diana

Dosen Pembimbing
Ahmad Asrin, S. Ag. M. A

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Alah SWT pencipta segala alam semesta beserta
isinya. Karena atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW
sebagai panutan dan ikutan terbaik bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Pembelajaran Membaca dan Menulis Anak Usia Dini yang berjudul “Belajar dan
Teori Pembelajaran Membaca dan Menulis Anak Usia Dini”

Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, saya


berharap para pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu
hanya milik Allah SWT, dan kekurangan adalah milik kita. Oleh karena itu
diharapkan bagi para pembaca dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya
kepada saya demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Panyabungan, Maret 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2


A. Belajar Membaca dan Menulis Anak Usia Dini........................................2
B. Teori Pembelajaran Membaca dan Menulis Anak Usia Dini....................6

BAB III PENUTUP ............................................................................................10


A. Kesimpulan ...............................................................................................10
B. Saran .........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini memiliki begitu banyak keistimewaan. Pada usia ini, anak-
anak sedang mengalami perkembangan baik fisik, maupun psikologisnya.
Rentang perkembangan sepanjang kehidupan manusia dimulai dan didasari
oleh pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini yang berlangsung
sejak usia lahir – 6 tahun yang sering disebut Golden age.
Dalam sebuah pembelajaran pastinya tidak terlepas dari sebuah kegiatan
membaca maupun menulis. Kedua kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai
aspek dasar dalam pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru harus mampu
memiliki ketrampilan, kompetensi dalam mengembangakan pembelajaran
membaca maupun menulis. Membaca merupakan aktivitas atau proses
penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk
tulisan. Dengan demikian membaca merupakan kegiatan yang penting bagi
seseorang yang ingin meningkatkan diri untuk memperluas wawasannya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimankah cara Belajar Membaca dan Menulis pada Anak Usia Dini?
b. Apa saja Teori Pembelajaran Membaca dan Menulis pada Anak Usia
Dini?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimankah cara Belajar Membaca dan Menulis pada
Anak Usia Dini?
b. Untuk mengetahui apa saja Teori Pembelajaran Membaca dan Menulis
pada Anak Usia Dini?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Belajar Membaca dan Menulis Anak Usia Dini


Membaca merupakan aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman
sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan. Membaca adalah kegiatan
otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai simbol-simbol sehingga
merangsang otak untuk melakukan olah fikir memahami makna yang
terkandung dalam rangkaian simbol-simbol tersebut.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis Dengan demikian membaca
merupakan kegiatan yang penting bagi seseorang yang ingin meningkatkan
diri untuk memperluas wawasannya. membaca permulaan adalah membaca
yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program ini
merupakan perharian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam konteks
pribadi anak-anak dan bahan-bahan yang diberikan melalui permainan dan
kegiatan yang menarik sebagai perantaran pembelajaran.
Disekolah pembelajaran membaca perlu difokuskan pada aspek
kemampuan memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, anak perlu dilatih secara
intensif untuk memahami sebuah teks bacaan. Hal ini berarti anak bukan
mengahafal isi bacaan tersebut, melalainkan memahami isi bacaan. Dalam hal
ini, pesan guru sangat besar berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam
memahami isi bacaan. Guru sebaiknya mengajarkan kepada anak tentang
strategi, metode, dan teknik membaca yang baik sehingga anak mampu
memahami isi bacaan dengan baik pula.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut yang di dalamnya
mengandung pesan yang dibawa penulis. Pesan yang dibawa oleh penulis
melalui gambar huruf-huruf disebut karangan. Karangan sebagai ekspresi
pikiran, gagasan, pendapat, pengalaman disusun secara sistematis dan logis

