Anda di halaman 1dari 48

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN SUDUT

MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS ANDROID


DI KELAS IV SD NEGERI 01 KOTO TUO
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh
RAHMANI
NIM : 17129250

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah

dasar dan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan

pendapat itu, Mansur (dalam Ahmad, Kenedi, & Masniladevi, 2018:905) juga

menyatakan bahwa “pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang

memiliki prinsip yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari”. Matematika

dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara logis dan

mengembangkan keterampilan bernalar. Oleh karena itu sangat penting bagi

peserta didik mempelajari matematika.

Matematika merupakan ilmu yang berperan sebagai dasar dalam

perkembangan teknologi modern, dan memiliki kaitan erat dengan berbagai

disiplin ilmu. Matematika juga merupakan mata pelajaran yang perlu

diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali dan menunjang

peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi (Depdiknas,

dalam Meirisa, Arrum, Ronal Rifandi, dan Masniladevi 2018).

Sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang.

Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang

pendidikan. Teknologi menuntut dunia pendidikan untuk selalu

menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan

mutu pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya

1
2

adalah memanfaatkan teknologi dalam penggunaan media

pembelajaranMedia pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan dalam pembelajaran (Azhar

Arsyad, 2010: 3). Media pembelajaran merupakan software dan hardware

yang dipakai untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dari yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat belajar sehingga

pembelajaran di dalam maupun di luar kelas lebih menjadi efektif, (Jalinus &

Ambiyar, 2016:4).

Media pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang mampu guru

sampaikan dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru

perlu menggunakan media pembelajaran untuk mendukung penyampaian

pembelajaran. Pada saat sekarang ini, media sudah banyak dijadikan sebagai

dasar dalam pembelajaran karena terbukti media dapat melengkapi dan

mendukung kegiatan interaksi guru dengan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran.

Salah satu kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam mata

pelajaran Matematika kelas IV adalah pengukuran sudut. Pengukuran sudut

merupakan materi yang menuntut banyak latihan. Pengukuran sudut banyak

sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan sudut digunakan

untuk menghitung tinggi benda, sebagai bidang miring untuk memudahkan

pekerjaan yang berkaitan dengan sudut, dan sudut juga digunakan untuk

kekuatan pada bangunan.


3

Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan pada tanggal

27 Februari – 1 Maret 2021 di SD N 01 Koto Tuo Kabupaten Limapuluh

Kota pada pembelajaran matematika materi KPK dan FPB, penulis

menemukan beberapa permasalahan baik dari aspek guru maupun siswa.

Adapun permasalahan dari aspek guru terlihat dari segi : (1) Guru langsung

masuk ke topik pembelajaran tanpa menggunakan media yang menarik dan

kreatif, (2) Guru hanya berpedoman kepada buku siswa dan guru saat proses

pembelajaran, (3) Guru tidak melakukan umpan balik kepada peserta didik

dalam memperoleh informasi pembelajaran, (4) Dari aspek penilaian guru

hanya melakukan penilaian di akhir pembelajaran saja yaitu penilaian

pengetahuan dengan memberikan soal evaluasi.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru berdampak

kepada peserta didik. Dampak yang dialami oleh peserta didik adalah; (1)

Peserta didik cenderung duduk diam dan hanya menjadi pendengar dalam

proses pembelajaran sehingga pembelajaran terlaksana hanya satu arah, (2)

Peserta didik kurang memahami konsep materi pembelajaran yang diajarkan

dilihat dari kurang mampunya menyelesaikan soal sehingga berdampak

kepada hasil belajar peserta didik.

Selain melakukan observasi, penulis juga melakukan wawancara

dengan guru dan siswa kelas IV B SD Negeri 01 Koto Tuo. Adapun hasil

wawancara dengan Ibu Citra Mimiarti, S.Pd adalah peserta didik tidak
4

antusias dalam pembelajaran matematika, dikarenakan anggapan siswa

bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit. Peserta didik juga

kurang bersemangat karena guru tidak menggunakan media pembelajaran

interaktif yang menarik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini

tentu akan berdampak pada hasil belajar peserta didik.

Dari permasalahan-permasalahan yang penulis kemukakan di atas ,

maka diperlukan adanya suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran

untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satunya yaitu

penggunaan media yang tepat dan praktis dalam proses pembelajaran agar

mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan, serta

dapat mempermudah peserta didik dalam menerima dan mengolah materi

pembelajaran yang diterimanya. Salah satu media yang yang dapat

mengaktifkan siswa dan mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik

dalam pembelajaran matematika adalah media berbasis android. Aplikasi

yang penulis gunakan dalam pembuatan media berbasis android adalah

Lectora Inspire.

