Anda di halaman 1dari 2

Nama : Satria Bayu Lisrandy

Kelas : 3U

NIM : 2021143738

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar SD

Dosen Pengampu : Robert Budi Laksana S.S., M.Sn

Resume BAB II

Hakikat Sistem Pengembangan Belajar Mengajar

Pada hakikatnya, pembelajaran (belajar dan mengajar) merupakan proses komunikasi antara
guru dan siswa. Komunikan pada proses pembelajaran adalah siswa, sedangkan
komunikatornya adalah guru dan siswa. Media animasi dapat mengindividualisasikan
pengajaran, melaksanakan manajemen pengajaran, mengajarkan konsep, melaksanakan
perhitungan, dan menstimulisasi belajar siswa. Seperti mengingat, mengenali, mengingat
kembali, dan menghubung hubungkan fakta dan konsep Gerlach dan Ely mengemukakan tiga
cin media pendidikan yang merupakan petunjuk penggunaan media animas dan Lembar Kerja
Siswa , yaitu sebagai berikut: Aksi suatu gerakan dapat digambarkan dengan jelas dengan
kemampuan manipulatif dari media animasi. Gerakan suatu bangun geometri dapat
diperlarnbat dan diputar ulang sehingga dapat diamati dengan jelas oleh siswa. Ciri distributif
dari media animasi memungkinkan suatu objek ditransportasikan melalui ruang dan secara
bersamaan disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus dan pengalaman yang relatif
sama mengenai kejadian itu.

Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. LKS dalam kegiatan
belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep atau pada tahap
pemahaman konsep karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik.
Pada tahap pemahaman konsep, LKS dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang
topik yang telah dipelajari, yaitu penanaman konsep , LKS mandiri yang digunakan dalam
penelitian ini adalah LKS yang isinya setara dengan media animasi yang didesain oleh peneliti
sebagai media pembelajaran, sehingga siswa akan menemukan sendiri rumus luas dan keliling
bangun segiempat.
Sarana prasarana yang tersedia Dalam kurikulum KTSP setiap sekolah diberi wewenang untuk
menetapkan batas atau standar ketuntasan belajar minimal di bawah nilai ketuntasan belajar
maksimum , dengan catatan, sekolah harus merencanakan target dalam waktu tertentu untuk
mencapai nilai ketuntasan yang ideal Nilai ketuntasan belajar minimum ditetapkan untuk setiap
mata pelajaran oleh forum quru pada awal tahun pelajaran. Sesuai Pedoman Pembuatan
Laporan Has Belajar Sekolah Menengah Pertama , batas tuntas siswa dalam mempelajari materi
pelajaran adalah nilai 75. SKBM, yaitu nilai minimum yang harus diperoleh siswa agar
dinyatakan tuntas dalam pencapaian indikator Hasil Belajar , Kompetensi Dasar , dan Standar
Kompetensi dari suatu mata pelajaran. Perhitungan SKBM harus dilihat dari hasil perhitungan
tiap indikator pada suatu Kompetensi Dasar.

Guru yang menguasai materi dan metode pem belajaran yang baik memiliki peluang yang tinggi
untuk membawa keberhasilan siswa dalam mempelajari ajar. Hal ini akan berakibat adanya
pergeseran pandangan masyarakat yang menjadikan komputer sebagai alat bantu esensial bagi
kehidupannya. Dunia pendidikan pun harus mampu mengantisipasi perubahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai