Anda di halaman 1dari 53

sPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIEDIO TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI MIN 3 KOTA


MATARAM TAHUN PELAJARAN 2020/202I

Oleh :

Rukminarti Cantika Dewi

NIM : 170106164

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023

i
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam suatu proses belajar mengajar, terdapat dua unsur penting yaitu

metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek tersebut saling

berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu dapat mempengaruhi

jenis media pembelajaran yang sesuai, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi

utama media pembelajaran yaitu sebagai alat bantu mengajar yang dapat

mempengaruhi iklim, kondisi serta lingkungan belajar yang tertata dan

diciptakan oleh guru.

Menggunakan media dalam pembelajaran harus singkron dengan materi

pembelajaran, dengan tujuan pembelajaran akan tidak tercapai jika tidak

menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Selain menyesuaikan dengan

materi ajar, penggunaan media juga perlu memperhatikan tujuan pemebelajaran,

jumlah peserta didik, dan sarana prasarana yang digunakan di sekolah tersebut.

Salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar (SD) yaitu Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar akan

menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk menerepkan pada

peserta didik agar menjadi modal kehidupan di masyarakat serta lingkungannya.

Pelaksanaan belajar IPA harus dilaksanakan dalam suasana yang kondusif

(giat,berhasil, dan memuaskan). Sehingga memberikan ketenangan dalam

belajar yang memuaskan, sehingga bimbingan guru yang sangat penting adalah

memakai alat yang akan ditampilkan dalam proses belajara tersebut, pilihan alat

dan bisa menyelasaikan proses belajaran agar bisa mencapai suatu target. Maka

suatu belajar tercapai dalam hal tersebut bisa mempengaruhi hasil belajar siswa

itu sendiri.
1
Media pembeljaran saat ini menjadi lebih bervariasi dengan adanya

perkembagan teknologi. Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan media

pembelajaran audio-visual yang berupa video pembelajaran dalam penelitian ini.

Media video yang digunakan dalam proses belajar mengajar mempunyai banyak

manfaat dan keuntungan, diantaranya yaitu video merupakan pengganti alam

sekitar serta dapat menunjukkan objek secara langsung tanpa memperlihatkan

benda asli seperti pada materi “Sumber energi dan pengaruhnya dalam

kehidupan sehari-hari”. Dengan bantuan media video, siswa dapat melihat

gambaran tentang materi tersebut secara tepat serta dapat dilihat secara berulang-

ulang.

Karti Soeharto menyatakan bahwa, “setiap bidang pekerjaan agar berjalan

dengan baik sesuai dengan yang diharapkan memerlukan prinsip-prinsip yang

diperhatikan oleh pihak-pihak yang terlibat didalamnya”, prinsip adalah rambu-

rambu atau pedoman yang harus dipegang dalam menjalankan kegiatan tertentu.

Demikian juga halnya dalam upaya pemecahan masalah-masalah belajar,

teknologi Pendidikan menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Setidaknya ada tiga

prinsip dasar yang digunakan dalam teknologi Pendidikan, yaitu:1

1. Berorientasi pada si-belajar,

2. Menggunakan pendekatan sistem teknologi Pendidikan (TP), serta

3. Pemanfaatan sumber belajar secara luas dan maksimal.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti di Kelas IV MIN

3 Kota Mataram, peneliti mengamati proses pembelajaran IPA di kelas IV. Ada

1
Sukiman, Pengembangan Media pembelajaran, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan
2
Madani, Anggota IKAPI, 2017), h. 5.

3
beberapa permasalahan yang ditemukan peneliti, didalamnya yakni berupa

pembelajarannya masih dominan mendengarkan penjelasan guru di kelas,

mencatat atau meringkas pelajaran dan hanya menggunakan buku guru dan buku

siswa saja walaupun ada dan pernah dilakukan namun belum ada tindak lanjut

pada media pembelajaran berupa video. Sehingga, media pembelajaran yang

digunakan kurang bervariasi, dimana guru hanya menggunakan power point

sederhana dan banyak melakukan ceramah-ceramah. Siswa hanya duduk,

mendengarkan ceramah atau penjelasan materi dari guru. Akan tetapi, ada

berapa siswa yang belum mencapai KKM dari pembelajaran yang diharapkan.

KKM siswa Kelas IV di MIN 3 Kota Mataram yaitu 70.

Dari observasi di Kelas IV MIN 3 Kota Mataram, peneliti mendapatkan

data nilai berupa hasil MID semester siswa Kelas IV MIN 3 Mataram yang saat

ini naik duduk di bangku kelas V seperti tabel di bawah ini.

Tabel 1
Nilai Rata-Rata MID Semester Siswa Kelas IV
MIN 3 Kota Mataram
Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Kelas IV
IV A IV B
IPA 69,3 68

Mencermati berbagai kecenderungan situasi yang muncul pada siswa kelas

IV di MIN 3 Kota Mataram seperti di atas sangat perlu inovasi metode

pembelajaran yang dapat merubah suasana kelas menjadi lebih baik dan

bermakna serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga hal tersebut

perlu mendapat perhatian yang lebih oleh setiap guru, agar selalu berusaha

menciptakan

4
suasana kelas yang kondusif, menarik, dan tidak membosankan untuk siswa dan

tentunya menjadi lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran.2

Penelitian Sri Handayani, dengan Judul “Pengaruh Media Video Terhadap

Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 01 Tanjung Sakti PUMU Kabupaten

Lahat” dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi

pengaruh penggunaan media video pada mata pelajaran IPA di kelas IV.3 Dengan

penggunaan media video akan mampu mencapai efektivitas proses pembelajaran,

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada materi yang dipelajari

sehingga poses pembelajaran menjadi menarik, serta memberikan pengalaman

langsung kepada siswa tentang suatu kejadian atau peristiwa.

