Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

PEMBELAJARAN MENULIS PEMULA

DAN LANJUTAN

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Rika Febianti : 2021143765


2. Silvi : 2021143733
3. Satria Bayu Lisrandy : 2021143738
4. Agung Pranoto : 2021143747

Dosen Pengampu : Maulina Juherni M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha Penyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul pembelajaran menulis pemula dan lanjutan.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan saya berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam


penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 5 Oktober

KELOMPOK 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 pengertian pembelajaran menulis pemula dan lanjutan................3
2.2 metode pembelajaran menulis pemula.............................................4
2.3 jenis-jenis pembelajaran menulis lanjutan......................................5
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................11
3.2 Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menulis pemulaan merupakan tahapan proses belajar menulis bagi siswa
setelah sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan
dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik.
Oleh karna itu guru perlu merancang pembelajaran menulis dengan baik
sehingga mampu menumbuhkan kebiasan menulis sebagai suatu yang
menyenangkan.

Kenyataan diatas mengharuskan pengajaran menulis digallakkan sedini


mungkin.tidak mengherankan jika dalm kurikulum sekolah dasar sampai dengan
perguruan tinggi, pengajaran menulis menjadi aspek pembelajarn bahasa
indonesia yang mendapat porsi lebih besar daripada kemampuan bahasa lainnya.
Hal ini terlihat dari banyaknya porsi kemampuan menulis dalam pembelajaran
bahasa indonesia di sekolah dasar, yakni sekitar 70 persen.

Uraian diatas mengisyaratkan, bahwa dibutuhkan pembenahan serius


dalam pengajaran menulis, meskipun dipahami bahwa banyak factor yang
mempengaruhi ketidakmampuan siswa dalam menulis. Namun, diakui bahwa
peranna guru sangat menentukan. Oleh karna itu, guru dituntut untuk kreativ dan
inovatif serta memiliki kemampuan yang memadai dalam merancang
pembelajaran menulis, terutama menyangkut teknik dan strategi yang
digunakan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran menulis pemula dan lajutan ?
2. Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis pemula ?
3. Apa saja jenis-jenis dari pembelajaran menulis lanjutan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian pembelajaran pemula dan lanjutan.
2. Mengetahui metode pembelajaran menulis pemula.
3. Mengetahui jenis-jenis pembelajaran menulis lanjutan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Menulis Pemula Dan Lanjutan

a. Pembelajaran menulis pemula


Pembelajaran menulis pemula adalah program pembelajaran yang
diorientasiakan kepada kemampuan menulis permulaan dikelas-kelas
awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Menulis
awal di sekolah dasar diajarkan di kelas rendah yaitu mulai kelas I
sampai kelas III. Keterampilan menulis di SD tidak diperoleh secara
alamiah tetapi diperoleh melalui proses belajar mengajar. Sesuai dengan
karakteristik siswa kelas rendah, perkembangan menulis awal
menekankan kepada keterampilan mekanis. Oleh karena itu, untuk dapat
menulis huruf sebagai lambang bunyi, siwa akan dilatih berbagai
kegiatan. Siswa akan dilatih cara memegang alat tulis, menggerakan
tangan dan memperhatikan apa yang harus ditulisnya atau digambarkan.
Siswa juga berlatih memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi
tertentu sampai dapat menuliskannya dengan benar.
b. Pembelajaran menulis lanjutan
menulis lanjut merupakan proses melatih anak untuk
menyampaikan pikiran dan perasaan serta pengalamannya secara tertulis
dalam kalimat-kalimat sederhana, namun sesuai dengan pola atau kaidah
yang benar. Latihan menulis di mulai dari yang sangat sederhana ke yang
sederhana atau dari yang sangat mudah ke yang sulit. Pada tingkat
menulis lanjut ini diharapkan anak sudah mampu membuat karangan,
menyusun pikiran, menulis pengalamannya, menyatakan keinginan atau
cita-citanya dalam bentuk kalimat atau wacana. Menulis lanjut diajarkan
pada siswa kelas tinggi yaitu mulai kelas IV sampai kelas VI di Sekolah
Dasar. Pada tingkat menulis lanjut di SD ini, pembelajaran akan
menekankan pada pelatihan atau penggunaan kata/kalimat dengan ejaan

3
yang tepat dan benar. Oleh karena itu, pembelajaran menulis lanjut di SD
berisikan kegiatan-kegiatan berbahasa tulis yang lazim digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

2.2 Metode pembelajaran menulis pemula


a. Metode abjad atau eja (Spell Method)
Metode abjad atau eja (Spell Method) adalah metode membaca
permulaan tertua. Metode ini suda jarang digunakan. Yang dimaksud
metode abjad atau eja ialah metode pengajaran dengan memperkenalkan
huruf yang harus dihafalkan dengan dihafalkan menurut bunyinya dalam
abjad huruf yang telah dihafalkan itu kemudian dirangkai menjadi suku
kata, suku kata menjadi kata, dan kata akhirnya menjadi kalimat.
Pelafalan tidak dilakukan dengan cara fonetik. Misalnya huruf/b/
dilafalkan/be/,/c/ dilafalkan /ce. Contoh: I n I m e r I, I ni me ri, ini meri.
b. Metode kupas rangkai suku kata
Menurut supriyadi Depdikbut (1992:12) metode kupas rangkai
suku kata adalah suatu model yang memulai pengajaran membaca dan
permulaan dengan menyajikan kta-kata yang sudah dirangkai menjadi
suku kata, kemudian suku-suku kata dirangkai, yang terakhir merangkai
kata menjadi kalimat. Contoh: Papa>>pa-pa>>p-a-p-a>>pa-pa>>papa.
c. Metode kata lembaga
Metode kata lembaga mulai mengajar kata lembaga membaca dan
menulis permulaan dengan mengenalkan kata menjadi suku kata, suku
kata menjadi huruf, kemudian menggabungkan huruf menjadi suatu kata,
dan kemudian kata menjadi kata, dan selanjutnya memvariasikan huruf
yang sudah dikenal menjadi sukubkta dan kata lain. Contoh: (a).
membaca kata benda yang sudah dikenal oleh anak. Buku bu-ku b-u-k-u
bu-ku buku (b). setelah anak dapat membaca dengan benar maka
tambahkan 1 kata lagi. Tulis tu-lis t-u-l-i-s tu-lis tulis (c). dari kata –
buku|| dan –tulis|| dapat digabungkan menjadi kata-buku tulis||. Buku
tulis bu-ku tu-lis b-u-k-u t-u-l-i-s bu-ku tu-lis buku tulis darinkata buku

4
tulis anak dapat membuat kata baru, seperti: siki,bulu, saku, dan tas. Jadi,
pembelajaran membaca permulaan melalu metode kara lembaga, siswa
dapat berlatih menguraikan kata menjadi suku kata, suku kata menjadi
huruf, dan juga merangkai huruf menjadi suku kata, dan merangkai suku
kata menjadi kata.
d. Metode struktual analtik sintetik (SAS)
Metode SAS menurut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian
metode SAS adalah suatu pendekatan cerita disertai dengan gambar yang
didalamnyaterkandung unsur analitik sintetik. Metode SAS menurut
9Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulisn permulaan yang
disasarkan atas pendekatan cerita yakni car memulai mengajar menulis
dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau
siswa dengan siswa.
Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni
keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata , kartu kata dan kartu
kalimat, sementara sebagian siswa menvari huruf, suku kata dan kata,
guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga
menjadi kalimat yang berarti (Subhan).
Menurut Supriyadi metode yang paling cocok dengan jiwa anak-
anak adalah metode SAS. Alasannya adalah metode ini menganut prinsip
ilmu ilmu bahsa umum, bahwa bentuk bahsa yang terecil adalah kalimat.
Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak dan metode ini
menganut prinsip menemukan sendiri.

2.3 jenis-jenis pembelajaran menulis lanjutan

Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan


mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan.
Berdasarkan data tersebut data tulisan dibedakan menjadi lima: Deskripsi,
eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi. Dengan penjelasan sebagai berikut :

5
a. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan penulisnya (Suparno, 2008: 1.11). Sunarno
(2007:1) mempertegas pendapat Suparno bahwa tulisan deskripsi berisi
gambaran menegnai suatuhal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah
dapat melihat, mendengar atau merasakan hal tersebut. Deskripsi
menggambarkan jelas dan terprinci. Tujuan tulisan deskripsi melukisan
atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan jelas-sejelasnya
sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar,membaca, atau
merasakan hal yang dideskripsikan. Denagn demikian deskripsi dapat
disimpulkan sebagai tulisan yang isinya menjelaskan sesuatu. Sesuatu
yang menjadi objek tulisan yang dijelaskan secara rini sesuai dengan apa
yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh pancaindara penga-rang.
Tulisan ini bermaksud meyakini pembaca tentang kebenaran dan keener-
adaan suatu yang telah dijelaskan oleh penulis.
Contohnya : Jauh disana di tepi sungai, tampak seseorang perempuan
yang masih muda berjalan hilir muduik, kadang-kadang menengok ke
laut, rupanya mencari atau menantikan apa-apa yang boleh timbul dari
dalam laut yang amat tenang laksana air didalam dulang pada ketika itu,
atau dari pihak manapun. Pada air mukanya yang telah pucat dan
tubuhnya yang sudah kurus itu, dapatlah diketahui bahwa perempuan itu
memikul suatu percintaan yang mat berat. Meskipun mukanya telah
kurus, tetapi cahaya kecantikan perempuan itu tiada juga hilang. (dikutip
dari “Bintang Minahasa” karya Hersivien M.Taulu ,2001;65).
b. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat
memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya
(Suparno, 2008: 1.12). Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu
tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap

6
pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar
memperjelas apa yang akan disampaikannya.
Tulisan eksposisi ini memberikan informasi. Penulis dapat
mengembangkan tulisan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca memahami apa yang disampaikan. Tulisan
ini berisi uraian atau penje-lasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Sunarno
(2007: 3) menambahkan bahwa untuk memperjelas uraian, dapat
dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik”.
Dengan demikian eksposisi dapat disimpulkan sebagai jenis
tulisan yang isinya menyampaikan atau memaparkan sebuah informasi.
Tulisan ini disampaikan secara jelas dan dapat disertai data-data yang
konkrit. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan informasi yang
sesungguhnya.
Contohnya : Kloning masusia menjadi isu pembicaraan semakin
menarik para ulama akhir-akhir ini. Percobaan kloning pada binatang
memang telah berhasildilakukan,seperti kelahiran anak domba (Dolly)
yang dicoba dalam tahun 1996, tikus (1997), sapi (1998), babi (1999),
kera (2000). Awal april lalau dr. Severino Antionori, ginekolog dari
italia, mengumumkan keberhasilannya membuahkan janin dalam
kambing manusia.
Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi adalah sebagi berikut:
1) Memberikan informasi tentang sesuatu yang tidak dapat dilihat
dengan panca indera.
2) Gaya penulisan bersifat informatif.
3) Berisi definisi atau metode dalam melakukan suatu hal.
4) Pada umumnya paragraf eksposisi menjawab pertanyaan apa,
siapa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana.
c. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Argumentasi bisa disebut sebagai tulisan eksposisi yang

7
khusus. Penulis berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca.
Hal ini dimaksudkan agar pembaca percaya dan menerima apa yang
dipaparkannya oleh penulis.
Tujuan dalam pargraf argumentasi adalah meyakinkan pendapat
atau pemikiran pembaca, maka penulis dapat menyajikan secara logis,
kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran
pendapat yang disampaikannya. Sehingga keberadaan bukti-bukti
tersebut dapat menghapus keraguan pembaca terhadap penulis. Penulis
dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan contoh-contoh, analogi,
akibat-sebab, sebab-akibat, dan pola-pola deduktif.
Contohnya : Hakim mengajukan vonis hukuman kepada terdakwa
itu. Dari ctatan kepolisian yanga ada ternyata ia telah berkali-kali
melakukan kejahatan-kejahatan kecil sampai kejahatan besar ahmpir
semua pernah ia lakukan. Ternyata, lingkungan pergaulan yang ia lalui
merupakan factor utama yang menyebabkan harus mengalami
penderitaan yang panjang.
d. Narasi
Narasi adalah jenis tulisan yang isinya menceritakan tentang
suatu peristiwa. Sesuai dengan pendapat. De'images (2007: 5)
mengungkakan bahwa paragraf narasi adalah paragraf yang
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam tulisan narasi terdapat
alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi tidak memiliki
kalimat utama. Senada dengan De'images, Suparno (2008: 1.11)
berpendapat bahwa narasai adalah ragam wacana yang menceritakan
proses kejadian. Tujuannya adalah memberikan gambaran sejelas-
jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian
terjadinya sesuatu hal. Sunarno (2007: 1) juga mempunyai pendapat
yang hampir sama, bahwa secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita.
Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa narasi
merupakan jenis tulisan yang isinya menceritakan suatu kejadian.

