DISUSUN OLEH
YULI TRIANA (859872967)
UPBJJ-UT MEDAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan
laporan pemantapan kemampuan professional dengan tepat waktu. Shalawat serta salam penulis
limpahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad Saw yang kita nantikan syafaatnya di
akhirat kelak.
Adapun tujuan utama penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
dengan judul laporan penelitian perbaikan pembelajaran adalah “Penggunaan Media Diorama
dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Siklus Air di Kelas V MIS Madani
Pematangsiantar Tahun Ajaran 2022/2023”.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dan terlibat
dalam penulisan laporan mulai dari awal pembuatan hingga selesai. Penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan laporan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan masukan yang membangun dari pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan laporan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I : Pendahuan
a. Latar belakang
1. Identifikasi masalah
2. Analisis Masalah
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
b. Rumusan masalah
c. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
d. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Bab II : kajian pustaka
a. Hasil Belajar Siswa
b. Pembelajaran IPA
c. Pengertian Media
d. Media Diorama
e. Kelebihan dan Kekurangan Media Diorama
f. Siklus Air
g. Penelitian Relevan
h. Kerangka Berpikir
BAB III : Pelaksanan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek
2. Tempat/waktu Penelitian
3. Pihak yang Membantu
b. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
c. Teknik Pengumpulan Data
d. Teknik Analisis Data
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
a. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
b. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
BAB V : Simpulan dan Saran serta Tindak Lanjut
1. Simpulan
2. Saran Tindak Lanjut
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran di dalam kelas dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu
mencapai tujuan pembelajaran baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam segi
kognitif, pemahaman peserta didik terhadap suatu materi dikatakan penting. Apabila peserta
didik dapat meraih nilai sesuai atau diatas KKM (kriteria ketuntasan minimal), maka dapat
dikatakan bahwa tujuan pembelajaran tersebut berhasil. Begitu juga sebaliknya, apabila ketika
diberikan tes peserta didik tidak mampu meraih nilai yang baik, maka peserta didik tersebut
dianggap gagal dalam memahami materi pembelajaran.
Hasil belajar siswa yang rendah tersebut tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Di
MIS Madani sendiri, masih ada dijumpai beberapa guru yang menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah dimana dalam hal ini siswa dikatakan tidak aktif selama proses
pembelajaran. Kemudian, penggunaan media yang tidak tepat selama pembelajaran. Guru hanya
berpedoman pada buku pelajaran tanpa melibatkan media lain yang dirasa dapat membantu siswa
dengan mudah memahami materi pembelajaran dengan baik.
Untuk dapat nilai atau hasil belajar yang sesuai atau di atas KKM, banyak hal yang bisa
dilakukan guru seperti penggunaan metode, strategi, model atau media pembelajaran yang sesuai
dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
komponen terpenting. Dengan menggunakan media, maka pembelajaran akan lebih mudah untuk
dipahami oleh peserta didik. Peserta didik juga akan merasa lebih tertarik dan antusias jika
menggunakan media selama proses pembelajaran. Namun, dalam memilih media ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan seperti guru harus mengetahui betul karakteristik media tersebut
apakah sesuai dengan materi dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Dengan begitu
tujuan dari penggunaan media tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Salah satu pembelajaran yang menggunakan media sebagai alat pembelajaran adalah
pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, masih banyak materi pembelajaran
IPA yang dilakukan guru-guru di Mis Madani hanya menggunakan perantara buku paket dan
LKS. Minimnya penggunaan media sebagai alat bantu dalam memahami pembelajaran sehingga
banyak siswa/siswi yang memperoleh hasil belajar yang rendah.
Menurut Sapriati (2022:24) menjelaskan bahwa pembelajaran IPA merupakan
pembelajaran yang mengenalkan peserta didik agar memiliki pengetahuan, konsep, dan gagasan
yang terorganisasi tentang alam sekitarnya. Pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan,
layak, sesuai konteks serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian sarana dan prasarana
merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, seorang pendidik
harus dapat memilih model, strategi dan media pembelajaran yang baik. Pembelajaran IPA
membutuhkan praktik secara langsung agar peserta didik lebih mudah memahaminya. Oleh
karena itu penggunaan media dirasa sangat dibutuhkan dalam hal ini. Salah satu materi
pembelajaran IPA yang berada dijenjang kelas V SD adalah siklus air. Dalam hal ini, guru harus
menentukan media mana yang sesuai dengan materi siklus air agar tujuan dari pembelajarannya
dapat tercapai.