Sehingga, penggunaan media video ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi.

Kelebihan media video yaitu dapat memberikan informasi yang sangat

baik dan dapat diterima secara lebih merata dan maksimal oleh siswa. Media

video akan membantu siswa dalam memahami informasi-informasi penting,

selain itu media video juga memberikan hiburan untuk siswa, pesan dalam video

juga dapat tersampaikan sehingga hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar

siswa.

Dengan demikian, penggunaan media video ini sangat bermanfaat bagi

siswa. Media video mengajarkan siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari

suatu permasalahan melalui proses melihat gambar pada video tersebut. Oleh

karena itu, tentu saja pembelajaran seperti inilah yang dapat memberikan

2
Hasil Observasi PPL di MIN 3 Kota MATARAM.
3
Handayani Sri. “Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa
5
Kelas V SDN 01 Tanjung Sakti PUMU Kabupaten Lahat”Tahun 2019.

6
pengaruh positif terhadap hasil belajar karena menarik perhatian siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian yang tertuang dalam judul penelitian yaitu “Pengaruh Penggunaan

Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV

di MIN 3 Kota Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021”.

B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut, apakah ada pengaruh penggunaan

media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV

di MIN 3 Kota Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021?

2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan media

video pada mata pelajara IPA materi sumber energi dan pengaruhnya dalam

kehidupan sehari-hari di kelas IV MIN 3 Kota Mataram Tahun Pelajaran

2020/2021.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk

mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh penggunaan media video

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di MIN 3

Kota Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021.

7
2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diantaranya sebgai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Sebagai referensi atau tambahan informasi bagi perguruan tinggi

khususnya jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah ( PGMI )

Universitas Islam Negeri Mataram (UIN) dalam melakukan kajian

terhadap siswa Min 3 Kota Mataram

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Pendidik

dapat mengalih lebih dalam lagi potensi yang dimiliki siswa-

siswa dalam bentuk belajar yang efektif yang menyenangkan, supaya

belajaran agar tidak melelahkan bisa mempengaruhi dampak dalam

peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.

2) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi

oleh pengelolah sekolah Min 3 Kota Mataram agar kedepanya menjadi

maju

3) Bagi Sekolah

Diharapakan bagi peneliti akan memberi bantuan ke pada pihak

sekolah itu sendiri, dan sekolah lain pada umumnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan.

8
4) Bagi Peneliti

Memberikan masukan bagi peneliti dalam rangka memahami penelitian

yang didapatkan diperkuliahan dan bisa membantu memperbaiki

kualitas mata pelajaran IPA, dan menambah wawasan keilmuan

peneliti khususnya pada mata pelajaran IPA serta dapat memberi

penguat terhadap penelitian terdahulu.

D. Definisi Operasional

Agar memperoleh pemaparan yang lebih jelas dari maksud peneliti

mengenai ”Pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA kelas IV di MIN 3 Kota Mataram tahun pelajaran

2020/2021”. Maka hal-hal yang akan dibahas diantaranya:

1. Media Video

Media video merupakan sebuah media yang menyajikan audio visual yang

mengandung materi pembelajaran yang berisikan konsep, prinsip,

prosedur, teori dan contoh terhadap suatu pengetahuan dengan harapan

penonton dari video dapat memahami isi materi pembelajaran tersebut.4

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang

mengikuti proses pembelajaran.5 Hasil Belajar sering digunakan sebagai

ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan

materi yang sudah diajarkan. Penilaian hasil belajar oleh guru adalah

proses pengumpulan informasi atau bukti tentang pencapaian

pemeblajaran siswa

9
4
Pijar Sekolah, “Video Pembelajaran”, dalam http://pijarsekolah.id/video-
pembelajaran-tutorial-lengkap-membuat-video-pembelajaran/ , diakses tanggal 29

10
dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi

pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara

terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.6

E. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

1. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti

tentang penggunaan media video dalam pembelajaran IPA, diantaranya

yaitu sebagai berikut:

1) Penelitian yang disusun Hanik Farida yang berjudul “Pengaruh Media

Interaktif Video Terhadap Minat Pada Mata Pelajaran IPS siswa kelas IV

SD IT MTA Matesih Tahun Ajaran 2013/2014” 7. Hasil analisis data

dengan taraf signifikansi 5% diperoleh t hitung sebesar t tabel atau t 

2,539 dan t tabel sebesar 2,009, dengan DK = (t / t > t tabel) dan t hitung

lebih besar dari pada ttabel maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media

interaktif video berpengaruh terhadap minat belajar pada mata pelajaran

IPS siswa kelas IV SDIT MTA Matesih tahun ajaran 2013/2014.

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu,

a. Perbedaan Penelitian terdahulu yakni berbeda lokasi penelitian dan

materi yang diajarkan yakni meneliti tentang minat pada mata

pelajaran IPS siswa kelas IV SD IT Matesih Tahun Ajaran 2013-2014.

Sedangkan

6
Permendikbud Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Pasal 1.
7
Farida Hanik. Pengaruh Media Interaktif Animasi Terhadap Minat Pada Mata
11
Pelajaran IPS siswa kelas IV SD IT MTA Matesih Tahun Ajaran 2013/2014.