8
Kejadian tersebut diceritakan dengan runtut dan jelas. Dalam tulisan
narasi biasanya terdapat tokoh, tempat dan waktu kejadian. Hal ini
dimaksudkan untuk memaparkan suatu cerita atau kejadian dengan
sejelas-jelasnya.
Contohnya : Pertandiangan antara Angelique Widjaja melawan
Tamrine Tanasugarn berlangsung sangat mendebatkan. Pada set pertama,
Tamarine unggul atas Angelique dengan sekor 6-2. Namun Angie
membalas membalas kekalahnya pada set pertama dengan membuat
setkedua. Angie memenangi set kedua itu dengan sekor tips 7-5.
Memasuki set ketiga, Tamarine tampaknya mulai kehabisan tebaga.
Sebaliknya angie semakin percaya diri apalagi ia mendapat dukuangan
yang luar bisa dari para penonton. Dengan mudah angie memimpin
memperoleh angka. Ia sempat unggul dengan sekor 5-0, sebelum
akhirnya angie menutup set penentuan itu dengan sekor 6-2.
Kemenangannya itu mengantarkan Angie ke semifinal turnamen tenis
WTA Tout di Bali.
e. Persuasi
Menurut Tarigan (1994:3) paragraf persuasi adalah karangan
yang dapat menarik minat dan dapat meyakinkan bahwa pengalaman
membaca merupakan suatu hal yang sangat penting. Sedangkan menurut
Kaffer (2011:118) persuasi merupakan usaha untuk membujuk seseorang
untuk mau mengikuti tujuan yang dikehendaki tanpa paksaan. Paragraf
persuasi adalah sebuah paragraf yang berisi tulisan yang mengajak
pembaca agar mengikuti apa yang diinginkan oleh penulis, sehingga
pembaca terpengaruh untuk mengikuti. Paragraph ini dibuat dengan
berdasarkan pemahaman atau asumsi bahwa setiap pemandangan atau
pendirian seseorang bisa diubah-ubah.
Tujuan dari paragraph ini adalah untuk membujuk atau
mempengaruhi pembacanya agar mempercayai dan melakukan apa yang
penulis sampaikan di dalam paragraf. Di dalam paragraf persuasi banyak
ditemukan kata-kata seperti “ayo”, “mari”, dan “lakukanlah”.

9
Maka dapat disimpulkan bahwa paragraph persuasi merupakan
paragraph yang berisi tentang ajakan atau bujukan kepada pembaca agar
pembaca dapat melakukan atau mengikuti apa yang penulis ungkapkan
di dalam paragraph tersebut.
Contohnya : Pendidikan adalah hal yang penang di dalam hidup
ini, baik pendidikan formal maupun informal. Dengan pendidikan kita
bisa mendapatkan dan menjadi apapun yang kita inginkan Pendidikan
juga bisa mengarahkan ke kehidupan yang lebih baik Pendidikan bisa
kita rain dengan belajar gat baik di rumah, di sekolah maupun di tempat-
tempat lain. Jika kita tidak belajar dengan serius dan giat, tentunya apa
yang kita lakukan hanyalah sia-sia karena tidak ada yang bisa kita capar
denga perbuatan yang tidak sungguh-sungguh Akibatnya, kita tidak bisa
menggapai cita-cita Oleh karena itu, mantah belajar dengan giat dan
sungguh-sungguh agar kita dapat mencapai cita-cita.
Adapun ciri-ciri paragraph persuasi adalah sebagai berikut:
1) Dikarenakan tujuan utamnya untuk mempengaruhi pembaca,
paragraph persuasi memiliki alasan-alasan yang kuat disertai
dengan data dan fakta.
2) Paragraph ini berusaha meyakinkan pembaca untuk melakukan
atau mempercayai yang ditulis oleh penulis.
3) Paragraph persuasi biasanya mengindari konflik agar
kepercayaan pembacanya tidak hilang dan supaya kesepakatan
pendapat antara penulis dan pembaca dapat tercapai.

10
Bab III

PENUTUP

3.1 kesimpulan
dapat disimpulkan pada materi yang sudah dibahas, pembelajaran
menulis pemula dan lanjutan yaitu suatu tahapan menulis dari kelas rendah ke
kelas tinggi dengan tingkatan pembelajaran yang berbeda dalam kemampuan
untuk menggabungkan skema yang diperoleh sebelumnya untuk lebih
mengembangkan hal-hal yang akan ditulis.
3.2 Saran
Guru sebagai pendidik menjadi subjek yang mutlak harus lebih banyak
mengembangka kemampuan peserta didik dengan metode dan teknik-teknik
menulis sesuai dengan kemampuannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/sitimuslikah/55546cbe739773591d90551d/pembelajaran-
menulis-permulaan

https://nurulfajriatiii.blogspot.com/2015/10/jenis-jenis-menulis-di-kelas-tinggi.html

https://ayumaiseng.blogspot.com/2014/11/makalah-materi-dan-teknik-
pembelajaran.html

12

Anda mungkin juga menyukai