Menurut Muhamad Mas’ud dalam bukunya (2012 : 1) Lectora adalah

perangkat lunak authoring tool, alat pengembangan belajar elektronik

(elearning) yang dikembangkan oleh Trivantis Corporation. Lectora sangat

familiar dengan microsoft office, ini karena menu-menu yang hampir sama

dengan microsoft office antara lain File, Edit, Add, Layout, Tools, Mode,
5

Publish, View, Help. Keunggulan lectora adalah memungkinkan mendesain

pembelajaran visual (gambar atau video) dan juga kemudahan merancang

Dengan menggunakan media Lectora Inspire materi pelajaran

didesain semenarik mungkin dapat menampilkan video, serta gambar-gambar

animasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran agar peserta didik

lebih memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajarn

akan lebih menyenangkan dan bermakna sehingga berpengaruh pada

peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

Pengukuran Sudut Menggunakan Media Berbasis Android Kelas IV SD

Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka rumusan masalah secara umum adalah “Bagaimanakah Peningkatan

Hasil Belajar Pengukuran Sudut Menggunakan Media Berbasis Android

Kelas IV SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota?”

Secara khusus rumusan masalah adalah sebagai berikut :


6

1. Bagaimanakah hasil belajar pengukuran sudut menggunakan media

berbasis android di kelas IV SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima

Puluh Kota?

2. Apakah melalui media berbasis android dapat meningkatkan hasil belajar

pengukuran sudut kelas IV SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima

Puluh Kota?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

secara umum adalah untuk mendeskripsikan bagaimana peningkatan hasil

belajar spengukuran sudut menggunakan medi berbasis android pada kelas IV

SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Hasil belajar pengukuran sudut menggunakan media berbasis android

kelas IV SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota.

2. Peningkatan hasil belajar pengukuran sudut menggunakan media berbasis

android kelas IV SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis :

Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang

penggunaan media pembelajaran berbasis android yang bisa digunakan

dalam proses pembelajaran nantinya.

2. Bagi Guru :
7

Sebagai bahan perbandingan sekaligus masukan untuk memperbaiki dan

memilih cara pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran

berbasis android.

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan atau evaluasi dalam meningkatkan hasil belajar

siswa
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tujuan akhir atau hasil pelaksanaan dalam

pembelajaran, dimana hasil belajar ini merupakan tolak ukur tingkat

keberhasilan peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang

sudah diajarkan.

Menurut (Susanto , 2013 : 5) yang dimaksud dengan hasil belajar

adalah sebagai berikut :

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui


kegiatan belajar. Karena belajar merupakan suatu proses dari
seseorang untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, bisanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran

Sejalan dengan pendapat tersebut, Rusman (2015 : 67)

menyatakan bahwa hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang

diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Adapun menurut Lestari (2016 : 118) yang dimaksud dengan hasil

belajar adalah :

Hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar seseorang. Hasil


belajar terkait dengan perubahan pada diri orang yang belajar. Bentuk

8
9

perubahan sebagai hasil dari belajar berupa perubahan pengetahuan,


pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan dan kecakapan.
Perubahan dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan tidak dianggap sebagai hasil belajar. Perubahan sebagai
hasil belajar bersifat relatif menetap dan memiliki potensi untuk dapat
berkembang.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan hasil belajar

adalah suatu proses yang dialami peserta didik untuk mengalami

perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan setelah melalui

proses belajar

b. Jenis-Jenis Hasil Belajar

1) Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif adalah kemampuan peserta

didik dalam memahami materi pembelajaran. Menurut

Kunandar (2016 : 165), penilaian kompetensi pengetahuan

atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk

mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik

dalam aspek pengetahuan seperti hafalan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Sedangkan menurut Bloom ( dalam Susanto , 2013 : 6),

pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari”.


10

Dalam melaksanakan penelitian yang akan dilakukan,

untuk membuat soal tes dari enam aspek penulis akan

menggunakan tiga aspek yaitu aplikasi, analisis, dan evaluasi.

2) Sikap

Sikap berhubungan dengan tingkah laku peserta didik

saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut Kunandar

( 2016 : 104), penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan

guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap

peserta didik yang meliputi menerima atau memperhatikan,

menanggapi, menilai, mengelola dan berkarakter.Dalam

kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua, yakni sikap

spiritual dan sikap sosial.

Menurut Sudjana (2014:53) “Ranah afektif memiliki

beberapa tingkatan sebagai tujuan dan hasil belajar yang terdiri

dari lima aspek yakni, a) penerimaan rangsangan (stimulasi),

b) jawaban atau reaksi, c) penilaian, d) organisasi dan e)

karakteristik nilai atau internalisasi”.

Dalam melaksanakan penelitian yang akan dilakukan,

untuk penilaian sikap penulis hanya menggunakan tiga aspek

yaitu stimulasi, jawaban atau reaksi, dan penilaian.


11

3) Keterampilan

Keterampilan atau disebut juga ranah psikomotorik

merupakan kemampuan yang dimiliki siswa saat melakukan

suatu percobaan saat proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Kunandar (2016 : 257), penilaian

keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan

peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi,

artikulasi, dan naturalisasi.