12
peneliti hanya meneliti pengaruh penggunaan media video terhadap

hasil belajar IPA siswa di MIN 3 Mataram.

b. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-

sama menggunakan media video dan jenis penelitian menggunakan

Quasi Eksperimen.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Anita Ayu Lestari yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Media Film Video Terhadap Motivasi Belajar

Mata Pelajaran Fiqih Kelas II di MIN 4 Bengkulu Tengah”. 8 Hasil

penelitian dapat dilihat dari hasil posttest tingkat motivasi belajar anak

pada kelas II A (kelompok eksperimen) memiliki nilai rata-rata 89, 92 dan

standar deviasi 6,66. Dimana pada kelas II A terdapat 6 siswa dikelompok

atas/tinggi (19,36%), 21 siswa dikelompok tengah/sedang (67,74%) dan 4

siswa belajar dikelompok bawah/rendah (12,90%). Sedangkan hasil

posttest tingkat motivasi belajar anak pada kelas II B (kelompok kontrol)

memiliki nilai rata-rata 84,53 dan standar deviasi 5,26. Berdasarkan

perhitungan tersebut, diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas II B yang

tanpa menggunakan media terdapat 6 siswa dikelompok atas/tinggi

(19,35%), 19 siswa yang dikelompok tengah/sedang (61,30%), dan 6 siswa

dikelompok bawah/rendah (19,35%).

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu;

8
Lestari Anita Ayu. Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi Terhadap Motivasi
Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas II di MIN 4 Bengkulu Tengah. 2018

13
a. Perbedaan Penelitian terdahulu yakni berbeda dengan meneliti tentang

Pengaruh Penggunaan Media Film Video Terhadap Motivasi Belajar

Mata Pelajaran Fiqih Kelas II di MIN 4 Bengkulu Tengah. Sedangkan

peneliti meneliti hanya meneliti pengaruh penggunaan media video

terhadap hasil belajar IPA siswa di MIN 3 Mataram.

b. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sama-

sama menggunakan media video dan jenis penelitian menggunakan

Quasi Eksperimen.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Chusnul Al Fasyi yang

berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Video terhadap Hasil Belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri Ngoto Bantul Yogyakarta”. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

desain penelitian Nonequivalent control group design. Penelitian populasi

ini seluruh kelas IV SD Negeri Ngoto, dengan rincian kelas IV A sebagai

kelas eksperiment dan kelas IV B sebagai kelas control. Teknik

pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar IPA dan lembar

observasi. Hasil post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen sebesar 82,36

dan kelas control 76,18.

Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu;

a. Perbedaann peneliti terdahulu dengan saat ini terletak pada tempat

penelitian yaitu peneliti terdahulu berlokasi di SD Negeri Ngoto

Bantul Yogyakarta, sedangkan penelitian saat ini berlokasi di MIN 3

Kota Mataram.

14
b. Persamaan peneliti terdahulu dengan saat ini adalah sama-sama

meneliti tentang hasil belajar IPA.

2. Kerangka Teori

a. Media Video

1) Pengertian Media Video

Sukiman mengemukakan bahwa “Video sebagai media

audio- visual yang menampilkan sebuah gerak, semakin lama

semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa

bisa berupa sebuah fakta (kejadian/peristiwa penting, berita).

Kelebihan video diantaranya yaitu dapat menarik perhatian siswa,

konsep pembelajaran audio-visual ini mulai berkembang sekitar

pada tahun 1940”.9

Mohamad Syarif Sumantri menyatakan bahwa “Media

audio dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran

yang murah dan terjangkau”.10

Azhar Arsyad menyatakan bahwa “Media visual yang

menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan

tambahan untuk memproduksinya”.11

Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa media video adalah salah satu jenis

media

9
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani, 2017), hal. 10
10
Mohamad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat
15
Pendidikan Dasar, (Depok: Rajawali Pers, 2015), hal. 322.
11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 91.

16
audio visual yang dapat menggambarkan suatu objek bergerak yang

dikombinasikan dengan suara yang sesuai.

Adapun kelebihan menggunakan media video sebagai

media adalah sebagai berikut:

a) Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari

siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik dan lain-lain.

Video merupakan pengganti alam sekitar, dan bahkan dapat

menunjukan objek secara normal yang tidak dapat dilihat,

seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.

b) Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat

sisaksikan secara langsung jika diperlukan. Misalnya, langkah-

langkah dan cara yang benar dala berenang.

c) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video dapat

menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya,

video kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit

diare atau eltor, dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya

kebersihan makanan dan lingkungan.

d) Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang

pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan,

video seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa

dunia di dalam kelas.

e) Video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau

kelompik kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.

17
f) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar farme

demi farme, video yang dalam kecapatan normal memakan

waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.

Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang, mulai dari

lahirnya kuncup bunga hinnga kuncup itu mekar.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih media video

sebagai media pembelajaran. Pemilihan media video ini juga

didasarkan pada hasil kajian atau hasil penelitian bahwa dengan

penglihatan dan pendengaran peserta didik mampu menerima

informasi sebanyak 88%. Media pembelajaran lebih konkret

atau dengan pengalaman langsung maka pesan (informasi) pada

proses pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa akan

tersampaikan dengan baik.

2) Metode Dalam Menggunakan Media

Metode yang digunakan dalam persiapan, yang harus

diperhatikan oleh guru sebagai berikut:

a) Mempersiapkan diri peserta didik agar berperan aktif dan

memastikan bahwa peralatan yang akan digunakan untuk

menampilkan video dapat berjalan dengan baik.

b) Pastikan bahwa di ruangan terdapat arus listrik yang dibutuhkan

untuk memamparkan program dan materi yang akan diajarkan

sudah tersedia dan harus mencobanya

18
terlebih dahulu sebelum dipaparkan dalam proses pembelajaran

di kelas.

c) Ruangan hendaknya diatur sedemikian rupa, baik cahaya,

pengaturan tempat duduk, dan ketenangan sehingga siswa dapat

mengikuti proses pembelajaran dengan nyaman dan tenang.

Langkah pelaksanaan, hal-hal yang harus dilakukan antara

lain sebagai berikut:

a) Usahakan peserta didik 15 menit sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai sudah berada di tempat kegiatan

pembelajaran.

b) Mintalah siswa untuk memperhatikan baik-baik terhadap

materi pembelajaran yang akan disampaikan melalui media

video.

c) Putarlah program dengan menekan tombol “Play” Usahakan

suasana tetap tenang dan kondusif selama pemutaran program

media video.

d) Perhatikan dan catat berbagai reaksi siswa selama mereka

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

media video.12

b. Hasil Belajar

12 Anita Ayu Lestari, Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi Terhadap Motivasi

Belajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas II Di MIN 4 Bengkulu Tengah, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah
dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018), h. 28-29.

19
1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada umumnya merupakan salah satu

kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai

akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.

Nawawi menyatakan bahwa “Hasil belajar dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.13

Winkel menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya”.14

Abdurrahman menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar”.15 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya.

2) Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua

sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik apabila

13
Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2016), hal. 5.

20
14
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), hal. 45.
15
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Ypgyakarta: Multi Presindo, 2013), hal. 14.

21
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan

mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik.16 Teori taksonomi Bloom hasil belajar dalam

rangka studi dicapai melalui tiga ranah antara lain: kognitif, afektif

dan psikomotor.17

a) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek yaitu:

1. Knowledge, iyalah kemampuan mengingat dan kemampuan

mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajari.

2. Comprehension, adalah kemampuan untuk memahami suatu

objek atau subjek pembelajaran.

3. Application, merupakan kemampuan untuk menggunakan

konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu.

4. Analisis, suatu kemampuan menguraikan atau memecah suatu

bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur- unsur

serta hubungan antar bagian bahan itu.

5. Sintesis, merupakan kemampuan untuk menghimpun bagian-

bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti

merumuskan tema, rencana, atau melihat hubungan abstrak

dari berbagai informasi yang tersedia.

16
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), h. 6.
17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 33-
34.

22
6. Evaluasi, adalah tujuan yang paling tinggi dalam dominan

kognitif. Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat

penilaiann terhadap suatu berdasarkan maksud atau kriteria

tertentu.

b) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Ranah

afektif meliputi lima jenjang kemampuan, yaitu:

1. Penerimaan, yaitu sikap kesadaran atau kepekaan seseorang

terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah.

2. Merespon, ditunjukkan oleh kemauan untuk berpartisipasi

aktif dalam kegiatan tertentu.

3. Menilai,agar tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk

memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu

objek tertentu.

4. Mengorganisasi,supaya tujuan yang berhubungan dengan

organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke

dalam sistem organisasi tertentu.

5. Karakterisasi nilai, adalah mengadakan sintesis dan

internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara

mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya ini

dijadikan pandangan atau falsafah hidup serta dijadikan

pedoman dalam bertindak dan berperilaku.

c) Ranah Psikomotor

23
Ranah psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan

kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ranah

psikomotor meliputi 6 aspek, yaitu:

1. Persepsi, merupakan kemampuan seseorang dalam

memandang sesuatu yang dipermasalahkan.

2. Kesiapan, berhubungan dengan kesediaan seseorang untuk

melatih diri tentang keterampilan tertentu.

3. Meniru, adalah kemampuan seseorang dalam mempraktikkan

gerakan-gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya.

4. Membiasakan, adalah kemampuan seseorang untuk

mempraktikan gerakan-gerakan tertentu tanpa harus melihat

contoh.

5. Menyesuaikan, adalah kemampuan beradaptasi gerakan atau

kemampuan itu sudah disesuaikan dengan keadaan situasi

dan kondisi yang ada.

6. Mengorganisasikan, adalah kemampuan seseorang untuk

berkreasi dan menciptakan sendiri suatu karya.18

3) Indikator Hasil Belajar

Menurut Moore, indikator hasil belajar ada tiga ranah, yaitu:

1. Ranah Kognitif, diantaranya, pengetahuan, pemahaman,

pengaplikasian, pengkajian, pembuatan serta evaluasi.

18
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), h. 48-53.

24
2. Ranah Efektif, meliputi penerimaan, menjawab dan menentukan

nilai.

3. Ranah Psikomotorik, meliputi fundamental movement, generic

movement, ordinative movement, creative movement.

Adapun indikator hasil belajar menurut Straus, Tetroe, dan

Graham adalah:

1. Ranah kognitif memfokuskan terhadap bagaimana siswa

mendapat pengetahuan akademik melalui metode pelajaran

maupun penyampaian informasi.

2. Ranah efektif berkaitan dengan sikap, nilai, keyakinan yang

berperan penting dalam perubahan tingkah laku.

3. Ranah psikomotorik, keterampilan dan pengembangan diri yang

digunakan pada kinerja keterapilan maupun praktek dalam

pengembangan penguasaan keterampilan.19

Berdasarkan beberapa pengertian dari indikator hasil belajar

di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator hasil belajar

memiliki tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah efektif, dan

ranah psikomotorik. Pada penelitian ini, peneliti memilih ranah

kognitif dalam penelitiannya, karena ranah kognitif memiliki

beberapa item yang sesuai dalam mendukung metode penelitian

yang digunakan oleh peneliti.

