Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di ujung program S1 PGSD, guru SD yang menjadi mahasiswa harus dapat
mendemonstrasikan kompetensi-kompetensi yang telah dikuasainya sepanjang
proses pembelajaran mulai semester awal hingga akhir. Untuk mencapai tujuan
tersebut, telah dirancang sebuah program aktivitas pembelajaran yang wajib
diambil oleh mahasiswa S1 PGSD yaitu Program Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP). PKP sebagai muara dari program S1 PGSD dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kemampuan
profesional guru SD dalam mengelola pembelajaran.
Kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa setelah mengikuti PKP
adalah mampu memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran
bidang studi atau pembelajaran tematik yang diajarkan di SD dengan
menerapkan kaidah-kaidah penelitian tindakan kelas (PTK). Untuk mencapai
kemampuan tersebut mahasiswa mengkaji berbagai konsep yang berkaitan
dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran PTK, serta rambu-
rambu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas pembelajaran.
Untuk dapat merencanakan PTK, guru harus menentukan masalah yang akan
menjadi fokus penelitian. Pada penelitian tindakan kelas ini, maka diadakan
penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki cara mengajar melalui refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi guru
dapat mengetahui kekurangan yang perlu diperbaiki ataupun kekuatan yang perlu
dipelihara dan ditingkatkan. Selain untuk memperbaiki cara mengajar, tujuan lain
dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran matematika siswa kelas IV setelah penggunaan media tangga
konversi yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

1
Pada hakekat nya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru
bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi guru dapat dikatakan sebagai
ujung tombak pelaksanaan pendidikan dituntut untuk selalu tanggap terhadap
permasalahan yang dihadapi siswanya dalam menguasai ilmu pengetahuan.
Selain itu tugas guru yang cukup penting adalah menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswanya dapat mengetahui dan menguasai ilmu pengetahuan
dengan baik.
Dalam belajar matematika, seringkali siswa tidak dapat berkonsentrasi dengan
baik. Apalagi kegiatan belajar tersebut dilakukan pada jam-jam terakhir
pembelajaran di sekolah atau pada siang hari. Hal ini didapatkan pada observasi
yang peneliti lakukan dalam video kegiatan pembelajaran matematika
http://gurupintar.ut.ac.id/content/micro-teaching-online/siswa-tidak-konsentrasi-
belajar-matematika-pada-siang-hari. Dari hasil identifikasi permasalahan yang
ada pada video tersebut, diperoleh kemungkinan indikator yang menunjukan
beberapa hal diantaranya ribut dengan teman temannya dan mengantuk, saat
salah satu siswa melakukan kegiatan mengukur di papan tulis guru tidak
mengevaluasi cara memegang alat ukur, proses pembelajaran masih
menggunakan metode ceramah, yaitu lebih ditekankan pada penguasaan materi
supaya cepat selesai sehingga metode ceramah lebih banyak dilakukan dan
dipandang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dilakukan dan dipandang
efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran matematika hanya terfokus pada buku pelajaran, peran siswa
hanya sebagai pendengar setia, guru hanya memberikan rumus-rumus pada
siswa, siswa tidak pernah tau asal diperolehnya rumus tersebut, kemudian
diberikan contoh soal dan diakhiri dengan test. Hal ini menyebabkan kualitas
proses dalam pembelajaran cenderung berlangsung satu arah, siswa kurang aktif
dan guru hanya menggunakan model pembelajaran itu-itu saja tanpa ada
pembaharuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. .

2
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah tersebut, maka dilakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul ” Penggunaan Media Tangga Konversi
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD
Dewi Sartika”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis merumuskan
permasalahannya, yaitu:
“ Bagaimana penggunaan media tangga konversi dapat meningkatkan hasil
belajar matematika pada siswa kelas IV SD Dewi Sartika?. ”
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan masalah yang dikaji, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui media tangga konversi pada
mata pelajaran Matematika di kelas IV SD Dewi Sartika. Adapun manfaat yang
diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
 Meningkatnya hasil belajar siswa tentang pengukuran pada mata pelajaran
matematika dengan penggunaan media tangga konversi satuan ukuran
panjang.
 Memperbaiki belajar siswa, sehingga lebih dapat meningkatkan
kemampuan siswa.
2. Bagi Guru
 Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
 Dapat menambah wawasan dan pemahaman guru tentang strategi
pembelajaran yang bervariasi.
 Membantu guru untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika
sehingga pembelajaran lebih bermakna

3
3. Bagi Sekolah
 Sebagai tata usaha meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan
memperbaiki sistem pendidikan di sekolah.
 Menigkatkan prestasi belajar pada tingkat sekolah.
 Target standar ketuntasan minimal dapat tercapai.
4. Bagi Peneliti
 Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti, khususnya
yang terkait dengan penelitian yang menggunakan media tangga konversi.
 Sebagai bahan masukan bagi pihak penyelenggara pendidikan dalam
rangka meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
 Mengetahui bagaimana media pembelajaran matematika yang cocok untuk
membangun pemahaman konsep serta mampu memberikan umpan balik
dan hasil yang maksimal untuk para siswa.
 Sebagai bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut di masa yang akan
datang.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu alat maupun bahan
yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang memiliki fungsi sebagai
pembawa informasi dari sumber belajar. Berdasarkan asal katanya pengertian
media pembelajaran menurut Azhar (2011) adalah sebagai berikut:
Media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar.
Menurut Syaful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010) “Media
pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan agar tercapai tujuan pembelajaran.”

Sedangkan menurut Romiszowski media pembelajaran “Media pembelajaran


adalah media yang efektif untuk melaksanakan proses pengajaran yang
direncanakan dengan baik.”

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menarik garis


besar dari pengertian media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran
dengan efektif dan efisien.

2. Fungsi Media Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa
infromasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Terdapat dua fungsi
utama media pembelajaran, pertama media sebagai alat bantu pembelajaran,

5
dan fungsi kedua sebagai media sumber belajar. Menurut Kemp dan Dayton
dalam Arsyad (2013, h. 25) fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, hal ini mengakibatkan
berkurangnya ragam penafsiran terhadap materi yang disampaikan.
b. Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik, media dapat diasosiasikan
sebagai penarik perhatian dan siswa dapat terus terjaga dan fokus.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan demikian akan
menyebabkan siswa lebih aktif di kelas (siswa menjadi lebih partisipatif).
d. Kualitas hasil pembelajaran dapat ditingkatkan apabila terjadi sinergis dan
adanya integrasi antara materi dan media yang akan disampaikan.
3. Macam-macam Media Pembelajaran
Berdasarkan dimensinya, media pembelajaran dapat dibedakan menjadi 2
macam yaitu:
a. Media Dua Dimensi
Media dua dimensi adalah media yang memiliki ukuran panjang dan
lebar. Media dua dimensi sering disebut media grafis. Grafis sebagai media
pengajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara
jelas dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan atau grafik.
b. Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi yaitu media yang mempunyai panjang, lebar, dan
isi. Media tiga dimensi yang sering digunakan adalah model dan boneka.
4. Media Tangga Konversi
Tangga ukuran merupakan tangga konversi satuan panjang atau yang
biasa disebut dengan tangga satuan panjang. Tangga konversi satuan panjang
ini sangat bermanfaat untuk memudahkan pemahaman tentang hubungan
antara satuan-satuan panjang yang berbeda dan cara mengubah satuan panjang
yang satu ke satuan panjang lainnya.

6
Konversi satuan secara umum berarti mengubah nilai suatu sistem satuan
ke nilai satuan lain. Konversi satuan umumnya tidak pernah mengubah nilai
dari suatu besaran. Konversi satuan dapat dilakukan dalam sistem satuan yang
sama maupun dalam sistem satuan yang berbeda. Menurut Fathi (2013)
“Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke
satuan SI atau sebaliknya.” Hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa
penggunaan media tangga konversi satuan panjang dapat menunjukkan urutan
satuan panjang secara bertingkat dan sangat efektif digunakan sebagai media
pembelajaran untuk menanamkan konsep satuan panjang dari satuan panjang
yang satu ke satuan panjang yang lain sehingga pembelajaran menjadi lebih
efektif dalam mengikuti pembelajaran.
5. Macam-macam Konversi Satuan
Konversi satuan memiliki jenis atau macam-macamnya. Jenis-jenis
tersebut mulai dari tekanan, massa, panjang, volume, luas, dan sebagainya.
Berikut penjelasan dari macam-macam konversi satuan:
a. Konversi Satuan Panjang
Satuan panjang ini pada umumnya digunakan dalam menentukan jarak
suatu tempat. Cara untuk mengkonversi satuan panjang adalah dengan
mengubah suatu satuan panjang kedalam satuan panjang lainnya. Dibawah
ini adalah urutan satuan terpanjang meter mulai dari yang terpanjang
hingga ke yang terpendek.

7
Satuan panjang diatas dapat dikonversikan kedalam jenis satuan panjang
lainnya. Rumus konversi satuan panjang adalah apabila naik nilai satuan di
ubah ke dalam bentuk satuan panjang yang lebih kecil atau menurun,
dikalikan 10 setiap menurun satu kali. Akan tetapi jika di ubah ke dalam
bentuk satuan yang nilainya lebih besar atau naik, maka dibagi 10 setiap
satu tingkatnya.
b. Konversi Satuan Massa
Berat dengan massa ternyata berbeda. Meskipun sering dikaitkan
dengan berat, namun bedanya jika satuan massa nilainya tidak akan pernah
berubah sementara satuan berat dapat berubah nilainya karena dapat
dipengaruhi oleh gravitasi bumi.
Tabel konversi satuan massa dibawah ini:

Pada dasarnya cara menghitung konversi satuan massa hampir sama


dengan satuan panjang. Jika satuan massa terbesar diubah menjadi nilai
satuan massa terkecil maka cara menghitungnya akan turun ke bawah, dan
setiap turun satu tingkat dikalikan 10. Sementara dari nilai terkecil ke nilai
satuan massa terbesar akan naik dan setiap naik satu tingkat dibagi 10.
c. Konversi Satuan Waktu
Konversi satuan waktu adalah mengubah satuan waktu ke watuan
waktu lainnya, dari mulai nilai terkecil hingga terbesar atau sebaliknya.
Satuan waktu juga sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

8
d. Konversi Satuan Luas
Konversi satuan luas adalah cara mengubah bentuk satuan luas yang
paling berat ke nilai satuan luas terkecil. Meski hampir sama dengan satuan
panjang, namun satuan luas dibedakan dengan kata persegi untuk
menyebutkan sebuah satuan luas dengan diberi tanda m2. Cara
menghitungnya pun hampir sama dengan satuan panjang. Hanya saja setiap
turun atau naik satu lompatan akan dikali atau dibagi 100.

e. Konversi Satuan Volume


Satuan volume atau yang biasa disebut dengan kubik. Hampir sama
dengan satuan luas persegi, hanya saja satuan luas volume ditandai dengan
m3 dan dibaca dengan meter kubik. Cara menghitungnya pun hampir sama
dengan satuan panjang dan satuan luas persegi, hanya saja setiap turun atau
naik satu lompatan akan dikali atau dibagi 1000.

9
6. Manfaat Tangga Konversi
Tangga konversi dapat membantu memudahkan pemahaman tentang
satuan panjang. Beberapa manfaat tangga konversi satuan panjang antara lain:
a. Menunjukkan nama-nama satuan panjang dalam SI
b. Menunjukkan urutan satuan panjang
c. Menunjukkan faktor konversi (faktor pengali) satuan panjang
d. Menjadi rujukan dalam konversi satuan panjang
7. Cara Menggunakan Tangga Konversi
Konversi satuan ini diterapkan dalam mata pelajaran matematika pada
khususnya pokok bahasan besaran. Setiap konsep dapat dimengerti secara
sempurna jika disajikan dalam bentuk konkret. Dalam usaha untuk
menkonkritkan hal-hal yang bersifat abstrak perlu adanya media dalam
pembelajaran matematika. Konsep abstrak matematika yang disajikan dalam
bentuk konkret akan memudahkan untuk memahami dan mengerti. Dengan
menggunakan media pembelajaran, maka pembelajaran matematika akan
lebih bermakna. Berikut adalah cara penggunaan media pembelajaran tangga
konversi satuan panjang:
a. Membuat desain media tangga konversi.
b. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan media tangga konversi.
c. Membuat media tangga konversi.
d. Menempelkan desain yang telah dibuat pada kertas karton menggunakan
lem fox.

10
e. Pemasangan kolom pengisian angka pada masing-masing kotak.
f. Buatlah tulisan “Turun 1 tingkat kali 10, naik 1 tingkat bagi 10”, serta “km,
hm, dam, m, dm, cm, dan mm”.
g. Satuan panjang paling besar berada di posisi paling atas, satuan panjang
paling kecil berada di posisi paling bawah.
h. Konversi ke satuan yang lebih besar (lebih tinggi) satu tingkat dibagi 10.
Konversi ke satuan yang lebih kecil (lebih rendah) satu tingkat dikali 10.
i. Konversi ke satuan yang lebih besar (lebih tinggi) dua tingkat dibagi 100.
Konversi ke satuan yang lebih kecil (lebih rendah) satu tingkat dikali 100.
j. Dan seterusnya.
B. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan
terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata “Hasil”
dan “Belajar”. Dalam KBBI ( Kridalaksana, 1990:14,343) “Hasil adalah
suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) akibat usaha. Sedangkan Belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu untuk merubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan pengelaman.” Selain pengertian hasil
belajar yang diuraikan KBBI, menurut Kunandar (2013:62) yaitu sebagai
berikut:
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik
setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Menurut Susanto (2013:5) Hasil belajar adalah “Perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar”.

Menurut Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) yang menjelaskan bahwa:

Hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa untuk


memperlajari materi pelajaran yang terdapat di sekolah yang dinyatakan

11
dalam bentuk skor yang didapatkan melalui hasil tes tentang sejumlah
materi pelajaran tertentu”.

Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat diperoleh suatu


pengertian bahwa hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil yang telah
dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar dapat dilakukan
secara individu maupun secara kelompok. Salah satu indikator tercapai atau
tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan tingkat pengusaan yang dicapai
oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slamto
(2010: 54) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan
menjadi dua golongan , yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
faktor ekstern yang ada di luar individu.
Faktor intern meliputi:
a. Faktor Jasmaniah
 Kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan
atau hal sehat.
 Cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh.
b. Faktor Psikologis
 Intelegensi. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Hal ini
disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan
banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah
salah satu faktor diantara faktor lain.

12
 Minat. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajar yang tidak sesuai dengan minat siswa ,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya
tarik baginya.
Faktor ekstern meliputi:
a. Faktor Keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
latar belakang kebudayaan.
b. Faktor Sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, masyarakat,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
3. Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Ahmad Susanto, hasil belajar meliputi pemahaman konsep
(aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik) dan sikap siswa
(aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa
yang di baca, yang dilihat, yang dialami atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
b. Keterampilan Proses (Aspek Psikomotorik)
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

13
c. Sikap (Aspek Afektif)
Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan
cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik
berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada
perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

C. MATEMATIKA
1. Pengertian
Kata matematika berasal dari perkataan latin “mathematika” yang
mulanya diambil dari perkataan Yunani “mathematike” yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya “mathema” yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan
pula dengan kata lainnya yang hamper sama, yaitu “mathein” atau
“mathenein” yang artinya belajar (berpikir). Jadi berdasarkan asal katanya
menurut Muhammad (2016) dalam Simanungkalit (2015) mengemukakan
bahwa:
Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan bidang ilmu lain
maupun dalam pengemnangan matematika itu sendiri dalam proses
pembelajarannya sangat banyak terdapat rumus, angka, dan symbol-
simbol matematis.

Sedangkan menurut Suyitno dalam (2003: 37) berpendapat bahwa:

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang


yang bersifat abstrak. Untuk menunjang kelancaran pembelajaran
disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu
pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksasi
siswa.
Menurut Suherman (2003): “Matematika adalah disiplin ilmu tentang cara
berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif.”

14
2. Fungsi Matematika
Menurut Karso (2007: 2.6) fungsi matematika ada 3, yaitu sebagai
berikut:
a. Matematika sebagai alat
Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk
memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui
persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika
yang merupakan penyederhanaan soal-soal cerita atau soal-soal uraian
matematika lainnya.
b. Matematika sebagai pembentukan pola pikir
Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk
memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang
dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi).
c. Matematika sebagai ilmu pengetahuan
Guru harus mampu menunjukan bahwa matematika selalu mencari
kebenaran, dan bersedia meralat kebenaran yang telah diterima, bila
diketemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-
penemuan sepanjang mengikuti pola piker yang sah.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standard
kompetensi mata pelajaran sebagai berikut:
a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin
tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

15
c. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik,
peta, diagram, dan menjelaskan gagasan.
4. Ruang Lingkup Matematika
Karso (2007: 2.10) dalam GBPP matematika SD menjelaskan bahwa
ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika SD yaitu sebagai berikut:
a. Unit Aritmatika (Berhitung)
Unit aritmatika dasar atau berhitung mendapat porsi dan penekanan
utama. Sebagian besar dari bahan kajian matematika SD adalah berhitung
yaitu bagian dari matematika yang membahas bilangan dengan operasinya
beserta sifat-sifatnya. Bilangan diperkenalkan dengan pendekatan urutan
bilangan asli serta kumpulan benda konkret. Sedangkan pembahasannya
disajikan secara bertahap mulai dari bilangan-bilangan kecil terus
berkembang kea rah yang lebih besar.
b. Unit Pengantar Aljabar
Unit pengantar aljabar adalah perluasan terbatas dari unit aritmatika
dasar. Dengan dasar pemahaman tentang bilangan, dilakukan rintisan
pengenalan aljabar.
c. Unit Geometri
Bangun-bangun geometri diperkenalkan melalui proses non formal,
konkret, dan diawali dengan bangun-bangun yang sering dijumpai para
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Bangun-bangun datar yang
diperkenalkan diantaranya segitiga, lingkaran, persegi, persegipanjang,
trapesium, jajargenjang, dan macam-macam sudut. Sedangkan bangun-
bangun ruangnya seperti kubus, balok, limas, kerucut, bola, tabung, dan
macam-macam prisma.
d. Unit Pengukuran
Pengukuran diperkenalkan sejak kelas I sampai dengan kelas VI dan
diawali dengan pengukuran tanpa menggunakan satuan baku. Di kelas-

16
kelas yang lebih tinggi baru diperkenalkan pengukuran dengan satuan
baku. Adapun konsep-konsep yang diperkenalkan dalam pengukuran
mencakup pengukuran panjang, keliling, luas, berat, volume, sudut, dan
waktu dengan satuan-satuan ukurannya. Selain itu di SD diperkenalkan
satuan ukuran jumlah (satuan banyak) seperti lusin, kodi, dan gros.
e. Unit Kajian Data
Yang dimaksud dengan kajian data adalah pembahasan materi statistik
secara sederhana di SD. Unit kajian data ini hanya diberikan di kelas V dan
kelas VI saja. Dalam topik kajian data ini terdapat kegiatan pengumpulan
data, menyusun data, dan menyajikan data.

D. PENGUKURAN
1. Pengertian
Pengukuran dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Proses
menentukan ukuran panjang dan kapasitas adalah langsung, yaitu dengan cara
menerapkan unit (satuan) secara langsung pada benda yang sedang diukur.
Menurut J. Umar dalam Pengantar Penilaian Pendidikan (1991) menyebutkan
definisi pengukuran yaitu: “Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk
mendapatkan informasi data secara kuantitatif.”
Definisi pengukuran menurut Umar (1991) adalah sebagai berikut:
Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi data
secara kuantitatif. Hasil dari pengukuran dapat berupa informasi-
informasi atau data yang dinyatakan dalam bentuk angka ataupun uraian
yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu
mutu informasi haruslah akurat.
Sedangkan menurut Hamalik (1989) mendefinisikan secara sederhana bahwa:
“Kualitas dan kuantitas hasil pengukuran itu banyak bergantung pada jenis
dan mutu alat ukur yang digunakan.”

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa


pengukuran adalah suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh

17
informasi data kuantitatif baik data yang dinyatakan dalam bentuk angka
maupun uraian yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya terhadap atribut
yang diukur dengan alat ukur yang baik dan prosedur pengukuran yang jelas
dan benar.

2. Macam-macam Pengukuran
Pengukuran berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu
pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Berikut penjelasannya:
a. Pengukuran Langsung
Dilansir dari Study, pengukuran langsung adalah jenis pengukuran
yang secara eksplisit mengambil karakteristik obyek yang ingin diukur
tanpa perlu memprosesnya terlebih dahulu. Contoh lain dari pengukuran
langsung adalah pengukuran panjang dengan meteran, pengukuran berat
dengan timbangan, pengukuran waktu dengan stopwatch, dan juga
pengukuran suhu dengan termometer.
b. Pengukuran Tidak Langsung
Adapun pengukuran tidak langsung yaitu jenis pengukuran yang
hasilnya tidak langsung di dapatkan, melainkan harus dikonversi atau
diproses terlebih dahulu. Misalnya, pengukuran ketirusan poros dengan
menggunakan senter sinus yang harus dibantu dengan jam ukur dan blok
ukur. Contoh lain dari pengukuran tidak langsung adalah pengukuran
volume, pengukuran masa jenis, pengukuran nilai rata-rata, pengukuran
gaya suatu benda, pengukuran besar medan magnet, dan juga medan listrik.
3. Macam-macam Alat Ukur
Alat ukur dalam ilmu fisika dibagi menjadi empat kategori, yaitu alat
ukur panjang, alat pengukur massa, alat ukur waktu dan alat ukur kuat arus
listrik. Berikut penjelasan macam-macam alat ukur dalam ilmu fisika:

18
a. Alat Ukur Panjang
Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda.
Penggunaan dari macam alat ukur panjang disesuaikan dengan tingkat
ketelitian yang diinginkan sehingga dapat meminimalisir terjadinya
kesalahan dalam proses pengukuran.
b. Alat Ukur Massa
Untuk mengukur massa benda biasanya digunakan alat yang disebut
dengan neraca atau disebut dengan timbangan. Neraca memiliki beberapa
jenis diantaranya:
c. Alat Ukur Waktu
Alat ukur waktu dalam kehidupan sehari-hari sering banyak
menemukan instrumen pengukuran waktu seperti jam dan stopwatch.

19
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITIAN
Pada penelitian ini subjek nya yaitu siswa kelas IV SD Negeri Dewi Sartika
Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang Tahun ajaran 2022/2023. Dengan jumlah
murid 27 orang, yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki
dalam mata pelajaran matematika materi pengukuran.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dewi Sartika yang berlokasi di desa
Rawajolang Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang. Waktu penelitian ini
dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2022/2023 yang dilaksanakan
dalam dua siklus, yaitu:
a. Siklus 1, dilaksanakan pada hari Senin, 07 Maret 2022
b. Siklus 2, dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Maret 2022
B. DESKRIPSI PERSIKLUS
Berdasarkan pembahasan yang telah dideskripsikan sebelumnya, bahwa
tujuan penelitian tindakan kelas ini yakni untuk memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi didalam kelas juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya.
Oleh karena itu, untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa
dalam memahami konsep pembelajaran dengan mudah, maka penulis telah
berdiskusi dengan pendamping penelitian dan pakar perbaikan untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan memfokuskan penelitian kepada materi
pengukuran satuan panjang. Karena penulis menemukan bahwa dalam
pelaksanaannya para peserta didik belum memahami secara benar konsep
pengukuran panjang yang mengakibatkan kekeliruan dalam pengoperasiannya.
Adapun prosedur yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini yakni
menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart yang mana

20
dilalui empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut bagan prosedur penelitian:

Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan - I Tindakan - I
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi-I
Tindakan - I

Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan - II Tindakan - II
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi-II
Tindakan - II

?
Gambar 1.1
Alur Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Adapun penjelasan tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:


1. Perencanaan (Planning)
Menurut Kunandar (2010, hal.71) ”Perencanaan adalah mengembangkan
rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah
terjadi.” Dalam tahapan ini penulis menyusun rencana tindakan dari awal
sampai dengan akhir selama penelitian itu berlangsung. Persiapan yang
dilakukan meliputi penyusunan RPP, media pembelajaran, instrumen
penelitian berupa lembar observasi peserta didik, serta pedoman penelitian
peserta didik.
Setelah sebelumnya melakukan observasi dan pengamatan terlebih
dahulu, peneliti mendapati permasalahan bahwa hasil belajar matematika
siswa masih rendah. Selanjutnya peneliti dan guru kelas menyepakati untuk

21
melakukan perbaikan terhadap hasil belajar siswa dengan mencoba
menerapkan media pembelajaran berupa tangga konversi satuan panjang yang
diharapkan dapat memperbaiki nilai siswa yang rendah.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tahap ini merupakan tahap yang berlangsung didalam kelas. Tindakan
yang dimaksud yaitu tindakan guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah dirancang sebelumnya, dengan melaksanakan pembelajaran
matematika menggunakan media tangga konversi satuan panjang. Yang harus
diingat adalah bahwa pelaksanaan ini harus sesuai dengan apa yang telah
direncanakan, namun harus alamiah dan tidak terkesan rekayasa. Adapun hal-
hal yang dilakukan yakni:
a. Peneliti menyampaikan materi yang telah disusun, dengan menerapkan
media pembelajaran tangga konversi satuan panjang.
b. Setelah menyampaikan materi, peneliti membagi kelompok masing-masing
berjumlah 4 orang.
c. Peneliti membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berisi
permasalahan atau tugas disetiap orang pada masing kelompok untuk di
diskusikan bersama.
d. Setelah diskusi berlangsung, 2 orang siswa menjelaskan hasil pengerjaan
kelompoknya kepada siswa yang datang dari kelompok lain.
e. Selanjutnya, 2 orang siswa lainnya bertamu ke kelompok lain untuk
mencari berbagai informasi dan mendengarkan penjelasan dari kelompok
lain yang disinggahi.
f. Setelah mendengar penjelasan dari kelompok lain, 2 orang yang bertamu
tersebut kembali kepada kelompoknya untuk berbagi informasi yang
diperoleh kepada 2 anggota lainnya.
g. Kemudian siswa mendiskusikan kembali hasil pengerjaan kelompoknya
dan membuat laporan.

22
h. Setelah laporan dibuat, beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya ke depan kelas yang mana akan diarahkan oleh peneliti.
i. Memberikan penghargaan untuk siswa yang telah mencapai hasil.
3. Pengamatan (Observing)
Observasi adalah alat untuk memotret sejauh mana efek tindakan telah
mencapai sasaran. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati
jalannya kegiatan untuk melihat sesuai tidaknya dengan yang direncanakan.
Observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dan untuk
mengetahui sejauh mana hasil penerapan penggunaan media pembelajaran
dalam pelajaran matematika dengan berpedoman pada lembar observasi yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Refleksi (Reflect)
Menurut Muslich, Masnur (2012, hal. 92) “Refleksi adalah mengulas data
secara kritis terutama yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada
tindakan kelas, baik pada diri peserta didik, suasana kelas, maupun pada diri
guru.”
Dalam tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan dapat direfleksikan ke
dalam tindakan selanjutnya agar pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran dapat meningkat lagi. Apabila hasil yang
diharapkan belum tercapai maka dapat dilakukan tindakan yang berbeda
dengan mengulang tahap-tahap siklus.

SIKLUS I
1. Perencanaan
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Dewi
Sartika pada mata pelajaran matematika, maka digunakan penerapan media

23
pembelajaran berupa tangga konversi satuan panjang. Pada tahap perencanaan
di siklus I ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Tugas peneliti yaitu
melaksanakan pembelajaran matematika dengan media tangga konversi satuan
panjang dan membimbing siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik. Sedangkan tugas guru kelas selama pembelajaran yaitu mengamati
proses pembelajaran dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar observasi
yang telah disediakan.
Selain itu, peneliti juga mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam pembelajaran. Metode yang
digunakan adalah metode problem based learning dan tanya jawab.
2. Pelaksanaan
Adapun siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, berikut
pelaksanaan jadwal Siklus I yaitu:
No Siklus Pertemuan Hari/Tanggal Kegiatan
1 I 1 Senin, 7 Maret Pembelajaran tentang
2022 media tangga
konversi satuan
panjang
2 I 2 Rabu, 9 Maret Pembelajaran tentang
2022 media tangga
konversi satuan
panjang
3 I 3 Jumat, 11 Maret Tes Siklus I
2022

Tabel 3.1
Jadwal Siklus I

24
Adapun prosedur pelaksanaan siklus I sesuai instruksi yang telah
dirancang dalam RPP. Langkah-langkah dalam proses pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberi salam dan menanyakan kabar, serta mengecek kehadiran
siswa.
2) Salah seorang siswa memimpin doa dan dilanjutkan dengan guru
membuka pelajaran.
3) Guru mengarahkan peserta didik untuk menyebutkan dan mengamati
benda-benda sekitar.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa mendengarkan.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, penugasan
mengamati benda sekitar, dan tanya jawab.
2) Guru meminta peserta didik mengamati dan mendata benda-benda di
sekitar mereka.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran.
2) Salah seorang siswa memimpin doa dan dilanjutkan guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan disini dilaksanakan dengan berpedoman pada
lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti kepada observer yaitu
teman sejawat. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus I
pertemuan 1 dan 2 adalah sebagai berikut:
a. Observasi Terhadap Guru
Suasana kelas pada siklus I pertemuan 1 dan 2 mendukung untuk
melakukan pembelajaran. Pengelolaan kelas oleh guru sudah dapat

25
dikategorikan baik karena guru sudah melaksanakan sebagian besar dari
aspek-aspek yang ada pada lembar observasi.
Hal-hal diobservasi oleh teman sejawat adalah tentang kegiatan guru
dalam mengimplementasikan pembelajaran materi pengukuran. Data
tentang keberhasilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari
lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran siklus I adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Lembar Observasi Guru Siklus I
Kemunculan
No Perilaku guru yang diobservasi Keterangan
Ya Tidak Ada
1 Memulai pembelajaran
2 Melaksanakan pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan,
siswa, situasi dan lingkungan
3 Menunjukan sikap ramah,
luwes, terbuka, penuh
pengertian dan sabar kepada
siswa
4 Melaksanakan pembelajaran
dalam urutan yang logis
5 Melakukan pengamatan benda-
benda disekitar
6 Memberi pertunjuk dan
penjelasan yang berkaitan
dengan isi pembelajaran
7 Menangani pertanyaan dan
respon siswa

26
8 Memantapkan penugasan
materi pembelajaran
9 Melaksanakan penilaian
selama proses pembelajaran
10 Melaksanakan penilaian pada
akhir pembelajaran

b. Observasi Terhadap Siswa


Secara umum, dalam pelaksanaan siklus I siswa mulai aktif ketika
dilaksanakannya pembelajaran. Hal-hal yang diobservasikan adalah
kegiatan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Data tentang
keberhasilan siswa atau aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh dari
lembar observasi sebagai berikut:
Tabel 3.3
Lembar Observasi Siswa Siklus I
Skor
No Aktivitas siswa Nilai
1 2 3 4 5
1 Mempersiapkan buku catatan
dan buku pelajaran
2 Mengikuti dengan seksama
segala sesuatu yang sedang
disampaikan
3 Memperhatikan dengan
sungguh-sungguh
4
Siswa menyimak pertanyaan
atau isu yang terkait dengan
pelajaran
5
Siswa saling berbagi dan
bekerja sama dengan teman

27
sebangkunya
6 Siswa berani dan aktif dalam
mengemukakan pendapatnya
Jumlah
Rata-rata

Keterangan : Pengamat
1 = Sangat tidak baik
2 = Tidak baik
3 = Kurang baik
4 = Baik
5 = Sangat baik NIDA UL HAQ

4. Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus I selesai, kemudian diadakan refleksi. Refleksi
ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan. Adapun hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap
penerapan pembelajaran dengan media tangga konversi pada mata pelajaran
matematika kelas IV SD Negeri Dewi Sartika berdasarkan data yang diperoleh
selama siklus I.
Hasil pengamatan pada lembar aktivitas guru terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a. Guru kurang dalam penyampaian tujuan pembelajaran.
b. Guru tidak menggunakan media pembelajaran
c. Guru belum maksimal dalam mengkondisikan siswa di kelas.
d. Guru kurang membimbing siswa dalam belajar kelompok.
Untuk hasil belajar siswa yang diteliti melalui aktivitas siswa, diperoleh
data sebagai berikut:
a. Masih ada siswa yang tidak fokus dengan pembelajaran yang disampaikan
guru.

28
b. Masih ada siswa yang belum mempunyai keberanian untuk mengemukakan
pendapatnya.
c. Siswa yang daya tangkapnya rendah cenderung minder dan malu.

SIKLUS II
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II ini
berdasarkan pada refleksi siklus I. Pada siklus ini guru lebih menekankan
penjelasan materi dan merangsang siswa untuk ikut dalam pembelajaran,
memantau kesulitan belajar siswa, dan memotivasi siswa untuk semangat
dalam bekerja sama dalam kelompok.
Instrumen penelitian yang disiapkan oleh peneliti untuk melaksanakan
penelitian pada siklus II ini masih sama seperti yang digunakan pada siklus I
yang berupa lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru. Peneliti juga
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media
pembelajaran berupa tangga konversi satuan panjang yang akan digunakan
dalam pembelajaran matematika materi pengukuran sebagai lanjutan pada
siklus I.
2. Pelaksanaan
Adapun siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu 2 kali
pertemuan untuk memberikan tindakan dengan menggunakan media
pembelajaran tangga konversi satuan panjang dan 1 kali pertemuan untuk
melakukan tes siklus II supaya dapat mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika siswa secara kuantitatif. Adapun pelaksanaan jadwal Siklus II
adalah sebagai berikut:

No Siklus Pertemuan Hari/Tanggal Kegiatan


1 II 1 Kamis, 17 Maret Pembelajaran dengan

29
2022 menggunakan media
tangga konversi
satuan panjang
2 II 2 Sabtu, 19 Maret Pembelajaran dengan
2022 menggunakan media
tangga konversi
satuan panjang
3 II 3 Senin, 21 Maret Tes Siklus II
2022

Tabel 3.4
Jadwal Siklus II

Adapun prosedur pelaksanaan siklus II sesuai instruksi yang telah


dirancang dalam RPP. Langkah-langkah dalam proses pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberi salam dan menanyakan kabar, serta mengecek kehadiran
siswa.
2) Salah seorang siswa memimpin doa dan dilanjutkan dengan guru
membuka pelajaran.
3) Guru mengarahkan peserta didik untuk menyebutkan dan mengamati
benda-benda sekitar.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa mendengarkan.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menyampaikan materi dengan metode problem based learning,
penugasan mengamati benda sekitar, dan tanya jawab.
2) Guru menjelaskan langkah-langkah melakukan penyelesaian masalah,
dan pelaporan hasil penyelesaian masalah.

30
3) Guru meminta peserta didik mengamati dan mendata benda-benda di
sekitar mereka.
4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan penggunaan media
pembelajaran .
5) Guru membimbing peserta didik pada kegiatan pembelajaran
berlangsung.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran.
2) Guru mengajak peserta didik menyanyikan salah satu lagu daerah.
3) Salah seorang siswa memimpin doa dan dilanjutkan guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Pengamatan
Seperti halnya pada siklus I, selama proses pembelajaran berlangsung
aktivitas guru diamati oleh observer serta menilai pada lembar observasi yang
telah disiapkan. Observasi dilakukan dengan tujuan mengukur sejauh mana
kemampuan guru dalam menerapkan media tangga konversi satuan panjang.
Berikut lembar observasi pada siklus II:
Tabel 3.5
Lembar Observasi Guru Siklus II

Kemunculan
No Perilaku guru yang diobservasi Keterangan
Ya Tidak Ada
1 Memulai pembelajaran
2 Melaksanakan pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan,
siswa, situasi dan lingkungan
3 Menunjukan sikap ramah,
luwes, terbuka, penuh
pengertian dan sabar kepada

31
siswa
4 Melaksanakan pembelajaran
dalam urutan yang logis
5 Melakukan pengamatan benda-
benda disekitar
6 Memberi pertunjuk dan
penjelasan yang berkaitan
dengan isi pembelajaran
7 Menangani pertanyaan dan
respon siswa
8 Memantapkan penugasan
materi pembelajaran
9 Melaksanakan penilaian
selama proses pembelajaran
10 Melaksanakan penilaian pada
akhir pembelajaran

Tabel 3.6
Lembar Observasi Siswa Siklus II

Skor
No Aktivitas siswa Nilai
1 2 3 4 5
1 Mempersiapkan buku catatan
dan buku pelajaran
2 Mengikuti dengan seksama
segala sesuatu yang sedang
disampaikan
3 Memperhatikan dengan
sungguh-sungguh

32
4 Siswa menyimak pertanyaan
atau isu yang terkait dengan
pelajaran
5 Siswa saling berbagi dan
bekerja sama dengan teman
sebangkunya
6
Siswa berani dan aktif dalam
mengemukakan pendapatnya
Jumlah
Rata-rata

Keterangan : Pengamat
1 = Sangat tidak baik
2 = Tidak baik
3 = Kurang baik
4 = Baik
5 = Sangat baik NIDA UL HAQ

4. Refleksi
Hasil dari penelitian siklus II dapat diketahui bahwa penggunaan media
tangga konversi satuan panjang menunjukan adanya peningkatan terhadap
hasil belajar siswa. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Hasil belajar meningkat dengan menggunakan media pembelajaran berupa
tangga konversi satuan panjang.
b. Siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Siswa bersemangat untuk bekerjasama dalam kelompok.
d. Siswa mulai mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapatnya di
depan kelas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

33
A. PELAKSANAAN SIKLUS
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua siklus perbaikan yaitu
siklus I dan siklus II dengan memiliki tujuan agara dapat merefleksikan terhadap
kegiatan pembelajaran.
1. Skenario Perbaikan Persiklus
a) Skenario Perbaikan Siklus I
Dalam melakukan simulasi pembelajaran pada siklus I ini, terdapat beberapa
tahapan yang dilakukan, yaitu:
1) Perencanaan
Pada tahapan ini, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
serta membuat rencana pelaksanaan perbaikan, merencanakan pengamatan
dengan pendamping, menyiapkan alat observasi, menyiapkan media pembelajaran
berupa tangga konversi dengan menggunakan metode ceramah.
2) Pelaksanaan
Dalam tahapan ini yang dilakukan yaitu: pada kegiatan awal guru
mengucapkan salam serta menanyakan kabar, guru mengajak siswa berdoa
bersama, guru menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan tujuan
sesuai indikator yang akan dicapai.
Dalam kegiatan inti guru menyajikan masalah kontekstual dan peserta didik
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara diskusi
kelompok.
Dalam kegiatan penutup guru melakukan penguatan terhadap materi yang
telah dipelajari dan membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan.

3) Pengamatan

34
Tahapan ini dilakukan untuk mengamati sampai mana keberhasilan peneliti
dalam melakukan proses pembelajaran yang menggunakan media benda konkret
berupa tangga konversi dan kemudian mengumpulkan data tentang proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
4) Refleksi
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan pendamping,
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis data tersebut baik dilakukan dengan cara
kualitatif maupun kuantitatif. Agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan pada proses pembelajaran siklus I, yang akan dijadikan sebagai
acuan dalam memperbaiki proses pembelajaran pada tahap siklus II.
Berikut ini beberapa langkah dalam melaksanakan simulasi pembelajaran hari
pertama pada siklus I, yaitu:
b) Skenario Perbaikan Siklus II
Berikut ini beberapa langkah dalam melaksanakan simulasi pembelajaran
pada siklus II, yaitu:
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat suatu rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) serta membuat rencana pelaksanaan perbaikan, melakukan
pengamatan, yang dilakukan bersama pendamping dan menyiapkan alat
observasi, serta menyiapkan media benda konkret berupa tangga konversi dengan
menggunakan metode demonstrasi.
2) Pelaksanaan
Dalam tahapan ini yang dilakukan yaitu: pada kegiatan awal guru
mengucapkan salam serta menanyakan kabar, guru melakukan pengulasan
terhadap pembelajaran yang telah dipelajari dan mengaitkan dengan materi yang
akan dipelajari, guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dan tujuan kegiatan belajar.
Dalam kegiatan inti guru menyajikan masalah kontekstual dan peserta didik
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara diskusi

35
kelompok. Lalu guru menyajikan media pembelajaran berupa tangga konversi
dengan menggunakan metode demonstrasi.
Dalam kegiatan penutup guru melakukan penguatan terhadap materi yang
telah dipelajari dan membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan.
3) Pengamatan
Tahapan ini dilakukan untuk mengamati sampai mana keberhasilan peneliti
dalam melakukan proses pembelajaran yang menggunakan media benda konkret
berupa tangga konversi dan kemudian mengumpulkan data tentang proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
4) Refleksi
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan pendamping,
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis data tersebut baik dilakukan dengan cara
kualitatif maupun kuantitatif. Agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan pada
proses pembelajaran siklus I I.
2. Pelaksanaan Simulasi Dari Setiap Siklus
a) Pelaksanaan Simulasi Perbaikan Siklus I
Berikut ini beberapa langkah dalam melaksanakan simulasi pembelajaran hari
pertama pada siklus I, yaitu:
 Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa. Guru menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa. Guru menyuruh salah satu dari murid untuk
memimpin do’a. Guru menuliskan judul materi di papan tulis dan menyampaikan
tujuan sesuai indikator yang akan dicapai
 Kegiatan Inti
Guru menyajikan masalah kontekstual dan peserta didik diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan masalah tersebut secara diskusi kelompok. Kemudian guru
menjelaskan materi tentang pengukuran kepada siswa. Selanjutnya siswa dibagi
ke dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 4-5 orang. Kemudian
siswa diminta mengamati gambar yang ada pada buku siswa. Setelah selesai