Sedangkan menurut Sudjana (2014:54) dapat

dijelaskan bahwa hasil belajar bidang psikomotor tampak

dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak

individu. Ada 6 tingkatan keterampilan yakni, a) gerakan

refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar, b)

keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, c) kemampuan

perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif motorik dan lain-lain, d) kemampuan di

bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan, e)

gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan

sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks, dan f)


12

kemampuan yang berkenaan dengan non decursive

komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Dalam melaksanakan penelitian yang akan dilakukan,

untuk penilaian keterampilan penulis hanya akan

menggunakan aspek perseptual.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli diatas, dapat

dikemukakan bahwa penilaian hasil belajar siswa sekurang-

kurangnya harus mencapai 3 aspek yaitu aspek pengetahuan,

sikap, dan keterampilan.

2. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Media pembelajaran sangat penting digunakan dalam proses

pembelajaran. Menurut Heinich 1993 (dalam Susilana 2019 : 7)

media merupakan alat saluran komunikasi. Henich mencontohkan

media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak, komputer,

dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan menjadi

media pembelajaran jika berisi pesan-pesan dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran.

Sedangkan Azhar Arsyad (2008:3) menjelaskan bahwa kata

media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

“tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media


13

adalah perantara (‫سائِل‬


َ ‫)و‬
َ atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.

Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik

dan menyenangkan, misalnya siswa yang memiliki ketertarikan

terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang

menarik. Begitu juga halnya dengan siswa yang senang berkreasi

selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang diinginkannya, siswa

tersebut dapat diberikan media yang sesuai seperti halnya komputer,

sangat membantu siswa dalam belajar. Seperti belajar berhitung,

membaca, dan memperkaya pengetahuan. Program permainan pada

komputer banyak yang berisi tentang pembelajaran yang dikemas

sangat menyenangkan untuk siswa, sehingga siswa seolah tidak

merasakan sedang belajar.

Berdasarkan pendapat di atas media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari

pengirim (guru) ke penerima (peserta didik) dalam proses

pembelajaran.

b. Jenis-Jenis Media

Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran, diantaranya yaitu:


14

Rusman dkk, (2011 : 63) menyatakan jenis-jenis media pembelajaran

sebagai berikut :

1) Media visual
Media visual hanyalah media yang dapat dilihat dengan
menggunakan indera penglihatan yang terdiri atas media yang
dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan
yang berupa gambar diam atau gambar bergerak.
2) Media Audio
Media audio yaitu media yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari
materi.
3) Media Audio Visual
Media audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi
audio dan visual.
4) Media objek dan media interaktif berbasis computer
Media objek merupakan media tiga dimensi yang
menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian,
melainkan melalui ciri fisiknya sendiri seperti ukurannya,
bentuknya, dan sebagainya. Sedangkan media interaktif
berbasis komputer adalah media yang menuntut peserta didik
untuk berinteraksi selain melihat maupun mendengarkan.

Sejalan dengan pendapat di atas, Susilana (2019 :13-23)

mengelompokkan media pembelajaran sebagai berikut :

1) Media Grafis
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, idea
tau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-
angka, dan simbol/gambar. Media grafis terdiri dari grafik,
diagram, bagan, sketsa, poster, papan flannel, dan bulletin
board.
2) Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya
melalui proses percetakan. Media bahan cetak ini menyajikan
pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang
diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan yang
diinformasikan seperti buku cetak dan modul.
3) Media Audio
15

Media audio adalah media yang penyampaian pesannya


dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari
suatu pemancar. Media audio ini antar lain radio dan alat
perekam pita magnetic.
4) Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang penyampaian pesannya
dapat diterima oleh indera penglihatan dan pendengaran
seperti : televisi dan video.
5) Multimedia Interaktrif
Multimedia merupakan suatu media yang sistem
penyampaiannya menggunakan berbagai jenis bahan belajar
yang membentuk satu unit atau paket. Contohnya modul
belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan
audiovisual.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu media visual,

audio, audio-visual, dan multimedia interaktif. Adapun media yang

akan penulis pakai dalam penelitian adalah media interaktif berbasis

android.

3. Hakikat Media Interaktif Berbasis Android

a. Pengertian android

Menurut Satyaputra & Aritonang, 2016: 2), android adalah sebuah

sistem operasi untuk smartphone dan tablet. Sistem operasi dapat

diilustrasikan sebagai ‘jembatan’ antara peranti (device) dan

penggunanya, sehingga pengguna dapat berintraksi dengan devicenya dan

menjalankan aplikasi-aplikasi yang tersedia pada device.


16

Sedangkan menurut Nazrudin Safaat H dalam M. Ichwan, Fifin

Hakiky (2011: 15), android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat

mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware, dan

aplikasi. Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang

berbasis linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para

pengembang untuk membuat aplikasi mereka sendiri.

Jadi, android adalah sistem operasi untuk smartphone dan tablet yang

mencakup sistem operasi, middleware, dan aplikasi.

b. Kelebihan media interaktif berbasis android

Menggunakan aplikasi android dalam pembelajaran memiliki

kelebihan. Irawan (dalam Rika dkk, 2019:78) menyatakan bahwa ada

beberapa kelebihan media pembelajaran berbasis android yang tidak

dimiliki oleh media lain. Kelebihan dari media pembelajaran berbasis

android adalah :

1) Dapat digunakan dimanapun pada waktu kapanpun. Senada


dengan teori revolusi pendidikan yang dibutuhkan saat ini,
yaitu pembelajaran yang dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun. 2) Kebanyakan device begerak memiliki harga
yang relatif lebih murah dibanding harga PC desktop. 3)
Ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada PC
desktop 4) Diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih
banyak pembelajar karena m-Learning memanfaatkan
teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.

Sejalan dengan itu Utari dan Masniladevi (2020:3046)

menyatakan media pembelajaran berbasis android dapat


17

diaplikasikan menjadi media pembelajaran yang inovatif dan

menjadi motivasi belajar serta meningkatkan minat belajar bagi siswa,

sehingga menghasilkan nilai kognitif lebih tinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas, kelebihan dari media

pembelajaran berbasis android adalah dapat digunakan dimana saja,

harganya lebih murah, dan juga bisa meningkatkan hasil belajar

kognitif siswa.

c. Penggunaan Media Android pada Materi Pengukuran Sudut

Penggunaan media android dalam KD 3.12 Menjelaskan dan

menentukan ukuran sudut pada bangun datar dalam satuan baku

dengan menggunakan busur derajat dan KD 4.12 Mengukur sudut

pada bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan busur

derajat.

Menurut Ari Dwi (2014) dan Raya Bunga (2019),langkah-

langkah menggunakan media android sebagai berikut :

1) Peserta didik mengklik tombol materi untuk melihat materi

pembelajaran
18

Gambar 1 Tampilan menu

2) Peserta didik membaca materi pembelajaran

Gambar 2 Materi Pembelajaran


19

3) Peserta didik berdiskusi mengenai materi pembelajaran

4) Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi

pembelajaran yang belum dipahami

5) Peserta didik memperhatikan contoh soal yang diberikan guru

6) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan guru

7) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan mengklik

tombol evaluasi
20

Gambar 4 Evaluasi
8) Peserta didik memasukkan nama lengkap

Gambar 5 Memasukkan nama

9) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan mengklik

salah satu jawaban yang dianggap benar


21

Gambar 6 : soal evaluasi

4. Hakikat Pengukuran Sudut

a. Pengertian Sudut

Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua garis. Nella dan

Refny (2018) menyatakan bahwa sudut adalah daerah yang dibatasi

oleh dua garis yang berpotongan di satu titik. Kaki sudut merupakan

garis – garis pembentuk sudut.

Titik B disebut titik sudut atau pangkal, karena merupakan titik

perpotongan atau pertemuan kedua kaki sudut. Simbol untuk sudut

adalah “∠”.
22

Sedangkan menurut Tohir ( 2017 : 4), sudut adalah bangun geometri

yang dibentuk oleh dua sinar dengan titik pangkal yang berimpit.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan sudut adalah daerah

yang dibentuk oleh dua garis yang berpotongan dengan titik pangkal yang

berimpit.

b. Nama Sudut

Nama sudut diberikan berdasarkan huruf – huruf yang tertera

pada ujung –ujung garis di sudut tertentu.

Nama sudut pada gambar di atas adalah sudut Q, ditulis ∠ 𝑄

atau sudut PQR ditulis ∠𝑃𝑄𝑅. (Nella dan Refny , 2018)

Sejalan dengan pendapat di atas, Tohir (2017 : 4 ) menyatakan

bahwa nama suatu sudut dapat berupa simbol α, β, dll, atau

berdasarkan titik titik yang melalui garis yang berpotongan. Biasanya,

satuan sudut dinyatakan dalam dua jenis, yaitu derajat (° ) dan radian
23

(rad). APB bisa juga disebut ∠P, dan besar

sudut P dilambangkan dengan mP.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pemberian nama sudut bisa dilakukan dengan memberi nama sudut

dengan tiga huruf, seperti PQR. Titik sudut diletakkan di tengah.

c. Alat untuk mengukur sudut

Pada umumnya alat untuk mengukur sudut adalah busur.

Menurut Angi (2017 : 92), alat yang digunakan untuk mengukur sudut

secara baku adalah busur derajat seperti gambar berikut :

Sedangkan Hobri dkk (2018:181) menyatakan bahwa untuk mengukur

sudut menggunakan busur, perhatikan langkah-langkah berikut :

1) Letakkan titik pusat busur pada titik sudut yang akan diukur.
2) Impitkan garis dasar busur dengan salah satu kaki sudut.
3) Lihat garis sudut yang lain.
24

4) Angka pada busur yang berimpit dengan kaki sudut

menunjukkan ukuran sudut.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat

yang digunakan untuk mengukur sudut adalah busur derajat.

d. Jenis-Jenis sudut :

Jenis – jenis sudut ada beberapa macam. Nella dan Refny (2018)

menyatakan ada tiga jenis sudut, yaitu sebagai berikut :

1) Sudut Siku-Siku
Sudut siku – siku adalah sudut yang terbentuk dari dua
garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sehingga, besar
sudut siku – siku adalah 90°.