19
Homroul Fauhah, “Analisis Model Pembelajaran Make a Match terhadap Hasil
Belajar Siswa”, JPAP, Vol. 9, Nomor 2, 2021, h. 327.

19
Menurut Bloom, dalam ranah kognitif terdapat enam aspek

atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai

dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang tersebut

adalah sebagai berikut:20

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan seseorang untuk

mengingat atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,

gejala, rumus-rumus, dan sebagainya. Dalam jenjang

kemampuan ini, seseorang dituntut untuk dapat mengenali

atau mengetahui adanya suatu konsep, fakta atau istilah tanpa

harus mengerti atau dapat menggunakannya. Misalnya “siswa

akan mampu menyebutkan nama semua sekretaris jenderal

PBB”.

Terdapat empat kategori dalam dimensi pengetahuan

(knowledge) yaitu:

1. Pengetahuan factual (factual knowledge), merupakan

pengetahuan dasar yang harus diketahui peserta didik

sehingga peserta didik mampu memahami suatu masalah

atau memecahkan masalah tersebut.

2. Pengetahuan konseptual (conceptual knowledge),

merupakan pengetahuan-pengetahuan dasar yang saling

berhubungan dan dengan struktur yang lebih besar

20
Edi Elisa, “Evaluasi Pembelajaran Ranah Kognitif”, dalam
https://educhannel.id/blog/artikel/evaluasi-pembelajaran-ranah-kognitif.html, diakses tanggal 27
Desember 2022, pukul 19.00.

20
sehingga dapat digunakan secara bersama-sama an

mencakup pengetahuan tentang kategori.

3. Pengetahuan procedural (procedural knowledge),

merupakan pengetahuan mengenai bagaimana untuk

melakukan sesuatu, metode untuk mencari sesuatu, suatu

pengetahuan yang mengutamakan kemampuan,

algoritma, Teknik dan metode.

4. Pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge),

merupakan pengetahuan yang melibatkan pengetahuan

kognitif secara umum. Metakognisi juga dapat diartikan

sebagai suatu kesadaran tentang kognitif diri sendiri,

bagaimana kognitif dalam diri kit aitu bisa berjalan serta

bagaimana kita mengaturnya.

b. Pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan seseorang

untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu

diketahui atau diingat. Dalam kemampuan ini dapat

dijabarkan ke dalam tiga bentuk yaitu menerjemahkan

(translation), menginterpretasi (interpretasion), dan

mengekstrapolasi (extrapolation). Misalnya “siswa akan

mampu menguraikan dalam kata-kata sendiri”.

c. Penerapan (application), yaitu kesanggupan seseorang untuk

menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, metode-

21
metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan

sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.

d. Analisis (analysis), yaitu kemampuan seseorang untuk

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-

bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan

diantaranya mencakup kemampuan untuk merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur

keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.

Kemampuan analisi ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kelompok, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan

analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.

e. Evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan seseorang untuk

membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide.

f. Sintesis (synthesis), yaitu kemampuan berpikir yang

merupakan kebalikan dari kemampuan analisis. Mencakup

kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola yang

baru yang dinyatakan dengan membuat rencana yang

menuntut adanya kriteria untuk menemukan pola dan struktur

organisasi yang dimaksud.

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dalam suatu belajar adapun peran penting dalam proses

pembelajaran. Dalam membeikan penilaian pada hasil belajar dapat

memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam

22
upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

Selanjutnya, dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan

membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk

keseluruhan kelas maupun individu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor

eksternal, yaitu sebagai berikut.

a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

Yang termasuk dalam faktor intern adalah:

2. Faktor jasmani, merupakan kesehatan dan cacat tubuh

3. Faktor psikologis, adalah meliputi intelegenis, perhatian,

minat, bakat, kematangan, dan kesiapan.

b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah:

1. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, keadaan

ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang

kebudayaan.

2. Faktor sekolah meliputi metode belajar, kurikulum, keadaan

sarana dan prasarana.

3. Faktor masyarakat meliputi keadaan siswa dalam masyarakat

dan teman-teman bergaul.21

23
21
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), h. 54

24
c. Pembelajaran IPA di SD/MI

1) Pengertian IPA

Marsetio menyatakan bahwa “Pada hakikatnya IPA

dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah.

Selain itu, IPA juga dipandang sebagai proses, produk, dan

prosedur”.22

Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyawati menyatakan

bahwa “IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik

khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (factual),

baik berupa kenyataan ataupun kejadian dan hubungan sebab

akibatnya”.23

Ahmad Susanto menyatakan bahwa “IPA adalah usaha

manusia dalam memahami alam dan semesta melalui pengamatan

yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu

kesimpulan”.24

Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang

bersifat rasional dan objektif tentang alam sekitar dan segala isinya

yang diperoleh dengan menggunakan Langkah-langkah ilmiah

yang

22
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hal. 137.
23
Asih Widi Wisudawati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2015), hal. 22.
25
24
Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2016), hal. 167.

26
berupa metode ilmiah dan hasil observasi/eksperimen sehingga bisa

terus disempurnakan.

2) Tujuan Pembelajaran IPA

adapun fungsi dan tujuan IPA sebagai berikut:

a) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah

c) Menjadikan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan

teknologi.

d) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai

alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan

pendidikan, maka pendidikan IPA sekolah mempunyai tujuan-

tujuan tertentu, antara lain sebagai berikut; a) Memberikan

pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan

bagaimana bersikap. b) Menanamkan sikap hidup ilmiah. c)

Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan. d)

Mendidik siswa untuk mengenal dan mengetahui cara kerja serta

menghargai para ilmuan penemunya. e) Menggunakan dan

menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.25

25 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,
2013), h. 171.