2
Seseorang yang terampil menulis tanpa terampil mengarang tidak
mempunyai arti sebab tidak ada yang dinikmati pembaca. Sebaliknya, terampil
mengarang belum tentu terampil menulis karena dalam mengarang yang
terlibat hanya ekspresi atau imajinasi. Hal tersebut dapat dilakukan baik
melalui bahasa lisan maupun tulis. Akan tetapi, jika terampil menulis berarti
harus terampil mengarang karena ada karangan yang dihasilkan sebagai
ekspresi pikiran dan perasaan. Dengan kata lain, mengarang merupakan
bagian dari menulis.
Untuk anak TK yang sudah baik perkembangan motoriknya, kita bisa
mulai melatih mereka menulis. Berikut 8 cara mengajarkan anak TK menulis:
1. Ajarkan huruf dalam bentuk konteks
Anak TK perlu diajarkan cara membentuk huruf dalam sebuah
konteks menulis kalimat. Kita dapat mengajarkan penggunaan huruf besar,
spasi, dan tanda baca sambil menunjukkan susunan huruf yang benar.
2. Memilih topik untuk menulis
Biarkan anak memilih topik untuk belajar menulis. Di usia TK,
mereka biasanya menyukai topik tentang diri sendiri, keluarga, dan teman
sebayanya.
Untuk mulai menulis, biasanya anak TK sering kebingungan. Kita
bisa berikan mereka waktu dan membantu mengeja huruf untuk
membangun kepercayaan diri Anak.1
3. Ajari cara mengeja
Mengeja huruf dapat membantu anak menulis kata-kata dan cocok
untuk penulis pemula seperti anak TK. Meski begitu, jangan membuat
mereka berfokus pada ejaan yang benar saja. Alih-alih menulis kalimat
rumit, berikan mereka contoh kalimat yang sangat sederhana. Kita dapat
menuliskan huruf atau kata yang bisa diikuti anak.
4. Gunakan media lain
Anak Tk perlu mengetahui cara membaca dan mengeja beberapa kata
yang dilihat untuk bisa percaya diri menulis. Kita dapat menggunakan

1 Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis, Jakarta : RajaGrafindo

3
media seperti lagu di televisi atau poster di dinding untuk membantu
mereka.
5. Ajarkan konsep dari kata
Banyak anak TK mengetahui kata tapi belum bisa membedakannya
dengan huruf. Kita dapat membuat bagan kata dan huruf untuk
memudahkan anak membedakannya dan belajar menulis.
6. Mulai menulis di tempat yang luas
Berikan ruang yang luas untuk anak TK menulis. Beberapa anak kecil
belum siap menulis di atas kertas bergaris. Kertas justru dapat menjadi
penghalang dari ide-ide yang mungkin dipikirkan anak saat belajar
menulis.
7. Membuat aktivitas seru untuk menulis
Aktivitas seru bisa mendorong anak belajar menulis. Salah
satu aktivitas adalah menulis surat. Minta Anak menulis surat untuk
kerabat atau keluarga dengan menuliskan namanya di kertas.
8. Ajarkan huruf dan cara mengingatnya
Bila anak sudah bisa menulis nama dengan huruf besar dan kecil, coba
ajarkan sisa huruf lainnya. Ajarkan anak menulis huruf dari yang lurus,
lalu melengkung, dan akhiri dengan huruf diagonal yang agak rumit.
Contoh huruf yang bisa diajarkan:
Huruf pertama: E F H I L T
Huruf kedua: B C D G J O P Q S U
Huruf ketiga: A K M N R V W X Y Z.
Setelah belajar menulis, coba ajarkan anak menghapal huruf dengan
bentuk yang mudah diingat. Misalnya, huruf 'D' seperti perut besar atau 'E'
seperti dua lengan dan satu kaki.2
1. Mulai ajari anak untuk membaca suku kata yang bervariasi
Ingat, dalam mengajari anak belajar membaca tidak perlu dilakukan
dengan buru-buru. Mulailah dengan sedikit-sedikit kenalkan huruf, misalnya
5 huruf dalam sehari. Sesekali juga bisa memberikan tes bentuk huruf
kepada anak agar mereka bisa lebih cepat mengingatnya. Selain itu, cari lah