1. Identifikasi Masalah
1. Siswa mendapatkan hasil belajar yang rendah pada materi siklus air
2. Penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat selama proses pembelajaran
3. Siswa tidak mampu memahami pembelajaran dengan baik
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka hasil analisis masalah yang di dapat yaitu
penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat oleh guru selama proses pembelajaran IPA
materi siklus air di kelas V.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah mengetahui permasalah yang ada, penulis sekaligus seorang guru terdorong untuk
mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah dalam proses pembelajaran khususnya
pembelajaran IPA kelas V materi siklus air. Oleh karena itu, diperlukan sebuah media yang dapat
membantu siswa dalam memahami pembelajaran sehingga mendapatkan hasil belajar sesuai atau
di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM).
Salah satu penggunaan media yang dirasa tepat adalah dengan menggunakan media
diorama dalam proses pembelajaran di MIS Madani. Media jenis ini merupakan jenis media
representasi benda asli yang dibuat dalam bentuk tiga dimenis. Media diorama adalah media
yang menggambarkan secara nyata mengenai suatu keadaan, kejadian atau suatu peristiwa alam
yang terjadi dalam bentuk miniature yang lebih kecil. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian
yang telah dilakukan oleh Aris Ika Evitasari dan Afina Farin (2022) tentang pengaruh
penggunaan media diorama dalam meningkatkan hasil belajar kognitif IPA di sekolah dasar.
Menurut penelitian yang telah dilakukannya ini, terbukti bahwa media diorama berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa sebesar rata-rata post-test 78,00 sedangkan rata-rata hasil belajar
siswa pada saat pre-test yaitu 41.83.
Berangkat dari hal tersebut, peneliti sekaligus guru di MIS Madani melakukan sebuah
penelitian menggunakan media diorama dengan judul “Penggunaan Media Diorama dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA materi Siklus Air Kelas V SD”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diformulasikan
yaitu : Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan media diorama pada
pembelajaran IPA materi siklus air di kelas v?
G. Penelitian Relevan
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian
pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ika Evitasari dan Farin Afina (2022) dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Media Diorama terhadap Hasil Belajar Kognitif IPA Materi
Siklus Air pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebanyakan Kota Serang”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh media diorama terhadap hasil belajar siswa di SDN Kebanyakan.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa perbandingan rata-rata pre-test dengan post-test
menunjukkan perubahan yang signifikan. Dimana pada pre-test rata-ratanya adalah 41.83
dimana tidak ada satupun dari 30 siswa yang mencapai nilai KKM. Namun, pada post-test rata-
ratanya adalah 78.00 dimana terdapat 28 siswa telah berhasil mencapai KKM dari 30 siswa.
Penelitian relevan yang kedua berasal dari Dewi Nur Afifah dkk (2022) dengan judul
“Pengembangan Media Diorama Siklus Air Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA di Sekolah
Dasar”. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran diorama siklus air
untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan sebesar 55% dari pre-test dengan rata-rata 27% dan rata-rata post-test yaitu 82%.
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada siswa dalam
penggunaan media diorama.
Penelitian relevan yang ketiga dilakukan oleh Agus Maulana (2022) dengan judul
“Pengaruh Media Diorama Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Siklus Air di Kelas V
SDN 52 Banda Aceh”. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh media
diorama terhadap hasil belajar siswa pada materi siklus air di kelas V SDN 52
Banda Aceh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat bahwa hasil penelitian dengan
perolehan skor dari rata-rata pretest ialah 46,07 dan skor rata-rata post-test ialah 74,6
yang menunjukkan perbedaan pada proses pembelajaran tanpa pemberian
perlakuan dengan pembelajaran yang diberikan perlakuan. Dengan demikian maka media
diorama dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
H. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalah yang timbul dalam proses
pembelajaran. Rendahnya hasil belajar IPA materi siklus air di kelas v dapat disebabkan karena
beberapa faktor diantaranya penggunaan media yang digunakan oleh guru kurang tepat, guru
cenderung menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa tidak tertarik dengan
pembelajaran. Tidak menariknya pembelajaran akan membuat siswa bosan dan berujung pada
ketidakpahaman mereka terhadap materi siklus air yang disajikan. Oleh karena itu, ditemukan
alternatif lain yang dapat digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran IPA materi
siklus air. Media diorama dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan yang tepat dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan pada beberapa penelitian yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dengan hasil yang sesuai diharapkan. Dengan
menggunakan media diorama ini siswa akan melihat secara langsung representasi dari siklus
air yang dibuat seolah-olah menyerupai aslinya.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Dimana :
x = Rata-rata nilai siswa
∑x = Jumlah nilai
N = Jumlah siswa
Setelah itu, dalam menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan t-tes. T-tes
digunakan untuk membandingkan nilai dari dua rata-rata dari siklus I dan juga siklus II. Rumus
D
t = ∑ D 2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
√
Dimana:
D = Rata-rata dari perbedaan antara post-test I dan post-test II
D = Perbedaan
N = Jumlah siswa
Untuk data kualitatif, peneliti menggunakan teori dari Miles dan Huberman. Dimana ada
tiga langkah dalam menganalisis data kualitatif yaitu : reduksi data, display data dan kesimpulan
atau verifikasi.
Reduksi data menjadi langkah awal yang harus dilakukan dalam menganalisis data dalam
penelitian ini. Menurut Miles dan Huberman, reduksi data mengacu pada proses pemilihan,
pemusatan, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data dalam bentuk catatan lapangan atau
transkrip. Reduksi data seringkali memaksa pilihan tentang aspek mana dari kumpulan data yang
harus ditekankan, diminimalkan, atau dikesampingkan sepenuhnya untuk keperluan proyek yang
sedang dikerjakan. Dalam penelitian ini data yang ada berupa checklist wawancara dan catatan
lapangan. Dan peneliti akan menganalisis data setelah menulis semua hal yang terjadi di dalam
kelas.
Display data adalah langkah kedua. Menurut Miles dan Huberman, umumnya display
atau tampilan adalah kumpulan informasi yang terorganisir dan terkompresi yang
memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan. Tampilan dapat berupa potongan teks atau
diagram, bagan, atau matriks yang diperluas yang menyediakan cara baru untuk mengatur dan
memikirkan data yang lebih tertanam secara tekstual. Tampilan data membantu kita memahami
apa yang sedang terjadi dan melakukan suatu analisis lebih lanjut atau kehati-hatian terhadap
pemahaman. Dalam penelitian ini penyajian data ditulis dengan memberikan kata-kata narasi.
Setelah selesai mereduksi data dan menampilkan data, langkah terakhir untuk
menganalisis data dalam penelitian ini adalah menarik kesimpulan. Menurut Miles dan
Huberman, kesimpulan akhir mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data selesai,
tergantung pada ukuran korpus catatan lapangan; penyimpanan kode dan metode pengambilan
dari lembaga pendanaan, tetapi mereka sering telah diprakirakan sejak awal bahkan ketika
seorang peneliti mengklaim telah melanjutkan secara induktif. Penarikan kesimpulan adalah
hasil yang digunakan untuk melakukan tindakan. Peneliti mengambil kesimpulan setelah
menginterpretasikan data yang diambil dari hasil wawancara, lembar observasi dan catatan
lapangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Nilai siswa saat pre-test, post-test I dan post-test II
Dari data di atas, peneliti menemukan bahawa ada peningkatan hasil belajar siswa mulai
dari pre-test, post-test I hingga post-test II. Hal ini dapat terlihat dari tabel 4.1 yang memberikan
rata-rata nilai siswa dari pre-test hingga post-test I dan II.
x = 43.2
Tabel 4.2
Nilai siswa pada saat pre-test
Dari data pre-test di atas, dapat diidentifikasi bahwa dari 25 siswa kelas V, tidak ada
satupun siswa yang mampu mendapatkan nilai sesuai KKM yaitu 75 poin. Untuk melihat rata-
rata dari test ini, peneliti menerapkan rumus berikut yaitu :
∑x
x = N
Dimana :
x = Rata-rata nilai siswa
∑x = Jumlah nilai
N = Jumlah siswa
1080
Sehingga, rata-rata dari nilai di atas yaitu x = = 43.2
25
Dengan rata-rata 43.2 tersebut, maka hasil belajar siswa dinyatakan rendah. Sebab belum
sesuai dengan nilai KKM yaitu 75. Kemudian di bawah ini disajikan data pada post-test I yang
telah dilakukan oleh Peneliti.
x = 73. 96
Tabel 4.3
Nilai siswa pada saat post-test I
Dari data post-test I di atas, ditemukan bahwa dari 25 siswa terdapat 13 siswa dinyatakan
lulus KKM sedangkan 12 siswa lainnya belum mencapai nilai KKM. Dari data tersebut, maka
dapat dicari rata-ratanya seperti berikut ini :
∑x
x=
N
1849
x= = 73.96
25
Dari analisis data di atas, rata-rata hasil belajar siswa pada post-test I masih rendah yaitu
73.96. Yang itu artinya bahwa belum dapat mencapai KKM 75. Namun, dapat dilihat kenaikan
dari nilai yang diperoleh siswa. Yang awalnya pada pre-test tidak ada yang mencapai KKM dan
kini ada 13 siswa dinyatakan lulus KKM. Dan rata-rata pre-test adalah 43.2 sedangkan pada
post-test I 73.96. Dengan demikian rata-rata hasil belajar siswa pada post-test I lebih tinggi
daripada pre-test. Oleh sebab itu, untuk dapat meningkatkan kembali hasil belajar siswa, maka
dilakukanlah post-test II pada siklus II dengan hasil berikut ini :
x = 80.48
Tabel 4.4
Nilai siswa pada saat post-test II
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 17 siswa yang mencapai KKM
dari 25 siswa. Dan siswa yang tidak lulus KKM sebanyak 8 siswa. Dengan demikian rata-rata
dari nilai siswa adalah berikut ini :
∑x
x=
N
2012
x= = 80.48
25
Dari hasil data tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat. Hal itu
dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yaitu 80.48 yang berarti telah mencapai KKM 75 poin. Hal
ini dapat dikatakan bahwa post-test II pada siklus II ini dinyatakan sukses. Oleh karena itu,
peneliti menghentikan sampai siklus II.
x Pre-test Post-test I Post-test II
Rata-rata 43.2 74.08 80.36
Tabel 4.5
Rata-rata nilai siswa dari pre-test, post-test II dan post-test II
Selain dengan membandingkan rata-rata setiap hasil belajar siswa yang mengalami
penaikan, peneliti juga melakukan analisis data dengan menggunakan t-test. Analisis melalui t-
test ini bertujuan untuk membuktikan apakah media diorama ini dapat digunakan dalam
meningkatkan hasil belajar IPA materi siklus air.
No Nama Lengkap Siswa Post-test I Post-test II D D2
Tabel 4.6
Analisis dari hasil belajar siswa pre-test, post-test I dan post-test II
∑ D 163
D= = 25 = 6.52
N
D
t=
√∑ D −¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
2
6.52
√
= 1723− 26569
25
25(25−1)
6.52
6.52
=
√ 1723−1062.76 =
600
√1.1
6.52
= 1.04 = 6.26
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari t obser = 6.26, jika df =
N-2 = 23, dengan nilai α = 5 % atau 0.05 dan t tabel (1,71), sehingga tobser (6.26) > ttabel (1.71).
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media diorama dalam pembelajaran IPA
siklus air dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT
1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan diskusi mengenai penggunaan media diorama dalam meningkatkan
hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa media diorama dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi siklus air di kelas v. Hal ini terbukti dari data kuantitatif dan kualitatif yang
telah dianalisis. Berdasarkan data kuantitatif yang dilakukan lewat tes, ditemukan bahwa ada
peningkatan hasil belajar siswa mulai dari pre-test, post-test I dan post-test II. Pada pre-test rata-
rata siswa yaitu 43.2, sedang pada post-test I rata-rata siswa yaitu 73.96 dan pada post-test II
rata-rata nilai siswa yaitu 80.48. Berdasarkan ketiga rata-rata tersebut, terdapat peningkatan hasil
belajar siswa setelah diterapkannya penggunaan media diorama.
Selanjutnya berdasarkan data kualitatif yang dilakukan lewat lembar observasi, catatan
lapangan dan wawancara. Dari lembar observasi menunjukkan bahwa siswa merasa tertarik dan
antusias ketika guru mengajar dengan menggunakan media diorama. Siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Dan siswa dapat dengan mudah memahami materi siklus air dengan
baik melalui media diorama yang diberikan. Kemudian melalui catatan lapangan, selama
pembelajaran berlangsung kegiatan proses pembelajaran mulai dari siklus I dan siklus II berjalan
sesuai dengan apa yang diharapkan. Siswa tampak tertarik dengan media diorama dan merasa
senang selama pembelajaran. Dan dengan melalui wawancara yang dilakukan kepada beberapa
siswa terkait penggunaan media diorama, seluruh siswa menyatakan senang dan tertarik dapat
belajar dengan media diorama serta siswa merasa lebih mudah memahami materi sikus air
dengan media diorama ini.
2. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil dari penelitian, maka saran tindak lanjut yang dapat peneliti berikan
yaitu :
a. Untuk siswa
Siswa harus memperhatikan sungguh-sungguh pembelajaran yang sedang berjalan.
Meskipun media diorama ini terlihat menarik dan indah, namun diperlukan kesungguhan dan
juga konsentrasi agar dapat memahami pembelajaran lewat diorama siklus air. Dan dengan
penggunaan media diorama ini semoga siswa/siswi juga bisa membuat sendiri karya diorama
lainnya dengan lebih kreatif dan inovatif.
b. Untuk guru
Bagi guru lainnya, diorama ini dapat dijadikan sebagai salah satu aternatif media
pembelajaran. Diorama siklus air ini dapat membantu guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran sehingga siswa dapat dengan mudah memahami pembelajaran.
c. Untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi dan dukungan kepada guru untuk
menggunakan diorama sebagai salah satu media pembelajaran dalam siklus air.
d. Untuk peneliti lainnya
Untuk peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama dengan responden
lain yang berbeda, dapat menggunakan diorama sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan
terkait hasil belajar siswa yang tentunya akan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, D. N., Widiyono, A., & Attalina, S. N. C. (2022). Pengembangan Media Diorama Siklus
Air Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan
Konseling (JPDK), 4(3), 528-533.
Anggraeni, R., & Istianah, F. (2017). Penggunaan Media Diorama Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Ipa Tentang Daur Air Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 5(3), 254433.
Gunawan, & Ritonga A.A. (2019). Media Pembelajaran Berbasis Industri 4.0. Medan : Rajawali
Press
Hasan, Muhammad, dkk. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran. Jawa Tengah : CV Tahta
Media Group
Kelana, B. J., dan Pratama, F. (2019). Bahan Ajara IPA Berbasis Literasi Sains. Bandung :
Lekas
Kiswandari, S. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Daur Air Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V SD. Basic Education, 5(10), 970-975.
Maulana, A., Israwati, I., & Syafrina, A. (2022). Pengaruh Media Diorama Terhadap Hasil
Belajar
Siswa Pada Materi Siklus Air di Kelas V SDN 52 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(4).
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi
Pustakaraya
Nudhar, A. N. (2019). Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Siklus Air Menggunakan Model
Inquiry dan Media Diorama Pada Siswa Kelas V MI Kumpulrejo 02 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation, IAIN SALATIGA).
Pribadi, Benny, A. (2017). Media & Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Samatowa, Usman (2016). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat : PT Indeks
Sapriati, Amalia. dkk. (2022). Pembelajaran IPA di SD. Banten : Universitas Terbuka
Suryadi. (2020). Teknologi dan Media Pembelajaran Jilid 1. Sukabumi: CV Jejak, Anggota
IKAPI.
Tim Masmedia. (2021). Metode Ringkas Terpadu. Sidoarjo : Tim Masmedia Buana Pustaka
Wardani, I.G.A.K & Wihardit Kuswaya. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang :
Universitas Terbuka