27
3) Pembelajaran IPA di SD/MI/MIN

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks.

Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan

materi kepada siswa, akan tetapi merupakan aktifitas professional

yang menuntut guru untuk dapat menggunakan keterampilan dasar

mengajar secara terpadu, serta menciptakan sistem lingkungan

yang memungkinkan peserta didik agar dapat belajar secara efektif

dan efisien.

IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam

masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Setiap guru

harus paham akan mengapa IPA diajarkan disekolah dasar. Ada

beberapa alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran ini

dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah.

Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu:

a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kesejateraan materi

suatu bangsa bergantung pada kemampuan bangsa tersebut

dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi,

sebagai tulang punggung pembangunan. Tujuan Pembelajaran

IPA di SD

b) Apabila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA

merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan

berpikir kritis dan objektif.

28
c) Apabila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang

dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata

pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

d) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu

mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak

secara keseluruhan.26

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan

pembelajaran. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan IPA

Ilmu Pengetahuan Alam) konsep yang masih terpadu, karena

belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia,

biologi, dan fisika.

3. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagai masalah yang penting. Sugiyono mengatakan bahwa,

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan

menjelaskan secara teoritis peraturan atau variabel yang akan

diteliti.27

26 Muhammad Chusnul Al Fasyi, Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil


Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Ngoto Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015,
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), h. 14.
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), h.283.

29
Pembelajaran IPA yang masih menggunakan ceramah akan membuat

siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Siswa juga akan

kesulitan dalam memahami materi dan membayangkan ceramah dari

guru tanpa melihat secara langsung, terutama pada materi sumber energi

panas dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Jika guru hanya

berceramah dan mencatat buku yang ada maka siswa sudah jelas akan

merasa bosan, kurang menarik pusat perhatian siswa dan pola piker

kreatif siswa tidak terbangun. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa

masih perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran IPA terutama dalam

pemilihan strategi dan media pembelajarannya, sehingga harapan setelah

adanya pembaharuan dan perbaikan tersebut dapat memaksimalkan hasil

belajar IPA pada siswa.

Upaya yang dapat ditempuh agar pembelajaran IPA menjadi lebih

menarik dan menyenangkan sehingga hasil belajar IPA optimal adalah

dengan menggunakan media video pembelajaran. Video pembelajaran

adalah media audio visual yang dapat dilihat dan didengar karena

merupakan gabungan dari dua atau lebih media (gambar, suara, teks, dan

video) yang dalam pengoperasiannya memerlukan alat bantu seperti

laptop, LCD proyektor, HP, atau alat pendukung yang mampu

memutarkan video pembelajaran. Video pembelajaran dapat menyajikan

informasi edukatif, fakta-fakta, konsep dan menyajikan materi yang

memerlukan visualisasi yang mendemonstrasikan hal-hal seperti Gerakan

motoric tertentu, ekspresi wajah, maupun suasana lingkungan tertentu.

30
Penggunaan media video pembelajaran dalam materi “Sumber energi

panas dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari” dapat membantu

siswa mengamati, melihat dan dapat mengetahui apa saja sumber energi

panas yang ada di bumi ini serta mengetahui manfaat dan pengaruhnya

untuk kehidupan kita sehari-hari. Dengan menggunakan media video

pembelajaran siswa juga dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar,

karena tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain

seperti mengamati dan mendemonstrasikan.

berdasarkan hal yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan

bahwa penggunaan media video memiliki pengaruh terhadap hasil belajar

siswa tersebut, dapat digambarkan melalui kerangka berpikir sebagai

berikut.
Pengaruh Penggunaan Media Video terhadap Hasil Belajar IPA kelas IV

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Menggunakan media Video Tidak menggunakan media

video (menggunakan

materi dari buku siswa)

Ada atau tidak ada pengaruh penggunaan media video terhadap hasil
belajar IPA

31
Gambar 1
Kerangka Berpikir

4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupkan jawaban sementara terhadap rumusan masalah,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat petanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis

dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empiris.28

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini hipotesis benar

jika hipotesis alternatif (Ha) terbukti.

Ha: ada pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan media

video terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di MIN 3 Kota

Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021.

Ho: tidak ada pengaruh yang positif atau signifikan antara penggunaan

media video terhadap hasil belajar IPA siwa kelas IV di MIN 3 Kota

Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021.

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

Quasi Eksperimen Research (Penelitian Eksperimen Semu). Penelitian

28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 96.

32
kuantitatif merupakan penelitian yang bekerja dengan data dan angka mulai

data pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan

hasil akhir berupa angka.29 Dalam penelitian ini berwujud bilangan yang

kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab

pertanyaan atau hipotesis.

Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent

Control Group Design, dengan dua kelompok yakni kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.30 Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak

diberikan perlakuan, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok yang

diberikan perlakuan yakni pembelajaran dengan menggunakan media video.

2. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi adalah keseluruhan satuan yang ingin diteliti. 31 Maka

dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV

yang terdiri dari kelas IVA dan IVB dengan masing-masing jumlah siswa

yaitu kelas IVA yang berjumlah 28 siwa dan kelas IVB yang berjumlah

27 siswa. Sehingga, jumlah keseluruhan responden berjumlah 55 siswa.

29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ( Jakarta:
RinekaCipta, 2010), h. 175.
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 77.
31 Ridwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 8.

33
b) Sampel

Penetapan sampel yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa yang

harus diperhatikan atau dipertimbangkan terlebih dahulu, yaitu jumlah

yang terlalu banyak dan sebagainya. Menurut Sugiyono mengatakan

bahwa,

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.32

Oleh sebab itu, berdasarkan definisi yang sudah tertera, maka

peneliti menggunakan penelitian populasi atau sampel total dengan

alasan jumlah responden yang diteliti kurang dari 100. Dengan demikian,

peneliti menetapkan jumlah responden atau subjek penelitian yaitu

seluruh siswa kelas IV yang terdiri dari kelas IVA dan IVB di MIN 3

Kota Mataram tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 55 siswa.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2021 sampai dengan Juli

2021.

32
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 118.

34
b. Tempat Penelitian

Tempat atau lokasi penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu

berlokasi di Karang Kemong, Kecamatan Cakra Negara, Kelurahan

Cakra Negara Barat. Kota Mataram. NTB.

4. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian di tarik kesimpulan.33 Berdasarkan pengertian di atas,

maka penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y), yaitu sebagai berikut:

a) Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan disebut

juga variabel penyebab atau independent variable. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah media video.

b) Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi dan juga

disebut variabel akibat atau dependent variabel. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar.

5. Desain Penelitian

Sebagai rambu-rambu agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan

yang telah diterapkan maka penulis membuat desain penelitian. Desain ini

33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta), h. 60.

35
dikembangkan berdasarkan analisis permasalahan keadaan unit-unit

penelitian yang diorganisir secara sistematis sehingga dijadikan pedoman

penelitian. Adapun pola desain penelitiannya sebagai berikut:

Tabel 2
Desain Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Treatment Postest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:

A = kelompok eksperimen

B = kelompok kontrol

O1 = pretest kelompok eksperimen

O2 = postest kelompok eksperimen

O3 = pretest kelompok kontrol

O4 = postest kelompok kontrol

X =perlakuan atau treatment pembelajaran IPA dengan menggunakan

media video.34

6. Instrument/Alat dan Bahan Penelitian

a. Tes

Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

Emzir, Metodologi penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT


34

RajaGrafindo Persada, 2015), h. 102.

34
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok.

Tes yang digunakan terdiri dari 10 soal berbentuk pilihan ganda

dengan 4 pilihan jawaban. Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini berdasarkan standar kompetensi yaitu memahami

berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi

alternatif, sebagai berikut.

Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Jumlah
Soal
Memahami berbagai Menjelaskan 1, 4, 5, 7, 9 5
sumber energi, manfaat energi
perubahan bentuk matahari dalam
energi, dan sumber kehidupan sehari-
energi alternatif hari.
(angin, air, matahari, Menyajikan laporan 2, 3, 6, 8, 5
panas bumi, bahan hasil pengamatan 10
bakar organik, dan tentang perubahan
nuklir) dalam bentuk energi
kehidupan sehari-hari. matahari.
Jumlah 10

7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data digunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

a) Tes

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini adalah tes objektif yang digunakan untuk

35
mengumpulkan data hasil belajar IPA dengan materi sumber

energi.

Tes diberikan pada awal (pre-test) dan akhir (post-test)

proses pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari

adanya pengaruh perbedaan kualitas instrument dari perubahan

pengetahuan dan pemahaman siswa setelah adanya perlakuan.

b) Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan pengamatan terhadap

suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam

penelitian. Observasi pada penelitian ini digunakan untuk

memperoleh data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan

media video pada kelas eksperimen dan tanpa video pada kelas

kontrol.

c) Dokumentasi

Pada penelitian ini dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data tentang jumlah siswa dan dokumen-dokumen

yang diperlukan peneliti untuk melengkapi data-data dalam

penelitian ini.

8. Teknik Analisis Data

a) Data Hasil Belajar Siswa

Untuk melakukan analisis data hasil belajar siswa, peneliti

menggunakan rumus rata-rata (mean) sebagai berikut:

36
∑ 𝑥𝑖
𝑋̅ = 𝑛

37
Keterangan:

𝑋̅ : Rata-rata hitung

∑ 𝑥𝑖 : Jumlah data

n : Banyak data35

b) Data Hasil Observasi

Untuk menganalisis data hasil observasi, peneliti menggunakan rumus


persentase sebagai berikut:
Persentase Skor = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙

Keterangan:
Persentase skor : Nilai yang dicari persentasenya
Skor total : Skor yang diperoleh dari hasil observasi
Skor ideal : Skor maksimal ideal.
Tabel 4
Tolak Ukur Kategori Persentase36
Persentase Kategori
75,01 – 100,00 Sangat Baik
50,01 – 75,00 Baik
25,01 – 50,00 Cukup
00,00 – 25,00 Kurang

c) Uji Hipotesis

Sebelum menguji hipotesis dalam penelitian ini, maka dilakukan uji

prasyarat, uji hipotesisis dilakukan menggunakan uji t. Sebelum

35
Andi Supangat, Statistika, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 46.
36
Ibid, h. 35.

38
dilakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas

Penggunaan statistik parametris masyarakat bahwa data variabel

yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu,

sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan

dilakukan pengujian normalitas data. Dengan menggunakan rumus

chi kuadrat.37

Rumus yang digunakan yaitu:

2 𝑘 (𝑂𝑖−𝐸𝑖)²
𝑖=1
𝑋 𝐸𝑖

Keterangan:

Oi = Frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i

Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i38

2) Uji Homogenitas

Uji homogen digunakan untuk mengetahui apakah varian sama atau

tidak, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.


2

F=𝑠 1
𝑠2 2

Keterangan:39

𝑠2 = Variansi kelompok 1
1

37
Ridwan, Dasar-dasar Statistik, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 187.
38
Viara Rizkiyah, “Uji Normalitas”, dalam
http://viararizkiyah.blogspot.com/2015/05/ujinormalitas-mengguankan-uji.html?m=1, diakses
tanggal 5 April 2022, pukul 24.25.
39
Choliq Amin, “Uji Homogenitas dengan Uji F”, dalam
http://statistikaikip.blogspot.com/2015/05/uji-homogenitas.html?m=1, diakses tanggal 5 April
2022, pukul 01.20.
39
𝑠2 = Variansi kelompok 2
2

a. hipotesis pengujian:
H0: 𝜎2 = 𝜎2 (varians data homogen)
1 2

H1: 𝜎2 ≠ 𝜎2 (varians data tidak homogen)


1 2

b. Kriteria pengujian:

Jika F hitung ≥ F tabel (0,05; dk1; dk2), maka H0 ditolak

jika F hitung ≤ F tabel (0,05; dk1; dk2), maka H0 diterima.

3) Uji Hipotesis

Sebelum menguji hipotesis dalam penelitian ini, maka dilakukan

uji prasyarat, uji hipotesisis dilakukan menggunakan uji t. Sebelum

dilakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji t-test

Terdapat dua t-test yang dapat digunakan dalam menguji

hipotesis komparatif dua sampel independen. Terdapat beberapa

pertimbangan dalam memilih rumus t-test.40

1. Sparated Varians:

𝑋̅ 1−𝑋̅ 2
√ +
t= 𝑠 2 𝑠 2
1 2
𝑛1 𝑛2

keterangan:

𝑋̅ 1 = rata-rata kelompok X1

𝑋̅ 2 = rata-rata kelompok X2

40
Santoso, Statistika Hospitalitas, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), h. 95-96.

40
𝑠12 = varians kelompok X1

𝑠22 = varians kelompok X2

𝑛1 = responden kelompok X1

𝑛2 = responden kelompok X2

2. Polled Varians:

𝑥1−𝑥2
t= (𝑛1−𝑛2) 𝑠
2+(𝑛2−1) 𝑠 2 1 1
√ 1 2 ( + )
𝑛1 𝑛2
𝑛1=𝑛2−2

Berbagai pertimbangan yang dipergunakan oleh peneliti dalam

memilih kedua rumus di atas adalah;

1) Jika jumlah anggota sampel sama dan homogen (n1 = n2

dan 𝝈𝟏𝟐 = 𝝈𝟐𝟐 ), maka peneliti dapat memilih untuk

menggunakan rumus sparated varians maupun polled

varians dengan dk = n1+n2-1

2) Jika jumlah sampel tidak sama dan varians homogen (n1 ≠

n2 dan 𝝈𝟏𝟐 = 𝝈𝟐𝟐 ) digunakan rumus polled varians dengan

dk = (n1+n2) – 2.

41
G. RENCANA/JADWAL PENELITIAN

Tabel 5
Rencana Kegiatan Penelitian
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7

1. Tahap persiapan

Penelitian

a. Penyusunana dan

pengajuan judul

b. Pengajuan proposal

c. Seminar proposal

d. Pengijinan

penelitian

2. Tahap pelaksanaan

a. Pengumpulan data

b. Analisis data

3. Tahap penyususnan

Proposal Proposal

Skripsi

Nb: rencana kegiatan penelitian dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan

kebijakan dari akademik dan fakultas dakwah dan ilmu komunikasi universitas

islam negeri Mataram (UIN)

42
Daftar Nilai Kelas IV di MIN 3 Kota Mataram
No. Nama Nilai MID

Siswa PKn Bahasa IPS IPA Matematika

Indonesia

1 Abdillah maulana 90 86 82 72 62

ilham

2 Abdurrahman sesar 85 84 82 70 70

fadli

3 Adam gozali 78 78 78 60 80

4 Aditya pradinata 88 88 84 75 85

5 Akila nur ramadhani 98 94 90 70 89

6 Alvira oktavia anwar 78 78 78 65 75

7 Andien zunia soleha 80 84 84 75 78

8 Armansyah 82 82 84 72 87

9 Assifatun nawira 80 78 78 70 75

10 Aura ulitinnisa 82 82 82 70 68

udiono

11 Azqia maulidina 80 78 78 70 85

12 Cindy Sakina 90 86 86 72 90

13 Damia ajla 90 84 88 72 96

bakhreisye

14 Denda komala sari 80 82 82 72 75

15 Diva kurnia halika 88 84 80 70 49

43
16 Elvira maharani 84 84 80 70 89

17 Erika Agustina 80 78 78 60 75

18 Father islam 82 74 76 60 78

19 Firda olivia 80 76 74 70 96

20 Galang rezky 78 80 76 60 61

Ramadhan

21 Gina udzri 88 92 86 70 73

22 Holid akbar 82 78 78 60 72

23 Ibnu qayyim al J 90 88 88 78 93

24 Nabil azmi irsyad 82 84 86 75 95

25 Nazura Sasaki 84 82 84 70 48

26 Putri kayla annafis 86 88 84 70 76

27 Tiara ahmad 88 88 88 70 96

28 Yuliana puspa 88 86 84 70 84

insrayani

Rata- 84 83 82 69,3 79

rata

44

Anda mungkin juga menyukai