2 Prastiwi, A. 2008. Latihan Menulis dan Membaca. Cetakan 1. Jakarta: Wahyu Media.

4
waktu yang pas agar anak tidak cepat merasa bosan. Setelah menguasai suku
kata, tahap selanjutnya adalah mengajari anak untuk membaca suku kata
yang bervariasi. Para orang tua bisa mencari beberapa kata yang mudah
dengan variasi suku kata agar anak lebih mudah untuk memahaminya.
Mulailah dengan ajarkan benda-benda di sekitar, seperti bo-la, bu-ku,
ka-ki, bu-ka, pa-pi, ma-mi dan yang lainnya lagi. Pada tahap ini jangan dulu
mengenalkan anak dengan suku kata yang berakhiran huruf mati. Tujuanya
adalah agar mereka menguasai tahap ini terlebih dahulu. Apabila anak
masih sulit memahaminya, coba ajari terlebih dahulu sampai terbiasa dan
memahami suku katanya.3
2. Ajari anak suku kata yang mengandung konsonan mati
Apabila anak sudah bisa menguasai suku kata yang bervariasi, mulai
lah ajari huruf yang mengandung konsonan mati. Namun, dalam tahap ini
mungkin agak sedikit susah dilakukan sang anak, mulailah untuk
mengajarinya pelan-pelan.
Beberapa jenis huruf konsonan yang biasa digunakan dalam kata
misalnya adalah “ng” dan “ny”. Mungkin awalnya anak akan mengalami
kesulitan. Namun jika dilatih terus menerus, kemampuannya akan terus
berkembang. Hal ini bisa dilakukan dengan rutin agar anak dapat dengan
mudah dan terbiasa untuk menyebutnya.
3. Mulai ajari membaca kata utuh
Tahap terakhir adalah mengajari anak untuk belajar membaca kata
secara utuh. Mulanya, pasti sang anak akan mengeja sebuah kata sebelum
bisa disebutkan langsung secara utuh. Disini kita harus memperhatikan dan
mengarahkan anak agar tidak salah mengeja suatu kata. Karena mengeja
merupakan cara alami sang anak agar ia bisa membaca kata dengan benar.
Setelah anak bisa membaca kata dengan lancar, selanjutnya ajarkan dia
untuk membaca kalimat yang tidak terlalu panjang.

B. Teori Pembelajaran Membaca dan Menulis Anak Usia Dini

3 Dalman, Dr.H. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

5
Anak usia dini memiliki begitu banyak keistimewaan. Pada usia ini, anak-
anak sedang mengalami perkembangan baik fisik, maupun psikologisnya.
Rentang perkembangan sepanjang kehidupan manusia dimulai dan didasari
oleh pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini yang berlangsung
sejak usia lahir – 6 tahun yang sering disebut Golden age. Golden age adalah
masa dimana anak-anak sedang mengalami perkembangan secara pesat.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
Pendidikan Dasar dan disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini agar
golden age anak tidak habis sia-sia tanpa aktivitas yang dapat melejitkan
kecerdasannya.
Pembelajaran menulis adalah upaya membantu dan mendorong anak
mengekspresikan bahasa dalam bentuk tulis, atau komponen yang disiapkan
pendidik untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dalam pembelajaran
menulis. Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
bersifat produktif, artinya merupakan keterampilan yang menghasilkan
tulisan. Keterampilan yang memerlukan proses panjang dan ketekunan dari si
penuls. Dalam pembelajaran menulis selama ini, umumnya guru hanya
menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan teori. Sementara pelatihan
menulis kurang diperhatikan. Penggunaan tanda baca, kalimat yang efektif,
paragraf yang baik kurang mendapat perhatian dari guru.
Pembelajaran membaca di taman kanak-kanak harus benar-benar di
laksanakan dengan sistematis,artinya sesuai dengan kebutuhan,minat,
perkembangan dan karakteristik anak. Proses pembelajaran dengan
menggunakan alat permainan(media pembelajaran) yang di gunakan , harus
memperhatikan hal lingkungkan belajar yang kondusif. Hal ini sangat penting,
sebab jika anak mengalami kegagalan maka akan berpengaruh terhadap
kemampuan berbahasa anak, baik keterampilan ekspresif maupun reseptif.
Salah satu prinsip supaya anak menyukai atau tertarik dalam kegiatan
membaca sehingga anak ini menyenangi kegiatan membaca. Jika anak
memiliki rasa senang membaca, akan lebih mudah untuk di bimbing dalam
Kegiatan belajar membaca.