2) Sudut lancip

Sudut lancip adalah sudut yang besarny kurang dari sudut


siku – siku. Sehingga besar sudut lancip kurang dari 90°.
25

3) Sudut tumpul

Sudut yang besarnya lebih dari sudut siku – siku


dinamakan dengan sudut tumpul. Sehingga besar sudut
tumpul lebih dari 90°.

Sedangkan angi (2017:92) menyatakan bahwa sudut terdiri dari tiga

jenis sebagai berikut :

1) Sudut Siku-Siku

Suatu sudut disebut sudut siku-siku jika kaki-kaki sudutnya tegak


lurus, yaitu ukurannya adalah 90 derajat.

2. Sudut Lancip

Suatu sudut disebut sudut lancip jika ukuran sudutnya lebih kecil
dari sudut siku-siku, yaitu antara 0 dan 90 derajat (0o < sudut
lancip < 90o ).

3. Sudut Tumpul

Suatu sudut disebut sudut tumpul jika ukuran sudutnya lebih besar
dari sudut siku-siku, yaitu antara 90 dan 180 derajat (90o < sudut
tumpul <180o).
26

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

secara umum jenis sudut ada tiga, yaitu sudut siku-siku, sudut

lancip, dan sudut tumpul.

B. Kerangka Teori

Agar penggunaan media berbasis android ini berjalan dengan

baik maka dari itu seorang guru hendaknya memperhatikan tahap-tahap

berikut:

1. Tahap Perencanaan

Beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam tahap perencanaan ini

yaitu:

a. Menyusun RPP, soal evaluasi untuk mengukur pemahaman peserta

didik, Adapun yang dilakukan dalam menyusun RPP yaitu:

menuliskan 1) identitas mata pelajaran, 2)kompetensi inti dan

kompetensi dasar, 3) tujuan pembelajaran, 4) materi pembelajaran, 5)

metode pembelajaran, 6) langkah-langkah pembelajaran 7)sumber

belajar dan 8) penilaian.

b. Menyusun deskriptor dan kriteria penilaian

c. Menyusun lembar pengamatan


27

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan didahului dengan pemberian materi pelajaran

oleh guru kemudian dilanjutkan dengan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan media

pembelajaran berbasis android

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan pertanyaan

terhadap materi pelajaran yang dibahas

c. Memberikan penjelasan atau ulasan terhadap materi yang sedang

dipelajari

d. Memberikan tes hasil belajar siklus I untuk mengetahui hasil belajar

yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran.

3. Tahap Penilaian

Pada kegiatan penilaian, terdapat hasil belajar baik dari sikap,

pengetahuan, dan keterampilan guru. Serta penilaian proses belajar

yaitu instrumen pengamatan RPP, lembar pengamatan pelaksanaan

pembelajaran dari aspek guru, dan lembar pengamatan pelaksanaan

pembelajaran dari aspek siswa.


28

Penerapan pembelajaran menggunakan media berbasis android

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik

terpadu di kelas IV SD Negeri 01 Koto Tuo tahun pelajaran

2020/2021. Untuk lebih jelasnya digambarkan seperti bagan 2.1

sebagai berikut:
29

Bagan 1 : Kerangka Teori

Hasil Belajar di Kelas IV SD Negeri 01 Koto Tuo masih rendah

Perencanaan Pelaksanaan Penilaian


1. Menentukan Langkah-Langkah : 1. RPP
jadwal 2. Pelaksanaan :
1. Peserta didik mengklik tombol
penelitian a. Aktivitas
materi untuk melihat materi
2. Menyusun pembelajaran guru
Rencana 2. Peserta didik membaca materi b. Aktivitas
Pelaksanaan pembelajaran siswa
3. Peserta didik berdiskusi mengenai
Pembelajaran materi pembelajaran 3. Hasil Belajar :
(RPP) 4. Peserta didik bertanya kepada guru a. Sikap
mengenai materi pembelajaran (Non Tes)
3. Membuat yang belum dipahami b. Pengetahuan
lembar 5. Peserta didik memperhatikan
contoh soal yang diberikan guru (Tes)
pengamatan,
6. Peserta didik mengerjakan soal c. Keterampilan
format yang diberikan guru (Non Tes)
penilaian, dan 7. Peserta didik mengerjakan soal
menyiapkan evaluasi dengan mengklik tombol
evaluasi
dokumentasi. 8. Peserta didik memasukkan nama
lengkap
9. Peserta didik mengerjakan soal
evaluasi dengan mengklik salah
satu jawaban

Hasil belajar siswa menggunakan media berbasis android di


kelas IV SD Negeri 01 Koto Tuo sudah meningkat.
III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Sekolah Dasar Negeri 01

Koto Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota dengan pertimbangan sebagai

berikut : Pertama, pemilihan lokasi didasarkan karena sekolah ini

belum menggunakan media berbasis android dalam proses

pembelajarannya. Kedua, Kepala sekolah dan majelis guru bersedia

menerima pembaharuan pembelajaran dengan menggunakan media

berbasis android sebagai salah satu alternatif media pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV B UPTD

SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota yang terdaftar

pada tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah siswa 21 orang. Adapun

yang terlibat dalam penelitian ini adalah :

a. Peneliti sebagai praktisi di kelas IV B UPTD SD Negeri 01 Koto

Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota.

b. Guru kelas dan teman sejawat sebagai observer di kelas IV B

UPTD SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten Lima Puluh Kota.

3. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 periode Januari-Juni

Tahun Ajaran 2019/2020 di UPTD SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten

30
31

Lima Puluh Kota yang terdiri dari 2 siklus. Siklus pertama terdiri dari 2

kali pertemuan dan siklus kedua satu kali pertemuan.

B. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

kualitatif dan didukung pendekatan kuantitatif karena data yang

diperoleh dari penelitian ini bukan sekedar data kualitatif tetapi juga

data kuantitatif yang berasal dari data nilai skor tes atau hasil belajar

siswa.

Pendekatan kualitatif digunakan karena peneliti ingin

mengamati fenomena yang terjadi di dalam kelas. Bogdan dan Taylor

(dalam Nugrahani 2014 : 8) mendefenisikan metode penelitian

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan

individu secara holistik (utuh), tidak mengisolasi individu ke dalam

variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari

keutuhan.

Selanjutnya Strauss dan Corbin (dalam Nugrahani, 2014 : 9)

menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian

yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk


32

hitungan lainnya. Meskipun datanya dapat dihitung dan disampaikan

dalam angka-angka sebagaimana dalam sensus, analisis datanya

bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif merujuk pada analisis data non

matematis. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh melalui

data-data yang dikumpulkan dengan beragam sarana, antara lain

wawancara, pengamatan, dokumen atau arsip, dan tes.

Menurut Siyoto dan Ali (2015 : 28), dalam melakukan

penelitian kualitatif sebaiknya penelitinya harus betul-betul

berkualitas, data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk

verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan,gerak-gerik atau

perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal

ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan

variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh dari dokumendokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat,

dll), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lainyang

dapat memperkaya data primer.

Sedangkan menurut Emzir (2013:28) “pendekatan kuantitatif

adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan

paradigm postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

(seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variable,

hipotesi, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan


33

observasi)”. Pendekatan kuantitatif biasanya berhubungan dengan

angka-angka/numerik dalam bentuk tabel grafik .

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bersifat naratif atau

menyajikan data dalam bentuk kata-kata.Sedangkan penelitian

kuantitatif adalah pendekatan yang menyajikan data dalam bentuk

angka (numerik).

b. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan

kelas karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas praktik pembelajaran yang

terjadi dalam kelas. Menurut Wijaya dan Syahrum (2013 : 39), PTK

adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika

pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus

pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.

Sedangkan menurut Suharsimi (dalam Chandra dan Syahrum,


2013 : 40) :

PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu


“Penelitian”
+ “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut
adalah sebagai berikut. Penelitian; kegiatan mencermati
suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
34

bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan;


sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam
PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas;
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat dikatakan

bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru di

dalam kelasnya sendiri dengan tujuan memperbaiki kualitas

kinerjanya sehinga perbaikan tersebut memberikan pengaruh terhadap

siswa yang ditandai dengan hasil belajar siswa menjadi meningkat.

2. Alur Penelitian

Penelitian ini menggunakan alur penelitian tindakan kelas model

Kemmis & Mc Taggart, dkk (dalam Arikunto, dkk, 2009:16): “Secara

garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi ”. Penelitian ini

dilaksanakan dengan dua siklus. Adapun alur penelitian yang

dilaksanakan dapat dilihat di bawah ini:


35

Studi pendahuluan: Pembelajaran di UPTD SD Negeri 01


Koto Tuo dan hasil belajar siswa di kelas IV masih rendah

Siklus Perenc Rencana


I anaan Pembelajaran I
Tinda Langkah-Langkah :
kan
dan 1. Peserta didik mengklik tombol materi untuk melihat materi
pembelajaran
2. Peserta didik membaca materi pembelajaran
Refle 3. Peserta didik berdiskusi mengenai materi pembelajaran
4. Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi
ksi I pembelajaran yang belum dipahami
5. Peserta didik memperhatikan contoh soal yang diberikan guru
6. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan guru
Belu 7. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan mengklik tombol
m evaluasi
Berh 8. Peserta didik memasukkan nama lengkap
9. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan mengklik salah
satu jawaban

Siklu Perenca Rencana


s II naan II Pembelajaran II
Tinda Langkah-Langkah :
kan
dan 1. Peserta didik mengklik tombol materi untuk melihat materi
pembelajaran
2. Peserta didik membaca materi pembelajaran
3. Peserta didik berdiskusi mengenai materi pembelajaran
4. Peserta didik bertanya kepada guru mengenai materi
pembelajaran yang belum dipahami
5. Peserta didik memperhatikan contoh soal yang diberikan guru
6. Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan guru
7. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan mengklik tombol
evaluasi
8. Peserta didik memasukkan nama lengkap
9. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan mengklik salah
satu jawaban

Refle Belum Lanjut


ksi berhasil siklus ke -n

Berhasil Laporan
36

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah

merencanakan tindakan yaitu penyusunan skenario pembelajaran.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagi berikut:

a. Menyusun tes awal untuk mengetahui pemahaman serta

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal mengenai materi

luas Bangun Datar untuk materi penelitian.

b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan

materi ajar yang diajarkan dengan menerapkan media berbasis

Android agar pembelajaran yang berlangsung terarah sehingga

kegiatan pembelajaran efektif.

c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi

proses pembelajaran yang berlangsung di kelas.

d. Mempersiapkan bahan ajar dengan materi Pengukuran Sudut

menggunakan media android.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah perencanaan disusun, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Penelitian

ini dilakukan dengan 2 siklus. Siklus I dilakukan dua kali pertemuan

sesuai dengan RPP yang telah dirancang, siklus II satu kali pertemuan.
37

Peneliti sebagai seorang praktisi akan melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antara guru dengan siswa.

Adapun langkah-langkah pembelajarannya yaitu:

a. Melaksanakan pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah disusun.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan media

pembelajaran berbasis android.

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan

pertanyaan terhadap materi pelajaran yang dibahas.

d. Memberikan penjelasan atau ulasan terhadap materi yang

sedang dipelajari.

e. Memberikan tes hasil belajar siklus I untuk mengetahui hasil

belajar yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran.

3. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan saat pelaksanaan

dilakukan. Pada observasi difokuskan untuk melihat aktivitas siswa saat

pembelajaran yang dilakukan. Tahap pengamatan ini terdiri dari:

a. Melihat dan mencatat tindakan siswa ketika guru

melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

b. Melihat dan mencatat respon siswa ketika guru melaksanakan

pembelajaran.
38

c. Mencatat kemampuan siswa dalam memahami materi

pengukuran sudut.

4. Tahap Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk melihat perkembangan

pelaksanaan, membuat kesimpulan, serta melihat kesesuaian yang dicapai

dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya

ditemukan kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran Matematika

pada meteri pengukuran sudut untuk kemudian diperbaiki pada siklus II.

Dalam tahap refleksi ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Mendiskusikan dengan observer (guru kelas) tentang data

observasi atau catatan lapangan yang berkenaan dengan

pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan di kelas.

b. Berdasarkan hasil diskusi tersebut maka direncanakan tindakan

atau siklus selanjutnya sesuai kebutuhan. Setelah siklus I

dilakukan belum mendapat hasil yang maksimal, maka dalam

hal ini dilakukan siklus II dengan tahapan yang sama.

D. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, diskusi, dan dokumentasi

dari proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis

android pada siswa kelas IV UPTD SD Negeri 01 Koto Tuo Kabupaten


39

Lima Puluh Kota . Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan

perencanaan pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang berupa informasi

sebagai berikut:

a. Data rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media

pembelajaran berbasis android.

b. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku

guru dan siswa yang meliputi interaksi pembelajaran antara guru-

siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru dalam pembelajaran.

c. Hasil tes peserta didik sesudah pelaksanaan pembelajaran pada

penerapan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan

media berbasis android di UPTD SD Negeri 01 Koto Tuo

Kabupaten Lima Puluh Kota.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah proses penerapan media pembelajaran

berbasis android di kelas yang meliputi perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, kegiatan eveluasi, perilaku guru dan siswa

sewaktu proses pembelajaran. Data diperoleh dari subjek penelitian yakni

guru ( peneliti ) dan siswa kelas IV UPTD SD Negeri 01 Koto Tuo

Kabupaten Lima Puluh Kota.


40

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi dan tes mengukur pengetahuan. Sedangkan teknik non tes untuk

mengukur sikap dan keterampilan siswa.

Teknik pengumpulan data tersebut adalah :

a. Observasi

Dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa

dan guru saat proses pembelajaran dan implementasi pembelajaran

dengan menggunakan media berbasis android. Objek dalam

observasi ini adalah kegiatan guru dan siswa saat berlangsungnya

proses pembelajaran. Selain dari hal tersebut observasi juga

dilakukan terhadap pelaksanaan RPP yang telah dirancang.

Dengan berpedoman pada lembar observasi, observer akan

mengamati apa saja yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini lembar observasi menggunakan metode cheklis,

dimana observer cukup memberikan tanda tally

pada setiap deskriptor yang ada.

b. Tes

Digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar

siswa dengan menggunakan media android. Dalam tes ini


41

digunakan tes dalam bentuk tes tertulis. Tes tertulis dilakukan

untuk memperoleh hasil belajar siswa berupa nilai kognitif dari

siswa itu sendiri.

c. Non Tes

Non tes digunakan untuk menilai aspek sikap siswa selama

proses pembelajaran. Hasil belajar siswa dilakukan tanpa menguji

siswa terlebih dahulu melainkan dilakukan dengan pengamatan

secara sistematis. Non tes memegang peranan penting terutama

dalam rangka evaluasi hasil belajar siswa dalam aspek sikap dan

keterampilan. Jadi non tes digunakan untuk melihat sikap siswa

selama proses pembelajaran.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian

ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan

dari kegiatan guru dan peserta didik selama pembelajaran

berlangsung. Lembar observasi pada penelitian ini terdiri dari

lembar penilaian RPP, dan lembar observasi pembelajaran

matematika menggunakan media android dari aspek guru dan

peserta didik. Berpedoman pada lembaran pengamatan, observer

mengamati apa yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran.


42

Pengamat bertugas memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang

tersedia sesuai dengan kegiatan yang terlaksana pada lembar

observasi.

b. Lembar Tes

Instrument tes yang digunakan adalah berupa butir-butir soal

pilihan ganda maupun essay beserta kunci jawaban yang

diberikan untuk mengukur sejauh mana pemahaman dan

penguasaan materi pelajaran oleh siswa.

c. Lembar non tes

1) Jurnal penilaian sikap

Pada jurnal ini akan diamati penilaian sikap spiritual dan

sikap sosial peserta didik.

2) Rubrik penilain keterampilan

Rubrik ini digunakan dalam proses pembelajaran untuk

mengamati keterampilan peserta didik dengan

menggunakan

media berbasis android.

F. Analisis Data

Data dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis

data kualitatif dimana analisis data dimulai dari menelaah sejak pengumpulan

data sampai seluruh data terkumpul.Tahap analisis data dilakukan berulang-


43

ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data

dalam setiap tindakan.Tahap analisis dapat diuraikan sebagai berikut:

Pada dasarnya ada dua kelompok data yabg akan dianalisis yaitu data

kualitatif dan kuantitatif.

a) Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang dianalisis berdasarkan

tingkat kualitas penerapan yang dinyatakan dalam bentuk

deskriptif.

b) Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan sebuah data yang akan dianalisis

dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan sebuah

rumus presentase. Pendekatan persentase yang dikemukakan

oleh Kemendikbud (2014:107) dengan menggunakan rumus :

jumlah skor yang diperoleh


Nilai= x 100
jumlah skor maksimal

PERINGKAT NILAI
Sangat Baik (A) 91< A ≤ 100
Baik (B) 81< B ≤90
Cukup (C) 71<C ≤ 80
Kurang (D) ≤ 70
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S., Kenedi, A. K., & Masniladevi. (2018). Instrumen Hots Matematika

Bagi Mahasiswa Pgsd. Jurnal PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran), 2(6),

905–912. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Angari, Angi, dkk. 2017. Buku Siswa Kelas IV Tema 1. Jakarta : Pusat Kurikulum

dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Ari, Dwi F. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar Ipa Melalui Media Pembelajaran

Berbasis Lectora Inspire Pada Anak Tunagrahita Kategori Ringan Kelas VI

Di SLB Tunas Sejahtera Yogyakarta. PLB. Fakultas Ilmu Pendidikan.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Emzir.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:

Rajawali Pers

Hayati, Sri. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.

Magelang : PT Graha Cendekia

44
45

Jalinus, Nirwadi & Ambiyar. 2016. Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta :

Kencana

Laksono, Kisyani dan Tatag,YES. 2018. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : PT

Remaja Rosdakarya

Lestari, Indah. (2016). Pengaruh Waktu Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Hasil

Belajar Matematika. Jurnal Formatif. 3(2): 115-125

Mas’ud. 2012. Membuat Multimedia Pembelajaran dengan Lectora. Yogyakarta:

Pustaka sonif.

Meirisa, Arrum, Ronal Rifandi, dan Masniladevi. 2018. Pengaruh Pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa SD. Jurnal Gantang, 3(2), 127-134.

https://doi.org/10.31629/jg.v3i2.508

Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan

Bahasa. Surakarta : Perpusnas RI

Ramli, Muhammad. 2012. Media dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin : IAIN

Antasari Press.

Raya, Bunga A. 2019. Keefektifan Media Interaktif Berbasis Lectora Inspire

Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD


46

Negeri Pagongan 01 Kabupaten Tegal. PGSD. Fakultas Ilmu Pendidikan.

Universitas Negeri Semarang.

Rika dkk. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Android

Materi Budaya Nasional Dan Interaksi Global Pendidikan Geografi. Jurnal

PETIK, 5(1), 77-84

Rusman,dkk. 2011. Pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Jakarta : Rajawali Press

Sari,Nela Y dan Widia RL. 2018. Draft Bahan Ajar Materi Garis Dan Sudut

Untuk SD Kelas IV. Makalah

Siyoto, Sandu dan Ali, S. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi

Media Publishing

Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2019. Media Pembelajaran. Bandung : PT

Sandiarta Sukses.
47

Tohir,Muhammad. 2017. Penguatan Konsep Garis dan Sudut. Jember : Matematika

Nusantara

Utari dan Masniladevi. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Android Pada

Materi Pecahan Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal

Pendidikan Tambusai, 4(3), 3045-3051

Wijaya, Candra dan Syahrum. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Cita

Pustaka Media Perintis

Yosua dkk. (2020). Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Team Game Tournament Berbantuan Media

Android. Jurnal Pendidikan Berkarakter, 3,3-4.

Anda mungkin juga menyukai