36
mengamati, guru meminta siswa mencari informasi tentang satuan panjang dan
berat.
 Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Siswa dan guru merefleksi
kegiatan pembelajaran. Guru memberikan gambaran mengenai kegiatan pembelajaran
pertemuan berikutnya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membaca doa. integritas :
membiasakan sikap santun, religious dan hormat.
b) Pelaksanaan Simulasi Perbaikan Siklus II
Berikut ini beberapa langkah dalam melaksanakan simulasi pembelajaran pada
siklus II, yaitu:
 Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa
Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. Guru menyuruh salah
satu dari murid untuk memimpin do’a. Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, dan menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari.
 Kegiatan Inti
Guru menyajikan masalah kontekstual dan peserta didik diberikan kesempatan
untuk menyelesaikan masalah tersebut secara diskusi kelompok. Kemudian guru
menjelaskan materi tentang pengukuran kepada siswa. Selanjutnya siswa dibagi
ke dalam beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 4-5 orang. Kemudian
siswa diminta mengamati gambar yang ada pada buku siswa. Setelah selesai
mengamati, guru meminta siswa mencari informasi tentang satuan panjang dan
berat.
 Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Siswa dan guru merefleksi
kegiatan pembelajaran. Guru memberikan gambaran mengenai kegiatan pembelajaran
pertemuan berikutnya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membaca doa. integritas :
membiasakan sikap santun, religious dan hormat.
B. Pembahasan Pelaksanaan Simulasi dari Setiap Siklus

37
1) Pembahasan Simulasi Siklus I
Dalam pelaksanaan simulasi siklus I ini, pada kegiatan awal guru
memulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa serta
menggunakan pakaian yang rapih. Namun cara penyampaiannya masih belum
maksimal. Karena, bahasa yang digunakan masih kaku sehingga menunjukkan
belum ada persiapan dalam menjelaskan materi pelajaran.
Ketika memulai dalam kegiatan inti, guru sering keliru dalam
menjelaskan materi pelajaran. Karena, guru tidak melibatkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran sehingga siswa kurang aktif.
Ketika dalam kegiatan penutup guru tidak memberikan tugas kepada
siswa. Lalu guru belum melibatkan siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung.
2) Pembahasan Simulasi Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus II ini, pada kegiatan awal guru memulai
dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa serta menggunakan
pakaian yang rapih. Guru menggunakan media benda konkret berupa lampu
senter dan penggaris dengan menerapkan metode demonstrasi. Bahasa yng
digunakan mudah dipahami oleh siswa serta guru telah menguasai materi
yang akan disampaikan kepada siswa.
Ketika memulai dalam kegiatan inti, Guru telah memahami materi
pembelajaran serta menerapkan metode demonstrasi dengan menggunakan
media konkret berupa tangga konversi. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 4-5
kelompok. Kemudian guru melibatkan siswa pada proses pembelajaran
berlagsung agar siswa terlibat aktif.
Ketika dalam kegiatan penutup guru memberikan tugas kepada siswa.
Kelebihan dalam simulasi ini adalah telah menggunakan media benda konkret
berupa tangga konversi dengan menerapkan metode demonstrasi, adapun
kelemahannya yaitu guru sering kali tidak memberikan apresiasi terhadap
siswa yang telah mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik.

38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

39
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pelaksanaan simulasi pada mata pelajaran matematika
materi pengukuran dengan menggunakan media tangga konversi mengalami
peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan ini bukan hanya terjadi pada hasil
evaluasi bentuuk tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran, namun berlaku
juga pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung di mana siswa mampu
memberikan jawaban dalam menanggapi persoalan yang disajikan oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, berikut ini saran-saran
yang dapat penulis uraikan sebagai bahan pertimbangan berdasarkan hasil
pelaksanaan perbaikan diantaranya sebagai berikut:
a. Guru hendaknya menggunakan media atau alat peraga dalam pembelajaran,
agar siswa tidak merasa bosan dalam menerima materi yang disampaikan
sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar yang
implikasinya adalah pada peningkatan hasil belajar siswa.
b. Guru diharapkan untuk menerapkan media tangga konversi dalam
pembelajaran pengukuran.
c. Siswa diharapkan untuk selalu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan
tertib dan mengikuti peraturan yang ada.
d. Disarankan kepada peneliti bidang pendidikan hendaknya hasil penelitian ini
dapat dijadikan bahan perbandingan atau masukan untuk melakukan
penelitian yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

40
Ir. M. Toha Anggoro, M.Ed. 2020. Metode Penelitian. Tanggerang Selatan.
Universitas Terbuka

https://www.academia.edu/5530391/MAKALAH_MEDIA_PEMBELAJARAN

https://milenialjoss.com/jenis-jenis-media-pembelajaran/

Prof. Dr. Sri Anitah, W, DKK. 2020. Strategi Pembelajaran di SD. Tanggerang
Selatan. Universitas Terbuka

https://www.weschool.id/pengertian-dan-contoh-konversi-satuan-panjang-massa-
waktu-luas-dan-volume/

https://rumusbilangan.com/konversi-satuan/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/07/tangga-ukuran.html

https://dindikkabmadiun.com/index.php/en/mejayan-cendekia/upt-kecamatan/798-
mudahnya-mempelajari-satuan-panjang-dengan-tangga-konversi

file:///C:/Users/HC%20COMPUTER/Downloads/Documents/
%20FAUZI_PENINGKATAN%20HASIL%20BELAJAR%20MATEMATIKA
%20MELALUI%20METODE%20CONTEXTUAL%20TEACHING%20AND
%20LEARNING%20(CTL)%20MATERI%20POKOK%20PENGUKURAN
%20PANJANG%20DAN%20BERAT%20PADA%20PESERTA%20DIDIK
%20KELAS%20IV%20MI%20MAARIF%2001%20GENTASARI%20KEC.
%20KROYA%20KAB.%20CI.pdf

http://repository.unib.ac.id/9144/2/IV%2CV%2CLAMP%2CI-14-ila-FK.pdf

file:///C:/Users/HC%20COMPUTER/Downloads/Documents/Skripsi%20Arlisa.pdf

https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/422/1/SKRIPSI%20FAUZYAH
%20FATHSHARAANI%20NPM.%201501050107%20email%20-%20Sharaani
%20Fauzyah.pdf

41

Anda mungkin juga menyukai