6
Membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari
tulisan, Walaupun dalam kegiatan ini terjadi pengenalan huruf–huruf.
Membaca dan menulis merupakan hal yang sangat sulit bagi anak, karena
anak harus belajar huruf dan bunyi huruf (morfen dan fonem). Huruf r
biasanya merupakan huruf paling akhir yang dapat di ucapkan pada anak
karena membutuhkan kematangan organ pembentuk suara. Sementara huruf
ng,kh dan sy biasanya menjadi huruf yang sulit di mengerti anak. Anak
berpikir bahwa lain satu huruf dapat berfungsi kenapa harus ada dua huruf
baru bisa berfungsi. Mungkin lebih mudah jika dua huruf ini di ganti satu
simbol huruf lain. Menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus di
kembangkan dalam perkembangan bahasa anak, karena kehidupan manusia
selain berkomunikasi lisan juga berkomunikasi tulis. Kegiatan menulis
mempunyai hubungan yang erat dengan membaca.4
Kemampuan menulis merupakan kemampuan motorik halus, yang
memerlukan koordinasi antara mata dan tangan. Kemampuan menulis pada
Anak usia dini meliputi kemamppuan dan keterampilan mengemukakan
sejumlah keterampilan khusus yang perlu di miliki anak ketika belajar
membaca dan menulis. Keterampilan ini adalah membuat coretan,
menggambar garis,menggambar bentuk dasar,menggambar, dan dengan cara
yang natural atau menulis secara bebas untuk mengksplorasi secara leluasa
menurut kehendak dan kemampuanya sendiri.
Meskipun anak memiliki model pembelajaran yang berbeda namun pada
dasarnya mereka memiliki ketiga model pembelajaran tersebut. Oleh karena
itu semua model pembelajaran membutuhkan fasilitas untuk merangsang
pertumbuhan kecerdasan setiap model pembelajaran agar meskipun sedikit,
jangan sampai karena kurangnya stimulus untuk model pembelajaran yang
minor menjadi hilang atau tidak berfungsi lagi. Lingkungan belajar yang kaya
akan stimulasi imajinatif dan kreatif sesuai dengan kesenangan dan model
pembelajaran yang tepat bagi setiap anak akan semakin melejitkan
kemampuan anak. Aktivitas mengenalkan baca dan tulis pun bukan lagi

4 Tarigan, H.G. (1983). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

7
persoalan besar. Anak tidak harus dipaksa untuk menghafal angka dan huruf,
tidak harus dipaksa untuk membaca dan menulis, tetapi pendidik bisa
membuat aktivitas belajar ini menjadi sebuah permainan yang menyenangkan
bagi mereka. Bermain sambil belajar itulah cara yang terbaik dalam
mengenalkan aktivitas baca dan tulis.
Pedoman umum seputar pembelajaran berbasis aktivasi otak kanankiri
secara integrative atau simbiosis mutualisme yaitu:
1. Setting tata ruang kelas menjadi area atau medan laga pembelajaran yang
menantang pemikiran kritis dan kreatif anak.
2. Bersihkan papan tulis setiap kegiatan/pembelajaran baru sehingga memori
siswa tidak terpengaruh dengan pelajaran sebelumnya.
3. Gunakan pendekatan multisensori, jika perlu gunakan multimedia
pembelajaran sehingga siswa terlibat sepenuhnya dalam pembelajaran
(menyimak, membaca, menulis/menggambar, bergerak, dan lain-lain).
4. Gunakan metafora untuk merangsang anak berfikir tingkat tinggi
5. Tekankan pentingnya disiplin sehingga anak masuk-keluar ruang tepat pada
waktunya karena siswa yang terlambat atau izin keluar secara tidak
langsung mengganggu proses pembelajaran.
6. Tantanglah anak didik untuk berani mengemukakan pendapatnya sendiri.
Dalam konteks ini, pertanyaan “bagaimana, jika,….? Boleh dilontarkan
guru kepada para anak sepanjang proses pembelajaran.
7. Gunakan tampilan visual seperti OHP atau LCD Proyektor
8. Berikan kesempatan kepada anak untuk saling berinteraksi satu sama lain
untuk memecahkan problem yang sedang dibahas.
9. Ajari anak membuat generalisasi.
Cara-cara di atas akan mempermudah pendidik untuk mengajarkan baca
dan tulis tanpa tekanan bagi anak tetapi akan memaksimalkan neutronneutron
yang ada sehingga akan terjaga dan terpelihara. Dengan neutron-neutron yang
terjaga baik, anak akan melejitkan kecerdasannya.
Para ahli bahasa berfikir bahwa anak-anak belajar dengan cara yang lebih
menyeluruh (global), mungkin memang dengan beberapa pelatihan fonik
tertentu. Akan tetapi, sebagian besar anak-anak sebenarnya ingin larut dalam

8
kisah-kisah yang menarik dan fantastis. Dalam mengajarkan baca dan tulis,
salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan pendekatan Montessori. 5
Ada beberapa tahapan dalam pembelajaran menulis dan membaca, yaitu:
1. Abjad Fonetik
2. Mengidentifikasikan huruf
3. Mencocokkan kertas huruf
4. Menyusun kata
5. Membaca menggunakan kartu kata dan gambar
6. Menyusun frasa
7. Menyusun kalimat
8. Membuat sebuah buku harian
9. Membuat sebuah buku
10. Membuat pohon silsilah keluarga
11. Membuat puisi gambar

BAB III
PENUTUP

5 Sampurno, A. (2003). Menulis. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

9
A. Kesimpulan
Membaca merupakan aktivitas atau proses penangkapan dan pemahaman
sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk tulisan. Menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut yang di dalamnya mengandung pesan yang dibawa
penulis.
Untuk anak TK yang sudah baik perkembangan motoriknya, kita bisa
mulai melatih mereka menulis. Berikut 8 cara mengajarkan anak TK menulis:
1. Ajarkan huruf dalam bentuk konteks
2. Memilih topik untuk menulis
3. Ajari cara mengeja
4. Gunakan media lain
5. Ajarkan konsep dari kata
6. Mulai menulis di tempat yang luas
7. Membuat aktivitas seru untuk menulis
8. Ajarkan huruf dan cara mengingatnya
Setelah belajar menulis, coba ajarkan anak menghapal huruf dengan
bentuk yang mudah diingat. Misalnya, huruf 'D' seperti perut besar atau 'E'
seperti dua lengan dan satu kaki
1. Mulai ajari anak untuk membaca suku kata yang bervariasi
2. Ajari anak suku kata yang mengandung konsonan mati
3. Mulai ajari membaca kata utuh

B. Saran
Kami mengakui apabila ada kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf,
dan kepada pembaca saya berharap agar dapat memberikan kritikan agar saya
dapat memperbaiki makalah dengan baik di masa yang akan datang. Dan
semoga makalah berikutnya dapat kami selesaikan dengan hasil yang lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

10
Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis, Jakarta : RajaGrafindo

Dalman, Dr.H. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Sampurno, A. (2003). Menulis. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Sutari, I. (1997). Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung : FPBS IKIP.

Tarigan, H.G. (1983). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.


Bandung: Percetakan Angkasa.

Prastiwi, A. 2008. Latihan Menulis dan Membaca. Cetakan 1. Jakarta: Wahyu


Media.

11

Anda mungkin juga menyukai